Anda di halaman 1dari 25

6.1.

Peralatan Penambangan
Untuk menunjang kegiatan penambangan batubara di perlukan beberapa peralatan
produksi yag harus di siapapkan. Penentuan kapasita dan jumlah alat yang di butuhkan
tergantung target produksi, jam efektif pertahun serta produktivitas alat pertahun.

6.1.1. Jenis dan Spesifikasi Alat Utama dan Penunjang


1 Bulldozer
Penggunaan bulldozer ini adalah untuk menggusur dan meratakan pada
material tahap land clearing. Berikut adalah spesifikasi dan kebutuhan alat :
Merk : KOMATSU
Model : D155A
Kapasitas Blade bulldozer : 9,4 m3
Status : beli

Gambar 6.16 KOMATSU D155A

2 Excavator
Alat backhoe digunakan untuk memuat material hasil penggalian soil.
Berikut adalah spesifikasi dan kebutuhan alat :
Merk : KOMATSU
Model : PC 1250SP-8
Kapasitas bucket : 6,7 m3
Status : beli
Gambar 6.17 KOMATSU PC 1250SP-8 EXCAVATOR

3 Excavator
Alat backhoe digunakan untuk memuat material hasil penggalian soil.
Berikut adalah spesifikasi dan kebutuhan alat :
Merk : KOMATSU
Model : PC 210-7
Kapasitas bucket : 1.2 m3
Status : beli

Gambar 6.18 KOMATSU PC210-7 HIDRAULIC EXCAVATOR


4 Dump truck
Alat dump truck digunakan untuk mengangkut material hasil penggalian
soil. Berikut adalah spesifikasi dan kebutuhan alat :
Merk : KOMATSU
Model : HD 465-7
Kapasitas : 34,2 m3
Status : beli

Gambar 6.19 HINO 500 FM RANGER 260 JD

5 Dump truck
Alat dump truck digunakan untuk mengangkut material hasil penggalian
soil. Berikut adalah spesifikasi dan kebutuhan alat :
Merk : HINO
Model : 130 HD
Kapasitas : 4.4 m3
Status : beli

Gambar 6.20 HINO 130 HD


6 Motor Grader
Alat Motor Grader digunakan untuk menggerus tanah untuk mengurangi
atau meminimalisir jalan licin akibat hujan . Berikut adalah spesifikasi dan
kebutuhan alat :
Merk : KOMATSU
Model : Grader D555
Kapasitas Blade : 3,1 m3
Status : Beli

Gambar 6.21 KOMATSU GRADER D555


7 Water Truck
Alat Water Truck digunakan untuk mengurangi debu akibat lewatnya alat
yang bermuatan maupun tidak dengan cara menyemprotkan air kejalan tambang.
Berikut adalah spesifikasi dan kebutuhan alat :
Merk : CATERPILLAR
Model : 773
Kapasitas Tank : 45000 Liter
Status : Beli
Gambar 6.22 CATERPILLAR WATER TRUCK 733.

6.1.2. Jumlah Alat Utama Dan Penunjang


Tabel 6.6 Jumlah Peralatan Penambangan Pertahun

Alat Jumlah Tahun Ke


Yang digunakan 1 2 3 4 5 6 7 8
Bulldozer Komatsu D115A 1 - - - - - - -
Backhoe Komatsu
PC1250SP-8 Hidraulic 1 2 2 2 2 - - -
Excavator
Untuk
Dump Truck Komatsu HD
3 7 6 6 6 - - -
465-7
Komatsu Grader D555 3 3 3 3 3 3 - -
Water Truck - 1 1 1 1 1 - -
1 21 - -
Dump Truck Hino 130 HD - 8 8 15
5
Excavator Komatsu PC
- 1 1 2 2 4 - -
210-7
menentukan faktor kesiapan alat dapat dihitung dengan memperhatikan segi mekanik
(mechanically Availability), fisik (physical Availability), maupun penggunaannya
(use of availiability ).
a. Produktivitas Alat Berat
Dalam melaksanakan proyek-proyek yang dikerjakan dengan alat berat. Pada
saat suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih alat berat yang akan
digunakan di proyek tersebut. Tujuan penggunaan alat–alat berat tersebut untuk
memudahkan pekerja dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang
diharapkan dapat tercapai dengan mudah pada waktu yang relativ lebih singkat
menurut Rostianti (2006).
b. Mechanical Availibility, Physical Availibility, Use of Availability dan Effective
Utilization
1. Kesediaan Mekanis (Mechanical Availibility)
Adalah faktor yang menunjukkan kesediaan alat dalam melakukan pekerjaan
dengan memperhatikan kehilangan waktu yang digunakan untuk memperbaiki
mesin, perawatan dan alasan mekanis lainnya. Jika kesediaan mekanis kecil
maka kondisi mekanis alat kurang baik, jam perbaikan tinggi sehingga hanya
digunakan sebagai cadangan.
Jk
Rumus KF = × 100 %
Jk + Jr
Keterangan: Jk = Jam kerja
Jr = Jam perawatan
2. Kesediaan Fisik (Physical Availibility)
Adalah faktor yang menunjukan kesediaan alat untuk melakukan kerja
dengan memperhitungkan waktu yang hilang karena rusaknya jalan, faktor
cuaca dan lain-lain. Kesediaan fisik selalu lebih besar dari kesediaan mekanis,
berarti bahwa alat belum digunakan sesuai dengan kemampuannya
js
Rumus KF =
Jk + Js+ Jr
Keterangan: KF = Kesediaan Fisikk
Js = Standby hours
Jk = Jam kerja
Jr = Jam perawatan
3. Pemakaian Kesediaan (Use of Availability)
Adalah faktor yang menunjukkan effisiensi kerja alat selama waktu kerja
yang tersedia dimana kondisi alat tidak rusak. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui berapa efektif alat yang tidak rusak dimanfaatkan dan menjadi
ukuran seberapa baik pengelolaan peralatan yang digunakan. Persentase rendah
menunjukkan bahwa pengoperasian alat tidak maksimal.
Jk
Rumus : PK = X 100 %
Jk + Js
Keterangan: PK = Pemakaian Kesediaan
Js = Standby hours
4. Penggunaan Efektif (EffectiveUtilization)
Adalah faktor yang menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja
yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk bekerja atau persen waktu yang
dimanfaatkan oleh alat untuk bekerja dari sejumlah waktu kerja yang tersedia.
Jk
Rumus : WE= X 100 %
Jk + Js+ Jr
Keterangan : WE = Penggunaan Efektif
Js = Standby hours
Jk= Jam kerja
Jr = Jam perawatan

6.2. Rencana Penangan/Perlakuan Batubara yang belum Terpasarkan


Untuk bahan galian batubara di PT. Coal Mining Borneo, semua terpasarkan dengan
total produksi batubara selama 5 tahun sebesar 7,347,448.16 Ton

6.3. Rencana Penanganan/Perlakuan Sisa Sumber Daya Pada Pasca Tambang


Untuk rencana penanganan sisa sumber daya pada pascatambang di PT. Coal Mining
Borneo dilihiat dari analisis kelayakan ekonominya tidak layak ditambang, sebaiknya tidak
dilakukan karena perusahaan akan mengalami kerugian.
7.3. Peralatan Pengolahan

7.3.1 Jenis Peralatan

a. Wheel Loader
Wheel loader adalah traktor dengan roda karet yang dilengkapi bucket. Effisien
untuk daerah kerja kering rata dan kokoh karena memiliki mobilitas yang tinggi.
Wheel Loader juga bergerak dengan articulated yang memberikan ruang gerak
fleksibel yang tidak bisa dilakukan oleh crawler loader. Wheel loader merupakan
alat yang dipergunakan untuk pemuatan material kepada dump truck dan
sebagainya.

Gambar 7.1. Wheel Loader

b. Hopper
Hopper adalah alat pelengkap pada rangkaian unit peremuk yang
berfungsi sebagai tempat penerima material umpan yang berasal dari lokasi
ROM stockpile penambangan meggunakan wheel loader sebelum material
tersebut masuk ke dalam alat peremuk.

Gambar 7.2. Hopper


c. Vibrating Screen
Vibrating screen adalah alat yang menggunakan getaran dan
gravitasi sebagai media untuk memindahkan material. Dari hopper material
ditumpahkan ke Vibrating Feeder, yaitu suatu plat yang dapat mengontrol
dan memisahkan ukuran material dari hopper untuk masuk ke dalam unit
jaw crusher. Fungsinya agar material yang masuk ke unit jaw crusher
sesuai dengan kapasitas unit yang tersedia.

Gambar 7.3. Vibrating Feeder

d. Double Roll Crusher


Pada unit peremuk yang digunakanoleh PT. Coal Mining Borneo
menggunakan satu tipe, yaitu tipe Double Roll Crusher sebagai secondary crusher.
Untuk primary crusher yang menggunakan Double Roll Crusher digunakan untuk
meremukkan batubara yang langsung dari Stock Yard maupun tambang, tahap
crusher ini memiliki setting ukuran sebesar 100 mm. yang mampu menerima
material batubara berukuran kisaran 300 mm yang kemudian dilakukan peremukan
ke ukuran 100 mm, kemudian batubara yang telah melewati tahap primary crusher
akan ke tahap kedua atau biasa disebut secondary crusher yang juga memiliki tipe
Double Roll Crusher, sektor ini menerima material berukuran kisaran 100 mm,
yang kemudian dilakukan tahap crusher yang memiliki setting untuk hasil ukuran
50 mm dan akan menjadi produk dari unit peremuk.
Gambar 7.4. Primary crusher Double Roll Crusher

Gambar 7.5. Secondary Crusher Double Roll Crusher

e. Belt Conveyor
Belt conveyor bisa diartikan sebagai rangkaian ban berjalan yang dipakai
untuk memindahkan atau mengangkut barang atau material secara horizontal
maupun miring. Material belt atau sabuk yang dipakai pada belt conveyor bisa
terbuat dari karet maupun logam tergantung jenis barang yang dipindahkan. 

Gambar 7.6. Belt Conveyor

f. Generator
Genset atau generator set merupakan suatu mesin atau perangkat yang
terdiri dari pembangkit listrik (generator) dengan mesin penggerak yang disusun
menjadi satu kesatuan untuk menghasilkan suatu tenaga listrik dengan besaran
tertentu .Mesin pembangkit kerja pada genset biasanya berupa motor yang
melakukan pembakaran internal,atau mesin diesel yang berkerja dengan bahan
bakar solar atau bensin.

Gambar 7.7. Generator


7.3.2. Jumlah Alat
Berdasarkan perhitungan jumlah alat di atas maka total kebutuhan alat
dalam proses pengolahan ini adalah sebagai berikut:

Tabel 7.1. Peralatan Kegiatan Pengolahan Batubara

No Nama Alat Jumlah

1. Wheel Loader 2

2. Hopper 1

3. Vibrating Feeder 1

4. Double Roll Crusher 2

5. Belt Conveyor 4

7. Generator 1

7.3.3. Kapasitas Alat

1. Wheel Loader
Pada proses pengolahan ini menggunakan Wheel Loader sebanyak 2
unit yang mempunyai spesifikasi sama yaitu :

Gambar 7.8. Spesifikasi Wheel Loader WA-500

 Perhitungan Umpan

Kapasitas blade Wheel Loader WA 500-3 adalah 5,46 ton dan


produktivitas WA-500 adalah 720 BCM/jam atau 936 ton/jam, maka dalam
kurun waktu satu jam, terdapat 50 kali penumpahan dalam 1 jam.
269ton/ jam
Penumpahan Awal =
5,46 ton
= 50

2. Hopper
Jumlah umpan yang ditumpahkan dari wheel loader ke hopper yaitu
269 ton/jam. Volume Hopper yang digunakan PT. Coal Mining Borneo adalah
sebesar 299,38 m² dan volume ini cukup menampung batubara sebelum masuk
ke belt conveyor.
Pemilihan alat hopper didasarkan atas :
1. Ukuran feeder
2. Sasaran produksi/jam
3. Ukuran Jaw Crusher
Hopper yang ada di pabrik pengolahan dibuat berdasarkan perhitungan
spesifikasi alat wheel loader WA 500-3. Adapun perhitungan dimensi hopper
sebagai berikut :
Gambar 7.9. Hopper tampak samping

Gambar 7.10. Hopper tampak depan


Kapasitas hopper lebih besar 2 hingga 3 kali ukuran bucket capacity pada wheel
loader.
 Menentukan dimensi hopper
Kapasitas wheel loader : 5,46 m3
Rencana Kapasitas hopper: 389,19 m3
Perhitungan kapasitas penampung umpan (hopper)

Perhitungan volume hopper dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya


material yang masuk sebagai umpan ke alat peremuk. Bentuk dari hopper
adalah limas terpancung
 Volume Hopper
Tinggi Hopper (t) : 4m + 5.79m + 7m = 16.79 m
Luas Atas (La) : 5m x 6m = 30 m²
Luas Bawah (Lb) : 5m x 1,6m = 8 m²
1
Volume Hopper(V) : (La + Lb + √ La xLb ) t
3
1
V : ( 30 + 8 +√ 30 x 8) 16.79
3
V : 299,38 m³
233.42
ρ : 1,3 ton/m³

 Kapasitas Hopper (K) : Vh x ρ


: 299,38 m² x 1,3 ton/m³
: 389,19 ton
 Pehitungan sudut (back plate)
16,79 16,79
Tg.A : t= =
P atas−P bawah 6−5
α = 86º
 Perhitungan sudut (side plate)
16,79 16,79
Tg.A : t= =
Latas−Lbawah 30−8
α = 37º

3. Vibrating feeder
Jumlah Vibrating Feeder yang dibutuhkan adalah sebanyak 1 unit,
karena PT. Coal Mining Borneo hanya memiliki Hopper dan dex`ngan luas
penampang yang dimiliki vibrating feeder lebih besar dari ukuran luas
penampang bawah hopper maka vibration feeder sebanyak unit dikatakan
mampu menampung material yang jatuh diatasnya.Pemilihan alat feeder
didasarkan pada :
Ukuran terbesar produk tambang
1. Ukuran Hopper
2. Ukuran Jaw Crusher
Feeder digunakan sebagai pengumpan material dari hopper menuju
jaw crusher, dengan spesifikasi alat sebagai berikut :
 Merk : metso
 Model : VF661−2V
 Width : 1600 mm
 Length : 6100 mm
 Maximum Feeding Size : 1200 mm
 Power : 22 kW
 Capacity : 1000 ton/hour
 Weight : 10.500 kg
Gambar 7.11. Spesifikasi Vibrating Feeder

Perhitungan efektifitas pengumpanan (feeder)


Kapasitas : 1000 ton/jam
Kapasitas Nyata : 936 ton/jam
Kapasitas Nyata
Efektifitas feeder : x 100%
Kapasitas Spesifikasi
936
: 1000 x 100%
: 93,6%
4. Double Roll Crusher (Primary Crusher)
Pada proses pengolahan ini menggunakan double roll crusher sebanyak
2 unit yang mempunyai spesifikasi sama yaitu double roll crusher.
Pemilihan alat peremuk (double roll crusher) didasarkan pada :
1. Ukuran terbesar produk tambang
2. Target produksi yang ingin dicapai
Peremuk pada pabrik pengolahan batubara PT. Mining Coal Borneo
menggunakan double roll crusher sebagai peremuk. Pemilihan alat peremuk
(double roll crusher) :
1. Merk : Crush Size Technology
2. Type : DRC 700
3. Roll Diameter : 940 mm
4. Roll Lenght : 1000-3000 mm
5. Minimal weight : 18 ton
6. Power : 200 kW / 268 HP
7. Capacity : 200-800 t/h
8. Setting : 100 mm
Jadi, dengan kapasitas maksimal 800 tph diperlukan 1 double roll
crusher karena target produksi dari kegiatan penambangan adalah 269 ton/jam.
Sedangkan, untuk close setting yang digunakan adalah ukuran 100 mm.
5. Double Roll Crusher (Secondary Crusher)
Agar ukuran produk sesuai dengan kebutuhan pasar, diperlukan proses
peremukkan tahap ke-2. Double Roll Crusher ll digunakan untuk melakukan
peremukan tahap ini. Produk keluaran dari Double Roll Crusher l masih belum
dapat memenuhi ukuran fraksi yang dibutuhkan pasar. Pemilihan Double Roll
Crusher dalam pengolahan ini karena alat ini baik digunakan untuk batuan
keras dengan produktivitas cukup tinggi. Distribusi produk Double Roll
Crusher = Closed Side Setting, 50 mm. Adapun spesifikasi Double Roll
Crusher yang digunakan adalah:
1. Merk : Crush Size Technology
2. Type : DRC 700
3. Roll Diameter : 870 mm
4. Roll Lenght : 1000 mm
5. Minimal weight : 18 ton
6. Power : 200 kW / 268 HP
7. Capacity : 200-800 t/h
8. Setting : 50 mm
Karena 1 alat Double Roll Crusher (Secondary Crusher) kapasitasnya
mencapai 800 ton/jam, maka telah mencukupi untuk melayani umpan
sebanyak 269 ton/jam . Jadi perlu disediakan 1 alat Double Roll Crusher
(Secondary Crusher).

6. Belt Conveyor
Penggunaan belt conveyor sangat penting dalam proses pengolahan
karena lebih efisien dan lebih ekonomis jika dibandingkan dengan penggunaan
alat berat. Adapun spesifikasi belt conveyor yang dipakai adalah :
Tabel 7.2 Pemilihan kecepatan Belt Conveyor
Tabel 7.3 Pemilihan Belt Conveyor

Dari table pemilihan conveyor di atas, maka diperoleh spesifikasi


peralatan belt conveyor yaitu belt conveyor dengan lebar 30" atau 762 mm
1. Kapasitas: 633,94 T/j
2. Kecepatan: 1040 fpm
Sehingga belt yang digunakan :
 Merk = Metso Minerals
 Model = TBC 800
 Belt width = 800 mm
 Belt length = 14000
 Belt speed = 1,6 m/s
 Power gear box = 5,5 kW
 Idler trough angles = 30º
 Total belt thickness = 11 mm
 Frame (width x height) = 1030 x 215mm
 Frame Thicknesses = 6 mm
Perhitungan jumlah Belt Conveyor yang dibutuhkan dalam proses
pengolahan adalah sebagai berikut:
1. Belt conveyor dari jaw crusher ke vibrating screen
2. Belt conveyor dari vibrating screen ke stockpile
Kebutuhan panjang belt conveyor untuk masing-masing bagian sama
panjang dengan perhitungan sebagai berikut:
- Merk : Metso
- Belt Width : 800 mm
- Trough Angles 30
- Max Belt Speed : 1,6 m/s

Gambar 7.12. Kemiringan Belt Conveyor


Keterangan :
Tinggi Belt Conveyor (m)
H : Jarak Datar Belt Conveyor (m)
LB : Panjang Belt Conveyor (m)
Diketahui α (kemiringan instalasi belt conveyor) : 30o dan panjang Tinggi alat 3
m.
- α : 30º
- Sin α = T/IB
- Sin 30º = 3/LB
- LB = 3/sin 30º
=6mo
- Tan 30º = T/H 0
- H = 3 m / Tan 30
= 5,2 m

7. Generator

Gambar 7.13. Spesifikasi Generator


Pemilihan Generator di atas diperoleh dari kebutuhan daya peralatan
pengolahan sebagai berikut:

Spesifikasi Generator
Model : IW360WS
Frekuensi : 50Hz
Nilai Daya : 360kw
Daya Maks : 400kw
Nilai Tegangan (V) : 230/400 3Ph
Nilai saat ini (A) : 649.8
Nilai Kecepatan (r / mnt) : 1500
Mode Mulai : 24V
Kapasitas Tangki Bahan Bakar (Liter) : 1000
Operasi waktu pada bahan bakar tangki tunggal : 12,5 Jam
Tingkat kebisingan (dB(A)/7m) : 85
Dimensi L.W.H. (mm) : 4800x1900x2400
Berat bersih (kg) : 4150kgs

Spesifikasi mesin
Model Mesin : W269TAD41
Pabrikan Mesin : IWATA
Bore*Stroke (mm) : 138*150
Perpindahan (L) : 26.9
Daya 12 jam (kw) : 418
Kekurangan Bahan Bakar pada Beban Penuh L/h 80L/h
Tipe Mesin Berpendingin Air, 4-tak, Injeksi langsung
Silinder : No. 12
Rasio Kompresi : 14.7: 1
Mulai Motor (V-KW) : 24V-4KW
Pengisian Alternator (V-W) : 28V-500W

Spesifikasi Alternator
Tipe sirkulasi 3 Fase, 4 Kabel, Koneksi tipe Y
Mode Eksitasi Brushless Self-Excitation dan Constant Voltage (AVR)
Faktor daya cos : 0,8 (lag)
Nomor Tiang :4
Isolasi :H
Perlindungan Overexcitation : IP23
Pengatur Tegangan: AVR SX460
Regulator Tegangan NL-FL : Genset Diesel IWATA 10Kva Senyap -

7.3.4. Ketesediaan (Availability)


Untuk menentukan faktor kesiapan alat dapat dihitung dengan
memperhatikan segi mekanik (mechanically Availability), fisik (physical
Availability), maupun penggunaannya ( use of availiability ).
c. Produktivitas Alat

Dalam melaksanakan proyek-proyek yang dikerjakan dengan alat


berat. Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih alat
berat yang akan digunakan di proyek tersebut. Tujuan penggunaan alat–
alat berat tersebut untuk memudahkan pekerja dalam mengerjakan
pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan
mudah pada waktu yang relativ lebih singkat menurut Rostianti (2006).

d. Mechanical Availibility, Physical Availibility, Use of Availability dan


Effective Utilization
1. Kesediaan Mekanis (Mechanical Availibility)

Adalah faktor yang menunjukkan kesediaan alat dalam melakukan


pekerjaan dengan memperhatikan kehilangan waktu yang digunakan untuk
memperbaiki mesin, perawatan dan alasan mekanis lainnya. Jika
kesediaan mekanis kecil maka kondisi mekanis alat kurang baik, jam
perbaikan tinggi sehingga hanya digunakan sebagai cadangan.

W
Rumus : x 100%
W +R

Keterangan : W : Working Hours (Jam)


R : Repair Hours (Jam)
2. Kesediaan Fisik (Physical Availibility)
Adalah faktor yang menunjukan kesediaan alat untuk melakukan
kerja dengan memperhitungkan waktu yang hilang karena rusaknya jalan,
faktor cuaca dan lain-lain. Kesediaan fisik selalu lebih besar dari
kesediaan mekanis, berarti bahwa alat belum digunakan sesuai dengan
kemampuannya.

W +S
Rumus : x 100%
W +S + R

Keterangan : W : Working Hours (Jam)


R : Repair Hours (Jam)
S : Standby Hours (Jam)
3. Pemakaian Kesediaan (Use of Availability)
Adalah faktor yang menunjukkan effisiensi kerja alat selama
waktu kerja yang tersedia dimana kondisi alat tidak rusak. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui berapa efektif alat yang tidak rusak
dimanfaatkan dan menjadi ukuran seberapa baik pengelolaan peralatan
yang digunakan. Persentase rendah menunjukkan bahwa pengoperasian
alat tidak maksimal.

W
Rumus : x 100%
W +S
Keterangan : W : Working Hours (Jam)
S : Standby Hours (Jam)

4. Penggunaan Efektif (EffectiveUtilization)


Adalah faktor yang menunjukkan berapa persen dari seluruh
waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk bekerja atau persen
waktu yang dimanfaatkan oleh alat untuk bekerja dari sejumlah waktu
kerja yang tersedia.

W
Rumus : x 100%
W + R+ S

Keterangan : W : Working Hours (Jam)


R : Repair Hours (Jam)
S : Standby Hours (Jam)

Pencapaian produktivitas adalah aktual produksi per satuan waktu


dibagi target produksi per satuan waktu dikali seratus persen.
Produktivitas Aktual
Pencapaian Produktivitas = X 100%
Target Produksi
269
= X100%
272
= 99%
Dari pengamatan di tentukan satuan untuk satu tahun :
1) Jumlah jam kerja ( W ) = 7.264 Jam
2) Jumlah jam untuk perbaikan ( R ) = 180 Jam
3) Jumlah jam Standby ( S ) = 720 Jam
4) Jumlah jam yang dijadwalkan (T) =W+R+ S
= 8.164 jam

a. Mechanical Availbility (MA)


W
: x 100%
W +R
7264
: x 100%
7264+180
: 98%
b. Physical Availability (PA)
W +S
: W +S + R x 100%
7264+ 720
: x 100%
7264+720+180
: 98%
c. Use of Availability (UA)
W
: W +S x 100%
7264
: x 100%
7264+720
: 91%
d. Effective Utilization (PA)
W
: W +R+ S x 100%
7264
: x 100%
7264+720+180

= 89%

Anda mungkin juga menyukai