Anda di halaman 1dari 11

Batuan marmer ini merupakan salah satu jenis batuan metamorf atau malihan, dimana proses

terbentuknya batu marmer ini karena diakibatkan oleh proses metamorfosis batu kapur atau batu
gamping. Batu marmer seringkali kita temukan sebagai batu yang menghiasi rumah, sebagai batu
yang digunakan untuk lantai, dinding, bahkan furniture seperti meja, bangku, dan lain sebagainya.

1. Mempunyai struktur batu yang kompak.


2. Gugusan kristal yang ada di batu marmer relatif sama dengan tekstur halur sampai
yang agak kasar.
3. Pada umumnya marmer tersusun atas mineral kalsit dengan mineral minor lainnya
seperti mika, klhorit, kuarsa, dan jenis silikat lainnya seperti graphit, hematit, dan juga
limorit.
4. Mempunyai nilai komersil atau ekonomi yang bergantung pada warna dan tekstur
batu tersebut.
5. Terpengaruh oleh porositas, kekuatan regangan, dan kekuatan terhadap cuaca.

https://ilmugeografi.com/geologi/batuan-marmer

Marmer termasuk dalam jenis batuan metamorf. Marmer terbentuk dari hasil metamorfosa batu
gamping (batu kapur). Batuan gamping mengalami proses rekristalisasi sehingga lama kelamaan
menjadi jenis batuan marmer.

Untuk penjelasan lebih lengkap mengenai proses terbentuknya batu marmer, yuk lanjutkan
membaca pembahasannya.. ^^

Pembahasan

Secara umum, batuan di bumi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu batu beku, batu sedimen dan batu
metamorf. Salah satu jenis batuan metamorf adlaah batu marmer, Batu marmer terbentuk dari hasil
metamorfosa batu gamping.

Proses pembentukan batu marmer secara lengkap adalah sebagai berikut :

Batu gamping mengalami proses rekristalisasi yang dipengaruhi oelh suhu (temperatur) dan
tekanan yang disebabkan oleh adanya gaya endogen. Proses rekristalisasi ini kemudian membentuk
berbagai foliasi maupun non foliasi.

Setelah terjadi proses rekristalisasi tersebut, struktur asal pada batuan gamping menjadi hilang
dan akan membentuk tekstur baru dan keteraturan butir. Tekstur baru tersebut disebut dengan batu
puala atau batu marmer. Proses pembentukan batu marmer ini membeutuhkan waktu yang lama,
yaitu sekitar 30 hingga 60 juta tahun lamanya.
Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/1169991#readmore

Proses Terjadinya Marmer


Marmer merupakan hasil metamorfosa dari batu kapur atau yang sering disebut dengan
gamping. Batu kapur ini mengalami rekristalisasi, yang lama- kelamaan akan berubah
menjadi batu marmer tersebut. Agar lebih terstruktur, berikut merupakan proses terbentuknya
marmer :

1. Batu kapur mengalami kristalisasi


kembali – Batu amrmer atau juga banyak yang menyebutnya sebagai batu pualam
merupakan hasil dari metamorfosis batu kapur atau gamping atau dolomit.
Metamorfosis ini diawali dengan terjadinya proses rekristalisasi pada batu kapur
tersebut. Terjadinya kembali proses rekristalisasi ini karena adanya pengaruh
temperatur dan juga tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen. Proses rekristalisasi
ini membentuk berbagai foliasi maupun non foliasi.

2. Hilangnya struktur asal batuan – Proses rekristalisasi pada batu gamping ini
mengakibatkan hilangnya struktur asal batuan tersebut, sehingga membentuk tekstur
yang baru dan juga keteraturan butir. Tekstur baru dan keteraturan butir ini dikenal
dengan nama batu pualam. Proses geologi ini membutuhkan waktu sekitar 30 hingga
60 juta tahun yang lalu.

Itulah dua proses singkat terbentukanya batu marmer yang berasal dari batu kapur. Batu
marmer akan selalu berasosiasi dengan batu gamping. Setiap ada batu marmer selalu akan
ada batu gamping, namun setiap ada batu gamping tidak selalu ada marmer. Hal ini karena
keberadaan marmer sangat berhubungan dengan proses gaya endogen yang
mempengaruhinya, baik itu berupa tekanan maupun perubahan temperatur yang cukup tinggi.
Proses yang demikian ini memakan waktu bertahun- tahun dan bukan waktu yang singkat.
Agar lebih jelas lagi, proses trejadinya batu marmer dapat divisualisasikan dalam gambar di
samping.

1) Sulawesi Selatan

Sulawesi Selatan memiliki potensi yang besar sebagai tambang marmer di Indonesia. Tempat
menambang di Sulawesi Selatan di antaranya Bone, Enkerang, Maros, dan Pangkep. Sudah
ada perusahaan - perusahaan yang menggunakan marmer Sulawesi Selatan.

2) Aceh

Aceh dikenal dengan hasil tambangnya. Salah satu hasil tambang Aceh adalah batuan
marmer. Pemerintah mendukunv pengembangan produksi marmer dengan cara mendirikan
laboratorium Marmer dan Granit di Kampus Politeknik Aceh Selatan. Produksi batuan
marmer di Aceh masih perlu dikembangkan.

3) Jawa Timur

Salah satu daerah di Jawa Timur merupakan daerah penghasil marmer terbaik di Indonesia.
Daerah ini bernama Kabupaten Tulungagung. Sejak jaman Belanasa, Tulungagung sudah
terkenal sebagai penghasil marmer di Indonesia. Kabupaten Tulungagung terkenal sebagai
penghasil marmer terbaik hingga ke manca negara.

4) Jawa Barat

Selain Jawa Timur, Jawa Barat juga terkenal sebagai tempat penghasil marmer di Indonesia.
Bahkan marmer dari Jawa Barat berhasil diekspor ke luar negeri, seperti ke Australia,
Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang. Permintaan marmer selalu meningkat setiap
tahunnya karena banyaknya kebutuhan.

MARMER

Disebut pula sebagai marble, batu pualam, hasil proses metamorphose kontak atau regional
dari jenis batu gamping. Oleh sebab itu, jenis dari marmer sangat tergantung dari jenis batuan
asal. Warna asli marmer adalah putih, tetapi terdapat warna pengotor yang justru membuat
marmer menjadi menarik. Mineral pengotor antara lain grafit memberi warna hitam–coklat,
pyrite, ilmenit memberi warna coklat-kemerahan. Kadang-kadang didapatkan juga dalam
jumlah sedikit mineral lain yaitu dolomite, kuarsa, mika, khlorit, plagioklas, epidote, diopsid,
piroksen, termolit, walastonite, visuvianite, forsterite, olivine, talk, brucit, serpentin dan
periklas. Di samping itu tingkat metamorfose dari tingkat rendah hingga tinggi berawal dari
zeolite facies hingga granulite facies dan ini tampak pada sayatan petrografi. Berdasarkan
atas kegunaannya marmer dibagi menjadi 2 jenis yaitu marmer ordinario untuk bangunan dan
marmer statuario untuk seni pahat. Marmer apabila digergaji dan dipoles menunjukkan
gambaran yang bervariasi dan dikenal dengan istilah tekstur. Berdasarkan atas teksturnya
marmer diklasifikasi sebagai berikut :

   Statuary marble : tekstur lembut, putih bersih


 Architectural marble : warna, tekstur, mutu dan kekuatan bagus

 Ornamental marble :warna indah dan bervariasi

 Onix marble : warna indah dan bervariasi

 Cipdin marble : mengandung mika dan talk

 Ruin marble : tekstur halus dan seginya tak teratur

 Breccia marble : tekstur kasar dan persegi

 Shell marble : terdapat fosil

Keindahan marmer sangat ditentukan oleh tekstur, arah pemotongan terhadap pola tekstur,
bentuk penggunaan dan teknik polesan (polishing). Di samping itu rekahan rambut sering
terjadi pada marmer yang sudah dipoles dan ini akan menurunkan kualitas marmer. Untuk
mengetahui adanya rekahan rambut pada permukaan marmer ditetesi dengan cairan
berwarna. Apabila terdapat retakan rambut, cairan berwarna akan merembes lewat pori-pori
yang halus. Marmer tidak tahan terhadap asam/air hujan. Oleh sebab itu bahan yang terbuat
dari marmer seyogyanya terhindar dari sinar matahari atau air hujan agar polesan tahan lama.

Tempat Ditemukan  
Marmer terbentuk sabagai akibat metamorfose regional ataupun metamorfose kontak. Pada
metamorfose kontak tingkat metamorfosenya bertahap makin rendah apabila menjauhi
instrusi batuan beku. Oleh karenanya sering masih terlihat struktur asli dari batu gampingnya.
Kenampakan demikian yang menunjukkan batu gamping sudah berubah menjadi meta
sedimen. Gradasi metamorfose yang demikian tidak akan didapatkan pada marmer yang
terjadi sebagai akibat proses metamorfose regional.

Teknik Penambangan
Tujuan utama penambangan marmer adalah memperoleh block marmer sebesar-
besarnya. Hal inilah yang membedakan dengan penambangan lainnya. Cara penambangan
dapat dilakukan dengan alat sederhana atau dengan gergaji yang diawali dengan pembuatan
lubang. Metode penambangan dengan system kuari berjenjang akan mencegah kerusakan. 

Kegiatan penambangan : 
1.      Pembersihan Lokasi 
Merupakan serangkaian pekerjaan membersihkan permukaan kerja dari semak-semak dan
batuan-batuan yang ada maupun dari pepohonan dengan menggunakan tenaga manusia.
Sedangkan untuk pembuatan jalan tambang dan permukaan kerja dengan menggunakan
peralatan mekanis excavator yang berfungsi membersihkan lapangan (tempat kerja) dari
batuan yang ada (lapuk), lapisan tanah penutup, mengisi tempat-tempat yang berlubang yang
dianggap dapat mengganggu aktivitas penambangan nantinya. 
2.      Pembongkaran 
Pembongkaran blok marmer dari batuan induknya dilakukan dengan pemboran dan
pemotongan dengan peralatan “Diamond Wire Sawing”.

3.      Pembuatan blok 


Pemotongan dengan menggunakan “Diamond Wire Sawing” terlebih dahulu harus dilakukan
pemboran horizontal sebagai jalur untuk memasukkan kawat intan (sling) dengan panjang
kawat intan disesuaikan dengan keliling marmer yang akan dipotong. Pemotongan dengan
menggunakan alat ini lebih fleksibel karena bias dilakukan pemotongan searah dengan arah
yang dinginkan dengan jangkauan kawat yang dapat diatur sesuai dengan keinginan. 

4.      Pemuatan & Pengangkutan blok.


Hasil penambangan marmer yang terlebih dahulu diperkecil sesuai dengan ukuran blok yang
ditentukan oleh pabrik pengolahan kemudian dikumpulkan dan dimuat ke atas dump truck
dengan menggunakan excavator untuk diangkut menuju stock file yang ada di lokasi pabrik.

Proses Pengolahan 
Bongkahan marmer yang berasal dari front penambangan kemudian diolah pada unit
pengolahan (processing unit). Produk dari unit pengolahan ini terdiri dari beberapa jenis yang
dibedakan menurut penggunaannya. 
Adapun urutan kerja pada proses pengolahan terdiri dari beberapa tahapan dengan alat-alat
pengolahan sebagai berikut : 

1.           Gergaji Besar (Blick Cutter Machine)


Gergaji besar digerakkan oleh tenaga listrik dengan cara kerja sebagai berikut :

 Pemotongan awal pada bagian atas dari block marmer sehingga didapatkan bagian
yang rata. 
 Pengaturan posisi daun gergaji sehingga didapat ukuran lebar dan tebal hasil
pemotongan yang diinginkan. 
 Setelah posisi daun gergaji sesuai dengan ukuran yang diinginkan selanjutnya
dilakukan pemotongan yang mana setelah pemotongan satu lembar dilakukan
pendinginan mata gergaji.

Pada keadaan tertentu dilakukan penyanggaan agar lembaran marmer yang telah digergaji
tidak jatuh dan patah. Guna meningkatkan produktifitas gergaji besar maka harus sesuai
dengan factor-faktor sebagai berikut : 
 Kecepatan yang teratur dimana kecepatan maksimumnya 170 A dan kecepatan
minimumnya 120 A (apabila melebihi kecepatan maksimum akan berhenti dengan
sendirinya).
 Ketersidiaan air untuk proses pemotongan dan pendinginan.
 Pemilihan gergaji yang tepat yang sesuai dengan bahan baku yang akan dipotong.
Pada pemotongan dengan menggunakan gergaji mesin block cutter didapatkan lebar
yang bervarisi sesuai dengan keinginan yaitu 30cm, 40cm, 60cm dengan tebal rata 5
cm.

2.      Mesin Potong Ujung (Cross Cutting Machine) 

Hasil pemotongan dari mesin Block Cutter berupa lembaran marmer dengan ukuran tersebut,
selnjutnya dimuat dengan Whell Loader ketempat mesin potong ujung dengan tujuan untuk
meratakan kedua ujung dari lembaran marmer tersebut. Proses ini menggunakan air sebagai
media pembilas.

3.      Mesin Pembagi (Multi blades splitting machine) 


Mesin ini berfungsi membagi hasil pemotongan lembaran marmer menjadi dua bagian.
Dalam pemotongan dengan mesin pembagi perincian pemotongannya sebagai berikut :

 Untuk ketebalan 5 cm dimasukkan kemesin yang hasilnya keluar dengan ukuran 2,2
cm. 

 Untuk ketebalan 3 cm dimasukkan kemesin spliting dan hasilnya keluar dengan


ukuran 1,2 cm. 

 Hasil dari belahan tersebut kemudian dimasukkan kedalam mesin penghalus dengan
cara didorong diatas jalur rel yang ada. 

4.      Kaliberasi ketebalan dan penghalusan (Grinding Machine) 


Pada proses ini lembaran marmer yang telah terbagi tersebut kemudian dikupas / dihaluskan
permukaannya untuk mendapatkan ketebalan yang pas dan sesuai dengan permintaan. 

5.      Pengeringan, Pendempulan dan Pemanasan (Plastering Line) 


Proses ini terdiri dari tiga tahapan dimana lembaran marmer yang ada telah melewati proses
penghalusan kemudian dikeringkan dengan menggunakan angin yang berasal dari blower.
Kemudian lubang didempul dengan tenaga manusia, setelah itu lembaran marmer melewati
dua buah oven yang bertujuan untuk mempercepat proses pengerasan. 

6.      Pemolesan (Polishing Machine) 


Proses pemolesan dikerjakan dengan mesin poles yang terdiri dari beberapa batu poles
dengan tingkat kehalusan yang berbeda-beda. Untuk mendapatkan kilap yang sempurna batu
poles diatur disusun berurutan sesuai dengan tingkat kehalusannya serta pengaturan tekanan
yang sesuai. 

7.      Mesin Potong Pas (Double hydraulic squaring machine) 


Proses ini dilakukan dengan dua tahapan yaitu tahap pertama pemotongan untuk panjang
yang dinginkan kemudian masuk ketahap kedua yaitu pemotongan untuk lebar yang
dinginkan. 

8.      Mesin Pengering dan Pembersih (Drying and Clearing Machine) 


Setelah melalui proses potong pas, pekerjaan selanjutnya adalah pada mesin poles wax yang
gunanya sebagai proses pembersihan dan pengeringan. Bagian bawah dari marmer yang telah
kering kemudian dilem yang berguna untuk menghindari rembesan semen pada waktu
marmer akan dipasang dan sekaligus sebagai proses akhir dari beberapa proses pemotongan
dalam pabrik. 

9.      Proses Packing 


Proses ini dilakukan secara manual yang bertujuan untuk meratakan permukaan serta
pinggiran-pinggiran dari marmer untuk mendapatkan hasil yang lebih indah. Proses
selanjutnya adalah pemeriksaan “Quality Control” dimana proses ini bertujuan untuk
memisahkan marmer berdasarkan kelasnya.

Pemanfaatan

 Untuk bahan bangunan

Setelah block marmer diperoleh kemudian digergaji dengan bentuk yang diinginkan dan
dipoles dalam bentuk tegel, baik untuk dinding ataupun lantai.

 Industri rumah tangga ; sesuai dengan jenis marmer dapat dibentuk patung, hiasan
ataupun meja. Pechan dari marmer dimanfaatkan untuk tegel campuran semen
 MARMER BAHAN GALIAN INDUSTRI

 2. PENDAHULAN • Marmer umumnya tersusun oleh mineral kalsit dengan kandungan mineral
minor lainya seperti kuarsa, mika, klhorit, tremolit, dan silikat lainnya seperti graphit, hematit, dan
limonit. • Komposisi kimia marmer sama dengan batugamping, yaitu CaCo3 kadang-kadang terdapat
unsutMg yang beraal dari dolomit. Warna marmer yang umum adalah keputihan atau krem.
Adanyabeberapa unsur pengotor pada marmer akan menghasilkan warna-warna yang berbeda
seperti kemerahan,kehitaman,kecoklatan dan kehijauan. • Marmer yang berkualitas sangat tinggi
adalah berwarna putih sangat jernih, sebab kandungan kalsitnya lebih besar dari 90 %. Marmer yang
berwarna abu-abu dihasilkan dari kandungan grapit pada batuan tersebut, pink dan merah akibat
adanya kandungan hematit, kuning dan krem sebagai pengaruh dari kandungan limonit. Marmerpun
dicirikan pula oleh gores arah jarus dan lapisan grapit atau silikat gelapnya. Berdasarkan besar
butirnya, tekstur berkisar dari halus hingga kasar. Sifat sifat lainnya yang berpengaruh terhadap
kualitas marmer adalah porositas, kekuatan regangan dan kekuatan terhadap cuaca.

 3. KLASIFIKASI MARMER Silikat SiO2 0.13 %. Alumunium Dioksida AlO3 0.31 %. Feri Oksida Feo3
0.04 %. Kalsium Oksida CaO 55.07 %. Magnesium Oksida MgO 0.36 %. Kalium Oksida K2O 0.01 %.
Sulfur Trioksida SO3 0.08 %. dan senyawa lainnya 44 %.

 4. SIFAT SIFAT MARMER • 1.) Kompak atau keras sehingga daya tahan tinggi dan lebih awet. • 2.)
Motif nya yang beragam akibat dari campuran yang berbeda-beda membuatnya lebih indah. • 3.)
Tiak cepat memanas. • 4.) Tahan goresan.

 5. GENESA • Terjadinya deposit marmer adalah akibat proses metamorfosa. Dimana mineral yang
terdapat pada batu kapur ( kalsit) akibat pengaruh gaya-gaya tekanan dan panas yang tinggi dapat
menghablur (re-kristalisasi). Akibat penghabluran tersebut maka struktur asal dari batuan itu akan
hilang dan terbentuklah batuan yang butirnya amat teratur dan dikenal dengan nama batu pualam.
Proses geologinya terbentuk antara 30-60 juta tahun yang lalu atau dalam bahasa geologi disebut
berumur kwarter sampai tertier.

 6. POTENSI • Marmer akan selalu berasosiasi keberadaanya dengan batugamping. Setiap ada batu
marmer akan selalu ada batugamping, walaupun tidak setiap ada batugamping akan ada marmer.
Karena keberadaan marmer berhubungan dengan proses gaya endogen yang mempengaruhinya
baik berupa tekan maupun perubahan temperatur yang tinggi. • Beberapa tempat di Indonesia yang
menjadi pusat tambang marmer adalah Tulungagung, Lampung, Jawa Tengah, Bandung, DI
Yogyakarta, Kalimantan, Bangka, Papua, Kupang, Poso, Sumatra Barat, dan Sulawesi
Selatan.Tulungagung menjadi penghasil marmer tertua di Indonesia dan Sulawesi Selatan menjadi
penghasil marmer terbaik saat ini.

 7. EKSPLORASI • Untuk mengetahui besarnya cadangan suatu tubuh marmer maka biasanya
dilakukan eksplorasi geofisika agar diketahui baik penyebaran horizontal maupun vertikal, kemudian
dibuat sumur uji dan pemboran untuk mengetahui ketebalan lapisan. Untuk mengetahui kualitas
marmer di suatu lokasi maka diambil sampel yang diuji di laboratorium baik fisika maupun kimia,
secara mikroskopis.
 8. PERALATAN • Alat-alat yang digunakan di lokasi penambangan adalah: • Jack hammer • Alat
pemotong ( SpeedCut ) • Mesin penghancur • Dump Truk / Truk • Excavator • Gergaji Kawat intan •
Palu Batu ( sederhana ) • Pahat Baja ( sederhana ) • Linggis ( sederhana )

 9. GAMBAR JACK HUMMER, SPEEDCUT, MESIN PENGHANCUR

 10. GAMBAR DUMP TRUK / TRUK, EXCAVATOR DAN GERGAJI KAWAT INTAN

 11. GAMBAR LINGGIS, PAHAT BAJA, PALU BATU (SEDERHANA)

 12. EKSPLOITASI • Sistem penambangan yang diterapkan adalah sistem tambang terbuka dengan
metode “Quarry” yang langsung membuat jenjang (bench) yang berbentuk “Open Cut”. Pembuatan
jenjang diusahakan dapat menjamin keleluasaan gerakan alat mekanis dalam aktivitasnya, sehingga
produksi dapat berjalan lancar dan tetap memperhatikan tinggi jenjang dan panjang jenjang serta
lokasi yang akan ditambang. • Ada dua istilah yang dipakai pada cara penambangan secara kuari ,
berdasarkan bentuk yang dihasilkan, yaitu : • Dimension stone, biasa pada penambangan batu
mamer, dimana dipergunakan gergaji atau dengan peledakan khusus, sehingga dihasilkan bongkah-
bongkah yang baik dan teratur. Produksinya sangat selektif dengan jumlah yang terbatas. Pada
metode penambangan ini muka dari jenjang (bench face) adalah hampir vertical. • Broken stone
adalah cara penambangan guna menghasilkan batu pecah dan pada umunya dilakukan dengan cara
peledakan. Pada metoda penambangan ini, muka dari jenjang (face bench) tidak pasti harus vertical,
tetap diusahakan.

 13. • Aktivitas utama yang dilakukan adalah melepaskan marmer sebagai bahan baku untuk
membuat blok marmer. Pada aktivitas penambangan bahan galian marmer meliputi : • Pembersihan
lokasi tempat kerja dengan menggunakan excavator • Pemboran untuk pemasangan tali intan •
Pemotongan batuan marmer dengan “Diamond Wire” • Pengukuran untuk pembuatan block
marmer • Pemboran untuk memisahkan batuan • Pemuatan dan pengangkutan

 14. • Excavator digunakan untuk membersihkan Overburden yang menutupi batu marmer • jack
hammer digunakan untuk membuat lubang pada batuan induk guna memasukkan kabel – kabel
gergaji kawat intan. • Gergaji kawat intan sendiri berfungsi sebagai pemotong yang akan
memisahkan batu marmer dengan batuan induknya dalam bentu blok – blok yang besar. • Katrol
digunakan untuk memindahkan blok –blok marmer tersebut karena tidak mungkin menggunakan
tenaga manusia. • Truk digunakan untuk mengangkut marmer dari lokasi penambangan ke
pengolahan

 15. • Kegiatan ini merupakan satu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang
lainnya, guna mencapai target produksi sesuai dengan perencanaan sebelumnya, namun perlu
diketahui bahwa untuk mencapai hal tersebut dengan berdasarkan perencanaan, maka diperlukan
adanya perhatian terhadap semua alat penunjang seperti Kompressor, Generator, Penyedian air
untuk “Diamon Wire” serta tenaga kerja yang terampil dan penuh kedisplinan, karena tanpa hal
tersebut maka target produksi yang diharapkan sesuai perencanaan tidak akan tercapai dan hal yang
utama adalah mengenai keselamatan kerja terhadap tenaga kerja.

 16. GAMBAR TAMBANG CARARA ITALIA

 17. TAMBANG TULUNGAGUNG


 18. JENIS MARMER • Carrara Marble, yaitu batu marmer yang berwana putih murni yang biasa
digunakan oleh orang-orang Yunani dan Romawi untuk membuat patung-patung dan air mancur. •
Faux marbling, yaitu mengacu pada lukisan permukaan yang dimaksudkan agar terlihat seperti
marmer. Hal ini umumnya digunakan di gedung-gedung. • Kertas marbling, merupakan teknik lain
yang digunakan untuk menyerupai marmer yang asli. Pola warna yang berbeda digunakan bersama-
sama untuk memberikan tampilan dan nuansa dari marmer. • Limestone, biasanya berwarna beige
atau cokelat, jenis marmer ini biasanya terbentuk di dasar danau. • Breksi, yaitu jenis marmer yang
juga biasa disebut Breksi Oniciata atau Breche Nouvelle yang terjadi karena adanya tanah longsor.

 19. GAMBAR

 20. FUNGSI MURMER • 1. Sebagai bahan konstruksi bangunan • 2. Sebagai bahan dasar arsitektur
• 3. Sebagai pupuk • 4. Sebagai bahan pewarna • 5. Sebagai batu nisan • 6. Menetralkan asam • 7.
Sebagai tambahan kalsium dalam makanan hewan ternak • 8. Sebagai alat terapi untuk
penyembuhan beberapa penyakit • 9. Sebagai bahan dasar pembersih rumah

 21. 1. Sebagai bahan konstruksi bangunan • Marmer memiliki banyak kegunaan dekoratif dan
struktural. Ia dapat digunakan dalam interior atau eksterior dari rumah atau bangunan, yaitu
digunakan dalam dinding eksterior dan veneer, lantai, dekoratif fitur, tangga dan jalan setapak.
Berbagai macam alasan yang mendasari penggunaan batu marmer antara lain : • Sebagai salah satu
jenis batu alam, batu marmer sangat tahan lama. • Mudah dibersihkan • Memiliki penampilan yang
spektakuler • Namun perlu diperhatikan juga adanya faktor kerusakan yang dapat membatasi
penggunaan batu tersebut, karena batu marmer memiliki kerentatan untuk terjadi kerusakan.

 22. 2. Sebagai bahan dasar arsitektur • Marmer memberikan nilai keanggunan dan kecantikan.
Batu ini juga dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan aneka furniture di rumah seperti,
meja, jendela, perapian, dan barang-barang kerajinan lainnya. • Batu marmer adalah jenis batu alam
yang tembus cahaya, sehingga dapat memberikan sifat lunak padanya. Batu ini juga memiliki
kemampuan yang sangat tinggi untuk menyerap cat. Sehingga menjadikannya sebagai bahan dasar
pembuatan patung. Tekstur yang lembut menjadikannya sangat mudah untuk dipahat. Beberapa
patung yang paling terkenal di dunia yang telah dihasilkan dari marmer antara lain adalah patung
Artemis, yaitu dewi Yunani dari sebuah karya Yunani asli.

 23. GAMBAR 00000000000

 24. 3. Sebagai pupuk • Batu marmer yang dipanaskan dapat mengusir karbondioksida yang
terkandung dalam kalsit tersebut, sehingga yang tersisa adalah kalsiumdioksida atau zat kapur. Hal
ini dapat digunakan sebagai Kapur yang digunakan sebagai pupuk untuk lahan pertanian, yaitu untuk
mengurangi keasaman dalam tanah. Bila diterapkan bersama-sama dengan pupuk, hal tersebut
dapat meningkatkan hasil pertanian. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Agricultural Research
Service, Departemen Pertanian Amerika Serikat pada laha jagung menyatakan bahwa sebagian dari
ladang jagung yang tidak ada kandungan unsur kapur dan pupuk menyebabkan tanaman tersebut
berjuang untuk bertahan hidup.

 25. 4. Sebagai bahan pewarna • Marmer yang berwarna putih kadang-kadang digunakan untuk
menghasilkan produk yang dikenal sebagai “kapur sirih,” yaitu serbuk putih yang digunakan sebagai
pigmen, brightener dan pengisi dalam cat, kertas dan produk lainnya.
 26. 5. Sebagai batu nisan • Marmer merupakan batu alam yang sangat menarik. Karena batu ini
menawarkan nilai ekonomis karena relatif mudah untuk dipotong dan dan diukir jika dibandingkan
dengan bebatuan lain seperti granit yang tidak tahan terhadap curah hujan, asam, dan cenderung
kehilangan tepi dan detail dari waktu ke waktu. Untuk itulah mengapa batu marmer juga
dimanfaatkan sebagai batu nisan yang berguna sebagai penanda pada tempat- tempat pemakaman.

 27. 6. Menetralkan asam • Batu marmer terdiri dari kalsium karbonat yang membuatnya sangat
efektif untuk menetralisir asam. Saat batu marmer mencapai kemurnian tertinggi, ia akan sering
hancur menjadi bubuk. Hal ini dapat diproses untuk menghilangkan kotoran dan kemudian
digunakan untuk membuat produk seperti Tums dan Alka-Seltzer yang digunakan untuk mengobati
gangguan pencernaan yang diakibatkan kelebihan zat asam dalam tubuh. Marmer yang hancur juga
digunakan untuk mengurangi kadar asam tanah, kadar asam sungai dan sebagai bahan asam
penetral dalam industri kimia.

 28. 7. Sebagai tambahan kalsium dalam makanan hewan ternak • Sapi perah dan ayam
membutuhkan pasokan kalsium untuk menghasilkan susu dan telur. Peternakan yang memelihara
hewan-hewan ini sering menggunakan pakan ternak yang telah dilengkapi dengan tambahan
kalsium. Kapur bubuk dari marmer dapat digunakan untuk memproduksi suplemen ini, karena ia
memiliki tekstur yang lembut untuk gigi hewan, mudah larut, dan kaya akan kalsium.

 29. 8. Sebagai alat terapi untuk penyembuhan beberapa penyakit • Batu marmer dapat dipotong
dan dipoles menjadi berbagai bentuk dan ukuran yang dapat digunakan untuk bekerja di area tubuh
tertentu. Batu ini dapat digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan batu panas. • Batu marmer
dapat bertindak sebagai dekongestan yang kuat untuk membantu meredakan pembengkakan dan
melancarkan aliran darah dalam tubuh. Bila digunakan dengan kombinasi batu-batu panas, dapat
mengurangi vasodilatasi dan penyempitan organ tubuh yang nantinya dapat membantu
menyebarkan nutrisi dalam tubuh, sehingga dapat menyembuhkan beberapa penyakit yang
menyerang jaringan tubuh seperti : • Mengurangi peradangan dan luka akut • Meredakan rasa sakit
dan penyumbatan daerah sinus • mengurangi lingkaran bengkak dan gelap mata dan meningkatkan
warna kulit pada wajah

 30. 9. Sebagai bahan dasar pembersih rumah • Batu marmer terdiri dari kalsit, yaitu mineral
dengan kekerasan Mohs tiga. Oleh karena itu batu alam ini juga sering digunakan untuk bahan dasar
pembuatan cairan pembersih untuk kamar mandi maupun dapur. Kelembutan pada batu marmer
menjadikannya sebagai alat pembersih yang tidak menimbulkan goresan maupun kerusakan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai