Logam Besi
Besi (Fe) adalah logam berwarna putih keperakan, liat dan dapat dibentuk. Kandungan Fe di
bumi sekitar 6.22 %, di tanah sekitar 0.5 4.3%, di sungai sekitar 0.7 mg/l, di air tanah
sekitar 0.1 10 mg/l, air laut sekitar 1 3 ppb, pada air minum tidak lebih dari 200 ppb. Pada
air permukaan biasanya kandungan zat besi relatif rendah yakni jarang melebihi 1 mg/L
sedangkan konsentrasi besi pada air tanah bervariasi mulai dan 0,01 mg/l sampai dengan + 25
mg/l. di dalam air umumnya dalam bentuk terlarut sebagai senyawa garam ferri (Fe3+) atau
garam ferro (Fe2+); tersuspensi sebagai butir koloidal (diameter < 1 mm) atau lebih besar
seperti, Fe(OH)3; dan tergabung dengan zat organik atau zat padat yang anorganik (seperti
tanah liat dan partikel halus terdispersi). Senyawa ferro dalam air yang sering dijumpai
adalah FeO, FeSO4, FeSO4.7 H2O, FeCO3, Fe(OH)2, FeCl2 sedangkan senyawa ferri yang
sering dijumpai yaitu FePO4, Fe2O3, FeCl3, Fe(OH)3.( Anonym.2010)
Availilabilitas dan Asimimilasi Besi
Besi dalam bentuk ferri umumnya tidak larut oleh asam dan bahan organik yang
kompleks, hal ini adalah suatuh contoh dalam tanah yang dinamakan podzolisasi. Ion ferri
bergabung dengan asam-asam organik di tanah hutan menjadikan lebih dapat larut, dan
perkolasi melalui profil tanah. Ion ferri tidak dapat dibandingkan dengan ion ferro disebabkan
lebih sedikit larut. Kelarutan besi sangat sedikit dalam tanah alkali. Slah satu akibatnya, pada
tanaman yang ditanah pada tanah alkali denagn konsentrasi CaCO 3 tinggi akan menyebabkan
kekurngan besi yang dinamakan Klorosis (Waluyo,lud. 2009).
Dalam sistem biologis Fe terdiri dari sitokrom, enzim ferridoksin, dan protein FeS.
Konsentarsi Fe dalam air 0,1 ppm sampai 0,7 ppm. Besi sering berada dalam lingkungan dari
senyawa-senyawa organik Chelat. Fe chelator nonspesifik meliputi asam sitrat, asam oksalat,
asam dikarboksilat, sam humic, dan tannin. Fe chelator spesifik terdiri heme, tranferin,
ferritin (senyawa besi tersimapn), dan siderofor (Waluyo,lud. 2009).
yang dapat larut dalarn air melalui reaksi biokirnia. Bioleaching logam berat dapat rnelalui
oksidasi dan reduksi logam oleh mikroba, pengendapan ion-ion logam pada permukaan sel
rnikroba dengan menggunakan enzim, serta menggunakan biomassa mikroba untuk menyerap
ion logam (Chen dan Wilson, 1997). Bakteri yang digunakan dalam proses tersebut antara
lain adalah bakteri Pseudomonas fluorescens, Escherichia coil, Thiobacillus ferrooxidans
dan Bacillus sp sebagai bakteri leaching yang mampu melarutkan senyawa timbal sulfida
sukar larut menjadi senyawa timbal sulfat yang dapat larut melalui proses biokimia.
1. Deposit-deposit mineral yang lain kaya sudah banyak yang berkutrnag. Bijih bermutu
lebih rendah kini banyak diolah dan mengembangkan taknik-teknik yang dapt
mengekstraksi logam dengan lebih sempurna lagi.
2. Metode pengolahn biji logam secara tradisional, yakni dengan peleburran, merupakn
penyebab utama polusi udara dewasa ini
Mikroba tertentu mampu untuk memperbaikai keadan diatas, misalnya dengan menggunakan
beberapa bakteri aerobik ototrofik yaitu Thiobacillus ferrooxidans.
Klasifikasi ilmiah
Kingdom
: Eubacteria
Filum
: Proteobacteria
Kelas
: Gammaproteobacteria
Ordo
: Acidithiobacillales
Famili
: Acidithiobacillaceae
Genus
: Acidithiobacillus
Spesies
: Acidithiobacillus ferroxidans
bleaching. Dengan teknik ini dapat memperbaiki cara pemisahan logam dari biji dan tidak
mengakibatkan polusi udara (Waluyo,Lud.2005)..
Pada langkah pertama, disulfide secara spontan dioksidasi menjadi tiosufat oleh besi ferri
(Fe3+), yang kemudian akan dikurangi untuk memeberikan besi ferrous (Fe2+)
FeS2 + 6 Fe3+ + 3 H2- 7 Fe 2- + S2O3 2- + 6 H
(1) spontan
Besi-besi dihasilkan dalam reaksi 2 sulfida teroksidasai lebih seperti pada reaksi 1, menutup
siklus dan diberi reaksi bersih
2 FeS2 + 7O2 + 2H2O 2Fe2+ + 4SO4 2- + 4H
(4)
Produk bersih reaksi yang larut yaitu ferro sulfat dan asam sulfat.
Proses oksidasi mikroba terjadi pada membrane sel bakteri. Bebrapa electron masuk ke dalam
sel yang digunakan dalam proses biokimia unutk menghasilkan energy bagi bakteri sementara
mengurangi oksigen ke air. Reaksi kritis adalah oksidasi sulfide dengan besi besi. Peran utma
dari bakteri adalah langkah regenerasi reakttran ini. Proses untuk tembaga sangat mirip,
namun efisiensi dan kinetika tergantung pada mineral temabah. Mineral temabaga utama
kalkopirit (CuFeS2) jumlah melimpah dan sanagt efisien. Pencucian CuFeS2 terdiri dari 2
tahap yaitu menajdi teralrut dan kemudian lebih lanjur oksidasi, dengan Cu2+ ion yang
tertinggal dalam larutan (Novi hidayatullah, dkk.2011).
Pencucian kalkopirit ;
CuFeS2 + 4 Fe3+ Cu2- + 5Fe2- + 2 S
(1) spontan
4Fe2+ + O2 + 4 H+ 4 Fe 3- + 2 H2O
Secara umum, sulfide yang pertama dioksidsi menajdi sulfur elemental, sedangkan sulfide
yang teroksidasi untuk membentuk tiosulfat, dan proses ini dapat diterapkan pada biji sulfide
lain. Dalam hal ii tujuan tunggal langkah bakteri adalah regenerasi Fe 3+ sulfidik bijih besi
dapat ditambhakan untuk mempercepat proses dan menyediakan sumber besi. (Novi
hidayatullah, dkk.2011).
Dalam hal tujuan tunggal langkah bakteri adalah regenerasi Fe 3+ sulfidik bijih besi dapat
ditambhakan untuk mempercepat proses dan menyediakan sumber besi
Kerugian
Bakteri Thiobacillus ferrooxidans pengoksidasi Fe (mengubah Fe3+ yang bersifat sebagai ion
terlarut menjadi Fe (OH)3) yang bersifat tidak larut) dapat menimbulkan korosi. Prose korosi
secara mikrobiologis tidak berarti logam tersebut dimakan oleh mikroorganisme tetapi akibat
pertumbuhan mikrobe tersebut yang mengahsilakn senyawa, Yang bersifat korosif misalnya
asam (Waluyo,Lud.2009). Produk sampingan lain dari metabolisme (asam sulfat) bakteri T.
ferrooxidans kadang-kadang berhubungan dengan korosi oksidatif dari beton dan pipa.
(Kuenen, J. Gijs, et al.1992). Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu
mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk memperoleh energi bagi keberlangsungan
hidupnya.