LIAT SILIKAT
BENTUK LIAT SILIKAT
Koloid berbentuk laminar dan terdiri dari beberapa lapisan lempeng atau “serpih”.
Bentuk dari masing-masing unit bergantung dari susunan mineralogiknya
Ada yang mempunyai bentuk spt mika dan heksagonal, yg lainnya tdk menentu
umumnya ukuran horizontal > ukuran vertikalnya.
Tiap zarah liat terdiri dari beberapa unit struktur lempeng
LUAS PERMUKAAN
Karena ukurannya sangat kecil sekali, maka koloid liat mempunyai
permukaan yang luas sekali.
Beberapa liat disamping mempunyai permukaan luar, juga mempunyai
permukaan dalam.
Permukaan dalam terdapat diantara unit-unit lempeng tadi.
Sebagai contoh alterasi pada muskovit yang menghasilkan hidrus mika. Pada saat
hancuran, sejumlah K dalam struktur kristal digantikan molekul air, dan akibatnya
kisi-kisi kurang mantap. Reaksi berikut menggambarkan secara sederhana apa
yang terjadi.
PENGHABLURAN KEMBALI liat silikat dari hancuran mineral lain merupakan kejadian
yang sgt penting, dan lebih penting dari alterasi. Proses penghabluran kembali
melibatkan perubahan lengkap dari struktur.
Hidrus oksida dituliskan sebagai hidroksida besi atau aluminium: Al(OH)3 dan
Fe(OH)3.
Rumus umumnya : Fe2O3.xH2O
Gibsit: Al2O3.3H2O merupakan oksida aluminium yang dominan di dalam tanah
Goetit: Fe2O3.H2O dan limonit: Fe2O3.xH2O merupakan oksida besi yang dominan.
Al Al
O OH O----------- H+
Si
O H
Dalam tanah bereaksi agak masam sd
7/18/2019
sangat masam, ion H diikat kuat dan tidak12
Dasar Ilmu Tanah
mudah digantikan kation lain.
PENGGANTIAN ION
Kejadian penggantian ion tanpoa mengubah bentuk (substitusi isomorfik)
merupakan sumber sumber kedua muatan negatif dalam kristal liat.
OH OH OH OH OH OH
Al Al Mg Al
O O OH O O OH
Rumus Kimia Beberapa Mineral Liat Penting dimana Terjadi Penggantian dalam
Lempeng Oktahedron dan Tetrahedron dan Molekul yang Terdapat antar Unit
Kristal. Ion yang mudah dipertukarkan dinyatakan Dalam kurunga.
Kation Dominan dlm lempeng Jumlah Antara Unit Unit muatan
Mineral liat
Oktahedron Tetrahedron O dan OH Kristal Lempeng
Kaolinit Al4 Si4 O10(OH)8 - 0
Piripilit Si8 O20(OH)4 - 0
Monmorilonit Al3,5Mg0,5 Si8 O20(OH)4 - 0,5
Vermikulit Mg6 Si7Al(Mg0,5) O20(OH)4 xH2O, Mg2+ 1,0
Klorit Mg6 Si6Al2 O20(OH)4 Mg6(OH)12 2,0
Ilit Al4 Si7Al(K0,2) O20(OH)4 K0,8 1,0
Muskovit Al4 Si6Al2 O20(OH)4 K2 2,0
aPerhatikan bahwa penggantian Al oleh Mg atau Si oleh Al diimbangi unit-unit ion dapat
dipertukarkan atau antar-kristal (spt. Na) (Dalam beberapa vermikulit dan klorit, lempeng
oktahedron terisi oleh 4 atom aluminium dari pada oleh 6 magnesium).
- Ca2+
O
COO H+
- -
UNIT PUSAT KOLOID O Mg2+
HUMUS COO H+
- -
O NH4+
(Sebagain besar C dan H) COO
- - H+
O
COO Na+
-
Muatan Kation
Negatif terjerap
Bagan Jerapan kation oleh koloid humus. Kelompok hidroksil fenolik ( O-)
terikat pada gusus aromatik; kelompok karboksil (-COO-) melekat pada atom karbon
lainnya. Pada kasus ini hanya jerapan permukaan yang diperlihatkan, sesungguhnya
jerapan juga terjadi di dalam misel.
Atas dasar kelarutan dalam asam dan alkali, humus tersusun dari 3 klas:
1) Asam sulfik, paling ringan bobot molekulnya, dan termuda warnanya,
larut dalam asam maupun alkali
2) Asam humik, bobot molekular dan warnanya sedang, larut dalam
alkali tetapi tidak larut dalam asam;
3) Humin, terberat bobot molekulnya, tergelap warnanya, dan tidak
larut dalam asam maupun alkali.
Partikel koloidal terdiri dari gugus kompleks bermuatan negatif (misel) dan sejumlah
kation yang dijerap. Di daerah basah kation kalsium, aluminium, dan hidrogen
merupakan yang terbanyak. Oleh karena itu, liat dan ion-ion yang dapat
diperukarkan dapat dianggap sebagai garam kompleks yang bersifat masam. Ini
dapat disepadankan dengan CaHPO4 yang juga merupakan garam bereaksi masam.
Pertukaran kation merupakan salah satu reaksi terpenting dalam tanah, yang dapat
disajikan secara sederhana:
H
Ca Misel + 2 H+ Misel + Ca2+
H
Pertukaran kalsium oleh hidrogen berlangsung secara ekivalen. Bila terjadi
penambahan ion kalsium (mis. krn pengapuran), maka reaksi akan bergeser ke kiri.
200
Koloid
160 organik
Kapasitas Tukar Kation
12
0 Muatan bergantung pH
(me/100 g)
8
0
40 Muatan
permanen
7/18/2019 Dasar Ilmu Tanah 19
4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 pH
Dengan naiknya pH, hidrogen yang diikat sisa koloid organik dan anorganik
berionisasi dan dpt digantikan. Ion hidroksi aluminium yang terjerap juga akan
keluar dan membentuk Al(OH)3. Dg demikian tercipta tapak pertukaran baru pada
koloid mineral, dan hasil akhirnya adalah naiknya KTK.
CARA MENYATAKAN
Satuan yang dipakai dalam reaksi dan kapasitas tukar kation adalah miliekuivalen.
1 me = 1 mg hidrogen, atau sejumlah ion lain yang dpt menggantikan ion H tsb.
Jadi, bila liat mempunyau KTK 1 miliekuivalen tiap 100 gram (1 me/100 g), berarti
liat tsb dapat menjerap 1 mg hidrogen tiap 100 gram bahan.
1 me H/100 g = 10 ppm
Contoh perhitungan:
Ca mempunyai bobot atom 40; sedangkan H bobot atomnya 1. Tiap ion Ca2+
mempunyai 2 muatan dan ekuivalen dengan 2 ion H+. Dengan demikian untuk
menggantikan 1 mg hidrogen diperlukan 40/2 = 20 mg Ca = 1 me Ca.
Bila suatu liat mampu menjerap 250 mg Ca, maka KTK liat tsb = 250/20 = 12,5
me/100 g.
Sebagian besar dari kation-kation lain disebut basa-basa dapat dipertukarkan, dan
menetralkan kemasaman tanah. Perbandingan dari KTK yang ditempati basa-basa
ini disebut persentase kejenuhan basa (KB). Jadi, bila persentase KB = 80%,
artinya bahwa 4/5 dari seluruh KTK tanah ditempati basa dan 1/5 oleh hidrogen
dan aluminium.
KB tanah berbeda-beda. Tanah di daerah kering umumnya jenuh dengan basa,
sedangkan tanah di daerah humid kurang akan basa-basa, dan akan lebih banyak
7/18/2019 Dasar Ilmu Tanah 21
ion hidrogen dan aluminium.
Terdapat korelasi yang nyata antara KB dengan pH.
Dengan menurunnya KB karena hilangnya Ca atau kation basa lain,
maka pH tanah itu akan menurun.
Illit 40 90 34 61
Kaoliniy 36 73 26 52
Kohesi
Dengan berkurangnya kadar air terjadi daya tarik antar partikel-
partikel liat yang lebih kuat.
Kohesi terjadi karena tarikan partikel liat untuk molekul air