Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mineral merupakan sumber daya alam yang proses pembentukannya memerlukan jutaan
tahun dan sifat utamanya tidak terbarukan. Mineral dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
dalam industri/produksi. Dalam hal demikian mineral lebih dikenal sebagai bahan galian.
Betapa pentingnya kedudukan bahan galian di Indonesia maka melalui Peraturan Pemerintah
No. 27 tahun 1980.
Pemerintah Republik Indonesia membagi bahan galian menjadi tiga golongan yaitu: bahan
galian strategis disebut pula sebagai bahan galian golongan A, bahan galian vital disebut pula
sebagai bahan galian golongan B, dan bahan galian non strategis dan non vital disebut pula
sebagai bahan galian golongan C.
Bahan galian non strategis dan non vital disebut pula sebagai bahan galian golongan C terdiri
dari : nitrat, nitrit, fosfat, garam batu (halit), asbes, talk, mika, grafit, magnesit, yarosit, leusit,
tawas (alum), oker, batu permata, batu setengah permata, pasir kuarsa, kaolin, feldspar,
gipsum, bentonit, tanah diatomea, tanah serap (fuller earth), batu apung, trass, obsidian,
marmer, batu tulis, batu kapur, dolomit, kalsit, granit, andesit, basalt, trakhit, tanah liat, pasir,
sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan A maupun golongan B dalam
skala yang berarti dari segi ekonomi pertambangan.
Secara geologi bahan galian industri yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal. Yang
termasuk dalam kelompok ini adalah barit, talk, magnesit, gips, toseki, pirofilit, dan kaolin.
Salah satunya magnesit dimana merupakan bahan galian industri sangat erat kaitannya
dengan kehidupan manusia sehari-hari, bahkan dapat dikatakan bahwa manusia hidup tidak
lepas dari bahan galian industri.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini sebagai berikut:
-

Bagaimana definisi magnesit?

Bagaimana karakteristik magnesit?

Dimanakah tempat magnesit diketemukan?

Bagaimana teknik penambangan magnesit?

Bagaimana pengolahan dan pemanfaatan magnesit?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut:
-

Untuk dapat mengetahui pengertian magnesit

Untuk dapat mengetahui karakteristik magnesit

Untuk dapat mengetahui tempat magnesit diketemukan

Untuk dapat mengetahui teknik penambangan magnesit

Untuk dapat mengetahui pengolahan dan pemanfaatan magnesit

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Magnesit
Nama kimia dari magnesit yaitu MgCO3, Magnesium Karbonat, dijumpai dalam bentuk
kompak dan mikrokristalin, bentuk rhombohedral, jarang didapatkan, warna putih, kuning,
atau abu abu, kadang kadang memperlihatkan kenampakan seperti porselin dengan
fraktur konkoidal.
Kristal magnesit umumnya terbentuk oleh proses dolomitisasi hidrotermal batu gamping
ganggang atau penggantian dolomit amfibolit, piroksenit, diabas, peridotit, riolit, basalt dan
granit.

Gambar 1. Magnesit
2.2 Karakteristik Magnesit
Mineral ini mempunyai tingkat kekerasan 3,5 4,5, berat jenis 3,0, tidak larut dalam asam
klorida tetapi berbuih bila dipanaskan, tidak terbakar. Apabila disinari ultraviolet akan
memancarkan warna biru atau hijau.
Magnesit kriptokristalin atau amorf terbentuk dari alterasi larutan serpentin atau larutan
ultrabasa lainnya. Magnesit jenis yang tersebut terakhir ini umumnya terdapat dalam jumlah
sedikit karena sebarannya terbatas hanya dipermukaan batuan induk.
Magnesit dapat ditemukan dalam mineral sekunder dan biasanya berasosiasi dengan batuan
sedimen atau batuan metamorfik, berasal dari endapan marin, kecuali brukit. Magnesit
ditemukan didalam batuan serpentin. Magnesit umumnya jarang ditemukan dalam bentuk

mineral, tetapi secara utuh terdapat pada larutan padat siderit (FeCO 3) bersama-sama Mn dan
Ca yang dapat menggantikan unsur Mg. Mineral magnesit keterdapatannya berasosiasi
dengan batuan ubahan, sehingga cadangan magnesit akan mengikuti pola cadangan bahan
ubahan tersebut. Batuan atau mineral yang mengandung magnesit adalah dolomit
(CaMg(CO3)2, magnesit zedin (MgCO3), epsonil (MgSO4)7H2O, dan brukit (Mg(OH)2.
Magnesium

karbonat

yang

mengkristal

dalam

sistem

trigonal,

dimanasistem

trigonal yaitu menghalangi 3 Crystal Habits 2/m adalah format yang pada umumnya raksasa
(masive) seperti daun, fiberous dan mengejar menuju batu karang yang berjaringan halus.
Kristal adalah sangat jarang,, tetapi ketika ditemukan adalah dalam wujud rombohedron atau
prisma bersudut enam dengan suatu penghentian pinacoid. Perpecahan sempurna di tiga arah
yang membentuk rombohedron. Belahan conchoidal ke tidak seimbang. Karakteristik yang
lainnya berbuih dengan mudah hanya di panas melemahkan zatair-khlor.
2.3 Tempat Magnesit Diketemukan
Di Indonesia mineral magnesit dijumpai antara lain :
-

Daerah Istimewa Aceh : Daerah Kr.Jreue Kab.Aceh Besar (cukup baik, berupa urat urat
pada batuan ultrabasa berasosiasi dengan talk)

Nusa Tenggara Timur : P. Moa (berasosiasi dengan peridotit serpentinit).

Timor Timur : Desa Vemasse dan Laleia antara Manatuto, Baucau (mengisi rekahan pada
batuan ultrabasa, kadar MgO = 6,75 9,24%).

Sulawesi Tenggara: P.Padamarang (berasosiasi dengan batuan ultrabasa, peridotit


serprntinit yang berumur Pra Tersier); P. Lambasina (berasosiasi dengan batuan ultrabasa,
peridotit serpentinit yang berumur Pra Tersier).

2.4 Teknik Penambangan Magnesit


Teknik penambangan magnesit sama seperti penambangan kaolin yaitu penambangannya
dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
-

Tambang terbuka (open pit)

Tambang semprot (hydraulicking)

Tambang dalam (underground mining).

Dua cara yang pertama lebih banyak diterapkan dibanding cara yang ketiga. Pada tambang
terbuka, pengupasan tanah penutup dilakukan dengan alat sederhana atau dengan alat

mekanis (bulldoser, scrapper, dan lain lain). Endapan magnesitnya dapat digali dengan
menggunakan excavator antara lain : backhoe ataupun shovel, kemudian dimuat kedalam
truck dan diangkut ke pabrik pengolahan. Pada cara tambang semprot setelah pengupasan
tanah penutup lalu disemprot dengan menggunakan pompa air bertekanan tinggi. Hasil
penyemprotan berbentuk lumpur yaitu campuran magnesit dengan air. Kemudian lumpur
tersebut dipompakan ke tempat pengolahan dengan pipa pipa.
2.5 Pengolahan Dan Pemanfaatan Magnesit
2.5.1 Pengolahan
Magnesit hasil dari penambangan dibersihkan dari pengotor/ kontaminan. Tahap berikutnya
disemprot dengan air untuk menghilangkan kotoran yang masih menempel. Proses lanjutan
dapat diperlakukan seperti pada kaolin. Keterdapatan magnesit alam sangat terbatas, sehingga
untuk memenuhi kebutuhan dibuat magnesit sintesis dari dolomit atau gamping dolomitan
(dikenal sebagai seawater magnesia).
2.5.2 Pemanfaatan
Magnesit digunakan untuk bahan tahan api dimanamagnesit yang telah dipanasi dan
mengandung kurang dari 1% CO2 banyak digunakan untuk pembuatan batu bata yang
tahan api. Magnesit adalah bahan utama refraktori yang digunakan dalam tungku-tungku
temperatur tinggi, dapat menahan karat pada pembuatan baja. Magnesit juga digunakan untuk
bahan industri semen, bahan isolasi, pertanian, peternakan, dan industri karet.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
-

Magnesit mempunyai nama kimia yaitu MgCO3, Magnesium Karbonat. Kristal magnesit
umumnya terbentuk oleh proses dolomitisasi hidrotermal batu gamping ganggang atau
penggantian dolomit amfibolit, piroksenit, diabas, peridotit, riolit, basalt dan granit.

Magnesit mempunyai tingkat kekerasan 3,54,5, berat jenis 3,0 , tidak larut dalam asam
klorida tetapi berbuih bila dipanaskan, tidak terbakar. Apabila disinari ultraviolet akan
memancarkan warna biru atau hijau.

Tempat magnesit diketemukan antara lain Daerah Istimewa Aceh, Nusa Tenggara Timur,
Timor Timur, Sulawesi Tenggara.

Teknik penambangan magnesit sama seperti penambangan kaolin yaitu penambangannya


dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: tambang terbuka (open pit), tambang semprot
(hydraulicking), tambang dalam (underground mining).

Pengolahan magnesit hasil dari penambangan dibersihkan dari pengotor/ kontaminan.


Tahap berikutnya disemprot dengan air untuk menghilangkan kotoran yang masih
menempel. Proses lanjutan dapat diperlakukan seperti pada kaolin. Keterdapatan
magnesit alam sangat terbatas, sehingga untuk memenuhi kebutuhan dibuat magnesit
sintesis dari dolomit atau gamping dolomitan (dikenal sebagai seawater magnesia).

Pemanfaatan magnesit digunakan untuk bahan tahan api,pembuatan batu bata yang
tahan api. Magnesit adalah bahan utama refraktori yang digunakan dalam tungku-tungku
temperatur tinggi, dapat menahan karat pada pembuatan baja.Magnesit juga digunakan
untuk bahan industri semen, bahan isolasi, pertanian, peternakan, dan industri karet.

3.2 Saran
Sebaiknya lebih banyak mengetahui tentang magnesit hal ini agar saat menjelaskan bisa lebih
terinci lagi dan diperbanyak buku referensi mengenai materi magnesit agar tidak hanya dalam
satu buku referensi yang digunakan sehingga pengetahuan mengenai magnesit jauh lebih
luas.

DAFTAR PUSTAKA

Doktor,

2010, Manfaat

Mineral, http://doctorgeologyindonesia.

blogspot.com/

2010/07/manfaat-mineral.html
Fhardi,

S,

2011, Mineralogi Magnesit, http://lasonearth.wordpress.

com/geology

/mineralogi/mineral/magnesit/
Geo,S,

2010, Macam

Macam

Mineral

dan

Kegunaannya, http://geo-student.

blogspot.com/2010/01/macam-macam-mineral-dan-kegunaannya. Html
Geology,I , 2010, Manfaat Mineral, http://doctorgeologyindonesia. Blogspot .com /
2010/07/manfaat-mineral.html
Isbandi, Djoko. 2000. Mineralogi. Yogyakarta: Nur Cahaya.
Mira, 2010, Magnesit, http://www.tekmira.esdm.go.id/data /Magnesit/ulasan .asp? xdir
=Magnesit&commId=21&comm=Magnesit
Sukandarrumidi, 2009, Bahan Galian Industri, Bulaksumur ; Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai