21
Perencanaan pengadaan alat dan bahan meliputi :
1. Sasaran pekerjaan (volume, waktu, produk akhir),
2. Jenis pekerjaan (unit pekerjaan, tahap pekerjaan),
3. Kondisi medan (alat yang cocok, spesifikasi, dan jenis medan).
Fungsi dari alat dalam pekerjaan konstruksi untuk mempercepat dan mempermudah
pekerjaan. Sedangkan pengadaan peralatan dapat dibedakan menjadi empat kriteria,
antara lain sebagai berikut :
Pengadaan alat berat milik sendiri perlu memperhatikan kondisi alat berat
tersebut masih layak digunakan atau perlu perbaikan.
2. Menyewa
Dilakukan jika alat sendiri tidak ada atau sedang dipakai untuk pekerjaan lain.
Dalam sewa beli alat jika tidak ada proyek yang dilaksanakan, alat tersebut tetap
terbeli.
22
Pada Pelaksanaan Pembangunan Abutment A1 Jembatan Ngalang IV, Ruas
Jalan dan Jembatan Tawang – Ngalang Segmen IV, Kabupaten Gunungkidul,
Yogyakarta ini menggunakan alat – alat sebagai berikut :
(Sumber: www.hino-dutro.com)
23
Gambar 3. 1 Dump Truck Hino Dutro 130 HD
(Sumber: www.hino-dutro.com)
3.2.2. Excavator
24
Tabel 3. 2 Operation Excavator PC – 200 Komatsu
Bucket & arm crowd force 15.200 kgf & 11.000 kgf
25
3.2.3. Truck Mixer
Truck mixer digunakan untuk mengangkut adonan beton yang akan digunakan
untuk pengecoran pile cap dan pengecoran abutment. Selama pengangkutan, mixer
pada truck berputar secara menerus searah jarum jam dengan kecepatan 8–12
putaran per menit. Perputaran mixer dengan tujuan adukan beton tersebut terus
homogen dan tidak mengeras selama perjalanan dari beatching plan menuju ke
lokasi proyek. Dalam pengangkutan perlu diperhatikan interval waktu, karena bila
terlalu lama beton akan mengeras dalam mixer, sehingga akan menimbulkan
kesulitan dan menghambat kelancaran pelaksanan proyek.
Pada Pelaksanaan Pelaksanaan Pembangunan Abutment A1 Jembatan Ngalang IV,
Ruas Jalan dan Jembatan Tawang – Ngalang, D.I.Y. pondasi ini menggunakan
truck mixer yang digunakan oleh PT. Berkat Jaya Beton dengan merk HINO FM
260 JM memiliki kapasitas drum 4 m³, 5 m3 ,dan 6 m3 .
26
bergeraknya pemukul (hammer) ke atas dan ke bawah dengan diameter tiang
pancang 500 mm digunakan tipe alat tiang pancang diesel K35/K45 (Djoko Wilopo,
2009).
Bagian dan fungsi dari crawler crane meliputi:
27
CKE800G KOBELCO yang akan digunakan untuk memindahkan tiang pancang
dari trailer ke stock yard dan digunakan pula sebagai crane pancang. Serta
spesifikasi utama pada crawler crane tipe ini bisa dilihat pada tabel di bawah:
Tabel 3. 3 Spesifikasi Utama Crawler Crane CKE 800G Kobelco
28
2. Penggerak bor
Rotasi pengeboran digerakkan oleh elektromotor kapasitas 7,50 HPdengan
kecepatan rotasi 1500 rpm. Rotasi ini diperlambat dengan speed reducer dengan
ratio 1 : 40 sehingga diperoleh output 90 kgm pada 37,50 rpm.
3. Pipa bor atau rod
Pipa bor atau rod terbuat dari pipa besi galvanis atau baja diameter1,2 m dengan
ketebalan medium SII, yang mempunyai kekuatan moment torsi > 90 kgm.
4. Mata bor
Jenis mata bor yang dipakai disesuaikan dengan kondisi tanah yangsedang dibor.
Ada 2 jenis mata bor yang sering dipakai, seperti:
a. Crob Bit, digunakan pada pengeboran dengan sistem wash boring, disini air
berfungsi sebagai media pengangkut atau pendorong tanah hasil pengeboran.
b. Bor Spiral, digunakan pada saat pengeboran dengan sistem dray drilling.
5. Katrol atau Diesel Winch
Diesel Winch yang dipakai dilengkapi dengan tambang baja (wire rope) yang
mempunyai kekuatan angkat 2 ton dengan kecepatan 8meter per menit.
6. Pompa
Pompa hanya digunakan pada sistem wash boring. Dalam hal ini sering dipakai
pompa sentrifugal yang berdiameter isap 3” dan mempunyai tekanan 1.1 kg/cm2
dihubungkan kestang bor menggunakan selang tekan diameter 2”.
Bored pile machine pada proyek Abutment A1 Jembatan Ngalang IV, Ruas Jalan
dan Jembatan Tawang – Ngalang, D.I.Y. menggunakan alat bor (bore machine)
milik PT. Karya Putra Jasa sebagai berikut:
1. Bore machine menggunakan type mesin bor CMV
2. Crawler crane BMS 1000 KOBELCO
3.2.6. Bulldozer
Bulldozer merupakan traktor yang dipasangkan pisau atau blade di bagian
depannya. Pisau berfungsi untuk mendorong, atau memotong material yang ada di
depannya. Bulldozer terdiri dari tiga bagian yaitu penggerak utama (prime mover),
traktor dan pisau (blade) di bagian depan. (Susi Fatena Rostiyanti, 2008).
29
Pada Proyek Pelaksanaan Pembangunan Abutment A1 Jembatan Ngalang IV, Ruas
Jalan dan Jembatan Tawang – Ngalang, D.I.Y. ini menggunakan bulldozer yang
memiliki fungsi untuk pembersihan lahan pada awal pengerjaan proyek. Semua
lokasi proyek yang masih berupa lahan bebas, dilakukan pembersihan lahan dengan
menggunakan alat ini. Selain itu, bulldozer digunakan untuk meratakan timbunan
batu pecah yang digunakan untuk lapisan jalan kerja menuju lokasi proyek maupun
pemeliharaan jalan kerja. Bulldozer yang digunakan dalam proyek ini yaitu
Komatsu tipe D61EXi/PXi15 dengan roda crawler (rantai) sejumlah 1 unit.
30
Gambar 3. 6 Spesifikasi Bulldozer Komatsu Tipe D61PXi-24
(Sumber : www.ritchiespecs.com)
31
3.2.7. Concrate Pump Truck
Concrete pump truck merupakan truck yang dilengkapi oleh pompa dan lengan dari
pipa galvanis untuk memompa adonan beton dari truck mixer yang kemudian
dituangkan ke dalam cetakan beton untuk pekerjaan pembetonan. Pada proyek
Pembangunan Abutment A1 Jembatan Ngalang IV, Ruas Jalan dan Jembatan
Tawang – Ngalang, D.I.Y pondasi ini menggunakan concrete pump IHI dengan
panjang lengan (boom) 27,00 meter dan berkapasitas produksi 110 m³/jam.
32
Tabel 3. 4 Spesifikasi Concrete Vibrator Mikasa
(sumber : www.contractorsdirect.com)
33
Gambar 3. 9 Concrete Mixer
(Sumber: www.ilmusipil.com)
34
Gambar 3. 10 Bar bender
(sumber : www.directindustry.com)
Spesifikasi Alat yang digunakan proyek ini:
Manufacture by : Takeda Machinery Co. Ltd.
Max. Bar Dia ( mm) : 32 mm
Dinamo Electro : 2, 2 KW
Length : 880 mm
Width : 880 mm
Height : 750 mm
35
3.2.12. Mesin Las
Mesin las digunakan untuk pekerjaan penyambungan tulangan dengan panjang
penjangkaran 40 diameter dan mengelas steel band pada ujung tiang pancang untu
penyambungan tiang pancang. Pada Pembangunan Pembangunan Abutment A1
Jembatan Ngalang IV, Ruas Jalan dan Jembatan Tawang – Ngalang, D.I.Y. pondasi
ini menggunakan mesin las merek Focus SMAW 300 Ampere.
3.2.13. Stamper
Stamper digunakan untuk memadatkan dan meratakan tanah pemadatan tanah
dilakukan dengan cara bertahap, lapisan demi lapisan, setiap lapisan tebalnya
kurang lebih 20 cm, hal ini untuk mendapatkan hasil yang optimal. Lama
pemadatan tiap lapisan tergantung dari jenis tanahnya, kelincahan operator dan
36
jenis alatnya. Stamper yang digunakan dalam proyek ini mempunyai spesifikasi
sebagai berikut :
Stamper Kuda/Tamping Rammmer “Tipe DTR85H”
Technical Data
- Engine Type : Honda GX 160, 4 Stroke OHV Air Cooled.
- Max Power : 4.1kW ( 5.5 HP) / 3600
- Jumping Stroke : 80 mm
- Impact Force : 17.3 kN
- Operating Weight : 85 kg
- Speed : 10-13 m/ min
- Plate size : 310 x 310 mm
- Drive Engine : Gasoline Engine
- Max Power : 4.1 Kw ( 5.5 HP )
- Fuel Tank Capacity : 2.5 ltr
- Fuel Consuption : 1.9 ltr/ hour
- Cooling System : Force Air
- Accessories : Trolley
37
3.2.14. Theodolite dan Waterpass
Theodolite merupakan alat yang digunakan untuk mengatur, menentukan elevasi
dan sudut pada bangunan konstruksi, tata letak bangunan, dan ketegakan dari
bangunan struktur yang akan di buat. Pengukuran dengan theodolite dilengkapi
dengan teropong pembaca, nivo tabung, bak ukur atau mistar ukur untuk membaca
beda tinggi dari muka tanah. Sedangkan untuk menentukan sudut – sudut ukur
terhadap suatu titik tetap maka diwakili oleh titik – titik sudut yang di dapat dari
hasil pembacaan theodolite. Pada proyek Pembangunan Pembangunan Abutment
A1 Jembatan Ngalang IV, Ruas Jalan dan Jembatan Tawang – Ngalang, D.I.Y. ini
menggunakan theodolite tipe Digital Topcon GTS 235N.
38
Berikut Spesifikasi Theodolite Merk Topcon GTS 235N :
(Sumber: http://www.dutasurveyindonesia.com)
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda tinggi atau elevasi dan
jarak pada suatu titik. Pada proyek Pembangunan Abutment A1 Jembatan Ngalang
IV, Ruas Jalan dan Jembatan Tawang – Ngalang, D.I.Y. digunakan Waterpass
Sokkia B – 20.
39
3.2.15. Tandem Vibratory Roller
Tandem Vibratory Roller digunakan untuk memadatkan lapisan perkerasan batu
pecah jalan kerja setelah dihampar dan diratakan.
Berikut Spesifikasi Alat tersebut: :
Merk Catterpilar CB564D
Lebar Pemadatan Sandar : 2130,0 mm
Jarak Bebas ke Pinggir : 870 mm III-20
Radius Putar di dalam Tepi Drum : 3940 mm
Jarak Bebas ke Tanah : 306 mm
Beban Linear Statis : 29,6 kg/cm
Kecapatan Travel-maksimum : 13 km/jam
3.2.16. Scaffolding
Pengertian perancah, menurut Peraturan Menakertrans No.1 Per/Men/1980
tentang Keselamatan Kerja dan Konstruksi Bangunan, perancah (scaffold) adalah
bangunan peralatan (platform) yang dibuat untuk sementara dan digunakan sebagai
penyangga tenaga kerja, bahan- bahan serta alat-alat pada setiap pekerjaan
konstruksi bangunan termasuk pekerjaan dan pemeliharaan.
Pada proyek Pelaksanaan Pembangunan Abutment A1 Jembatan Ngalang IV, Ruas
Jalan dan Jembatan Tawang – Ngalang, D.I.Y. ini perancah atau scaffolding
40
digunakan sebagai alat bantu dan tempat berpijak para pekerja ketika melaksanakan
pekerjaan bekisting ataupun pekerjaan pengecoran.
Gambar 3. 17 Scaffolding
(Sumber: www.123scaffolding.com)
41
Gambar 3. 18 Generator Set Green Power 5000PMG – D
(sumber : www.diytrade.com)
42
Ngalang IV, Ruas Jalan dan Jembatan Tawang – Ngalang, D.I.Y. ini menggunakan
lampu sorot Kap HPI – T 250 watt.
43
3.4. Spesifikasi Bahan
Umumnya semua pekerjaan meliputi pekerjaan struktur yang dibuat harus sesuai
dengan spesifikasi meliputi garis, ketinggian, kelandaian, dan ukuran yang tertera
pada gambar dan sesuai ketentuan dari konsultan pengawas.
1. Kecuali bila ditetapkan jika seluruh barang material yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan, dan alat lainnya harus dalam
kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan. Kecuali
bila ditentukan lain dalam kontrak setiap keterangan mengenai peralatan, material,
barang, atau proses paten, dalam bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog
harus dianggap sebagai penentu standar atau kualitas dan tidak boleh di tafsirkan
sebagai upaya membatasi persaingan, dan kontraktor (penyedia jasa) harus
menggunakan peralatan, material, barang, atau proses yang atas penilaian pimpinan
proyek sesuai dengan keterangan tersebut.
2. Bila diminta oleh pimpinan proyek, sebelum memesan material atau barang –
barang manufaktur yang termasuk dalam pekerjaan tetap, kontraktor (penyedia
jasa) harus menyampaikan rincian lengkap untuk persetujuan, mengenai butir –
butir material tersebut, nama – nama perusahaan yang memperoleh material
tersebut, dan daftar material yang akan dipesan dari perusahaan tersebut.
Kontraktor (penyedia jasa) harus mengajukan sample dan dokumen – dokumennya
untuk meminta persetujuan.
3.4.1. Air
Pada perencanaan pembuatan beton salah satu bahan dasar yang digunakan yaitu
Air. Persyaratan umum untuk air harus sesuai dengan SNI-03-2847-2002. Berikut
penjelasannya :
a. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-
bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik, atau
bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.
b. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang di
dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung dalam
agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan.
44
c. Air tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali ketentuan
berikut terpenuhi:
a) Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran beton yang
menggunakan air dari sumber yang sama.
b) Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang dibuat dari
adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus mempunyai kekuatan sekurang-
kurangnya sama dengan 90% dari kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang
dapat diminum. Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan
serupa, terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai dengan “Metode
uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis (Menggunakan spesimen kubus dengan
ukuran sisi 50 mm)” (ASTM C 109).
45
(Sumber: SNI-15-2049-2004)
(Sumber: SNI-15-2049-2004)
46
Tabel 3. 8 Syarat Fisika Utama
(Sumber: SNI-15-2049-2004)
(Sumber: SNI-15-2049-2004)
47
Syarat-syarat penyimpanan:
1) semen yang datang harus segara disimpan didalam gudang, hal ini dilakukan
untuk mencegah terjadinya perubahan pada bentuk semen (penggumpalan)
yang nantinya dapat menurunkan kualitas semen;
2) untuk menghindari kelembaban, semen harus diletakkan di ataspapan cukup
tinggi dari muka tanah dan semen tidak menempelpada dinding ruangan;
3) untuk menghindari pecahnya kantong semen, tinggi maksimumtimbunan
sekitar 10 zak;
4) dalam pemakaiannya harus memakai semen yang datang terlebih dahulu (urut
sesuai tanggal kedatangan semen). Untuk itu dalam menyimpan dan menumpuk
semen harus memperhatikan tanggal kedatangan semen;
5) semen tidak boleh basah dan lembab;
6) semen tidak boleh tercampur dengan bahan lain.
48
c. Semen yang digunakan harus dalam keadaan baik, bersih, dan tidak
menggumpal.
(sumber: Analisa saringan agregat halus harus dilakukan menurut J1S A 1102 (Method of
Test for Sieve Analysis of Aggregate and Fineness Modulus) atau AASHTO T 27)
Ketentuan gradasi di atas merupakan batas ekstrim yang harus digunakan dalam
menentukan kesesuaian material dari setiap sumber. Gradasi material dari satu
sumber tidak boleh berlainan komposisi melebihi batas ketentuan. Untuk
menentukan kadar keseragaman gradasi, harus dibuat suatu penentu modulus
kehalusan untuk contoh masing-masing sumber, dan diajukan oleh Kontraktor.
Bila modulus kehalusan berbeda-beda lebih dari 0.20 dari nilai yang digunakan
untuk menentukan perbandingan campuran beton, maka agregat halus itu harus
ditolak, kecuali bila perbandingan campuran disesuaikan, dengan persetujuan
Konsultan Pengawas.
Kadar zat yang mengganggu dalam agregat halus tidak boleh melebihi batas yang
ditentukan dalam Tabel 10-1-2. Terhadap zat pengganggu lainnya yang tidak
49
tercakup dalam tabel itu, harus ditentukan cara penanganannya dengan petunjuk
dari Konsultan Pengawas.
Pengujian untuk material yang lebih halus dari saringan 0,075 mm harus dilakukan
menurut J1S A 1103 (Uji Material Agregat yang lewat saringan 0,074 mm), atau
AASHTO T 11.
Kekerasan agregat halus harus memenuhi kehilangan berat tidak lebih dari 10 %
bila diuji dengan sodium sulfat atau 15 % dengan magnesium sulfat melalui
pengujian AASHTO T 104 (Sulfate Soundness Test).
Semua agregat halus harus bersih dari kotoran organik. Penentuan kandungan
kotoran organik dalam pasir alam dilakukan menurut AASHTO T 21 (Metode Uji
Kotoran Organik dalam Pasir) atau JIS A 1105. Apabila agregat yang harus diuji
menunjukkan warna yang lebih gelap dari warna standar berdasarkan colourmetric
test, harus ditolak.
Tetapi, pasir yang tidak memenuhi ketentuan di atas masih dapat digunakan, dengan
syarat, kuat desak contoh adukan yang menggunakan pasir tersebut lebih dari 95%
kekuatan pada adukan dengan pasir yang sama yang dicuci dengan larutan 3%
sodium hidroksida dan kemudian dicuci dengan air, serta disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Umur contoh adukan yang harus diuji adalah 7 hari dan 28 hari, untuk
semen Portland normal. Kekuatan Kompresi contoh adukan harus ditentukan
menurut AASHTO T 71, “Pengaruh Kotoran Organik dalam Agregat Halus
terhadap kekuatan adukan”.
Syarat penyimpanan agregat halus :
a. Penimbunan pasir harus terpisah dari bahan – bahan lain seperti :split,kapur,
semen, kayu dan lain – lain.
b. Penimbunan pasir harus jauh dari tempat – tempat yang dapat mengalirkan air
hujan dan diberi pembatas untuk menghindari hanyutnya pasir oleh air.
c. Penempatan timbunan pasir sedekat mungkin dengan lokasi pencampuran
untuk memperpendek jarak angkut dan mengurangi kehilangan selama
pengangkutan.
50
3.4.4. Agregat Kasar
i. Agregat kasar harus terdiri dari satu atau lebih dari satu material berikut : batu
pecah, kerikil, ampas tanur tinggi, atau meterial lembam lainnya yang disetujui
dengan sifat yang sama, mempunyai butir – butir yang bersih, keras dan awet.
Agregat kasar harus lebih bersih dan bebas dari butiran – butiran yang panjang,
bulat, bahan organik, dan bahan pengganggu lainnya tidak dalam melebihi batas
toleransi.
ii. Agrgat kasar harus bergradasi merata dan harus memenuhi ketentuan gradasi
berikut ini :
Tabel 3. 12 Gradasi Agregat Kasar
(sumber : metode uji analisa saringan agregat AASHTO T – 27 SU – 10, hal 11)
iii. Kekerasan dari agregat kasar harus memenuhi kehilangan berat tidak lebih dari
30 % dengan uji Abrasi Los Angles (AASHTO T 96) dan fraksi halus harus
memenuhi kehilangan berat tidak melebihi dari 12 % dengan sodium sulfat atau
15 % dengan magnesium sulfat melalui pengujian AASHTO 104.
iv. Kadar zat pengganggu dalam agrgat kasar tidak boleh melebihi batas dalam
tabel 3.9. penanganan zat pengganggu lebih yang tidak tercakup dalam tabel
tersebut harus ditentukan berdasarkan petunjuk konsultan pengawas.
51
Tabel 3. 13 Sifat Agregat Kasar
52
Secara umum ada dua jenis bahan tambah yaitu bahan tambah yang berupa mineral
(additive) dan bahan tambah kimiawi (chemical admixture).Spesifikasi dapat
dilihat pada SNI 03-2495-1992 tentang bahan tambahan untuk campuran beton.
3.4.6. Kayu
Kayu di sini digunakan sebagai cetakan dan perancah. Dimana kayu yang
digunakan adalah kayu Kruing dan Dolken. Ukuran kayu yang digunakan adalah
kayu 5/7 atau yang lebih besar, kayu papan 2/20 dan kayu multipek. Klasifikasi
kayu berdsarkan golongan pemakaian adalah :
1. Kayu bangunan struktural yaitu kayu bangunan yang digunakan dalam
struktural bangunan dan penggunaannya memerlukan penghitungan besar.
2. Kayu bangunan non struktural yaitu kayu bangunan yang digunakan dalam
bagian bangunan, yang penggunaanya tidak memerlukan perhitungan beban.
3. Kayu bangunan untuk keperluan lain yaitu kayu bangunan yang tidak termasuk
klasifikasi butir 1 dan butir 2 tersebut diatas, tetapi dapat dipergunakan sebagai
bahan bangunan penolong ataupun bangunan sementara.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh kayu adalah sebagai berikut :
1. Persyaratan berdasarkan cacat yang ada
a. Kayu bangunan struktural, kayu harus sehat dan berdasarkan cacat-cacat
yang ada, mutu dibedakan atas 2 (dua) macam, yaitu Mutu A dan Mutu B.
b. Kayu bangunan non-struktural, mutu kayu diketahui berdasarkan cacat yang
ada dan sifat cacat.
c. Kayu bangunan untuk keperluan lain, kayu bangunan yang termasuk
klasifkasi ini adalah kayu yang mempunyai cacat-cacat melebihi persyaratan
untuk mutu kayu bangunan struktural dan non-struktural.
2. Kekuatan kayu
a. Pengelompokan kayu menurut kelas kekuatan secara alami kayu mempunyai
kekuatan yang berbeda menurut jenisnya, berdasarkan tegangan lentur
mutlak dan tegangan tekan, kekuatan kayu dibagi menjadi 5 (lima) kelas,
persyaratan untuk masing-masing kelas ditentukan seperti pada tabel 3.14:
53
Tabel 3. 14 Kelas Kuat Kayu
54
Tabel 3. 15 Ukuran Baja Tulangan Beton Strip
55
Tabel 3. 16 Sifat Mekanis Baja Tulangan Beton
56
Pembengkokan tulangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut menurutSNI-
03-2847-2002:
1. Bengkokan 180° ditambah perpanjangan 4db, tapi tidak kurang dari 60mm,
pada ujung bebas kait.
2. Bengkokan 90° ditambah perpanjangan 12db pada ujung bebas kait.
3. Untuk sengkang dan kait pengikat :
a) Batang D-16 dan yang lebih kecil, bengkokan 90° ditambahperpanjangan
6db pada ujung bebas kait, atau
b) Batang D-19, D-22, dan D-25, bengkokan 90° ditambah perpanjangan12db
pada ujung bebas kait, atau
c) Batang D-25 dan yang lebih kecil, bengkokan 135° ditambahperpanjangan
6db pada ujung bebas kait.
Tabel 3. 17 Diameter Bengkokan Minimum Tulangan
57
Tabel 3. 19 Toleransi Perbatang Contoh
58
Panjang lewatan dan panjang penyaluran:
1. Bila diperlukan tempat penyambungan tulangan dimana tidak diperlihatkan
pada gambar. Pemilihan tempat sambungan harus dikonsultasikan kepada
pengawas ahli.
2. Panjang lewatan dan panjang penyaluran harus sesuai dengan hargayang
tercantum.
Catatan: Bilamana panjang lewatan diperlukan untuk batang tulangan dengan
diameter batang yang berbeda, harus didasarkan dari diameter yang lebih kecil.
Bagian bengkokan dari tulangan pokok (tulangan memanjang), tidak termasuk
dalam panjang lewatan.
3. Sambungan lewatan hanya dapat dipakai pada batang tulangandengan diameter
≤ 30 cm.
Dalam pemakaiannya bila terjadi kesalahan dalam membengkokkan baja tulangan,
baja tulangan tidak boleh dibengkokkan kembali atau diluruskan kembali, kecuali
dengan seizin pengguna barang dan jasa pembengkokkan kembali harus dilakukan
dalam keadaan dingin.
Untuk penyimpanan baja tulangan digunakan cara:
a) Lantai tempat penyimpanan harus diberi peletakan setinggi 20 cmdi atas tanah;
b) Gudang penyimpanan harus terhindar dari hujan dan matahari;
c) Besi disimpan dan dikelompokkan menurut diameter dan mutu bajanya. Setiap
pengelompokan besi harus diberi identifikasi danlabel terlebih dahulu sebelum
disimpan.
Pada proyek ini menggunakan baja tulangan diameter D8, D10, D13, D15, D19,
D16, D22, D25, D28, D29, dan D32.
59
a. Fungsi utama bekisting dan perancah, yaitu :
• Untuk memberikan bentuk pada sebuah konstruksi beton.
• Untuk memperoleh tekstur permukaan yang diharapkan III-48
• Untuk memikul beton hingga konstruksi tersebut cukup kerasuntuk dapat
memikul diri sendiri
b. Adapun persyaratan dari acuan perancah tersebut adalah :
• Bekisting beton adalah konstruksi cetakan terbuat dari kayu, baja, atau pre-
cast yang digunakan untuk membentuk beton muda agar bila telah mengeras
mencapai dimensi dan kedudukan seperti yang telah tercantum dalam
gambar rencana.
• Semua Bekisting pekerjaan beton harus sesuai dengan petunjuk Direksi,
gambar rencana secara mendetail tentang bentuk Bekisting itu, beton harus
mendapat persetujuan Direksi. Pekerjaan pengecoran tidak boleh dimulai
sebelum cara-cara pengecoran, tahap-tahap pengecoran dan persiapan-
persiapanya disetujui Direksi.
• Bekisting beton harus direncanakan sedemikian sehingga pada waktu
pembongkarannya tidak akan menimbulkan kerusakan pada beton
perancah.
• Bahan Bekisting beton untuk beton biasa umumnya dapat digunakan
plywood/ multiplek kayu 18mm, baja atau beton cetak yang telah disetujui
Direksi.
• Bekisting beton dengan maksud untuk permukaan betonyang harus
dikerjakan lagi, harusterbuat dan terdiri darisalahsatu yang disebut disini.
• Kayu yang bermutu baik, dikerjakan menurut syarat- syarat pengerjaan
seperti menurut PKKI, sambungan dikerjakan dengan alur lidah dan
dihaluskan sebelah dalam.
• Baja dimana sambungan-sambungan paku keeling/baut dikerjakan dengan
kepala terbenam, harus rata dan kedap air.
• Plywood dengan penguat-penguat yang berukuran cukup dan berjarak
sesuai perhitungan Kontraktor dengan seijin tertulisDireksi. Untuk
permukaan beton yang lain, maka bahan- bahan setempat dapat digunakan
dimana dipandang oleh Direksi cukup memenuhi persyaratan.
60
• Dimensi Bekisting harus dengan teliti dikontrol sedemikian sehingga
bentuk-bentuk yang tertera pada gambar rencana sejauh mungkin dapat
dicapai
• Kawat-kawat pengikat dari baja atau besi yang akan terbenam dalam beton
penggunaanya harus seijin Direksi
• Bekisting untuk dinding tegak atau bagian-bagian tipis pada waktu
pengecoran menyebabkan adukan beton akan jatuh lebih tinggi dari 2,00
meter, harus dikerjakan menurut aturan
• Bekisting untuk abutmen dapat dibongkar setelah beton berumur lebih dari
3 hari. Pembongkaran harus dilakukan dengan tenaga statis tanpa getaran,
goncangan atau pukulan yang dapat merusak beton.
c. Syarat utama bekisting dan perancah, yaitu :
• Bekisting dan perancah harus kuat
• Bekisting dan perancah harus mudah dibongkar
• Bekisting dan perancah harus kaku
• Bekisting dan perancah bagian dalam harus bersih
• Bekisting dan perancah harus rapat
3.4.9. Plywood
Plywood terbuat dari lembaran kayu tipis (veeneer) ketebalan antara 0,60 mm
hingga 3,00 setiap lembar kayu tersebut. Syarat dalam pemakaian plywood :
1. Homogen dibanding kayu
2. Penyusunan dan pengembangannya tidak terlalu besar
3. Dapat diperoleh dalam ukuran – ukuran yang besar
4. Penggunaan ulang yang besar
5. Kerapatan dan kadar permukaan yang baik
6. Tepat untuk permukaan – permukaan yang berbentuk lengkung
7. Tebal 4 – 6 mm : untuk membuat cetakan bentuk lengkung dan licin
8. Tebal 9 – 12 mm : untuk acuan yang harus diberi perkuatan dengan jarak
tertentu Tebal 18 – 24 mm : untuk cetakan yang langsung bisa diletakan di atas
gelagar penampang
61
3.4.10. Tanah Urugan
Informasi mengenai sifat tanah yang tercantum dalam gambar atau dari hasil
pembicara kontraktor dengan konsultan pengawas tidak boleh dijadikan statusnya
dasar bagi harga penawaran dari kontraktor.
Kontraktor bertanggung jawab atas penafsirannya mengenai informasi dari pemberi
tugas dan harus mengunjungi tempat kerja dan borrowpit yang mungkin ada,
sebelum membuat penawaran dan harus memastikan sifat tanah, jumlahnya, lokasi,
dan kesessuaiannya untuk memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
Material harus dipilih sesuai dengan ketentuan dan persyaratan pada pekerjaan
urugan atau timbunan tertentu yang akan digunakan. Material ini harus bebas dari
bahan – bahan organik dalam jumlah yang merusak, seperti daun, rumput, akar, dan
kotoran.
Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang
diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau sebgai CH menurut
“Unfied atau Casagrande Soil Clasification System”. Bila penggunaan tanah yang
berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya
pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak perlu
daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi, tetapi tidak untuk dipergunakan pada
subgrade kecuali dapat mencapai nilai minimum CBR yang disyaratkan.
Karakteristik fisik dan mekanik tanah urugan atau timbunan mempunyai syarat
sebagai berikut :
a. Kompresbilitas dan elastisitas yang rendah
b. Indeks plastisitas <12
c. Sensitifitas rendah
d. Batas cair <35%
e. Koefesien keseragaman >6
f. Ukuran butir dasar tidak boleh lebih besar dari 7,5 mm, maksimum 40 % dari
butiran halus lewat saringan standar No. 4 dan sekurang – kurangnya 2 % harus
lewat saringan No. 300.
Tanah urugan diambil dari bekas galian dan untuk tanah sisa timbunan “tidak boleh
dibuang tetapi ditinggalkan di lokasi pekerjaan untuk pemadatan alami serta
menjadi hak milik pemilik pekerjaan konstruksi”. Ketentuan ini diperoleh atas
62
keputusan dari persetujuan antara pemilik proyek dengan pejabat pembuat
komitmen dan pekerjaan ini diawasi oleh pengawas lapangan.
63
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat (UU no. 13 th 2003, pasal 1 ayat 2).
Tenaga kerja konstruksi diklasifikasikan berdasarkan bidang keilmuan yang terkait
Jasa Konstruksi. Tenaga Kerja Konstruksi terdiri atas kualifikasi dalam jabatan:
a. operator;
b. teknisi atau analis; dan
c. ahli.
Setiap tenaga kerja konstruksi yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi
wajibmemiliki Sertifikat Kompetensi Kerja. Pelatihan tenaga kerja konstruksi
diselenggarakan dengan metode pelatihan kerja yang relevan, efektif dan efisien
sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja (UU no. 2 th 2017, Bab VII).
Tabel 3. 20 Persyarataan Umum Jenjang Subkualifikasi
64
65
(Lampiran I, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, Nomor: 09/PRT/M/2013)
66
(Lampiran 21, Peraturan LPJK, Nomor 6 Tahun 2017)
67
68