Anda di halaman 1dari 2

Kelompok BGI yang berhubungan dengan intrusi plutonik

1.

Granit dan Granodiorit

Batuan ini terjadi akibat proses pembekuan magma bersifat asam. Berwarna merah,
coklat, abu-abu. Tempat ditemukannya didaerah pegunungan dimana terdapat aktivitas
magma. Batuan ini dimanfaatkan sebagi sebagai lantai atau ornamen dinding. Teknik
penambangan yang digunakan dengan penambangan terbuka.
2.

Gabro dan Peridotit

Gabro dan peridotit merupakan batuan yang terbentuk dari proses pembekuan magma
ultra basa. Banyak ditemukan didaerah indonesia bagian timur. Penggunaannya
sebagai lantai dan ornamen dinding. Penambangannya dengan menggunakan tambang
terbuka.
3.

Alkali Feldspar

Mineral ini terbentuk dari proses kristalisasi pada fase pembekuan magma yang bersifat
asam dengan kadar SiO2 tinggi unsur alkalinya (K dan Na). Kekerasannya 6.
Pemanfaatannya untuk industri keramik dan gelas. Penambangannya dengan
menggunakan tambang terbuka quarry mining. Hampir tersebar diseluruh daerh
diindonesia.
4.

Bauksit

Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan susunan
terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O) dan mineral
gibsit (Al2O3 .3H2O). Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45 65%,
SiO2 1 12%, Fe2O3 2 25%, TiO2 >3%, dan H2O 14 36%.
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan pelapukan
sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi
tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak
mengandung sama sekali. Batuan tersebut (misalnya sienit dan nefelin yang berasal
dari batuan beku, batu lempung, lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut akan
mengalami proses lateritisasi, yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras
menjadi bauksit.
Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di kedalaman
tertentu. Potensi dan cadangan endapan bauksit terdapat di Pulau Bintan, Kepulauan
Riau, Pulau Bangka, dan Pulau Kalimantan. Pemanfaatannya sebagi pembentuk
alumina. Penambangnnya menggunakan sistem tambang terbuka.
5.

Mika

Mika terbentuk pada akhir proses pembekuan magma yang kekentalannya rendah.
Berwarna gelap bening. Banyak Ditemukan didaerah Aceh, Sumatera utara, kalimantan
barat, kalimantan tengah, sulawesi tengah, dan irian jaya.
Pemanfaatannya banyak pada industri mesin dan listrik. Penambangannya dilakukan
dengan tambang terbuka menggunakan alat sederhana.
6.

Asbes

Asbes adalah istilah pasar untuk bermacam-macam mineral yang dapat dipisahpisahkan hingga menjadi serabut yang fleksibel. Berdasarkan komposisi mineralnya,
asbes dapat digolongkan menjadi dua bagian. Golongan serpentin; yaitu mineral krisotil
yang merupakan hidroksida magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11)
H2O, Golongan amfibol; yaitu mineral krosidolit, antofilit, amosit, aktinolit dan tremolit.
Yang banyak digunakan dalam industri adalah asbes jenis krisotil. Perbedaan dalam
serat asbes selain karena panjang seratnya berlainan, juga karena sifatnya yang
berbeda. Satu jenis serat asbes pada umumnya dapat dimanfaatkan untuk beberapa
penggunaan yaitu dari serat yang berukuran panjang hingga yang halus.
Pembagian atas dasar dapat atau tidaknya serat asbes dipintal ialah :
1) Serat asbes yang dipintal, digunakan untuk :
a. Kopling, tirai dan layar, gasket, sarung tangan, kantong-kantong asbes, pelapis ketel
uap, pelapis dinding, pakaian pemadam kebakaran, pelapis rem, ban mobil, bahan
tekstil asbes, dan lain-lain.
b. Alat pemadam api, benang asbes, pita, tali, alat penyam-bung pipa uap, alat listrik,
alat kimia, gasket keperluan laboratorium, dan pelilit kawat
listrik.
2) Serabut yang tidak dapat dipintal terdiri atas :
a. Semen asbes untuk pelapis tanur dan ketel serta pipanya, dinding, lantai, alat-alat
kimia dan listrik.
b.
Asbes untuk atap : Kertas asbes untuk lantai dan atap, penutup pipa isolatorisolator panas dan listrik; Dinding-dinding asbes untuk rumah dan pabrik, macammacam isolasi, gasket, ketel, dan tanur; Macam-macam bahan campuran lain yang
menggunakan asbes sangat halus dan kebanyakan asbes sebagai bubur.
Asbes amfibol yang biasa digunakan sebagai bahan serat tekstil adalah dari jenis
varitas krosidolit. Hal ini berhubungan dengan daya pintalnya yang sesuai dengan
kebutuhan industri tekstil. Krisotil dan antagonit termasuk ke dalam golongan asbes
serpentin. Krisotil juga merupakan jenis asbes yang sangat penting dalam industri
pertekstilan.
Proses penambangan asbes dengan menggunakan tambang terbuka menggunakan
peralatan sederhana. Dan banyak ditemukan didaerah jawa tengah, halmahera,
sulawesi tenggara, nusa tenggara timur, dan irian jaya.

Anda mungkin juga menyukai