Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KIMIA ANORGANIK II

EMAS

KELOMPOK V

KETUA KELOMPOK : AZIZAH AULYAH (E1M018013)

ANGGOTA : - ANINDA KURNIA ILAHI (E1M018003)

: - HUSNUL KHOTIMAH (E1M018035)

: - NUR ASIA (E1M018057)

PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Emas” dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai tugas kimia anorganik II.

Makalah ini ditujukan kepada BapakMukhtar Haris, S.Pd.,M.Pd. sebagai dosen mata
kuliah Kimia Anorganik II. Makalah ini membahas tentang kelimpahan emas di alam, sifat dari
emas, cara pengolahan dari emas serta kegunaan dan senyawa-senyawa yang umum ditemui pada
emas. Pada kesempatan ini kami selaku mahasiswa menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak Mukhtar Haris, S.Pd.,M.Pd. sebagai dosen mata kuliah Kimia Anorganik II yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam menyempurnakan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Untuk kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangatlah diharapkan dan kami berharap semoga makalah ini
bermanfaat serta bisa menambah pengetahuan.

Mataram, 20 April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………........................i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..iii

BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………...............…1

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………..…1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….……2
C. Tujuan…………………………………………………………………………….………..2

BAB II
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………….…3

A. Kelimpahan Emas…………………………………………………………3
B. Sifat-sifat Emas……………………………………………………………7
C. Pengolahan Emas……………………………………………………….…9
D. Kegunaan Emas………………………………………………………..…14
E. Senyawa- senyawa Emas………………………………………………...15

BAB III
PENUTUP…………………………………………………………………………………..…..20

A. Kesimpulan ………………………………………………………………………..….…20
B. Saran…………………………………………………………………………………..…20

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di alam, emas umumnya ditemukan dalam bentuk logam bebas yang terdapat di
dalam retakan-retakan batuan kwarsa dan dalam bentuk batuan mineral, hal ini
disebabkan karena tingginya nilai potensial reduksi emas. Emas juga ditemukan dalam
bentuk emas aluvial yang terbentuk karena proses pelapukan terhadap batuan-batuan yang
mengandung emas (gold -bearing rocks). Teknologi mengolah emas sendiri dikenal beberapa
metode ekstraksi diantaranya : grafitasi, aglomerasi, flotasi, cyanidasi, amalgamasi, elektrolitik,
dll. Emas merupakan unsur yang yang mempunyai daya hantar listrik dan panas yang
baik, Warna kuning yang sangat menarik, sangat liat, mudah ditempa menjadi lembaran
yang sangat tipis dan dapat ditarik menjadi kawat dengan diameter yang sangat kecil.
Memiliki sifat yang sangat tidak reaktif secara kimia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kelimpahan di alam emas?
2. Bagaimana sifat fisika dan kimia pada emas?
3. Bagaimana pengolahan bentuk murni emas?
4. Apa saja kegunaan dari emas?
5. Bagaimana senyawa-senyawa lainnya padaemas?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kelimpahan emasdi alam
2. Untuk mengetahui sifat fisika dan sifat kimia dari emas
3. Untuk mengetahui pengolahan bentuk murni emas
4. Untuk mengetahui kegunaan dari emas
5. Untuk mengetahui senyawa-senyawa lainnya dari emas

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. KELIMPAHAN EMAS
Di alam, emas umumnya ditemukan dalam bentuk logam bebas yang terdapat di
dalam retakan-retakan batuan kwarsa dan dalam bentuk batuan mineral, hal ini
disebabkan karena tingginya nilai potensial reduksi emas..Emas juga ditemukan dalam
bentuk emas aluvial yang terbentuk karena proses pelapukan terhadap batuan-batuan yang
mengandung emas (gold -bearing rocks). Kelimpahan relatif emas di dalam kerak bumi
diperkirakan sebesar 0,004 g/ton, termasuk sekitar 0,001 g/ton terdapat di dalam perairan
laut .

B. SIFAT –SIFAT EMAS


1. Sifat Fisika Emas

Karakteristik Sifat

Wujud Padat

Bilangan oksidasi +1 dan +3

Massa jenis 18,3 g/cm3

Titik didih 2809 °C

Titik lebur 1064,18 °C

Struktur Kristal kubus pusat mukastruktur


kristal emas

2. Sifat Kimia Emas


a. Merupakan unsur yang yang mempunyai daya hantar listrik dan panas yang baik.
b. Warna kuning yang sangat menarik, sangat liat, mudah ditempa menjadi lembaran
yang sangat tipis dan dapat ditarik menjadi kawat dengan diameter yang sangat kecil.
c. Memiliki sifat yang sangat tidak reaktif secara kimia. Karena sifat yang tidak reaktif
dan memiliki warna yang menarik, emas banyak dimanfaatkan untuk pembuatan
perhiasan, pembuatan gigi palsu dan pembuatan reaktor industri kimia yang tahan
korosi misalnya pada industri rayon digunakan logam paduan 70% emas dan 30%
paladium. Emas dikatakan sangat tidak reaktif karena pada kondisi biasa tidak
2
bereaksi dengan sebagian besar pereaksi dan unsur-unsur yang lain. Asam sulfat
pekat, asam fluorida, asam klorida, oksigen, nitrogen, halogen, selenium, karbon dan
hidrogen pada suhu kamar tidak bereaksi dengan emas, tetapi pada suhu tinggi sekitar
150 ºC emas dapat bereaksi dengan brom dan uap air.
d. Kini emas yang menghasilkan radioaktif dimanfaatkan untuk mengobati penyakit
kanker. Harridan digunakanuntukterapikankerdanpenyakitlainnya. Disodium
aurothiomalatediberikanmelaluilewatotot (intramuscularly) sebagaiterapi arthritis.
e. Emas dengan kadar murni (24 karat) digunakan untuk mengangkat sel-sel kulit mati
sehingga sel-sel yang telah rusak akan diperbaharui.

C. PENGOLAHAN BENTUK MURNI EMAS


Teknologi mengolah emas sendiri dikenal beberapa metode ekstraksi diantaranya : grafitasi,
aglomerasi, flotasi, cyanidasi, amalgamasi, elektrolitik, dll. Namun dibandingkan dengan metode
lainnya, mengolah emas dengan metode amalgamasi (merkuri) relatif lebih mudah diterapkan dan tidak
memerlukan investasi besar. Disini akan disampaikan beberapa proses pengolahan emas dengan
beberapa metode :
1. Pengolahan Emas dengan Sistem Perendaman
a. Bahan :
Ore/ bijih emas yang sudah dihaluskan dengan mesh + 200 = 30 ton
b. Formula Kimia :
1) NaCn = 40 kg
2) H2O2 = 5 liter
3) Kostik Soda/ Soda Api = 5 kg
4) Ag NO3 =100 gram
5) Epox Cl = 1 liter
6) Lead Acetate = 0.25 liter (cair)/ 1 ons (serbuk)
7) Zinc dass/ zinc koil = 15 kg
8) H2O (air) = 20.000 liter
c. Proses Perendaman
1) Perlakuan di Bak I (Bak Kimia)
a) NaCn dilarutkan dalam H2O (air) ukur pada PH 7
b) Tambahkan costik soda (+ 3 kg) untuk mendapatkan PH 11-12
c) Tambahkan H2O2, Ag NO3, Epox Cl diaduk hingga larut, dijaga pada PH 11-12
2) Perlakuan di Bak II (Bak Lumpur)
a) Ore/ bijih emas yang sudah dihaluskan dengan mesh + 200 = 30 ton dimasukkan ke
dalam bak
b) Larutan kimia dari Bak I disedot dengan pompa dan ditumpahkan/ dimasukkan ke
Bak IIuntuk merendam lumpur ore selama 48 jam

3
c) Setelah itu, air/ larutan diturunkan seluruhnya ke Bak I dan diamkan selama 24
jam,dijaga pada PH 11-12. Apabila PH kurang untuk menaikkannya ditambah costic
soda secukupnya.
d) Dipompa lagi ke Bak II, diamkan selama 2 jam lalu disirkulasi ke Bak I
denganmelalui Bak Penyadapan/ Penangkapan yang diisi dengan Zinc dass/ zinc koil
untuk mengikat/ menangkap logam Au dan Ag (emas dan perak) dari larutan air kaya.
e) Lakukan sirkulasi larutan/ air kaya sampai Zinc dass/ zinc koil hancur seperti pasir
selama 5 – 10 hari.
f) Zinc dass/ zinc koil yang sudah hancur kemudian diangkat dan dimasukkan ke dalam
wadah untuk diperas dengan kain famatex.
g) Untuk membersihkan hasil filtrasi dari zinc dass atau kotoran lain gunakan 200 ml
H2SO4 dan 3 liter air panas.
h) Setelah itu bakar filtrasi untuk mendapatkan bullion.
2. Pengolahan Emas Secara Sianida
a. Cara dan Langkah Kerja
1) Bahan berupa batuan dihaluskan dengan menggunakan alat grinding sehingga menjadi
tepung (mesh + 200).
2) Bahan di masukkan ke dalam tangki bahan, kemudian tambahkan H2O (2/3 dari bahan).
3) Tambahkan Tohor (Kapur) hingga pH mencapai 10,2 – 10,5 dan kemudian tambahkan
Nitrate (PbNO3) 0,05 %.
4) Tambahkan Sianid 0.3 % sambil di aduk hingga (t = 48/72h) sambil di jaga pH larutan (10
– 11) dengan (T = 85 derajat).
5) Kemudian saring, lalu filtrat di tambahkan karbon (4/1 bagian) dan di aduk hingga (t=
48h), kemudian di saring.
6) Karbon dikeringkan lalu di bakar, hingga menjadi Bullion atau gunakan. (metode 1).
7) Metode Merill Crow (dengan penambahan Zink Anode / Zink Dass), saring lalu
dimurnikan / dibakar hingga menjadi Bullion. (metode 2).
8) Karbon di hilangkan dari kandungan lain dengan Asam (3 / 5 %), selama (t =30/45m),
kemudian di bilas dengan H2O selama (t = 2j) pada (T =80 – 90 derajat).
9) Lakukan proses Pretreatment dengan menggunakan larutan Sianid 3 % dan Soda.(NaOH)
3 % selama (t =15 – 20m) pada (T = 90 – 100⁰).
10) Lakukan proses Recycle Elution dengan menggunakan larutan Sianid 3 % dan Soda 3 %
selama (t = 2.5 j) pada (T = 110 – 120⁰).
11) Lakukan proses Water Elution dengan menggunakan larutan H2O pada (T = 110 – 120⁰)
selama (t = 1.45j).
12) Lakukan proses Cooling.
13) Saring kemudian lakukan proses elektrowining dengan (V = 3) dan (A = 50) selama (t =
3.5j).

b. Proses Pemurnian (Dari Bullion)


Dapat dilakukan dengan beberpa metode yaitu :
1) Metode Cepat

4
Secara Hidrometallurgy yaitu dengan dilarutkan dalam larutan HNO3 kemudian
tambahkan garam dapur untuk mengendapkan perak sedangkan emasnya tidak larut
dalam larutan HNO3 selanjutnya saring aja dan dibakar.
2) Metode Lambat
Secara Hidrometallurgy plus Electrometallurgy yaitu dengan menggunakan
larutan H2SO4 dan masukkan plat Tembaga dalam larutan kemudian masukkan Bullion
ke dalam larutan tersebut, maka akan terjadi proses Hidrolisis dimana Perak akan larut
dan menempel pada plat Tembaga (menempel tidak begitu keras/mudah lepas) sedangkan
emasnya tidak larut (tertinggal di dasar), lalu tinggal bakar aja masingmasing.
3. Pengolahan Emas Amalgamasi
Amalgamasi Merkury atau sistem penarikan emas dengan merkury adalah sistem penarikan yang
dipakai hampir 99% para penambang emas skala kecil baik resmi ataupun illegal di Indonesia.
a. Adapun langkah sederhananya sebagai berikut :
1) Sebelum dilakukan amalgamasi hendaknya dilakukan proses kominusi dan konsentrasi
gravitasi, agar mencapai derajat liberasi yang baik sehingga permukaan emas tersingkap.
2) Pada hasil konsentrat akhir yang diperoleh ditambah merkuri ( amalgamasi ) dilakukan
selama + 1 jam.
3) Hasil dari proses ini berupa amalgam basah ( pasta ) dan tailing. Amalgam basah
kemudian ditampung di dalam suatu tempat yang selanjutnya didulang untuk pemisahan
merkuri dengan amalgam.
4) Terhadap amalgam yang diperoleh dari kegiatan pendulangan kemudian dilakukan
kegiatan pemerasan ( squeezing ) dengan menggunakan kain parasut untuk memisahkan
merkuri dari amalgam ( filtrasi ). Merkuri yang diperoleh dapat dipakai untuk proses
amalgamasi selanjutnya. Jumlah merkuri yang tersisa dalam amalgan tergantung
padaseberapa kuat pemerasan yang dilakukan. Amalgam dengan pemerasan manual akan
mengandung 60 – 70 % emas, dan amalgam yang disaring dengan alat sentrifugal dapat
mengandung emas sampai lebih dari 80 %.
5) Retorting yaitu pembakaran amalgam untuk menguapkan merkuri, sehingga yang
tertinggal berupa alloy emas.

D. KEGUNAAN LOGAM
1. sifat kimia dan fisikanya yang sangat baik ( logam yang kebal / inert terhadap berbagai
bahan kimia, super konduktor, mudah dibentuk, titik leleh yang lumayan tinggi, sangat
sulit teroksidasi, maka logam emas banyak digunakan di dalam berbagai peralatan hasil
industri manufaktur.
5
2. Kegunan logam emas sebagai salah satu bahan konduktor untuk industri yang membuat
peralatan elektronika.
3. Industri elektronika digital banyak menggunakan emas sebagai konduktor. Sebagai
konduktor, emas memiliki hambat jenis (tahanan jenis) yang sangat rendah, sehingga
mudah menghantar arus listrik tanpa harus mengalami penurunan tegangan.
4. Transmisi data yang menggunakan emas sebagai penghubung akan menjadi lebih cepat,
dan jauh lebih cepat dibanding jika menggunakan tembaga sebagai penghubung.
5. Ketahanan emas terhadap korosi membuatnya unggul terhadap logam-logam lain. Inilah
yang menjadi alasan industri pembuatan komponen elektronika menggunakan emas
sebagai salah satu bahan baku.
6. Peralatan-peralatan komputer, pesawat komunikasi dan telekomunikasi (khususnya
handphone), peralatan instrumen-instrumen pengukur yang membutuhkan hasil dengan
tingkat presisi tinggi, peralatan-peralatan laboratorium, peralatan-peralatan
navigasi,peralatan-peralatan konduktor pada pesawat terbang, menggunakan emas sebagai
wiring (konduktor).
7. Kegunaan logam emas koloid dalam bidang kesehatan, khususnya untuk pendeteksi dan
pengobatan penyakit kanker. Emas koloid juga digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
sebaran sejumlah kecil senyawa merkuri II di dalam perairan.
8. Kegunaan Logam Emas Sebagai Perhiasan dan Sarana Investasi
9. Lebih dari 50% hasil penambangan emas digunakan sebagai perhiasan, dan 20% sebagai
sarana investasi. Penggunaan emas di bidang teknologi dan industri elektronika mencapai
16%, dan sisanya adalah penggunaan untuk keperluan lain.
10. Saat ini, disamping untuk kegunaan yang sudah umum, emas juga mulai digunakan untuk
peralatan kecantikan, terutama untuk kulit. Penggunaan di bidang kesehatan pun mulai
naik, antara lain untuk kesehatan gigi dan pengobatan kanker.

E. SENYAWA-SENYAWA EMAS
Emas membentuk berbagai senyawa kompleks, tetapi hanya sedikit senyawa anorganik sederhana.
Emas (I) oksida, Au2O, adalah salah satu senyawa yang stabil dengan tingkat oksidasi +1, seperti
halnya tembaga, tingkat oksidasi +1 ini hanya stabil dalam senyawa padatan, karena semua larutan

6
garam emas (I) mengalami disproporsionasi menjadi logam emas dan ion emas (III) menurut
persamaan reaksi :
3Au+(aq) → 2Au(s) + Au3+(aq).
Secara kimiawi emas tergolong inert sehingga disebut logam mulia. Emas tidak bereaksi dengan
oksigen dan tidak terkorosi di udara di bawah kondisi normal. Namun emas terurai dalam larutan
sianida dalam tekanan udara. Emas juga tidak bereaksi dengan asam atau basa apapun. Akan tetapi
emas bereaksi dengan halogendan aqua regia.
Reaksi emas dengan halogen
Logam emas bereaksi dengan klorin, Cl2, atau bromin, Br2, untuk membentuk trihalida emas (III)
klorida, AuCl3, atau emas (III) bromida, AuBr3.
2Au(s) + 3Cl2(g) → 2AuCl3(s)
2Au(s) + 3Br2(g) → 2AuBr3(s)
AuCl3 dapat larut dalam asam hidroksida pekat menghasilkan ion tetrakloroaurat (III), [AuCl4]-, suatu
ion yang merupakan salah satu komponen dalam “emas cair”, yaitu suatu campuran spesies emas
dalam larutan yang akan mengendapkan suatu film logam emas jika dipanaskan.Di lain pihak, logam
emas bereaksi dengan iodin, I2, untuk membentuk monohalida, emas (I) iodida, AuI.
2Au(s) + I2(g) → 2AuI(s)
Emas dapat larut pada aqua regia, yaitu campuran tiga bagian volum asam klorida pekat dan atau
bagian volum asam nitrat pekat:
Au(s) + 4HCl (aq) + HNO3(aq) → HAuCl4(aq) + NO (g) + 2H2O(l)

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kelimpahan relatif emas di dalam kerak bumi diperkirakan sebesar 0,004 g/ton, termasuk
sekitar 0,001 g/ton terdapat di dalam perairan laut . Emas merupakan unsur yang yang
mempunyai daya hantar listrik dan panas yang baik, Warna kuning yang sangat menarik,
sangat liat, mudah ditempa menjadi lembaran yang sangat tipis dan dapat ditarik menjadi
kawat dengan diameter yang sangat kecil. Memiliki sifat yang sangat tidak reaktif secara
kimia. Emas dengan kadar murni (24 karat) digunakan untuk mengangkat sel-sel kulit
mati sehingga sel-sel yang telah rusak akan diperbaharui.
Teknologi mengolah emas sendiri dikenal beberapa metode ekstraksi diantaranya :
grafitasi, aglomerasi, flotasi, cyanidasi, amalgamasi, elektrolitik, dll. Namun dibandingkan dengan
metode lainnya, mengolah emas dengan metode amalgamasi (merkuri) relatif lebih mudah
diterapkan dan tidak memerlukan investasi besar. Secara kimiawi emas tergolong inert sehingga
disebut logam mulia. Emas tidak bereaksi dengan oksigen dan tidak terkorosi di udara di bawah
kondisi normal. Namun emas terurai dalam larutan sianida dalam tekanan udara. Emas juga tidak
bereaksi dengan asam atau basa apapun. Akan tetapi emas bereaksi dengan halogendan aqua
regia

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah tersebut masih terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan masukkan
yang membangun agar makalah ini lebih baik lagi dan dapat bermanfaat bagi pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://pengolahanemas.wordpress.com/

http://reverendum.blogspot.com/2011/08/bagaimana-proses-tebentuknya-
emas.html#axzz1p35i7akD

http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/emas/

Sugiyarto, Kristian H. 2003. Dasar-dasar Kimia Anorganik Logam.Yogyakarta: Universitas Negeri


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai