disusun oleh:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas laporan mata kuliah Sistem Penambangan Bawah Tanah ini.
Makalah ini disusun dengan penuh usaha serta dengan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami sampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik agar dapat memperbaiki makalah ini lebih baik.
Akhir kata, kami berharap semoga tugas laporan mata kuliah Sistem Penambangan
Bawah Tanah tentang Metode Longwall ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk
membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai nilai ekonomis
dari batuan induknya untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat memberikan keuntungan
yang besar dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja yang terbaik serta
meminimalisasi dampak lingkungan yang dapat ditimbulkannya.
Secara garis besarnya, sistem dan metode penambangan dibagi atas empat bagian,
yaitu:
Tambang terbuka (surface mining)
Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground mining)
Tambang bawah air (underwater mining)
Tambang di tempat (insitu mining)
Underground mining, memiliki beberapa jenis dan tiap jenis memiliki karakter yang
berbeda-beda. Tambang bawah tanah ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas didalam makalah ini adalah:
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Longwall
Longwall mining adalah sistim penambangan batuabara berbentuk lubang buka
berbentuk “dinding panjang” atau “ ruang panjang” . Sistim ini memotong batu bara dengan alat
potong berputar biasanya bertenaga hidrolis dimana pekerja dan peralatan aktif disangga dengan
penyangga hidrolik berbentuk tiang penyangga dan payung (kanopi) yang dimajukan mengikuti
kemajuan pemotongan batuabara. Atap lubang buka dibelakang alat penyangga dibiarkan
ambruk. Sistim penambangan longwall lama menggunakan cara peledakan untuk
mengekstraksi (merontokkan) batu bara dimana lubang aktif disangga dengan tiang-tiang
hidrolis, atau tiang mekanis ataupun balok-balok kayu. Batu bara yang dirontokkan dimukaan
tambang ditampung oleh rangkaian pelat-pelat yang digerakkan dengan rantai (stage loader) dan
seterusnya masuk kedalam conveyor pengangkut menuju mukaan.
B. Sejarah Longwall
Ide dasar dari metode longwall dikembangkan di Inggris pada abad 17. Penambang
memotong batu bara sepanjang lebar dari front barubara, dengan sebutan metode shopshire.
Walaupun teknologi terus berkembang, prinsip dasarnya tetap sama yaitu mendapatkan batu bara
sepanjang coal face dan membiarkan atap dan batuan yang menggantung runtuh dibagian
belakang yang telah kosong sementara penambang berada di coal face dengan aman.
Pada awal abad 19, mekanisasi mulai digunakan pada metode ini. Pada tahun 1940 metode
ini disebut “conveyor method” dikarenakan sistem sangat bergantung pada mesin. Tidak seperti
sekarang, metode pemotongan batu bara menggunakan sistem pemboran dan peledakan, setelah
batuan terbongkar maka pekerja memindahkan batu bara ke konveyor. Setelah batu bara
dipindahkan maka dilakukan pemasangan penyangga kayu disepanjang. Beberpa tambang
dengan teknologi rendah hingga hingga tahun 1970 tidak menggunakan conveyor, namun dengan
tenaga kuda poni.
3
C. Syarat Penerapan Longwall
Metode ini cocok diterapkan terhadap endapan bijih yang memiliki karakteristik seperti
berikut:
1. Kekuatan batu bara: lemah ataupun kuat, namun harus hancur saat
mendapat tekanan atap.
2. kekuatan batuan samping: lemah ke moderat, harus hancur dan ambruk.
3. Bentuk endapan: tabular.
4. Kemiringan endapan: rendah (<12o) dan seragam.
5. Ukuran endapan: luas (> 260 ha) dengan ketebalan yang merata.
6. kadar endapan: moderat.
7. Keseragaman endapan: seragam.
8. Kedalaman: moderat (150-900 m) dan bahkan bisa lebih dalam untuk
batu bara dan nonbatu bara (<3,5 km).
9. Ketebalan: 2-4 meter
D. Tahapan Penambangan
Pada metode longwall, batu bara ditambang panel per panel. Panel tersebut adalah blok
batu bara yang berukuran 1 km panjang x 200-300 m lebar, makanya dinamakan longwall
mining. Dari satu panel ke panel yang lain, disangga oleh pillar-pilar batu bara yang berukuran
kira-kira 30m x 30 m, disebut gateroad pillar. Dan tiap 4-5 panel, disangga oleh pillar yang lebih
besar dinamakan barrier pillar (> 100 m). berikut ini adalah ciri-ciri metode longwall mining
yaitu:
4
Yang berwarna putih tersebut adalah jalan (disebut entry) untuk orang dan alat, batu bara
sudah diambil untuk membentuk panel tersebut, sedangkan warna biru tua adalah panel dan
pillar yang ditinggalkan untuk menyangga batuan diatasnya. Proses ini dinamakan development
stage (sebelum mining stage, walaupun batu baranya sudah diambil sebagain untuk membuat
entry).
Pada tulisan gateroads, itu adalah alat gali yang bekerja membuat entry-entry tersebut,
namanya adalah continuous miner (CM). CM ini akan menggali sejauh 6m x 6m lalu mudur, dan
mesin penyangga (Rock bolter) masuk untuk menyangga batuan yang batu baranya digali oleh
CM, sementara itu CM berpindah ke entry sebelahnya dan menggali lagi 6 m x 6m. dan begitu
seterusnya.
5
Gambar 3. Pembuatan panel
Jika panel-panel tersebut sudah siap, panel tersebut akan ditambang oleh alat yang
dinamakan shearer. Batu bara yang digali shearer (shearer menggali bolak-balik sepanjang lebar
panel) ini akan ditransfer ke Armoured Face Conveyor (AFC) lalu di transfer ke belt conveyor di
entry untuk selanjutnya di trasport ke permukaan melalui slope shaft.
Yang terpenting disini adalah selama shearer menggali batu bara, shearer dan operator di
lindungi oleh penyangga yang dinamakan shield yang bergerak otomatis mengikuti kemajuan
penggalian shearer.
Shearer biasanya menggali sedalam 1 m, sehingga shield pun akan bergerak maju sejauh 1
m juga. Ketika shield (sepanjang panel tersebut) maju, maka batuan di atasnya tidak ada yang
menyangga dan dibiarkan ambruk, daerah ambrukan dinamakan gob atau goaf.
7
Gambar 6. Tahapan penggalian metode longwall
9
bisa mencapi 10 hingga 14 meter per menit, bahkan coal shearer yang digunakan di
Twentymile Coal Mine dapat mencapai 45 meter per menit.
Tiga tipe shearer yang telah digunakan diseluruh dunia, yaitu Double Ended Ranging
Drum (DERS), Single Ended Ranging Drum (SERS) dan Single Ended Fixed Drum (SEFS).
Yang paling umum digunakan diantara ketiganya adalah DERS untuk mengekstraksi lapisan
batu bara dari tebal 1.8 m hingga 3 m, walaupun ketinggian hingga 6 m juga dapat dicapai.
SERS lebih dipilih pada lapisan dengan ketebalan 1.5 m. SEFS digunakan untuk lapisan
yang lebih tipis (1.3 m), namun harus bersaing dengan sistem plow yang lebih produktif
pada lapisan tipis.
11
3. Powered Roof Support
Powered roof support adalah struktur mobile yang saling terhubung sepanjang muka
longwall. Setiap unit ini juga terhubung dengan unit AFC.
Fungsi powered roof support yaitu:
Mengontrol deformasi strata, patahan dan pergerakannya disepanjang front muka
kerja
Melindungi kawasan kerja
Membatasi terjadinya konvergensi lantai dan atap
Mencegah pecahan batuan memasuki kawasan kerja
Menggerakkan seluruh komponen peralatan lainnya untuk kemajuan tambang
5. Longwall Facebolter
Longwall Facebolter yaitu alat untuk memasang bolt khusus di tambang longwall, alat
ini dapat bergerak seperti coal shearer. Longwall facebolter digunakan hanya pada kondisi
geologi tertentu.
F. Pembahasan
Metode longwall merupakan metode penambangan yang sudah lama digunakan.
Metode ini pertama kali digunakan pada penambangan batu bara bawah tanah di Eropa pada
abad ke-17. Di Amerika, metode ini sudah digunakan sejak ± 46 tahun yang lalu dan
sekarang sudah lebih dari 100 longwall mining yang sedang beroperasi di Amerika. Di
Indonesia, metode ini pertama kali digunakan pada penambangan batu bara di Tanjung Enim
oleh PT. Tambang Batu bara Bukit Asam pada tahun 1993.
Walaupun metode ini mengijinkan terjadinya ambrukan, penurunan permukaan tanah
dan rockburst merupakan dua potensi bahaya yang harus diwaspadai. Penurunan permukaan
tanah tergantung pada kedalaman longwall dan area ambrukan yang dicakupinya. Meskipun
penurunan diijinkan, tetapi penurunan tersebut dapat dikontrol dengan mengaplikasikan
kemajuan penambangan (advance) yang seragam. Sedangkan rockburst merupakan
merupakan fenomena lepasnya energi regangan tingkat tinggi yang biasanya terjadi pada
kedalaman >750 m. Fenomena rockburst biasanya disertai dengan suara ledakan tinggi dan
dapat menimbulkan bahaya bagi pekerja dan peralatan. Pada tambang batu bara, rockburst
dipicu oleh ledakan gas metana. Sedangkan pada tambang metal, rockburst dipicu oleh
runtuhnya/hancurnya batuan brittle seperti quartzite.
Masalah seringkali muncul saat atap longwall (overburden di atas roof support) tidak
runtuh bertahap walapun diharapkan untuk ambruk seiring dengan kemajuan penambangan.
Atap yang menggantung ini dapat menimbulkan masalah besar. Apabila ambrukannya tidak
diatur secara bertahap dan sesuai dengan waktu perkiraan akan ambruk, maka ambrukan
atap bisa terjadi secara tiba-tiba dan melibatkan massa batuan yang sangat besar. Bila hal ini
terjadi, maka fenomena windblast akan terjadi, yaitu ambruknya atap penambangan yang
melibatkan massa batuan dalam jumlah besar dan memunculkan suara ledakan tinggi di
udara (di dalam zona operasi) yang disertai oleh lepasnya udara bertekanan tinggi keseluruh
panel-panel penambangan. Fenomena ini tentu saja bisa menimbulkan bahaya bagi pekerja
14
dan peralatan. Untuk mengatasi hal ini, ambrukan yang terkontrol dan dimensi panel-panel
penambangan yang sesuai merupakan salah satu cara untuk menghindari windblast.
b. Kekurangan
1. Ambrukan dan penurunan permukaan tanah yang terjadi dapat mencakup area
yang luas.
2. Metode ini tidak fleksibel.
3. Laju penambangan harus seragam untuk menghindari masalah roof support
dan penurunan.
4. Membutuhkan modal awal yang tinggi (US$ 59.000-US$ 80.000/m) per meter
muka kerja.
5. Tingginya biaya pemindahan peralatan apabila salah satu panel sudah
ditambang dan akan berpindah menambang ke panel selanjutnya.
6. Kondisi yang panas di daerah gob akan menimbulkan masalah
temperaturkelembaban.
7. Berpotensi terjadinya windblast dan rockburst.
15
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Metode longwall merupakan metode penambangan yang sudah lama digunakan.
Penamaan metode ini sebagai longwall adalah karena metode ini melakukan penggalian secara
panel per panel dengan panjang mencapai 1 Km dengan lebar 200-300m, antar panel disangga
oleh gateroad pillar dan antar tiap 4-5 panel disangga oleh barrier pillar. Setelah pembuatan
panel pada tahap development, batu bara digali oleh shearer dengan bantuan penyangga shield
yang bergerak mengikuti kemajuan penggalian shearer hingga suatu panel habis ditambang lalu
seluruh peralatan tersebut dipindahkan ke panel selanjutnya.
Pada penambangan metode maju, penggalian dimulai dari mulut masuk suatu blok
penambangan sampai ke ujung panel, sedangkan metode mundur melakukan penggalian seam
road dari mulut masuk blok penambangan hingga terowongan tersebut mencapai garis maksimal
maka dibuatlah permuka kerja sepanjang garis batas tersebut untuk memulai penambangan batu
bara menuju mulut masuk.
Masalah yang sering muncul pada metode longwall adalah tidak runtuh bertahap
walaupun diharapkan untuk runtuh ketika kemajuan tambang sehingga perlu adanya
pengontrolan terhadap ambrukan dan pembentukan dimensi panel penambangan yang sesuai.
Penurunan permukaan tanah dan rockburst merupakan potensi bahaya lain yang dapat terjadi,
penurunan permukaan tanah dapat dikontrol dengan proses kemajuan tambang seragam
sedangkan penanganan rockburst lebih sulit karena rockburst dipicu oleh ledakan gas metana /
hancurnya batuan brittle yang umumnya terjadi pada kedalaman >750 m.
B. Saran
Penentuan metode penambangan bawah tanah yang akan digunakan harus sangat
memperhatikan struktur geologi serta jenis endapan yang akan digali. Pada metode penambangan
longwall, endapan yang akan ditambang adalah berkekuatan lemah serta seragam, memiliki
bentuk endapan tabular yang luas dengan tingkat kemiringan rendah. Penentuan metode ini perlu
diperhatikan dengan baik karena akan berhubungan dengan operasi produksi dan
keberlangsungan pertambangan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Mine Plan Design. “Penambangan Batu bara Bawah Tanah : Metode Longwall”. (online)
http://miningplandesign.blogspot.co.id/2011/12/penambangan-batu bara-bawah-
tanah.html. Diakses tanggal 25 April 2017 pukul 20.32.
17