Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

GENESA BAHAN GALIAN


DAN BATUBARA

ARTIKEL MINERAL MARMER

MARIATI R. REGI
1306102025

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2015
MARMER
1.PENGERTIAN

Batu marmer merupakan salah satu bahan galian industri yang diperoleh
dari alam. Yang merupakan batuan jenis lime yang bermetamorfosis. Batuan ini
adalah sedimentasi dari bebatuan yang terbentuk oleh peninggalan inorganik yang
biasanya berasal dari proses presipitasi air laut.

Batu marmer selalu berasosiasi keberadaanya dengan batu gamping. Dimana ada
batu marmer juga selalu ada batu gamping, sebaliknya setiap ada batu gamping tidak
selalu ada marmer. Karena keberadaan batu marmer berhubungan dengan proses gaya
endogen yang mempengaruhinya baik berupa tekanan maupun perubahan temperatur
yang tinggi.

Warna marmer adalah putih tetapi terdapat mineral pengotor yang justru
membuat marmer menjadi menarik.Marmer umumnya tersusun oleh mineral kalsit
dengan kandungan mineral minor lainya adalah kuarsa, mika, klhorit, tremolit, dan
silikat lainnya seperti graphit, hematit, dan limonit. Nilai komersil marmer bergantung
kepada warna dan tekstur. Marmer yang berkualitas sangat tinggi adalah berwarna putih
sangat jernih, sebab kandungan kalsitnya lebih besar dari 90 %. Marmer yang berwarna
abu-abu dihasilkan dari kandungan grapit pada batuan tersebut, pink dan merah akibat
adanya kandungan hematit, kuning dan krem sebagai pengaruh dari kandungan limonit.
Marmerpun dicirikan pula oleh gores arah jarus dan lapisan grapit atau silikat gelapnya.
Berdasarkan besar butirnya, tekstur berkisar dari halus hingga kasar. Sifat sifat lainnya
yang berpengaruh terhadap kualitas marmer adalah porositas, kekuatan regangan dan
kekuatan terhadap cuaca.

Marmer merupakan bahan galian yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas,
bahkan cukup gencar pula muncul ke permukaan yang menimbulkan sensasi pencarian
marmer yang dapat tembus cahaya dengan harga penawaran sangat menggiurkan,
walaupun hanya sebatas orang-per orang dan diliputi misteri, hobi dan aspek mistik
lainnya.
Sebagai bahan galian yang mempunyai nilai jual tinggi karena rona yang sangat indah,
artistik, dan aspek kuat tekan dan geser yang tinggi menjadikan bahan galian ini
mempunyai pangsa pasar yang relatif tinggi hingga pada pasar menengah.

Marmer apabila di gergaji atau di poles menunjukkan gambaran yang bervariasi dan
dikenal dengan istilah tekstur. Berdasarkan teksturnya marmer diklasifikasi sebagai
berikut :

Statuari marble : tekstur lembut,putih bersih


Architectural marble : warna,tekstur,mutu an kekuatan bagus
Ornamental marble : warna indah dan bervariasi
Onix marble : mengandung dolomit/aragonit,transparan
Cipdin marble : mengandung mika dan talk
Ruin marble : tekstur halus dan seginya tak teratur
Breccia marble : tekstur kasar dan persegi
Shell marble : terdapat fosil

Berdasarkan daya aus dan kekuatan tekan,marmer dibedakan :

Kelas Daya Aus(Mm/Menit) Kuat Tekan (Kg/Cm2)

1 <0,100 1500-2000

2 0,100-0,130 1200-1400

3 0,130-0,160 990-1100

4 <0,160 300-800

Keindahan marmer sangat di tentukan oleh tekstur ,arah pemotongan terhadap


pola tekstur,bentuk penggunaan dan teknik polesan. Disamping itu retakan rambut
sering terjadi pada marmer yang sudah dipoles dan ini akan menurunkan kualitas
marmer. Untuk mengetahui adanya retakan rambut,pada permukaan marmer ditetsi
cairan berwarna. Apaabila terdapat retakan rambut,cairan berwarna akan merembes
lewat pori-pori yang halus.
Marmer tidak tahan terhadap asam/air hujan. Oleh sebab itu bahan yang
terbuat dari marmer seyogyanya terhindar dari sinar matahari atau air hujan agar
polesan tahan lama.

2. CARA TERJADI

Marmer atau dikenal pula dengan sebutan batu pualam merupakan batuan
hasil proses metamorfosa atau malihan dari batuan asalnya yaitu batukapur. Pengaruh
temperatur dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen kan menyebabkan
terjadinya kristalisasi kembali pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi
mapun non foliasi.

Akibat rekristalisasi tersebut akan menghilangkan struktur asal batuan tersebut


tetapi akan membentuk tekstur baru, keteraturan butir. Pembentuk mineral ini di
Indonesia yang sudah ditemukan adalah sekitar 30 60 juta tahun yang lalu atau
berumur Kwarter hingga Tersier.

3. TEMPAT DI TEMUKAN

Marmer terbentuk sebagai akibat metamorfose regional ataupun metamorfose


kontak. Pada metamorfose kontak tingkat metamorfosenya bertahap makin rendah
apabila menjauhi intrusi batuan beku. Oleh karenanya sering masih terlihat struktur
asli dari batu gampingnya. Kenampakan demikian yang menunjukkan batu gamping
sudah berubah menjadi meta sedimen. Gradasi metamorfose yang demikian tidak
akan didapatkan pada marmer yang terjadi sebagai akibat proses metamorfose
regional. Tempat didapatkannya mermer adalah :

Sumatera : daerah pulau nias dan tapanuli


Jawa barat : daerah palimanan di gunung Kudo,gunung kromong
Jawa tengah : daerah banjarnegara di gunung kebutuh,bernal,bukit jiwo,gunung
djokotua bayat klaten
Jawa timur : daerah panggul,tulung agung,campurdarat
Sulawesi : daerah sekitar tonasa
Timor : daerah sekitar kupang
Irian jaya

Peta Persebaran Hasil Tambang Indonesia :

4. TEKNIK PENAMBANGAN

Tujuan penambangan marmer adalah memperoleh block marmer sebesar-


besarnya. Teknik penambangan dapat dilakukan dengan alat sederhana atau dengan
gergaji yng diawali dengan pembuatan lubang. Metode penambangan ini dengan sistem
kuari berjenjang akan mencegah kerusakan.

Penambangan marmer juga dapat dilakukan dengan cara Land clearing


(pengupasan), yaitu kegiatan pengupasan lapisan tanah dengan menggunakan buldozer
dan ekskavator untuk menggali tanah yang menutupi tubuh batuan guna menyiapkan
kegiatan penambangan.Kegiatan produksi, yaitu proses pemolaan, pemboran,
pemahatan, dan seleksi tiap blok dan mengangkutnya ke lokasi pengolahan selanjutnya.
Biasanya pemboran dilakukan dengan mengebor vertikal sampai kedalaman 110
cm pada sisi panjang dengan ukuran 260 cm dan sisi lebar (mendatar) sebesar 135 cm
(Asril Riyanto, 1994). Sedangkan pemahatan mendatar dimaksudkan untuk melepas
blok dengan ukuran standar 260 x 110 x 135 cm. Kegiatan tersebut dibantu dengan
alat angkat/tarik, alat dorong, serta alat angkut. Setelah muncul teknologi baru yaitu
dengan menggunakan alat pengerat bermata diamond, maka segala kegiatan
eksploitasi dilakukan di lokasi marmer tersebut berada. Untuk tahap awal dilakukan
pemolaan diameter batu yang akan dibelah dan dipotong, selanjutnya dibor sampai
kedalam tertentu lalu dilakukan pengeratan tersebut.

Pengolahan merupakan proses kegiatan memperhalus produk hingga menjadi


produk yang siap dipasrkan. Adapaun kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

Untuk yang masih menggunakan teknologi lama maka blok batu pualam
berukuran ( 260 x 100 x 135 ) cm digergaji menjadi lempengan-lempengan
denganketebalan rata-rata 1,8 sampai 2 cm.Lempengan batu pualam tersebut
kemudian dipotong menjadi barang setengah jadi, sesuai ukuran-ukuran standar
pesanan.

Barang setengah jadi tersebut kemudian digerinda dua tahap dan kemudian
disempurnakan atau ditambal dan dipoles pada lapisan-lapisan yang berlubang hingga
akan dihasilkan marmer yang mengkilap.

5. KEGUNAAN

Berdasarkan kegunaannya marmer dibagi menjadi 2 jenis yaitu marmer


ordinario dan marmer statuario. marmer ordinario untuk bangunan, pembuatan tempat
mandi, meja-meja ,lantai / tegel, dinding dan sebagainya sedangkan marmer statuario
untuk seni pahat dan patung .Untuk tegel, dinding dan meja memerlukan diameter
yang besar dan kualitas yang sangat baik dalam artian sedikit sekali adanya retakan
dan kandungan mineral bijihnya, sehingga akan menimbulkan kesan dingin walaupun
kena sinar matahari sekalipun.

Bahan bangunan
Setelah block marmer diperoleh kemudin di gergaji dengan bentuk yang diinginkan
dan di poles dalam bentuk tegel,baik untuk dinding mupun lantai.
Industri rumah tangga
Sesuai dengan jenis marmer dapat dibentuk patung ,hiasan ataupun meja.pecahan dari
marmer di manfaatkan untuk tegel dan campuran semen.

Anda mungkin juga menyukai