Anda di halaman 1dari 14

A.

Struktur Primer dan Struktur Sekunder


1. Struktur Primer
Struktur ini terbentuk karena proses sedimentasi atau juga dapat dikatakan sebagai
struktur yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan sedimen, sehingga
struktur ini dijadikan arah penentuan muda atau tidaknya suatu lapisan (young in
direction) karena dapat menggambarkan mekanisme pengendapannya. Struktur yang
terbentuk saat proses pengendapan sedang berlangsung termasuk lapisan mendatar,
lapisan silang, laminasi, dan laminasi silang yang mikro yaitu adanya kesan riak.
a. Lapisan silang (cross bedding)
Struktur primer yang membentuk sruktur penyilangan suatu lapisan batuan terhadap
lapisan batuan yang lainya, atau lapisan batuan yang lebih muda memotong lapisan
batuan yang lebih tua. Struktur sedimen yang dihasilkan oleh kegiatan arus air atau
arus angin dengan arah yang bervariasi dapat digunakan untuk menunjukkan pola
terjadinya arah arus media sedimentasi (air, angin, gletser, dll) dimana media cross
bedded (batuan, tanah) pada masa lampau.
b. Lapisan bersusun (graded bedding)
Struktur perlapisan sedimen yang menunjukkan perbedaan fragmen atau ukuran butir
sedimen yang membentuk suatu lapisan batuan. Perbedaan ini terbentuk karena
adanya gaya gravitasi yang mempengaruhi saat terjadinya pengendapan pada sedimen
tersebut. Sedimen yang memiliki ukuran butir lebih besar akan lebih dahulu
mengendap dibandingkan dengan sedimen yang memiliki ukuran lebih kecil sehingga
struktur graded bedding akan selalu menunjukan sturktur perlapisan yang semakin ke
atas lapisan tersebut ukuran butir yang dijumpai akan semakin kecil. Perlapisan
sedimen jenis ini memperlihatkan perbedaan ukuran fragmen/butir lapisan batuan
sedimen.Sedimen yang memiliki ukuran besar lebih dahulu mengendap dibandingkan
sedimen yang berbutir lebih kecil.Jadi semakin ke atas lapisan sedimen semakin
berbutir halus.
c. Lapisan datar (flat bedding)
Memiliki perlapisan yang hampir sama dengan cross bedding tapi hanya saja
berbentuk perlapisan secara mendatar.
d. Gelembur gelombang (ripple mark)
Struktur primer perlapisan sedimen yang menunjukan adanya permukaan seperti
ombak atau begelombang yang disebabkan adanya pengikiran oleh kerja air, dan
angin. Pada awalnya lapisan batuan sedimen tersebut datar dan horizontal karena
adanya pengaruh kerja air dan angin menyebabkan bagian-bagian lemah terbawa air
atau angin sehingg menyisahkan cekungan-cekungan yang membentuk seperti
gelombang.

e. Load Cest

Struktur primer yang terjadi akibat adanya cacat pada permukaan batuan yang terjadi
karena adanya gaya gravitasi sehingga permukaan batuan tersebut runtuh oleh batuan
di atasnya dan membentuk sebuah lubang.
f. Flute Cast
Flute cast merupakan struktur primer yang terjadi akibat proses pengerusan. Flute cast
berbentuk seperti selokan. Sama seperti flame structure, pada flute cast, bagian
lapisan yang muda juga terdapat di sebelah atas dari parit atau selokan tadi. Dengan
memperhatikan hal tersebut, kita dapat menentukan younging directionnya.
Lentikular bedding adalah suatu lapisan pasir yang berbentuk lensa cembung yang
terisolasi di dalam lempung atau sedimen lainnya. Untuk menentukan younging
direction bisa kita lihat dimana pada lapisan top (muda) terletak pada bagian atas dari
lapisan sedangkan pada lapisan bottom (tua) terletak pada bagian bawah dari lapisan
tersebut
g. Convolute Bedding
Convolute Bedding: struktur sedimen yang paling tidak berstruktur dikarenakan
pengaruh energi gelombang bolak-balik dan tidak menentu sehingga menghasilkan
alur sedimentasi yang sulit untuk diprediksi
h. Flame Sructure
Flame Structure: struktur yang membentuk load cast, akan tetapi material-materialnya
adalah hasil kontak antara pasir dengan lempung. Kenampakan struktur ini terlihat
dari bergabungan pasir dengan lempung akibat adanya penekanan
i. Pillow Structure
Pillow Structure: merupakan struktur yang berupa kenampakan seperti bantal-bantal,
material pembentuk struktur ini berupa pasir. Material-material tadi tertimbun,
kemudian mengalami penekanan kebawah
j. Vesicle
merupakan struktur yang menunjukkan adanya lubang-lubang, bekas keluarnya gas,
akibat adanya tekanan dari sedimen di atasnya.

2. Struktur Sekunder
Merupakan struktur yang terbentuk setelah proses sedimentasi dan sebelum atau saat
diagenesa. Hal ini juga menggambarkan keadaan lingkungan pengendapannya atau
struktur yang terjadi setelah batuan terbentuk, struktur ini bisa biasanya dihasilkan oleh
interaksi batuan dengan proses tektonik. Interaksi batuan dengan tektonik (dalam hal ini
pergerakan antar lempeng), akan menyebabkan suatu batuan tersebut terdeformasi.

Deformasi : perubahan dalam tempat dan/atau orientasi dari tubuh batuan. Deformasi
secara definisi dapat dibagi menjadi :
a. Distortion, yaitu perubahan bentuk.
b. Dilatation, yaitu perubahan volume.
c. Rotation, yaitu perubahan orientasi.
d. Translation, yaitu perubahan posisi.
Struktur sekunder yang dikenal secara umum yaitu:
a. Kekar (joint)
Kekar (joint) adalah struktur rekahan pada batuan di mana tidak ada atau relative
sedikit sekali terjadi pergeseran. Kekar merupakan salah satu struktur yang paling
umum pada batuan dan berdasarkan klasifikassinya secara genetic, kekar terbagi atas:
Kekar gerus (shearjoint) yaitu kekar yang terjadi akibat stress yang menggelincir

bidang satu sama lainnya yang berdekatan.


Kekar tarikan (tensional joint), yaitu kekar tang terbentuk dengan arah tegak lurus
dari gaya yang cenderung untuk memindahkan batun (gaya tension). Hal ini
terjadi akibat dari stress yang cenderung untuk membelah dengan cara menekanya

pada arah yang berlawanan, sehingga dindingnya saling menjauh.


Kekar hibrid (hybrid joint), yaitu kekar yang merupakan gabungan dari kekar

gerus dan tarikan dan umumnya rekahannya terisi oleh mineral sekunder.
b. Sesar/patahan (fault)
Sesar atau patahan adalah rekahan pada batuan yang mengalami pergeseran yang
berarti dan suatu sesar dapat berupa bidang sesar atau rekahan tunggal tetapi sesar
juga sering di jumpai sebagai semacan jalur yang terdiri dari beberapa sesar
minor.Jalur sesar atau jalur pergeseran, mempunnyai dimensi panjang dan lebar yang
beragam dari skala minor sampai puluhan kilometer.
Berdassarkan arah pergeserannya, sesar diklasifikasikan menjadi beberapa bentuk
yaitu:
Strike slip fault, yaitu sesar yang arah pergerakannya relative paralel dengan strike
bidang sesar. (pitch 00-100). Sesar ini di sebut juga sebaagai sesar mendatar. Sesar
mendatar ini juga dibedakan atas:
Sesar mendatar sinistral, yaitu sesar mendatar yang blok batuan kirinya lebih
mendekati pengamat.
Sesar mendatar dextral, yaitu sesar mendatar yang blok batuan kanannya lebih
mendekati pengamat
c. Lipatan (Fold)

Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya


disebabkan oleh dua proses yaitu bending (melengkung) dan bucking (melipat).
Berdasarkan unsur-unsur pembentuknya lipatan di bedakan atas:
Plunge yaitu sudut yang terbentuk oleh poros dengan horizontal pada bidang

vertical.
Picth atau rake, sudut antara garis poros dan horizontal, diukur pada poros.
Limb (sayap) bagian yang terletak downdip (sayap yang di mulai dari lengkungan
maksimum antiklin sampai hinge singklin) updip (sayap yang di mulai dari
lengkungan maksimum singklin sampai hinge antiklin).Sayap dapat beerupa

bidan datar (planar), melengkung (curve), atau bergelombang (wave).


Hinge point titik yang merupakan kelengkunagan maksimum pada suatu

perlipatan.
Hinge line garis yang menghubungkan hinge point pada suatu perlapisan yang

sama.
Axial line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik

maksimum pada tiap permukaan lapisan dari suatu struktur lapisan.


Axial plane, bidang sumbu lipatan yang membagi sudut sama besar antara sayap-

dari lengkungan

sayap lipatan.
Berdasarkan bentuknya lipatan (fold) dapat diklasifikasikan berdasarkan unsur
geometrinya sebagai berikut:
Upright Fold atau Simetrical Fold, yaitu lipatan tegak atau setengkup.
Asimetrical Fold, yaitu lipatan tak setengkup atau tak simetri.
Inclined Fold atau Over Fold yaitu lipatan miring atau menggantung.
Recumbent Fold yaitu lipatan rebah.
3. Perbedaan Struktur Primer dan Struktur Sekunder
Struktur Primer terbentuk karena proses sedimentasi atau juga dapat dikatakan
sebagai struktur yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan sedimen,
sehingga struktur ini dijadikan arah penentuan muda atau tidaknya suatu lapisan (young
in direction) karena dapat menggambarkan mekanisme pengendapannya. Struktur yang
terbentuk saat proses pengendapan sedang berlangsung termasuk lapisan mendatar,
lapisan silang, laminasi, dan laminasi silang yang mikro yaitu adanya kesan riak.
Sedangkan
Struktur Sekunder Merupakan struktur yang terbentuk setelah proses sedimentasi
dan sebelum atau saat diagenesa. Hal ini juga menggambarkan keadaan lingkungan

pengendapannya atau struktur yang terjadi setelah batuan terbentuk, struktur ini bisa
biasanya dihasilkan oleh interaksi batuan dengan proses tektonik. Interaksi batuan dengan
tektonik (dalam hal ini pergerakan antar lempeng), akan menyebabkan suatu batuan
tersebut terdeformasi.
Jadi perbedaan mendasar dari kedua struktur ini adalah : Struktur primer
terbentuk bersamaan/serempak dengan proses sedimentasi sedangkan struktur sekunder
terbentuk setelah terjadi proses sedimentasi.

B. Kontak Lapisan
Kontak Lapisan terdiri dari 2 jenis yaitu:
1. kontak selaras atau disebut conformity yaitu kontak yang terjadi antara 2 lapisan yang
sejajar dengan volume interupsi pengendapan yang kecil atau tidak ada sama sekali. Jenis
kontak ini terbagi 2 yaitu:
a. Kontak Tajam
b. Kontak Berangsur.
2. Kontak lapisan tidak selaras atau disebut unconformity yaitu merupakan suatu bidang
ketidakselarasan antar lapisan. Terdapat 4 macam ketidakselarasan yaitu :
a. Angular Unconformity, disebut juga ketidakselarasan sudut, merupakan ketidak
selarasan yang kenampakannya menunjukan suatu lapisan yang telah terlipatkan dan
tererosi, kemudian di atas lapisan tersebut diendapkan lapisan lain.

b. Disconformity, kenampakannya berupa suatu lapisan yang telah tererosi dan diatas
bidang erosi tersebut diendapkan lapisan lain.

c. Paraconformity, disebut juga keselarasan semu yang menunjukan suatu lapisan diatas
dan dibawahnya yang sejajar, di bidang ketidakselarasanny tidak terdapat tanda-tanda
fisik untuk membedakan bidang sentuh dua lapisan berbeda. Untuk menentukan
perbedaannya harus dilakukan analisis paleontology.

d. Nonconformity, merupakan ketidakselarasan yang terjadi dimana terdapat kontak


jelas antara batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.

Kontak lapisan mempunyai peranan yang penting dalam struktur geologi karena melalui
kontak lapisan antar batuan kita dapat mengetahui dengan jelas bagaimana struktur
perlapisan batuan itu sendiri sehingga kontak lapisan sangat penting dalam struktur
Geologi.

C. Prinsip Stratigrafi dan Uniformitarianism

Prinsip stratigrafi dan uniformitarianism dipakai untuk mempelajari hubungan antar


lapisan batuan karena kedua prinsip ini digunakan untuk mengetahui dan mendapatkan
pengetahuan mengenai sejarah terbentuknya bumi.
Dimana prinsip stratigrafi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang lapisanlapisan batuan serta hubungan lapsan batuan itu dengan lapisan batuan yang lainnya yang
bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang sejarah bumi.
Teori Uniformitarianisme berbunyi The Present Is The Key To The Past yang berarti
kejadian pada zaman dahulu, sehingga segala kejadian alam yang ada sekarang ini, terjadi
dengan jalan yang lambat dan proses-proses yang kini sedang berlaku. Hal ini menjelaskan
bahwa rangkaian pegunungan-pegunungan besar, lembah serta tebing curam tidak terjadi
oleh sesuatu malapetaka yang tiba-tiba, akan tetapi melalui proses alam yang berjalan dengan
sangat lambat

SEJARAH GEOLOGI
Gambar 1

Pertama-tama terbentuk retakan atau fractures kemudian terjadi sesar naik dan karena ada
tekanan dari atas mengakibatkan lapisan membengkok ke bagian bawah

Gambar 2

Yang terbentuk pertama kali adalah mudstone, kemudian terbentuk endapan sandstone diatas
lapisan mudstone, kemudian magma ryolite menerobos secara vertical terhadap perlapisan
batuan yang disebut ryolite dike, setelah itu magma ryolite yang sampai dipermukaan mengalami
proses erosi. Setelah itu terendapkan shale. Kemudian diterobos oleh magma basalt yang disebut
basalt dike.

Gambar 3

Yang terbentuk pertama kali adalah lapisan batu pasir, kemudian terbentuk lapisan batuan
sedimen diatas lapisan batu pasir, kemudian ada batuan dengan umur 57my yang menerobos
masuk, kemudian terbentuk kembali batuan sedimen lalu diterobos kembali oleh batuan dengan
umur 36my, kemudian terjadi intrusi magma yang berumur 30my, kemudian terbentuk lagi
batuan sedimen dan terakhir terdapat aliran lava mineral dipermukaan bumi yang berumur 20my.

Gambar 4

Pertama-tama terbentuk lapisan batu serpih, kemudian diikuti dengan terbentuknya lapisan batu
pasir dan batu gamping, kemudian terbentuk lagi batu pasir dan terjadi penerobosan batuan
secara vertical (dike), setelah itu terjadi proses intrusi dimana batuan yang diterobosi ikut masuk
dalam dike tersebut lalu terjadi sesar turun.

Gambar 5

Pertama-tama terbentuk lapisan batu serpih, kemudian batuan sedimen, lalu terjadi sesar turun
setelah itu terjadi penerobosan batuan secara vertical (dike) dan terjadi erosi dipermukaan bumi,
setelah terjadi erosi terendapkan kembali batu pasir, batu serpih, batu garam, batu serpih, batu
garam, dan batu serpih, kemudian terjadi erosi.

Gambar 6

Pertamatama terbentuk batuan J, kemudian batuan K, setelah itu batuan R, diikuti batuan H dan
batuan sedimen (B), kemudian terjadi penerobosan secara vertikal (dike) lalu tererosi. Kemudian
terbentuk batuan E setelah itu terjadi sesar turun, kemudian terjadi intrusi batuan I kemudian
terserosi dan terbentuk batuan C dan masih ada sisa-sisa dari batuan I dan yang terakhir
terbentuk batuan A.

Gambar 7

Pertama-tama terbentuk lapisan batu serpih, kemudian terbentuk batu gamping, setelah itu
terbentuk batu pasir kemudian terjadi intrusi batuan D dan yang terakhir terjadi sesar turun.

Gambar 8

Pertama-tama terbentuk lapisan batu pasir, kemudian terbentuk batu lanau, kemudian terbentuk
batu pasir , kemudian terbetuk batu gamping, debu vulkanik, kemudian terjadi intrusi batuan
granit, lalu batu pasir masuk ke dalam batu granit akibat penerobosansecara vertikal (dike)
setelah itu terjadi intrusi magma dan terjadi erosi. Setelah terjadi erosi, terendapkan kembali
batuan konglomerat lalu terjadi sesar turun.

Gambar 9

Petama-tama terbentuk lapisan batuan E, F,G,H,I,J. Kemudian lapisan batuan K tererosi


kemudian terjadi sesar naik dan akibat tekanan terjadi penurunan lapisan batuan kemudian
tererosi. Setelah tererosi, terbentuk lapisan batuan D dan batuan C setelah itu terjadi intrusi
batuan A kemudian terbentuk kembali lapisan batuan D.

Gambar 10

Perama-tama terjadi sesar naik pada lapisan batuan A, kemudian terjadi intrusi pada lapisan
batuan B, kemudian terjadi erosi. Setalah erosi, terendapkan lapisan batuan C kemudian terjadi
sesar turun pada lapisan batuan F dan terendapkan lapisan batuan E.

Gambar 11

Pertama-tama terbentuk lapisan batuan P,E,F,D, dan terjadi tekanan dari kiri dan kanan maka
terjadi lipatan kemudian terjadi sesar turun

Gambar 12

Pertama-tama terbentuk lapisan batu serpih kemudian terjadi sesar turun kemudian terjadi intrusi
batuan beku lalu terjadi erosi. Setelah terjadi erosi, terendapkan batu pasir setelah itu batu serpih,
batu garam, batu serpih, batu garam, dan batu serpih, setelah itu terjadi erosi dipermukaan.

Gambar 13

Pertama-tama terbentuk lapisan batuan metamorf, kemudian terjadi intrusif batuan beku lalu ada
intrusi batuan beku dalam batuan metamorf kemudian batu pasir yang masih ada batuan sisa
hasil intrusi terbentuk batuan yang tererosi atau unconformity kemudian terbentuk batuan A dan
batuan H, terbentuk lapisan R lalu terjadi intrusi batuan M kemudian terbentuk lapisan E dan
lapisan X kemudian batuan D kemudian terjadi sesar naik kemudian terbentuk batuan J
kemudian tererosi dan batuan S tereendapkan.

Anda mungkin juga menyukai