Anda di halaman 1dari 97

A. Latar belakang Tanaman jagung (Zea mays.

L) berasal dari benua Amerika, selama ribuan tahun tanaman jagung menjadi makanan pokok suku Indian, seorang pelaut Christopher Columbus yang berasal dari Spanyol dengan tidak sengaja telah menemukan tanaman jagung di benua Amerika pada tahun 1492, dan orang yang berjasa menyebarkan tanaman jagung keseluruh dunia maupun ke Indonesia. Tanaman jagung merupakan tanaman yang tumbuh optimal di daerah iklim tropis maupun subtropis, karena tanaman jagung relatif cepat beradaptasi dengan lingkungan dibandingkan dengan tanaman family Graminae lainnya. ( Rahmad Rukmana. 2007). Di indonesia tanaman jagung dibawa oleh orang Portugis dan Spanyol sekitar 400 tahun yang lalu. Awal mula sentral budidaya tanaman jagung di daerah Jawa Tegah, Jawa Timur dan Madura namun semakin berkembang keseluruh wilayah nusantra. (Hadi dan Kristianto. 2007). Tanaman jagung merupakan tanaman komoditi unggulan agribisnis tanaman pangan setelah padi dan gandum yang mempunyai nilai ekonomi di Indonesia. Produktivitas tanaman jagung nasional baru mencapai 3,4 t/ha, kebutuhan jagung dalam negeri untuk pakan ternak sudah mencapai 4,9 juta ton pada tahun 2005 dan diprediksi menjadi 6,6, oleh karena itu peluang ekspor semakin terbuka mengingat negara penghasil jagung seperti Amerika, Argentina, dan Cina mulai membatasi volume ekspornya karena kebutuhan jagung mereka meningkat. (Hafsah, 2004). Menurut (Herdi Yudirachan, 2007) potensi tanaman jagung hampir semua bagian dapat dimanfaatkan ataupun bisa di katakan multiguna, sebab tanaman jagung terkandung gizi yang cukup komplek bagi manusia dan hewan yaitu kandungan gizi kalori 33,00 klo, protein 2,20 g, lemak 0,10 g, karbohidrat 7,40 mg, kalsium 7,00 mg, fosfor 100,00 mg, zat besi 0,50 mg, vitamin A 200 S.I, vitamin B1 0,08 mg, vitamin C 8,00 mg, air 89,50 g dan bagian yang dapat dimakan 100%. Peningkatan produktivitas dan produksi tanaman jagung dapat di pacu dengan penerapapan teknologi tepat guna. Salah satunya dengan pemupukan yang seimbang baik dari dalam maupun dari luar agar menghasilkan tanaman yang benar-benar subur dan produktif. (Pinus Lingga, 2008). Tanaman jagung membutuhkan unsur hara makro dan mikro. pada dasarnya tanah sudah meyediakan unsur hara tersebut. dapat langsung terserdia bagi tanaman unsur hara makro relatif lebih besar di bandingan dengan unsur hara mikro tetapi kedua unsur hara tersebut sangat di butuhkan oleh tanaman jagung. Komposisi cukup baik antara lain unsur N = 1,99%, P = 3,92%, K = 0,69%, S = 0,26%, Cu = 0,045% serta Fe = 0,081% (Kartini, 2000). Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung unsur hara utama lebih dari dua jenis. Jenis unsur hara dapat berupa unsure hara makro ataupun mikro dengan kadar dan formula yang bervariasi sesuai ketentuan yang berlaku (SNI 02-28038-92). Pupuk majemuk yang beredar saat ini pada umumnya berupa pupuk majemuk NPK yang proses pembuatannya dilakukan secara kimia (chemical blending) dan secara fisik (physical blending atau mechanical blending). Penerapan pemupukan berimbang dapat menggunakan pupuk tunggal maupun pupuk majemuk, namun masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan. (Ladiyani 2005) Pemberian dosis pupuk NPK majemuk untuk varietas umur tegah 90-10 hari dan jarak tanan 75 x 4 dengan populasi 53.000-66.000 tanaman jagung, untuk keseimbangan pemberian pupuk agar dapat

memenuhi akan unsur hara yang di butuhkan oleh tanaman jagung serta tidak berefek buruk terhadap ekologi pertumbuhan tanaman jagung maka anjuran pemberian dosis pupuk NPK 24-911 untuk diperoleh pertumbuhan dan produksi optimal. (Rahmat Rukmana, 2007). Pupuk kandang mempunyai kandungan unsura hara nitrogen, fosfor dan kalium yang sangat bervariasi tergantung pada waktu dan cara penyimpanannya, jenis hewan, dan kesehatan hewan. Selain dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman, pupuk kandang juga membantu memperbaiki struktur tanah dan aktifitas hewan dan mikroba tanah.( Agus dan Ruijter, 2004) Menurut (Setiawan, A. T. 2007) pupuk kandang kerbau juga merupakan salah satu alternatif pupuk organik dengan kandungan unsur hara yakni nitrogen dengan komposisi padat 0,60% (cair 1,00%), fosfor padat 0,30 (cair 0,15%) dan kalium 0,34% (cair 1,50%) dengan kandungan air 92% Dengan demikian dapat mengembalikan kesuburan tanah dan menambah kesuburan tanah dan kegembura tanah serta lebih mudah di olah, maka dengan sendirinya akan meningkatkan hasil panen tanaman jagung.. Pengaruh pemberian pupuk NPK dan pupuk Kadang Kerbau (PKK) sangat bervariasi belum diketahui. Oleh karena itu perlu diteliti dosis yang tepat untuk tanaman jagung dalam aplikasi pemberian dosis pupuk npk dan pupuk pkk secara proporsional. sehingga nantinya didapatkan hasil yang optimal. B. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK dan pupuk Kandang Kerbau terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. C. Hipotesis 1. Pemberian dosis pupuk NPK berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. 2. Pemberian dosis pupuk kandang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. 3. Terjadi interaksi antara pupuk NPK dan pupuk kandang kerbau terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung.
andilaceh.wordpress.com/2010/08/25/skripsi-ku-bab-i/

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi sifat-sifat kimia tanah pertanian sangat penting dilakukan karena sifat-sifat tersebut berkaitan erat dengan pendugaan potensi kesuburan tanah serta merupakan dasar penyusunan strategi pengelolaan tanah seperti pemupukan. Sifat-sifat tanah tersebut berkaitan erat dengan

dinamika berbagai unsur hara di dalam tanah. Jenis dan jumlah mineral tanah berpengaruh terhadap karakteristik kimiawi tanah, seperti: kapasitas tukar kation (KTK), besarnya fiksasi hara, dan lain-lain Sumber muatan koloid tanah terdiri dari muatan permanen (permanent charge) dan muatan tergantung pH atau muatan variabel (pH dependent charge atau variable charge). Sumber muatan pada mineral liat tipe 2:1 (smektit) didominasi oleh muatan permanen, sedangkan pada liat tipe 1:1 (kaolinit) banyak terdapat muatan tergantung pH. Demikian pula mineral oksihidroksida seperti goetit, hematit, ferrihidrit, gibsit, dan mineral amorf lainnya umumnya didominasi oleh sumber muatan tergantung pH. Kapasitas tukar kation (KTK) tanah dipengaruhi oleh sumber muatan koloid tanah. Ketersediaan hara dipengaruhi oleh dinamika hara atau proses jerapan dan pelepasan hara tersebut yang semuanya dikendalikan oleh koloid liat tanah. Besarnya jerapan kation atau anion oleh koloid tanah tergantung dari luas permukaan koloid tanah. Semakin luas permukaan koloid maka semakin banyak ion yang dapat dijerap. Tanah Inceptisol, Oksisol, Vertisol, dan Andisol yang mengandung jenis mineral liat yang berbeda termasuk tanah pertanian utama di Indonesia karena mempunyai sebaran yang sangat luas. Tanahtanah tersebut mempunyai prospek yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai sentra produksi tanaman pangan terutama jagung asal dibarengi dengan pengelolaan tanah dan tanaman yang tepat. Pemupukan NPK, bahan organik, dan pengapuran tanah masam memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan produksi pertanian tanaman pangan. 1.2 Tujuan Untuk mengidentifikasi sifat-sifat kimia tanah lapisan atas (0-20 cm) tanah Inceptisol, Oksisol, Vertisol, dan Andisol, serta kaitannya dengan kebutuhan pupuk NPK, kapur, dan bahan organik untuk tanaman jagung. BAB 3. PEMBAHASAN Tingkat perkembangan tanah Inceptisol masih relatif muda yang ditandai dengan adanya iluvuasi liat (horizon B) tapi belum terbentuk argilik. Tanah incepticol biasanya banyak mengandung mineral mudah lapuk seperti olivin, piroksin, amfibol dan lain-lain sehingga potensi kesuburannya masih relatif tinggi. Tanah Oksisol berasal dari bahan induk batu liat yang berumur tua (tertier). Suhu dan curah hujan yang tinggi serta drainase yang baik menyebabkan tanah ini mengalami pelapukan dan pencucian yang intensif. Hal ini ditandai dengan terbentuknya selain kaolinit juga mineral besi oksihidroksida atau goetit (FeOOH). Tanah Oksisol biasanya sedikit mengandung mineral mudah lapuk tapi banyak mengandung mineral yang resisten terhadap pelapukan seperti kuarsa dan mineral oksihidroksida sehingga potensi kesuburan tanahnya rendah. Tanah Vertisol berasal dari bahan induk endapan liat berkapur. Drainase tanah buruk dan kadar Ca, Mg, dan Si tinggi (alkalin) sangat mendukung terbentuknya tanah Vertisol. Tanah Andisol berasal dari bahan induk gelas volkan berupa abu, batu apung, sinder atau lava. Pelapukan bahan volkan menghasilkan selain mineral liat kaolinit, juga menghasilkan mineral amorf seperti alofan, imogilit, dan lain-lain. Sifat-sifat kimia tanah berkaitan erat dengan bahan induk, tingkat pelapukan, dan mineral liat yang dominan. Tingkat pelapukan yang lanjut dan pencucian yang intensif pada Oksisol menyebabkan kation basa tercuci. Tanah Vertisol berasal dari bahan induk yang kaya bahan alkalin seperti Ca dan Mg; tingkat pelapukan rendah karena drainase tanah buruk; pH netral dan kelarutan Al rendah. Tanah Andisol biasanya terbentuk di daerah dataran tinggi yang mempunyai suhu relative rendah

sehingga pelapukan bahan organik berjalan relatif lambat. Selain itu tanah Andisol juga banyak mengandung mineral amorf yang dapat berikatan dengan bahan organik membentuk organo liat stabil Kapasitas tukar kation tanah tergantung dari kandungan bahan organik, jumlah dan jenis mineral liat. Tanah Vertisol didominasi oleh mineral liat smektit memiliki nilai KTK paling tinggi. Sedangkan tanah lainnya (Inceptisol, Oxisol, dan Andisol) didominasi oleh mineral liat kaolinit memiliki nilai KTK yang lebih rendah. Nilai KTK tanah dipengaruhi oleh jumlah muatan negatif baik yang berasal dari proses substitusi isomorfik maupun muatan variabel yang berasal dari pinggir patahan mineral liat dan oksihidroksida juga berasal dari gugus fungsional bahan organik. Tanah Andisol mempunyai kadar bahan organik paling tinggi dengan demikian maka KTK tanahnya juga lebih tinggi dibandingkan Inceptisol dan Oksisol. Tanah Oksisol walaupun memiliki kadar bahan organik lebih tinggi daripada Inceptisol tapi KTK Oksisol lebih rendah daripada Inceptisol karena tanah Oksisol, selain mengandung mineral liat kaolinit juga mengandung mineral besi hiroksida atau goetit. Perilaku P tanah diantaranya tergantung dari pH dan jumlah serta jenis mineral liat di dalam tanah. Pada tanah masam (Inceptisol dan Oksisol) P difiksasi oleh Al dan Fe bebas serta oksihidroksida Al dan Fe membentuk senyawa Al dan Fe-P yang tidak larut. Pada tanah alkalin (Vertisol) P dapat difiksasi oleh Ca dan Mg bebas membentuk senyawa Ca dan Mg-P. Sementara itu pada tanah yang kaya akan mineral amorf seperti alofan dan imogolit (Andisol), P difiksasi selain oleh permukaan luar juga oleh permukaan dalam dari mineral amorf tersebut. Dengan demikian maka fiksasi P tanah Andisol paling tinggi dibandingkan tanah lainnya. Perilaku K tanah tergantung bahan induk, tingkat pencucian, kapasitas tukar kation, dan jenis mineral liat tanah. Tanah Vertisol mengandung K terkestrak HCl yang tinggi yang berasal dari mineral primer penyusun tanah tersebut dan rendahnya laju pencucian. Namun demikian jerapan K di tanah ini juga tinggi karena K dapat difiksasi di ruang antar lapisan dari mineral liat 2:1. KTK tanah rendah (Inceptisol dan Oksisol), drainase tanah baik (Oksisol dan Andisol), dan curah hujan tinggi menyebabkan pencucian K di tanah-tanah tersebut tinggi. Kebutuhan pupuk tergantung jenis tanah, spesies tanaman, dan system pengelolaan lahan. Dari aspek tanah, kebutuhan pupuk tanaman tergantung kadar dan perilaku hara tanah yang semuanya dikendalikan oleh mineral liat serta sifat-sifat tanah lain. Efisiensi pupuk pada sistem lahan sawah (lowland) lebih baik dibandingkan sistem lahan kering (upland) karena pencucian hara hampir tidak ada sehingga kehilangan hara lewat pencucian (terutama hara yang mobil seperti N dan K) juga rendah. Selain itu penggenangan pada sistem sawah juga menyebabkan ketersediaan hara (terutama hara yang terfiksasi seperti P dan K) meningkat. Selain itu tanah Inceptisol dan Oksisol didominasi oleh mineral liat kaolinit dan atau oksihidroksida yang mempunyai KTK tanah rendah sehinggga hara kalium mudah hilang melalui proses pencucian. Tanaman jagung masih dapat tumbuh dengan baik bila kejenuhan Al masing-masing tidak lebih dari 30%. Tanah Andisol walaupun mempunyai reaksi tanah masam atau pH 4.5 tapi kadar bahan organiknya tinggi. Bahan organik dapat mengikat Al membentuk ikatan alumino humic yang stabil sehingga tidak meracuni akar tanaman. Selain itu pengapuran di tanah Andisol tidak dianjurkan karena pengapuran dapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme tanah sehingga mempercepat pelapukan bahan organik tanah. Di daerah tropika tingkat pelapukan bahan organic sangat tinggi sehingga turn over Corganik dalam tanah berlangsung singkat akibatnya kadar bahan organic tanah rendah. Mengingat peranannya yang begitu besar terhadap perbaikan sifat kimia tanah, maka bahan organik (pupuk kandang dan atau pupuk hijau) perlu ditambahkan dalam jumlah banyak. Tanah Andisol

memerlukan bahan organik paling sedikit dibandingkan tanah lainnya karena kadar bahan organic tanah Andisol termasuk tinggi, sedangkan tanah lainnya rendah. Peningkatan P-tersedia tanah terjadi akibat pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung dari pemberian pupuk organic terhadap berbagai bentuk fosfor dalam larutan tanah. Pengaruh langsung yaitu mealui proses dekomposisi bahan organik yang hasil dekomposisinya berupa asam-asam organic seperti asam humat dan asam fuvat yang mempunyai kemampuan mengkhelat Fe pada tanah masam. Jadi, hasil dekomposisi bahan organik memegang peranan penting dalam tersedianya fossfor anorganik bagi tanaman. Sedangkan pengaruh tidak langsung dari peberian pupuk organik yaitu penyumbang unsur hara makro dan mikro, salah satunya fosfor. Menurut Sanchez (1992), bahwa pemberian pupuk organik dapat menurunkan fiksasi P oleh kation-kation di dalam tanah, sehingga P tersedia bagi tanaman. Selain itu, hasil dekomposisi bahan organik mampu menahan kelarutan P dari pupuk buatan sehingga menjadi lebih tersedia bagi tanaman. Tanaman menyerap sebagian besar unsur hara P dalam bentuk ion ortofosfat primer (H2PO4-). Kemasaman tanah (pH) sangat besar pengaruhnya terhadap perbandingan serapan ion-ion tersebut, yaitu apabila tanah tersebut semakin masam, maka kadar H2PO4 - juga akan semakin besar, sehingga makin banyak yang diserap tanaman dibandingkan dengan HPO4 -2. Pada pH tanah sekitar 7,22 konsentrasi H2PO4 - dan HPO4 -2 setimbang . Asam-asam anorganik dan asam organik, yang dihasilkan oleh penguraian bahan organik tanah, merupakan konstituen tanah yang umum yang dapat mempengaruhi kemasaman tanah. Respirasi akar tanaman menghasilkan CO2 yang akan membentuk H2CO3 dalam air. Air merupakan sumber lain dari sejumlah kecil ion H+. Sebagian besar ion H+ yang ada dalam tanah akan dijerap oleh kompleks lempung sebagai ion-ion H+ yang dapat dipertukarkan, yang akan berdisosiasi menjadi ion-ion H+ bebas. Derajat ionisasi dan disosiasi kedalam larutan tanah akan menentukan pH tanah, yang selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pupuk NPK sangat dibutuhkan untuk merangsang pembesaran diameter batang serta pembentukan akar yang akan menunjang berdirinya tanaman disertai pembentukan tinggi tanaman pada masa penuaian atau masa panen. Di samping itu, faktor cahaya matahari yang tidak merata karena ternaungi menyebabkan pertumbuhan tinggi tanaman terhambat. Pada pemupukan lengkap, peluang memperoleh pencahayaan penuh lebih besar karena relatif jauh dari tanaman pagar (Glirisidae), sehingga peluang untuk melangsungkan proses fotosintesis lebih besar juga. Persentase tinggi tongkol terhadap tinggi tanaman dan berat jerami kering jemur tertinggi diperoleh pada perlakuan pemupukan yang sama, yaitu perlakuan NK tanpa P. Hal ini diduga disebabkan oleh kadar P tersedia dalam tanah tinggi, sehingga ketersediaan P ini berperan dalam pembelahan inti sel untuk membentuk sel-sel baru dan memperbesar sel itu sendiri. Akibatnya, pertumbuhan dan perkembangan tanaman meningkat. Pemberian pupuk P meningkatkan secara nyata serapan P dan N tanaman pada umur 28 HST tanaman jagung. Selain itu unsur P mampu meningkatkan proses fotosintesis yang selanjutnya akan berpengaruh pula pada peningkatan berat kering tanaman jagung. Kombinasi pupuk NK tanpa P juga menghasilkan pengaruh persentase kontribusi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kombinasi pupuk PK, NP dan NPK. Hal ini diduga karena kombinasi pupuk NK mampu meningkatkan berat 100 butir jagung, walaupun tanpa pupuk P, hal ini kemungkinan disebabkan karena kadar P tersedia dalam tanah relatif tinggi. Sedangkan kombinasi pupuk NPK menghasilkan pengaruh persentase kontribusi yang lebih rendah dan menyebabkan pengisian butir jagung terganggu, sehingga tidak ada sumbangan yang diberikan oleh kombinasi pupuk NPK. Pairunan et al. (1997) menegaskan bahwa jika kekurangan atau kelebihan salah satu unsur hara dapat mengurangi efisiensi unsur hara lainnya.

1.

2. 3. 4.

BAB 4. KESIMPULAN Tanah Inceptisol, Oksisol, dan Andisol mempunyai pH masam, Ca, Mg, dan kadar P, serta kejenuhan basa (KB) rendah, sedangkan Vertisol mempunyai pH netral, Al, Ca, Mg, kadar P dan KB tinggi. Tanah Vertisol dan Andisol, keduanya mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) tanah tinggi. Kebutuhan pupuk suatu tanaman pada tanah tertentu tergantung dari sistem pengelolaan tanah, spesies tanaman, kadar hara dan perilakunya di dalam tanah. Sistem lahan sawah memerlukan pupuk lebih sedikit dibandingkan sistem lahan kering. Pemupukan N, P, dan K mempercepat umur berbunga betina, meningkatkan persentase tinggi tongkol terhadap tinggi tanaman dan berat jerami kering jemur, tetapi tidak mempengaruhi tinggi tanaman dan berat 100 butir jagung (Zea mays L.). Kombinasi pupuk NK tanpa P menghasilkan pengaruh persentase kontribusi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kombinasi pupuk PK, NP dan NPK. Pupuk NPK sangat dibutuhkan untuk merangsang pembesaran diameter batang serta pembentukan akar yang akan menunjang berdirinya tanaman disertai pembentukan tinggi tanaman pada masa penuaian atau masa panen

http://dodikfaperta.blogspot.com/2012/02/pengaruh-sifat-kimia-tanahpada-tanaman.html

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN UNSUR HARA MAKRO DAN MIKRO

gambar tanaman kekurangan unsur N

A. UNSUR HARA MAKRO adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relatif besar. beberapa unsur hara ini diantaranya : Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S). B. UNSUR HARA MIKRO adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relatif kecil, bila berlebihan menjadi racun. Unsur hara ini diantaranya : Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Molibdenum (Mo), Tembaga/cuprum (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl), Natrium (Na), Cobalt (Co), Silicon (Si), Nikel (Ni). KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

UNSUR MAKRO 1. Nitrogen (N) Nitrogen berperan dalam pembentukan sel , jaringan , dan organ tanaman. Ia berfungsi sebagai sebagai bahan sintetis klorofil , protein , dan asam amino. Karena itu kehadirannya dibutuhkan dalam jumlah besar , terutama saat pertumbuhan vegetatif. Bersama fosfor (P) , nitrogen digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Terdapat 2 bentuk nitrogen yakni amonium dan nitrat. Sejumlah penelitian membuktikan amonium sebaiknya tidak lebih dari 25% dari total konsentrasi nitrogen. Jika berlebihan , sosok tanaman bongsor tetapi rentan terhadap serangan penyakit. Nitrogen yang berasal dari amonium akan memperlambat pertumbuhan karena mengikat karbohidrat sehingga pasokan sedikit. Dengan demikian cadangan makanan sebagai modal berbunga juga minimal. Akibatnya tanaman tidak mampu berbunga. Seandainya yang dominan adalah nitrogen bentuk nitrat , maka sel-sel tanaman akan kompak dan kuat sehingga lebih tahan penyakit. Untuk mengetahui kandungan N dan bentuk nitrogen dari pupuk bisa dilihat dari kemasan

a) kekurangan

Tanaman yang kekurangan nitrogen dikenali dari daun bagian bawah. Daun itu menguning karena kekurangan klorofil. Lebih lanjut mengering dan rontok. Tulang-tulang di bawah permukaan daun muda tampak pucat. Pertumbuhan tanaman lambat , kerdil dan lemah. Produksi bunga dan biji rendah. b) Kelebihan Warna daun terlalu hijau , tanaman rimbun dengan daun. Proses pembuangan menjadi lama. Adenium bakal bersifat sekulen karena mengandung banyak air. Hal itu menyebebkan rentan serangan cendawan dan penyakit , dan mudah roboh. Produksi bunga menurun.

2. Fosfor (P) Fosfor merupakan komponen penyusun beberapa enzim , protein , ATP , RNA , dan DNA. ATP penting untuk proses transfer energi , sedangkan RNA dan DNA menentukan sifat genetik tanaman. Unsur P juga berperan pada pertumbuhan benih , akar , bunga , dan buah. Dengan membaiknya struktur perakaran sehingga daya serap nutrisi pun lebih baik. Bersama denga kalium , fosfor dipakai untuk merangsang pembungaan. Hal itu wajar sebab kebutuhan tanaman terhadap fosfor meningkat tinggi ketika tanaman akan berbunga. a) Kekurangan

Dimulai dari daun tua menjadi keunguan cenderung kelabu. Tepi daun cokelat , tulang daun muda berwarna hijau gelap. Hangus , pertumbuhan daun kecil , kerdil , dan akhirnya rontok. Fase

pertumbuhan lambat dan tanaman kerdil.

b) Kelebihan Kelebihan P menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti besi (Fe) , tembaga(Cu) , dan seng(Zn) terganggu. Namun gejalanya tidak terlihat secara fisik pada tanaman. 3. Kalium (K) Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintetis , akumulasi , translokasi , transportasi karbohidrat , membuka menutupnya stomata , atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel. Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakardan akhirnya gugur. Unsur kalium berhubungan erat dengan kalsium dan magnesium. Ada sifat antagonisme antara kalium dan kalsium. Dan juga antara kalium dan magnesium. Sifat antagonisme ini menyebabkan kekalahan salah satu unsur untuk diserap tanaman jika komposisinya tidak seimbang. Unsur kalium diserap lebih cepat oleh tanaman dibandingkan kalsium dan magnesium. Jika unsur kalium berlebih gejalanya sama dengan kekurangan magnesium. Sebab , sifat antagonisme antara kalium dan magnesium lebih besar daripada sifat antagonisme antara kalium dan kalsium. Kendati demkian , pada beberapa kasus , kelebihan kalium gejalanya mirip tanaman kekurangan kalsium. a) Kekurangan

Kekurangan K terlihat dari daun paling bawah yang kering atau ada bercak hangus. Bunga mudah rontok. Tepi daun hangus , daun menggulung ke bawah , dan rentan terhadap serangan penyakit. b) Kelebihan

Kelebihan K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu. Pertumbuhan tanaman terhambat. sehingga tanaman mengalami defisiensi. 4. Magnesium (Mg) Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi beberapa enzim di dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di daun , terutama untuk ketersediaan klorofil. Jadi kecukupan magnesium sangat diperlukan untuk memperlancar proses fotosintesis. Unsur itu juga merupakan komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses sintesis protein. Kekurangan magnesium menyebabkan sejumlah unsur tidak terangkut karena energi yang tersedia sedikit. Yang terbawa hanyalah unsur berbobot ringan seperti nitrogen. Akibatnya terbentuk selsel berukuran besar tetapi encer. Jaringan menjadi lemah dan jarak antar ruas panjang. Ciri-ciri persis seperti gejala etiolasi-kekurangan cahaya pada tanaman. a) Kekurangan

Muncul bercak-bercak kuningdi permukaan daun tua. Hal ini terjadi karena Mg diangkut ke daun muda. Daun tua menjadi lemahd dan akhirnya mudah terserang penyakit terutama embun tepung (powdery mildew). b) Kelebihan Kelebihan Mg tidak menimbulkan gejala ekstrim. 5. Kalsium (Ca) Unsur ini yang paling berperan adalah pertumbuhan sel. Ia komponen yang menguatkan , dan mengatur daya tembus , serta merawat dinding sel. Perannya sangat penting pada titik tumbuh akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca , pembentukan dan pertumbuhan akar terganggu , dan

berakibat penyerapan hara terhambat. Ca berperan dalam proses pembelahan dan perpanjangan sel , dan mengatur distribusi hasil fotosintesis. a) Kekurangan Gejala kekurangan kalsium yaitu titik tumbuh lemah , terjadi perubahan bentuk daun , mengeriting , kecil , dan akhirnya rontok. Kalsium menyebabkan tanaman tinggi tetapi tidak kekar. Karena berefek langsung pada titik tumbuh maka kekurangan unsur ini menyebabkan produksi bunga terhambat. Bunga gugur juga efek kekurangan kalsium.

b) Kelebihan Kelebihan kalsium tidak berefek banyak , hanya mempengaruhi pH tanah.

6.belerang (S) a) Kelebihan Pada umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asamasamamino sistin, sistein dan metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian dari biotin, tiamin, ko-enzim A dan glutationin . Diperkirakan 90% S dalam tanaman ditemukan dalam bentuk asam amino, yang salah satu fungsi utamanya adalah penyusun protein yaitu dalam pembentukan ikatan disulfida antara rantai-rantai peptida. Belerang merupakan bagian (constituent) dari hasil metabolisme senyawasenyawa kompleks. Belerang juga berfungsi sebagai aktivator, kofaktor atau regulator enzim danberperan dalam proses fisiologi tanaman b) Kekurangan jumlah S yang dibutuhkan oleh tanaman sama dengan jumlah fosfor (P). Kekahatan S menghambat sintesis protein dan hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya klorosis seperti tanaman

kekurangan nitrogen. Kahat S lebih menekan pertumbuhan tunas dari pada pertumbuhan akar. Gejala kahat S lebih nampak pada daun muda dengan warna daun yang menguning sebagai mobilitasnya sangat rendah di dalam tanaman (Haneklaus dan Penurunan kandungan klorofil secara drastis pada daun merupakan gejala khas pada tanaman yang mengalami kahat S . Kahat S menyebabkan terhambatnya sintesis protein yang berkorelasi dengan akumulasi N dan nitrat organik terlarut. UNSUR MiKRO Unsur mikro adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit . Walaupun hanya diserap dalam jumlah kecil , tetapi amat penting untuk menunjang keberhasilan proses-proses dalam tumbuhan. Tanpa unsur mikro , bunga adenium tidak tampil prima. Bunga akan lunglai , dll. Unsur mikro itu , adalah: boron , besi , tembaga , mangan , seng , dan molibdenum. 1. Boron (B) Boron memiliki kaitan erat dengan proses pembentukan , pembelahan dan diferensiasi , dan pembagian tugas sel. Hal ini terkait dengan perannya dalam sintetis RNA , bahan dasar pembentukan sel. Boron diangkut dari akar ke tajuk tanaman melalui pembuluh xylem. Di dalam tanah boron tersedia dalam jumlah terbatas dan mudah tercuci. Kekurangan boron paling sering dijumpai pada adenium. Cirinya mirip daun variegeta. a) Kekurangan Daun berwarna lebih gelap dibanding daun normal , tebal , dan mengkerut. b) Kelebihan Ujung daun kuning dan mengalami nekrosis 2. Tembaga(Cu)

Fungsi penting tembaga adalah aktivator dan membawa beberapa enzim. Dia juga berperan membantu kelancaran proses fotosintesis. Pembentuk klorofil , dan berperan dalam funsi reproduksi. a) Kekurangan Daun berwarna hijau kebiruan , tunas daun menguncup dan tumbuh kecil , pertumbuhan bunga terhambat. b) Kelebihan Tanaman tumbuh kerdil , percabangan terbatas , pembentukan akar terhambat , akar menebal dan berwarna gelap. 3. Seng(Zn) Hampir mirip dengan Mn dan Mg , sengat berperan dalam aktivator enzim , pembentukan klorofil dan membantu proses fotosintesis. Kekurangan biasanya terjadi pada media yang sudah lama digunakan. a) Kekurangan Pertumbuhan lambat , jarak antar buku pendek , daun kerdil , mengkerut , atau menggulung di satu sisi lalu disusul dengan kerontokan. Bakal buah menguning , terbuka , dan akhirnya gugur. Buah pun akan lebih lemas dan sehingga buah yang seharusnya lurus membengkok.

b) kelebihan Kelebihan seng tidak menunjukkan dampak nyata.

4. Besi (fe) Besi berperan dalam proses pembentukan protein , sebagai katalisator pembentukan klorofil. Besi berperan sebagai pembawa elektron pada proses fotosintetis dan respirasi , sekaligus menjadi aktivator beberapa enzim. Unsur ini tidak mudah bergerak sehigga bila terjadi kekurangan sulit diperbaiki. Fe paling sering bertentanganatau antagonis dengan unsur mikro lain. Untuk mengurangi efek itu , maka Fe sering dibungkus dengan Kelat (chelate) seperti EDTA (Ethylene Diamine Tetra-acetic Acid). EDTA adalah suatu komponen organik yang bersifat menstabilkan ion metal. Adanya EDTA maka sifat antagonis Fe pada pH tinggi berkurang jauh. Di pasaran dijumpai dengan merek Fe-EDTA. a) Kekurangan Kekurangan besi ditunjukkan dengan gejala klorosis dan daun menguning atau nekrosa. Daun muda tampak putih karena kurang klorofil. Selain itu terjadi karena kerusakan akar. Jika adenium dikeluarkan dari potnya akan terlihat potongan-potongan akar yang mati.

b) Kelebihan Pemberian pupuk dengan kandungan Fe tinggi menyebabkan nekrosis yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik hitam pada daun. 5. Molibdenum(Mo) Mo bertugas sebagai pembawa elektron untuk mengubah nitrat menjadi enzim. Unsur ini juga berperan dalam fiksasi nitrogen. a) Kekurangan

Ditunjukkan dengan munculnya klorosis di daun tua , kemudian menjalar ke daun muda b) Kelebihan Kelebihan tidak menunjukkan gejala yang nyata pada adenium. 6. Mangan(Mn) a). Kelebihan Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan sebagai koenzim, sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi metabolisme nitrogen dan fotosintesis. Mangan juga diperlukan untuk mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tunbuhan yang mengalami kekurangan mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+. Peranan mangan dalam fotosintesis berkaitan dengan pelepasan elektron dari air dalam pemecahannyamenjadi hidrogen dan oksigen. Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah: a. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C b. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua c. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim d. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi Mn diperlukan dalam kultur kotiledon selada untuk memacu pertumbuhan jumlah pucuk yang dihasilkan. Mn dalam level yang tinggi dapat mengsubstitusikan Mo dalam kultur akar tomat. Mn dapat menggantikan fungsi Mg dalam beberapa sistem enzym tertentu seperti yang dibuktikan oleh Hewith pada tahun 1948. b). Kekurangan Defisiensi unsur hara, atau kata lain kekurangan unsur hara. bisa menyebabkan pertumbuhan tanaman yg tidak normal dapat disebabkan oleh adanya defisiensi satu atau lebih unsur hara,

gangguan dapat berupa gejala visual yang spesifik. Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas, ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin. Identifikasi Gejala defisiensi mangan bersifat relatif, seringkali defisiensi satu unsur hara bersamaan dengan kelebihan unsur hara lainnya. Di lapangan tidak mudah membedakan gejalagejala defisiensi. Tidak jarang gangguan hama dan penyakit menyerupai gejala defisiensi unsur hara mikro. Gejala dapat terjadi karena berbagai macam sebab. Gejala dari defisiensi mangan memperlihatkan bintik nekrotik pada daun. Mobilitas dari mangan adalah kompleks dan tergantung pada spesies dan umur tumbuhan sehingga awal gejalanya dapat terlihat pada daun muda atau daun yang lebih tua.. Kekurangan mangan ditandai dengan menguningnya bagian daun diantara tulang-tulang daun. Sedangkan tulang daun itu sendiir tetap berwarna hijau. 7. Klor(Cl) a). kelebihan Terlibat dalam osmosis (pergerakan air atau zat terlarut dalam sel), keseimbangan ion yang diperlukan bagi tanaman untuk mengambil elemen mineral dan dalam fotosintesis. b). kekurangan Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman sayursayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di atas.

8. Natrium(Na) a). kelebihan Terlibat dalam osmosis (pergerakan air) dan keseimbangan ion pada tumbuhan. Salah satu kelebihan efek negatif Na adalah bahwa itu mengurangi ketersediaan K. b). kekurangan Daun-daun tenaman bisa menjadi hijau tua dan tipis. Tanaman cepat menjadi layu. 9). Cobalt(Co) a).kelebihan kobalt jauh lebih tinggi untuk fiksasi nitrogen daripada amonium gizi. Tingkat kekurangan nitrogen dapat mengakibatkan gejala defisiensi.

b). kekurangan Mengurangi pembentukan hemoglobin dan fiksasi nitrogen 10. Silicon(Si) a). Kelebihan Si dapat meningkatkan hasil melalui peningkatan efisiensi fotosintesis dan menginduksi ketahanan terhadap hama dan penyakit Ditemukan sebagai komponen dari dinding sel. Tanaman dengan pasokan silikon larut menghasilkan lebih kuat, meningkatkan panas dan kekeringan tanaman toleransi silikon dapat disimpan oleh tanaman di tempat infeksi oleh jamur untuk memerangi penetrasi dinding sel oleh jamur menyerang. b). kekurangan

Dapat mengakibatkan tanaman mudah terserang penyakit. 11. Nikel(Ni) a). kelebihan Diperlukan untuk enzim urease untuk menguraikan urea untuk membebaskan nitrogen ke dalam bentuk yang dapat digunakan untuk tanaman. Nikel diperlukan untuk penyerapan zat besi. Benih perlu nikel untuk berkecambah. Tanaman tumbuh tanpa tambahan nikel akanberangsur-angsur mencapai tingkat kekurangan sekitar saat mereka dewasa dan mulai pertumbuhan reproduksi

b). kekurangan dapat Gagal untuk menghasilkan benih yang layak . FUNGSI DAN GEJALA UNSUR HARA MAKRO DAN MIKRO

MAKRO 1. NITROGEN (N)


Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri. Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman. Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun.

Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati. 2. Pospor (P)

Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman. Merangsang pembungaan dan pembuahan. Merangsang pertumbuhan akar. Merangsang pembentukan biji. Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel.

Tanaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat ). 3. Kalium (K)

Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air. Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit.

Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun. 4. Calsium (Ca)

Merupakan bagian penting dari dinding sel dan sangat penting untuk menunjang proses pertumbuhan. Kalsium adalah untuk menyusun klorofil. Dibutuhkan enzim untuk metabolis karbohidrat, serta mempergiat sel meristem.

Kekurangan kalsium mengakibatkan terjadinya disintegrasi padaujung-ujung tanaman (ujung batang, akar, dan buah) sehingga ujungnya menjadi mengering atau mati, tunas daun yang masih muda akan tumbuh abnormal. 5. Magnesium (Mg)

Merupakan penyusun utama khlorofil yang menentukan laju fotosintesa / pembentukan karbohidrat. Berfungsi untuk transportasi fosfat.

menciptakan warna hijau pada daun.

Kekurangan magnesium yaitu menguningnya daun yang dimulai dariujung da bagian bawah daun. 6. Belerang/ Sulfur (S)

Pembentukan asam amino dan pertumbuhan tunas serta membantu pembentukan bintil akar tanaman Pertumbuhan anakan pada tanaman Berperan dalam pembentukan klorofil serta meningkatkan ketahanan terhadap jamur Pada beberapa jenis tanaman antara lain berfungsi membentuk senyawa minyak yang menghasilkan aroma dan juga aktifator enzim membentuk papain

Gejala kekurangan sulfur pada tanaman pada umumnya mirip kekurangan unsur nitrogen. misalnya daun berwarna hijau mudah pucat hingga berwarna kuning, tanaman kurus dan kerdil, perkembangannya lambat. MIKRO 7. Ferrit/besi (Fe)

Berfungsi untuk pembentukan klorofil. berperan pada proses-proses fisiologis tanaman seperti proses pernapasan, selain itu besi berfungsi sebagai aktifator dalam proses biokimia didalam tanaman, dan pembentuk beberapa enzim.

Gejala kekurangan besi pada tanaman dapat menimbulkan korosi, lembaran daun menjadi kuning/pucat. Dalam jumlah tertentu besi menjadi racun bagi tanaman. Besi tersedia dalam tanah berkisar 2-150ppm. Dan kebutuhan normal tanaman berkisar 40-250ppm. 8. Mangan (Mn)

Untuk penyusunan klorofil, perkecambahan, dan pemasakan buah.

Fungsi adalah berfungsi dalam pembelahan sel, di gunakan dalam proses pernapasan dan fotosintesis. Ciri kekurangan Mn biji yang terbentuk akan sangat jelek, daun menguning dan beberapa jaringan akan mati. Gejala Kekurangan berupa daun akan tampak berwarna gelap dan muda, perkembangan kuncup akan mengalami kegagalan, dan pertumbuhan tanaman terhambat.

9. Tembaga/Cupprum (Cu)

Belum banyak diketahui, namun tembaga berfungsi untuk pembentukan klorofil.

Ciri kekurangan tembaga daun tidak merata dan daun sering layu, malah terkadang klorosis. 10. Seng/zink (Zn)

Memberi dorongan terhadap pertumbuhan tanaman karena diduga Zn dapat berfungsi untuk membebtuk hormon tumbuh. Unsur seng didalam tanaman tidak dapat dipindahkan dari jaringan tua ke jaringan yang muda sehingga gejala defisiensi akan terlihat lebih awal pada daun muda.

Kekuranan unsur ini ditandai dengan daun berwarna aneh-aneh misal kekuning-kuningan atau pada daun yang sudah tua berwarna kemerahan . Kalau diperhatikan dengan seksama cabang dan batangpun ikut terkena bencana yang mengakibatkan terdapatnya lubang kecil-kecil. 11. Boron (B)

Unsur ini berfungsi menangkut karbohidrat kedalam tubuh tanaman dan menghisap unsur kalsium. Berfungsi dalam perkembangan bagian-bagian tanaman untuk tumbuh aktif. Pada tanaman penghasil biji unsur ini berpengaruh terhadap pembagian sel. Menaikkan mutu tanaman sayuran dan tanaman buah.

Kekurangan unsur boron paling nyata tampak pada tepi-tepi daun yaitu gejala klorosis, mulai dari bagian bawah daun. daun yang baru muncul terlihat kecil dan tanaman agak kerdil cabang tumbuh sejajar. kuncup-kuncup mati dan berwarna hitam. Kekurangan unsur ini menimbulkan penyakit

fisiologis , khususnya pada atanaman sayur dan buah, pada tanaman semangka biasanya ditandai dengan pertumbuhan batang muda yang tegak berdiri, ruas pendek, daun mengecil, dan bila terkena angin batang muda tersebut mudah patah dan mengeluarkan cairan berwarna kecoklatan, pada tanaman sayur dan buah kekurangan unsur bini agak sulit dibedakan dengan tanaman yang terkena serangan virus. Dan pada tanaman jagung kekurangan unsur ini bisa mengakibaatkan tongkol tanpa biji sama sekali ( mirip jagung yang tidak terbuahi). 12. Klorin (Cl) Klorin diperlukan untuk osmosis dan keseimbangan ionik sel bagian dari regulasi energi, juga memainkan peran dalam fotosintesis. Unsur ini diserap tanaman dalam bentuk ion Clkeberadaannya tidak dihasilkan dari metabolisme tanaman,dan fungsi lain berkaitan dengan pengaturan tekanan osmosis didalam sel tanaman. Gejala kekurangan Cl biasanya menimbulkan pertumbuhan akar yang tertekan, daun layu dan berwarna kuning. 13. Cobalt (Co) Untuk Fiksasi nitrogen dalam penyerapan unsur N (Nitrogen), Cobalt dapat digantikan perannya dengan Natrium (Na), dan Molibdenum (Mo). 14. Molibdenum (Mo) Sebagai kofaktor pada beberapa enzim penting untuk membangun asam amino. berperan sebagai pengikat nitrogen yang bebas diudara untuk pembentukan protein dan menjadi komponen pembentuk enzim pada bakteri bintil akar tanaman. Gejala kekurangan unsur Mo yakni daun berubah warna keriput dan melengkung seperti mangkok, muncul bintil-bintil kuning disetiap lembaran daun dan akhirnya mati sehingga pertumbuhan tanaman terhenti. Ketersediaan Mo dalam tanah antara 0,05-0,5 ppm sedang kebutuhan normal pada tanaman 0,2-1 ppm. Bayam dan bawang adalah jenis tanaman yang sangat peka kekurangan Mo. 15. Natrium (Na) Sebagai keseimbangan ion pada regulasi energi untuk membuka dan menutupnya stomata. 16. Silicon (Si) Tersimpan dalam dinding sel yang mengakibatkan sifat mekanis sel yaitu kaku atau elastis. 17. Nikel (Ni)

Pada tanaman Keras/tumbuhan tingkat tinggi sebagai aktivasi urease (enzim yang berperan dalam metabolisme Nitrogen untuk proses perombakan urea). Pada tanaman tingkat rendah, sebagai kofaktor beberapa enzim. Perannya dapat digantikan dengan Seng (Zn) dan Besi (Fe).
http://rinoyuhendra.blogspot.com/2011/11/unsur-hara-mikro-dan-makro.html

ekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda yang sebelumnya tampak layu dan mengering. Keadaan yang demikian akan merugikan petani dan tentu saja sangat tidak diharapkan oleh petani A. Gejala Kekurangan Unsur Hara Makro 1. Kekurangan Unsur Nitrogen ( N ) Gejala sehubungan dengan kekurangan unsur hara ini dapat terlihat dimulai dari daunnya, warnanya yang hijau agak kekuningan selanjutnya berubah menjadi kuning . Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan. Pada tanaman dewasa pertumbuhan yang terhambat ini akan berpengaruh pada pertumbuhan, yang dalam hal ini perkembangan buah tidak sempurna, umumnya kecil-kecil dan cepat matang. Kandungan unsur N yang rendah dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil. 2. Kekurangan unsur fosfor ( P ) Sebagaimana telah dijelaskan bahwa fungsi fosfat dalam tanaman adalah: dapat mempercepat pertumbuhan akar semai, mempercepat dan memperkuat pertumbuhan tanaman dewasa pada umumnya, meningkatkan produk biji-bijian dan memperkuat tubuh tanaman padi-padian sehingga tidak mudah rebah. Karena itu defisiensi unsur hara ini akan menimbulkan hambatan pada pertumbuhan sistem perakaran, daun, batang seperti misalnya pada tanaman serealia (padi-padian, rumput-rumputan, jewawut, gandum, jagung) daunnya berwarna hijau tua/ keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Tangkai daun kelihatan lancip. Pertumbuhan buah jelek, merugikan hasil biji. 3. Kekurangan Unsur Kalium ( K ) Defisiensi Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda, jadi agak berlainan dengan gejala-gejala karena difisiensi N dan P Gejala yang terdapat pada daun terjadi secara setempat-setempat. Padapermulaannya tampak agak mengkerut dan kadang-kadang mengkilap dan selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampakmenguning, warna seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun, pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor, berwarna coklat, sering pula bagian yang bercak ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati. Pada tanaman kentang gejala yang dapat dilihat pada daun yang mana terjadi pengkerutan dan peng-gulungan, warna daun hijau tua berubah menjadi kuning bertitik-titik coklat. Gejala yang terdapat pada batang yaitu batangnya lemah dan pendekpendek sehinga tanaman tampak kerdil. Gejala yang tampak pada buah misalnya buah kelapa dan jeruk banyak yang berjatuhan sebelum masak, sedang masaknya buahpun berlangsung sangat lambat. Bagi tanaman yang berumbi menderita defisiensi K hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah. 4. Kekurangan Unsur Kalsium (Ca)

Defisiensi unsur Ca meyebabkan terhambatnya pertumbuhan sistem perakara, selain akar kurang sekali fungsinyapun demikian terhambat, gejala-gejalanya yang timbul tampak pada daun, dimana daun-daun muda selain berkeriput mengalami per-ubahan warna, pada ujung dan tepi-tepinya klorosis ( berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar diantara ujung tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati. Kuncup-kuncup yang telah tumbuh mati. Defisiensi unsur Ca menyebabkan pula pertumbuhan tanaman demi-kian lemah dan menderita. Hal ini dikarenakan pengaruh terkumpulnya zat-zat lain yang banyak pada sebagian dari jaringanjaringannya. Keadaan yang tidak seimbang inilah yang menyebabkan lemah dan menderitanya tanaman tersebut atau dapat dikatakan karena distribusi zat-zat yang penting bagi pertumbuhan bagian yang lain terhambat ( tidak lancar).
http://tulisan-kami.blogspot.com/2012/05/gejala-tanaman-kekurangan-unsurhara.html

PENDAHULUAN Latar Belakang Para ahli botani dan pertanian memperkirakan tanaman jagung berasal dari Benua Amerika yang beriklim tropik. Nikolai Ivanovich Vavilov memastikan daerah asal sentrum tanaman jagung adalah Meksiko bagian selatan dan Amerika bagian tengah. Penyebaran tanaman jagung ke berbagai negara di dunia diperkirakan terjadi ratusan tahun yang lalu. Penyebaran jagung ke Benua Eropa diperkirakan dibawa oleh Christopher Columbus sekitar tahun 1942, kemudian menyebar ke seluruh dunia (Rukmana, 1997a). Tanah Entisol merupakan tanah yang relatif kurang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman, sehingga perlu upaya untuk meningkatkan produktivitasnya dengan jalan pemupukan. Sistem pertanian konvensional selama ini menggunakan pupuk kimia dan pestisida yang makin tinggi takarannya. Peningkatan takaran ini menyebabkan terakumulasinya hara yang berasal dari pupuk/pestisida di perairan maupun air tanah, sehingga mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan. Tanah sendiri juga akan mengalami kejenuhan dan kerusakan akibat masukan teknologi tinggi tersebut. Atas latar belakang tersebut mulai dikembangkan sistem pertanian organik yang dahulu telah lama dilakukan oleh nenek moyang kita. Beberapa petani di Sleman dan

Magelang telah melakukannya, sementara yang lain belum tertarik karena belum mengetahui manfaatnya terutama terhadap perbaikan sifat tanah (Anonimous, 2010a). Pupuk, dalam arti luas, mencakup semua bahan-bahan yang ditambahkan ke tanah untuk memberikan unsur tertentu yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk tidak mengandung unsur hara tanaman dalam bentuk unsur seperti nitrogen, fosfor, atau kalium, tetapi hara terdapat dalam senyawa yang menyediakan bentuk ion hara yang dapat diserap oleh tanaman (Foth, 1994). Unsur hara fungsional adalah unsur hara metabolisme, yang mengandung pengertian fungsi tiap unsur mineral di dalam metabolisme tanaman memperlihatkan apakah peranannya spesifik atau tidak (Nyakpa, dkk, 1988). Dari keteranggan di atas, maka perlu diketahui bagaimana tingkat kesuburan tanah pada tanah Entisol Marelan, dan bagaimana pengaruh pemberian pupuk-pupuk kimia terhadap perkembangan tanaman yang akan dibudidayakan di tanah tersebut untuk mendapatkan produksi yang optimal. Selain itu juga perlu diketahui pemberian pupuk yang optimal pada tanah tersebut. Tujuan Percobaan Adapun tujuan dari percobaan ini adalah pengaruh pemberian pupuk kimia pada tanah Entisol Marelan terhadap pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) dengan Metode Substraksi. Hipotesa Percobaan Adanya pengaruh pengurangan salah satu unsur hara terhadap pertumbuhan tanaman Jagung (Zea mays L.) pada tanah Entisol Marelan Pemberian pupuk kimia berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) Interaksi pemberian pupuk kimia terhadap jenis tanah Entisol berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.)

Pemberian pupuk kimia dengan pupuk lengkap lebih baik daripada dikurangi satu jenis pupuk dan berpengaruh nyata pada pertumbuhan jagung (Zea mays L.) Kegunaan Percobaan

Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti Praktikal Test di Laboratorium Kesuburan Tanah dan Pemupukan Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan

TINJAUAN PUSTAKA

Tanah Entisol Tanah yang kecil atau sedikit pembangunan dan sifat yang mencerminkan bahan induk mereka (root ent dari kata terakhir). Mereka termasuk tanah di lereng curam, dataran banjir, dan bukit pasir. Mereka juga terbentuk pada batuan sangat resisten atau deposito dalam pasir. Mereka terjadi di banyak lingkungan. Mereka memiliki fitur tidak okrik dan diagnostik. Urutan profil khas akan A, C, atau A, B, C (di mana Bw tidak kambik karena terlalu berpasir) (Anonimous, 2010b). Entisol adalah tanah yang cenderung untuk berasal baru. Tanah ini ditandai dengan kemudaannya dan tidak adanya horizon genesis alami atau hanya mempunyai permulaan horizon. Konsep pusat Entisol adalah tanah di dalam regolit yang dalam atau bumi tanpa horizon kecuali barangkali suatu lapisan bajak. Akan tetapi, beberapa Entisol mempunyai horison plagen, agrik atau A2 (albik), dan beberapa mengandung batu keras yang dekat dengan permukaan (Foth, 1994). Entisol adalah tanah yang muda (belum berkembang) dan dangkal, dicirikan oleh profil A/C atau A/R. Tanah ini masih belum sempurna dan memiliki profil yang horison B-nya belum berkembang. Tanah tidak memiliki banyak horison yang hanya berupa lapisan-lapisan tanah, karena beberapa alasan seperti waktu, pembentukannya masih baru, berada pada lereng atau pada slope yang tererosi, menerima deposit (endapan) banjir, dan sebagainya. Sebagai contoh tanahtanah endapan sepanjang sungai, tanah berpasir lepas di lereng atas dan bawah, daerah vulkan atau tanah pasir pantai laut yang lepas dan belum membentuk struktur tanah (Musa, dkk, 2006). Nilai reaksi tanah sangat beragam mulai dari pH 2,5 sampai 8,5, kadar bahan organik tergolong rendah dan biasanya kurang dari 1 persen, kejenuhan basa sedang hingga tinggi dengan KTK sangat beragam, karena sangat tergantung pada jenis mineral liat yang mendominasinya, kadar hara tergantung bahan induk, permeabilitas lambat dan peka erosi (Munir, 1996). Tanaman Jagung (Zea mays L.)

Botani Tanaman Menurut Rukmana (1997a), kedudukan tanaman jagung dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermathophyta : Angiospermae : Monocotyledoneae : Graminales : Graminaceae : Zea

Spesies: Zea mays L. Akar seminal tumbuh pada saat biji berkecambah yang dicirikan dengan arah pertumbuhan akar ke bawah atau menembus tanah. Akar koronal muncul dari jaringan batang setelah plumula tumbuh. Akar udara tumbuh pada buku-buku di atas permukaan tanah yang berfungsi untuk asimilasi dan pendukung batang terhadap kerebahan (Rukmana, 1997b). Batang tanaman jagung beruas-ruas (berbuku-buku) dengan jumlah ruas bervariasi antara 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang, kecuali pada jagung manis sering tumbuh beberapa cabang (beranak) yang muncul dari pangkal batang. Panjang batang jagung berkisar antara 60 cm-300 cm, tergantung pada tipe jagung. Ruas-ruas batang bagian atas berbentuk silindris dan ruas-ruas batang bagian bawah berbentuk bulat agak pipih (Rukmana, 1997a). Daun terdiri atas pelepah daun dan helaian daun. Helaian daun memenjang dengan ujung daun meruncing. Antara pelepah daun dan helaian daun dibatasi oleh spikula yang berguna untuk menghalangi masuknya air hujan/embun ke dalam pelepah daun (Suprapto, 1999).

Tanaman ini berumah satu dengan bunga jantan tumbuh sebagai perbungaan ujung (tassel) pada batang utama (poros atau tangkai), dan bunga betina tumbuh terpisah sebagai perbungaan samping (tongkol) yang berkembang pada ketiak daun. Tanaman ini menghasilkan satu atau beberapa tongkol. Kadang-kadang bunga jantan tumbuh pada ujung tongkol, dan bunga betina

pada tassel (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Syarat Tumbuh Iklim Tanaman jagung sebaiknya mendapat cahaya matahari langsung. Pada waktu tanaman malai tua, terutama menuju masaknya biji dibutuhkan keadaan yang panas dan intensitas sinar matahari yang cukup bila tidak maka produksi yang dihasilkan akan menjadi kurang baik (Ginting,1995). Tingginya produksi jagung semi (baby corn) dipengaruhi oleh sifat genetik (varietas) dan interaksinya dengan lingkungan tumbuh (environmental). Tanaman jagung membutuhkan suhu hangat antara 210C 320C dengan suhu optimum untuk pertumbuhan berkisar antara 230C 270C, dan kelembapan udara (Rh) 50% - 80% (Rukmana, 1997a). 85-200 mm/bulan

Pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan ideal sekitar

dan harus merata. Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerahdaerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara Tanah Jagung manis tumbuh pada berbagai jenis tanah. Tanah liat lebih disukai karena mampu menahan lengas yang tinggi. Tanaman ini peka terhadap tanah masam, dan tumbuh baik pada 0-50o LU hingga 0-40o LS (Anonimous, 2010c).

kisaran pH tanah antara 6,0 dan 6,8 dan agak toleran terhadap kondisi basa (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Tanaman jagung membutuhkan tanah yang bertekstur lempung, lempung berdebu atau lempung berpasir, dengan struktur tanah remah, aerasi dan drainasenya baik, serta cukup air. Keadaan tanah demikian dapat memicu pertumbuhan dan produksi jagung bila tanah tersebut subur, gembur, dan kaya akan bahan organik. Tanah-tanah yang kekurangan air dapat menimbulkan penurunan produksi jagung hingga 15% (Rukmana, 1997b). Unsur Hara Nitrogen (N) Sumber utama nitrogen adalah nitrogen bebas (N2) di atmosfir, yang takarannya mencapai 78 persen volume, dan sumber lainnya senyawa-senyawa nitrogen yang tersimpan dalam tubuh jasad. Nitrogen sangat jarang ditemui menjadi komponen pelikan oleh karena wataknya yang mudah larut air. Watak ini juga menjadikan endapan-endapan nitrogen yang cukup banyak hanya ditemui di daerah beriklim kering dan itupun terbatas secara setempat (Masud, 1999). Fungsi nitrogen yang selengkapnya bagi tanaman adalah sebagai berikut: 1) untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman 2) dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebar dengan warna yang lebih hijau 3) meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman 4) meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan 5) meningkatkan berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam tanah (Sutedjo, 2002).

Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk ion NO3- atau NH4+ dari tanah. Kadar nitrogen rata-rata dalam jaringan tanaman adalah 2 %- 4% berat kering. Tanaman di lahan kering umumnya menyerap ion nitrat NO3- relatif lebih besar jika dibandingkan dengan ion NH4+ (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Pupuk nitrogen (N) termasuk pupuk kimia buatan tunggal. Jenis pupuk ini termasuk pupuk makro. Sesuai dengan namanya, pupuk-pupuk dalam kelompok ini didominasi oleh unsur nitrogen (N). Adanya unsur lain di dalamnya lebih bersifat sebagai pengikat atau juga sebagai katalisator. Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 (amonia) dengan CO2. Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupkan hasil ikutan hasil tambang minyak bumi. Kandungan N total berkisar antara 45-46 %. Urea mempunyai sifat higroskopis atau mudah menyerap air dari udara. Pada kelembaban udara 73 % urea akan berubah menjadi air karena uap air di udara ditarik ke dalam pupuk (Marsono dan Sigit, 2001). Fosfor (P) Sumber dan cadangan fosfor (P) alam adalah kerak bumi yanag kandungannya mencapai 0,12 % P, dalam bentuk batuan, fosfat, endapan guano dan endapan fosil tulang. Pelikan organik tanah yang mengandung P antara lain: asam nukleat, fitin dan turunannya, fosfolida, fosfoprotein, fosfat inositol dan fosfat metabolik (Masud, 1999). Secara umum, fungsi dari P (fosfor) dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut: 1) dapat mempercepat pertumbuhan akar semai 2) dapat mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa pada umumnya 3) dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah 4) dapat meningkatkan produksi biji-bijian

(Sutedjo, 2002). Fosfor diserap tanaman dalam bentuk H2PO4-, HPO42- dan PO42- atau tergantung dari nilai pH tanah. Fosfor sebagian besar berasal dari pelapukan bahan organik. Walaupun sumber fosfor di dalam tanah cukup banyak (Novizan, 2002).

Jenis pupuk super fosfat ini muncul sebagai akibat sulitnya mendapatkan kandungan dasar pupuk TSP yang masih harus diimpor. Oleh karena itu, kadar fosfat pada SP-36 jauh lebih rendah dari TSP, yakni hanya 36 %. Sementara sifat-sifat yang lain, seperti bentuk, ukuran, warna,

dan tingkat kekerasannya hampir sama (Marsono dan Sigit, 2001). Kalium (K) Salah satu jenis pupuk kalium yang dikenal adalah KCl. Pupuk KCl yang dikenal selama ini sebagian besar merupakan hasil tambang. Kandungan utama dari endapan tersebut adalah KCl dan sedikit K2SO4. Karena umumnya tercampur dengan bahan lain, seperti kotoran, pupuk ini harus dimurnikan terlebih dahulu. Hasil pemurniannya mengandung K2O sampai 60 % (Marsono dan Sigit, 2001). Elemen ini dapat dikatakan bukan elemen yang langsung pembentuk bahan organik. Dalam hal ini dapat pula ditegaskan bahwa kalium berperan membantu: 1) pembentukan protein dan karbohidrat 2) mengeraskan jerami dan bagian kayu dari tanaman 3) meningkatkan resistensi tanaman terhadap penyakit 4) meningkatkan kualitas biji/buah (Sutedjo, 2002).

Kalium diserap dalam bentuk K+ (terutama pada tanaman muda). Menurut penelitian, kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian tanaman yang banyak mengandung protein, inti-inti sel tidak mengandung kalium Magnesium (Mg) Pupuk magnesium pun tergolong pupuk tunggal. Ada dua macam pupuk magnesium yang beredar di pasaran yaitu kieserit dan dolomit. Di pasaran, pupuk magnesium sulfat juga sering disebut kieserit. Rumus kimianya adalah MgSO4.2H2O. Bahan dasar yanag digunakan dalam pembuatan pupuk ini adalah Mg(OH)2 disebut brucit dan MgCO3 yang disebut magnesit. Kandungan kieserit murni terdiri dari 29 % MgO dan 23 % S (Lingga dan Marsono, 2000). Agar tercipta hijau daun yang sempurna dan terbentuk karbohidrat, lemak dan minyakminyak, magnesiumlah biangnya. Magnesium (Mg) pun memegang peranaan penting dalam transportasi fosfat dalam tanaman. Dengan demikian kandungan fosfat dalam tanaman dapat dinaikkan dengan jalan menambah unsur magnesium (Lingga dan Marsono, 2000). Magnesium (Mg) diserap oleh tanaman dalam bentuk Mg2+ dari larutan tanah dan seperti Ca+ dialirkan ke akar tanaman dengan cara difusi dan massflow. Peranan Mg 2+ dalam intersepsi akar tidak sebanyak yang diberikan Ca2+. Jumlah Mg2+ yang diperlukan tanaman biasanya tidak sebanyak dari pada Ca2+ atau K+ (Tisdale, et al., 1993). (Sutedjo, 2002).

Defisiensi Unsur Hara

Nitrogen (N) Jika terjadi kekurangan (defisiensi) nitrogen, tanaman tumbuh pendek dan kerdil. Daunnya berwarna hijau muda. Sementara itu, daun-daun yang lebih tua menguning dan akhirnya kering. Di dalam tubuh tanaman, nitrogen bersifat dinamis (mobil) sehingga jika terjadi kekurangan nitrogen di bagian pucuk, nitrogen yang tersimpan pada daun tua akan dipindahkan ke organ yang lebih muda. Dengan demikian, pada daun-daun yang mengalami gejala kekurangan nitrogen akan terlihat lebih awal (Novizan, 2002). Tanah yang kekurangan nitrogen menyebabkan tanaman tumbuh kerempeng dan tersendatsendat. Daun menjadi hijau muda, terutama daun yang sudah tua, lalu berubah menjadi kuning. Selanjutnya daun mengering mulai dari bawah ke bagian atas. Jaringan-jaringannya mati, mengering, lalu meranggas. Bila tanaman sempat berbuah, buahnya akan tumbuh kerdil kekuningan dan lekas matang. Kalau pada tanah tersebut tidak diberi pupuk yang mengandung unsur nitrogen maka selamanya tanaman akan tumbuh seperti dijelaskan di atas dan Marsono, 2000). Pemberian nitrogen yang terlalu banyak dapat mengakibatkan sebagai berikut: 1. tanaman rebah 2. meningkatkan kepekaan tanaman terhadap berbagai penyakit 3. tanaman terlambat masak. Banyak nitrogen menyebabkan tumbuh suburnya vegetasi tanaman (pembentukan ranting dan daun-daunan). Namun dalam pembentukan generasi (kembang dan buah) ia terlambat 4. kualitas produk kurang baik. (Rinsema, 1993). Fosfor (P) (Lingga

Di dalam tanaman P merupakan unsur yang mobil, dan bilamana terjadi kekurangan unsur ini pada suatu tanaman, maka P pada jaringan-jaringan tua akan ditranslokasikan ke jaringan yang masih aktif. Apabila terjadi kekurangan unsur P akan menghambat pertumbuhan tanaman, dan gejalanya sulit diketahui sebagaimana gejala-gejala yang kelihatan pada tanaman-tanaman yang kekurangan unsur N dan K (Nyakpa, dkk, 1988). Tanah yang kekurangan fosfor pun akan jelek akibatnya bagi tanaman. Gejala yang tampak ialah warna daun seluruhnya berubah kelewat tua dan sering tampak mengkilap kemerahan. Tepi daun, cabang, dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning. Kalau tanamannya berbuah, buahnya kecil, tampak jelek dan lekas matang. Pada tanah seperti itu perlu diberi pupuk yang mengandung unsur fosfor. Kalau tidak, tanaman akan tetap bernasib jelek (Lingga dan Marsono, 2000). Jika fosfor kekurangan dalam tanah, maka pembelahan sel di dalam jaringan tanaman terganggu dan pertumbuhan tanaman kerdil (stunt). Warna hijau gelap yang berasosiasi dengan warna ungu (purple) pada daun tanaman muda merupakan gejala kekurangan yang khas (Lubis, dkk, 1986). Kalium (K) Tanaman yang tumbuh pada tanah yang kekurangan unsur kalium akan memperlihatkan gejala-gejala seperti daun mengerut atau keriting terutama pada daun tua walaupun tidak merata. Kemudian pada daun akan timbul bercak-bercak merah cokelat. Selanjutnya, daun akan mengering, lalu mati. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan simpan (Lingga dan Marsono, 2000).

Kekurangan kalium mengakibatkan klorotik pada daun dan bintik-bintik pada pinggiran daun yang mengelilingi permukaan daun tanaman (Jumin, 1994).

Pada kebanyakan tanaman kekurangan kalium, biasanya muncul sebagai suatu pengering daun. Tanaman jagung menunjukkan kebutuhan akan kalium dengan menguningnya ujung-ujung dan pinggir-pinggir daun sebelah bawah. Pewarnaan ini tidak meluas sampai ke tulang tengah, seperti pada kekurangan nitrogen, tetapi secara perlahan-lahan menyebar ke atas dan ke dalam dari ujung dan pinggir-pinggir daun (Foth, 1994). Magnesium (Mg) Gejala pertama yang terlihat pada tanaman yang kekurangan magnesium (Mg) ialah daun tua mengalami klorosis dan tampak ada bercak-bercak cokelat. Daun yang semula hijau segar menjadi kekuningan dan tampak pucat. Warna kekuningan ini pun timbul diantara tulang-tulang daun. Daun mengering dan kerap kali langsung mati (Lingga dan Marsono, 2000). Gejala kekurangan magnesium defisiensi pada daun-daun tua, daun menguning karena pembentukan klorofil terganggu garis-garis kuning terganggu, pada daun muda keluar lendir terutama bila sudah lanjut (Hardjowigeno, 2003). Pada umumnya apabila tanaman kahat Mg jumlah N-protein turun dan N-non protein meningkat. Dapat disimpulkan bahwa kekahatan Mg menghambat sintesis protein. Pengaruh ini kemungkinan besar karena terjadinya penguraian dalam ribosom ini terjadi proses protein menjadi unit-unit yang lebih kecil (Nyakpa, dkk, 1988).

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan Percobaan ini dilakukan di Lahan Praktikum dan Laboratorium Kesuburan Tanah dan Pemupukan Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat 25 m dpl. Percobaan ini dilakukan pada bulan Februari 2010 sampai dengan bulan Mei 2010. Bahan dan Alat Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanah Entisol Marelan sebagai media percobaan, pupuk Kieserit, SP-36, Urea, dan KCl sebagai penambah unsur hara, benih jagung (Zea mays L.) sebagai objek percobaan, polybag sebagai wadah tanah, label nama untuk menandai polybag, air untuk menyiram tanaman.

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cangkul untuk membersihkan lahan dan mengambil tanah, timbangan untuk menimbang tanah dan pupuk serta berat tanaman, ayakan tanah untuk menghasilkan tanah yang lebih halus, pacak untuk tiang spanduk, spanduk untuk memagari lahan, batu bata untuk dudukan polybag, meteran untuk mengukur tinggi tanaman, jangka sorong untuk mengukur diameter batang, oven untuk mengovenkan tanah dan tanaman, gembor untuk menyiram tanaman, goni untuk penyimpan tanah dari tempat pengambilan tanah.

Metode Percobaan Adapun metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah Metode Substraksi. Pelaksanaan Percobaan Di Laboratorium Diambil 10 gr tanah Entisol kering udara Diovenkan selama 24 jam Dihitung %KA nya dengan rumus %KA= BTKU-BTKO x 100% BTKO Diambil 25 gram tanah kering udara Dijenuhkan selama 24 jam Diambil 10 gram tanah dalam keadaan kapasitas lapang Diovenkan selama 24 jam Dihitung %KL-nya dengan rumus: %KL= BTKL-BTKO x 100% BTKO

Dihitung berat tanah yang dibutuhkan untuk setiap polibag bila dikehindaki berat tanah tanpa air 5 kg dengan rumus: BTKU= 5 + (5 x %KA)

Di Lapangan Diambil tanah yang akan dipercobakan di daerah yang telah ditetapkan Dimasukkan ke dalam goni/karung. Dibuka dan dikering udarakan. Dikeringkan dan diayak dengan ayakan pasir, jika keras dihancurkan dengan batu. Ditimbang tanah kira-kira 5 kg dan dimasukkan ke dalam polybag sampai 26 polybag (ulangan I dan II). Diletakkan di atas batu-bata dan disusun 2 baris memanjang dengan berbagai perlakuan secara berurutan: Ulangan I
Kontrol lengkap
-N

250 kg.

-P

-K

-Ca

-Mg

-NP

-NK

-PK

-KCa

-CaMg

-NPK

Ulangan II
Kontrol lengkap
-N

-P

-K

-Ca

-Mg

-NP

-NK

-PK

-KCa

-CaMg

-NPK

Dijenuhkan air selama 24 jam

Dibuat perhitungan pupuk dan kadar air agar diketahui berapa gram pupuk yang diberikan ke tanah dan berapa liter air yang diberikan ke tanah setiap hari.

Dimasukkan semua jenis pupuk ke dalam polybag secara berurutan dan sesuai dengan perlakuan masing-masing.

Diaduk pupuk (dicampurkan dengan tanah) agar pupuknya tidak menguap Dibiarkan selam 24 jam. Ditanam bibit jagung ke polybag masing-masing 2 buah dengan jarak yang agak jauh dan tidak terlalu dalam.

Disiram setiap hari sesuai dengan kebutuhannya. Diambil data setiap minggu dari satu jagung yang menjadi parameter adalah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan gejala visual.

Diambil data berat kering bagian bawah dan bagian atas tanaman ketika panen. Dicatat hasilnya. Dihitung persentase terhadap lengkap dengan rumus : Nilai perlakuan lain x 100 % Nilai perlakuan lengkap

Ditentukan kriterianya berdasarkan nilai yang diperoleh sesuai dengan : % terhadap lengkap 0-20 % 21-50 % 51-89 % > 89 % Kriteria Gawat Berat Sedang Cukup Peubah Amatan

Tinggi Tanaman (cm)

Jumlah Daun (helai) Diameter Batang (mm) Gejala Visual Berat Kering Atas (g) Berat Kering Bawah (g)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tabel Kriteria Tinggi Tanaman Perlakuan Kontrol -N -P -K - Ca - Mg - NP - NK - PK - KCa -CaMg -NPK Rataan 79,1 189,05 158,75 169,35 141,05 140,85 76,5 166,65 154,05 136,75 134,45 65,7 Persentase Terhadap Lengkap 49,42 % 118,12 % 99,19 % 105,81 % 88,13 % 88,0 % 48,0 % 104,12 % 96,2 % 85,4 % 84,0 % 41,0 % Kriteria berat cukup cukup cukup sedang sedang berat cukup cukup sedang sedang berat

Tabel Kriteria Jumlah Daun Perlakuan Kontrol -N -P -K - Ca - Mg - NP - NK - PK - KCa -CaMg Rataan 7 13,5 11 12 10,5 10,5 9 12,5 11 10 9,5 Persentase Terhadap Lengkap 56 % 108 % 88 % 95 % 84 % 84 % 72 % 100 % 88 % 80 % 76 % Kriteria sedang cukup sedang cukup sedang sedang sedang cukup sedang sedang sedang

-NPK

8,5

68 %

sedang

Tabel Kriteria Diameter Batang Perlakuan Kontrol -N -P -K - Ca - Mg - NP - NK - PK - KCa -CaMg -NPK Rataan 1,45 2,9 2,2 2,1 2,25 2,6 1,35 3,1 2,1 2,25 1,65 1,35 Persentase Terhadap Lengkap 60,42 % 120,83 % 91,6 % 87,5 % 93,75 % 108,33 % 56,2 % 129,17 % 87,5 % 93,75 % 68,75 % 56,2 % Kriteria sedang cukup cukup sedang cukup cukup sedang cukup sedang cukup sedang sedang

Tabel Kriteria Bobot Kering Atas Perlakuan Kontrol -N -P -K - Ca - Mg - NP - NK - PK - KCa - CaMg - NPK Rataan 6 312,9 110,65 64,55 94,8 51,45 5,85 260,6 59,5 49,6 52,5 10,6 Persentase Terhadap Lengkap 3,0 % 156 % 55,47 % 32,36 % 47,5 % 25,7 % 2,9 % 130,6 % 29,8 % 24,8 % 26,3 % 5,3 % Kriteria Gawat Cukup Sedang Berat Berat Berat Gawat Cukup Berat Berat Berat Gawat

Tabel Kriteria Bobot Kering Bawah Perlakuan Kontrol -N -P -K - Ca - Mg - NP - NK - PK - KCa - CaMg - NPK Rataan 4 216,65 111,2 83 51,65 66,35 4,1 222,45 61,95 44,85 83,5 2,15 Persentase Terhadap Lengkap 4,3 % 236,2 % 121,2 % 90,6 % 56,3 % 72,35 % 4,4 % 242,5 % 67,5 % 48,9 % 91,05 % 2,3 % Pembahasan Dari hasil pengamatan diketahui bahwa pada parameter tinggi tanaman dengan perlakuan kontrol dan NPK memiliki kriteria berat terhadap perlakuan lengkap dapat dilihat dengan persentasenya pada kontrol 49,42 % dan NPK 41,0 %. Diketahui bahwa pada kontrol, tanah tidak diberikan penambahan unsur hara dan pada NPK hanya diberikan pupuk kieserit yang mengandung unsur Mg. Hal ini dikarenakan tanah Entisol merupakan tanah yang miskin akan unsur hara dan defisiensi akan unsur hara N, P, dan K sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung. Kekurangan unsur hara ini dapat dilihat dari gejala visual yang menunjukkan bahwa pada daunnya bercak-bercak, kuning-kuning dan mengerut. Hal ini sesuai literatur Lingga dan Marsono (2000) yang menyatakan tanaman yang tumbuh pada tanah yang kekurangan unsur kalium akan memperlihatkan gejala-gejala seperti daun mengerut atau keriting terutama pada daun tua walaupun tidak merata. Kemudian pada daun akan timbul bercak-bercak merah cokelat. Selanjutnya, daun akan mengering, lalu mati. Serta menyatakan juga bahwa tanah yang kekurangan fosfor pun akan jelek akibatnya bagi tanaman. Gejala yang tampak ialah warna Kriteria Gawat Cukup Cukup Cukup Sedang Sedang Gawat Cukup Sedang Berat Cukup Gawat

daun seluruhnya berubah kelewat tua dan sering tampak mengkilap kemerahan. Tepi daun, cabang, dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning. Sedangkan menurut literatur Novizan (2002) yang menyatakan jika terjadi kekurangan (defisiensi) nitrogen, tanaman tumbuh pendek dan kerdil. Daunnya berwarna hijau muda. Sementara itu, daun-daun yang lebih tua menguning dan akhirnya kering. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa pada parameter jumlah daun kriteria perlakuan kontrol terhadap lengkap adalah sedang dengan persentase 56 %. Sedangkan pada

perlakuan lain juga memiliki kriteria sedang dan beberapa cukup tetapi persentase terendah adalah 56 %. Hal ini dapat dilihat dari gejala visual yang diamati bahwa daun pada perlakuan kontrol sangat sedikit dan pertumbuhannya tidak baik jika dibandingkan dengan perlakuan lain. Dari hasil pengamatan visual dapat dikatakan bahwa tanaman kekurangan unsur N, karena dapat dilihat dari warna daun yang hijau muda dan tanamannya kerdil. Hal ini sesuai literatur Novizan (2002) yang menyatakan bahwa jika terjadi kekurangan (defisiensi) nitrogen, tanaman tumbuh pendek dan kerdil. Daunnya berwarna hijau muda. Sementara itu, daun-daun yang lebih tua menguning dan akhirnya kering. Di dalam tubuh tanaman, nitrogen bersifat dinamis (mobil) sehingga jika terjadi kekurangan nitrogen di bagian pucuk, nitrogen yang tersimpan pada daun tua akan dipindahkan ke organ yang lebih muda. Dengan demikian, pada daun-daun yang mengalami gejala kekurangan nitrogen akan terlihat lebih awal. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan diketahui bahwa pada parameter diameter batang diketahui kriteria terhadap lengkap pada perlakuan -NPK adalah sedang dengan

persentase 56,2 %. Kekurangan pupuk N, P, dan K tentu saja sangat mempengaruhi perkembangan tanaman gejala yang ditimbulkan pada kekurangan unsur hara ketiganya akan terlihat sama pada pengamatan secara visual yaitu gejala pada daun. Gejala yang paling mencolok adalah tanaman

pada perlakuan ini sangat kerdil dibandingkan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman kekurangan unsur N, P, atau K. Hal ini sesuai literatur Lubis, dkk (1986) yang menyatakan bahwa jika fosfor kekurangan dalam tanah, maka pembelahan sel di dalam jaringan tanaman terganggu dan pertumbuhan tanaman kerdil (stunt). Warna hijau gelap yang berasosiasi dengan warna ungu (purple) pada daun tanaman muda merupakan gejala kekurangan yang khas. Dan menurut literatur Sutedjo (2002) fungsi nitrogen yang selengkapnya bagi tanaman adalah sebagai berikut: untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebar dengan warna yang lebih hijau, meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman, meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan. Serta defisiensi unsur K, sesuai literatur Jumin (1994) yang menyatakan kekurangan kalium mengakibatkan klorotik pada daun dan bintik-bintik pada pinggiran daun yang mengelilingi permukaan daun tanaman. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa bobot kering atas (tajuk) tanaman NP memiliki persentase 2,9 % terhadap perlakuan lengkap yang memiliki kriteria gawat. Hal ini menunjukkan bahwa pada masa vegetatif tanaman jagung membutuhkan unsur N dan unsur P untuk pembelahan selnya sehingga pada perlakuan ini dimana tanah tidak diberikan penambahan unsur N dan P, bobot keringnya (biomassa) paling rendah dari perlakuan lainnya. Hal ini sesuai literatur Lingga dan Marsono (2000) yang menyatakan bahwa tanah yang kekurangan nitrogen menyebabkan tanaman tumbuh kerempeng dan tersendat-sendat. Daun menjadi hijau

muda, terutama daun yang sudah tua, lalu berubah menjadi kuning. Selanjutnya daun mengering mulai dari bawah ke bagian atas. Jaringan-jaringannya mati, mengering, lalu meranggas. Dan sesuai literatur Lubis, dkk (1986) yang menyatakan bahwa jika fosfor kekurangan dalam tanah, maka pembelahan sel di dalam jaringan tanaman terganggu dan pertumbuhan tanaman kerdil

(stunt). Warna hijau gelap yang berasosiasi dengan warna ungu (purple) pada daun tanaman muda merupakan gejala kekurangan yang khas. Dari hasil percobaan diketahui bahwa bobot kering bawah pada perlakuan NPK memiliki kriteria gawat dengan persentase terhadap lengkap adalah 2,3 %. Hal ini menunjukkan akar yang dihasilkan pada tanaman ini memiliki bobot yang sangat kecil. Perakaran biasanya dipacu oleh ketersedian unsur P di tanah. Karena unsur P memiliki fungsi untuk memepercepat pertumbuhan akar dan memperkuat pertumbuhannya. Hal ini sesuai literatur Sutedjo (2002) yang menyatakan bahwa secara umum, fungsi dari P (fosfor) dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut: 1. dapat mempercepat pertumbuhan akar semai 2. dapat mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa pada umumnya 3. dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah 4. dapat meningkatkan produksi biji-bijian berdasarkan literatur Lingga dan Marsono (2000) yang menyatakan bahwa tanah yang kekurangan nitrogen menyebabkan tanaman tumbuh kerempeng dan tersendat-sendat. Daun

menjadi hijau muda, terutama daun yang sudah tua, lalu berubah menjadi kuning. Selanjutnya daun mengering mulai dari bawah ke bagian atas. Sedangkan menurut Lingga dan Marsono (2000) yang menyatakan tanaman yang tumbuh pada tanah yang kekurangan unsur kalium akan memperlihatkan gejala-gejala seperti daun mengerut atau keriting terutama pada daun tua walaupun tidak merata. Kemudian pada daun akan timbul bercak-bercak merah cokelat. Selanjutnya, daun akan mengering, lalu mati.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Pada parameter tinggi tanaman perlakuan kontrol dan NPK memiliki kriteria berat terhadap perlakuan lengkap dapat dilihat dengan persentasenya pada kontrol 49,42 % dan NPK 41,0 % sedangkan persentase tertinggi terdapat pada perlakuan N 118,12 % dengan kriteria cukup. 2. Pada parameter jumlah daun kriteria perlakuan kontrol terhadap lengkap adalah sedang dengan persentase 56 % sedangkan kriteria tertinggi adalah cukup pada perlakuan N 108 %. 3. Pada parameter diameter batang diketahui kriteria terhadap lengkap pada perlakuan -NPK adalah sedang dengan persentase 56,2 % dan tertinggi pada perlakuan NK 129,17 % dengan kriteria cukup.
4. Pada parameter bobot kering atas (tajuk) tanaman NP memiliki persentase 2,9 % terhadap

perlakuan lengkap yang memiliki kriteria gawat dan tertinggi pada perlakuan N 156 % dengan kriteria cukup . 5. Pada parameter bobot kering bawah pada perlakuan NPK memiliki kriteria gawat dengan persentase terhadap lengkap adalah 2,3 % serta persentase tertinggi terdapat pada perlakuan NK yaitu 242,5 % dengan kriteria cukup.

http://vidaashrafida.blogspot.com/2010/10/laporan-kestanpemberian-pupukkimia.html

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi. Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini didasarkan pada makin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Jagung merupakan bahan dasar / bahan olahan untuk minyak goreng, tepung maizena, ethanol, asam organic, makanan kecil dan industri pakan ternak. Pakan ternak untuk unggas membutuhkan jagung sebagai komponen utama sebanyak 51, 4 %. Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16 orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk Indonesia. Orang Belanda menamakannya mais dan orang Inggris menamakannya corn. Sekarang banyak para petani melirik untuk menam jenis jagung manis. Jagung manis (Zea mays L.) sering disebut pula sweet corn belum lama dikenal di Indonesia. Namun, Petani menghargai pupuk buatan karena efek yang cepat dan penggunaannya relatif mudah. Penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dapat mengganggu kehidupan dan keseimbangan tanah, meningkatkan dekomposisi bahan organik, yang kemudian menyebabkan degradasi struktur tanah, kerentanan yang

lebih tinggi terhadap kekeringan dan menurunnya hasil panen. Penggunaan pupuk N, P dan K yang terus-menerus menyebabkan penipisan unsur-unsur mikro dan aplikasi N yang tidak seimbang dari pupuk mineral nitrogen menyebabkan menurunnya pH tanah dan ketersediaan fosfor bagi tanaman. Namun demikian, dengan langsung mengganti alternatif non kimia belum tentu akan membuat pertanian lebih berkelanjutan, misalnya penggunaan pupuk kandang secara tidak bijaksana dapat mencemarkan tanah dan air permukaan seburuk pencemaran yang ditimbulkan oleh penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Berdasarkan uraian di atas pemberian Unsur hara atau nutrisi, baik yang bersumber dari bahan organik maupun pupuk buatan (anorganik) perlu dilakukan secara hati-hati dan bijaksana. Artinya adalah pemberian pupuk tidak semata-mata untuk mengejar pertumbuhan agar tanaman berproduksi secara maksimal, tetapi juga harus mempertimbangkan aspek kualitas lingkungan dan lestarinya sumber daya alam dalam rangka mewujudkan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture).

1.2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian unsur hara makro N, P, K dan bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman jagung 2. Untuk mengamati pertumbuhan dan perkembangan yang terlihat dari gejala defisiensi unsur hara pada tanaman jagung. 3. Untuk memenuhi syarat 1 SKS praktikum mata kuliah Nutrisi Tanaman. 1.3. Manfaat
Hasil praktikum ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa dan masyarakat, antara lain :

1. Pengembangan ilmu pengetahuan dibidang pertanian dalam hal pemberian unsur hara yang tepat pada tanaman jagung.

2. Peningkatan produksi tanaman jagung yang dapat merubah perekonomian masyarakat. 3. Meberikan informasi yang bermanfaat bagi banyak pihak.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum,klasifikasi dan morfologi dari tanaman jagung manis sebagai berikut: Klasifikasi Tanaman Kingdom : Plantae ( tumbuh-tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji ) Subdivisi : Angiospermai ( berbiji tertutup ) Kelas : Monocotyledone ( berkeping satu ) Ordo : Graminae ( rumput-rumputan ) Famili : Graminaceae Genus : Zea Spesies : Zea mays saccarata Morfologi Tanaman Jagung merupakan tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar, yaitu akar lateral, akar adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh dari radikula dan embrio.akar adventif disebut juga akar tungang.akar ini tumbuh dari buku paling

bawah,yaitu sekitar 4 cm dibawah, yaitu sekitar 4 cm dibawah permukaan tanah. Sementara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah dekat permukaan tanah. Perkembangan akar jagung tergantung dari varietas, kesuburan tanah,faktor lingkungan dan keadaan air tanah. Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silinder,dan terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat penanaman,umumnya berkisar 60 300 cm. Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8 12 helai tergantung varietasnya. Daun terdiri atas tiga bagian yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Kelopak daun umumnya membungkus batang. Antara kelopak dan helaian daun terdapat lidah daun yang disebut ligula. Ligula ini berbulu dan berlemak.fungsi dari ligula adalah mencegah air masuk kedalam kelopak dan batang. Bunga jagung tidak memiliki petal dan sepal sehingga disebut tidak lengkap. Bunga jagung juga termasuk bunga sempurna karena bunga jantan dan betina berada pada bunga yang berbeda. Bunga jantan terdapat pada ujung batang. Adapun bunga betina terdapat diketiak daun ke-6 atau ke-8 dari bunga jantan. Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan jatuh dan menempel pada rambut tongkol bunga betina. Pada jagung umumnya terjadi penyerbukan silang ( cross pollinated crop ). Penyerbukan terjadi dari serbuk sari tanaman lain. Sangat jarang terjadi penyerbukan yang serbuk sarinya bersal dari tanaman jagung itu sendiri. Biji jagung tersusin rapi pada tongkol. Dalam satu tongkol terdapat 200 -400 biji. Biji jagung terdiri dari bagian, bagian paling luar disebut periscarp. Bagian atau lapisan kedua yaitu endosperm yang merupakan cadangan makanan biji, sementara bagian paling dalam yaitu embrio atau lembaga. Karekteritis Jagung Manis

Dilihat dari penampilan fisiknya, tanaman jagung manis tidak berbeda dengan tanaman jagung normal,tetapi umumnya lebih pendek,batang dan tongkollebih kecil,lebih genjah, tassel berwarna putih kekuning-kuningan dan rambut kuning. Sifat penampilan yang demikian karena seleksi diarahkan pada ukuran tongkol yang disukai konsumen ( 4-5 tongkol /kg ) dan biji yang kuning bersih dari warna rambut yang coklat /merah. Rasa lebih manis pada jagung manis disebabkan tingginya kadar gula pada endosperm ( 5 6 % ) jika dibandingkan dengan jagung biasa ( 2 3 % ). Kadar pati sekitar 10- 11 % dan kadar air sekitar 70 %. Bila dipanen kering biji jagung manis keriput dan ringan sekali ( 100 biji jagung Arjuna 27 g, 100 biji jagung manis ( 10 g ).ini yang menyebabkan keperluan benih persatuan luas jauh lebih rendah dibandingkan jagung normal. Bila jagung normalperlu 15 20 kg/ha,maka jagung manis cukup 5 6 kg/ha. Syarat Tumbuh Jagung (Zea Mays L.) Tanaman jagung mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap tanah, baik jenis tanah lempung berpasir maupun tanah lempung dengan pH tanah 6 -8. Temperatur untuk pertumbuhan optimal jagung antara 24-30 C. Tanaman jagung pacta masa pertumbuhan membutuhkan 45-60 cm air. Ketersediaan air dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk buatan yang cukup untuk meningkatkan pertumbuhan akar, kerapatan tanaman serta untuk melindungi dari rumput liar dan serangan hama. Jagung ini kebanyakan ditanam di dataran rendah baik, sawah tadah hujan maupun sawah irigasi. Sebahagian terdapat juga di daerah pergunungan pada ketinggian 1000- 1800 m di atas permukaan laut. a. Tanah Tanah yang dikehendaki adalah gembur dan subur, kerana tanaman jagung memerlukan aerasi dan pengairan yang baik. Jagung dapat tumbuh baik pada berbagai macam tanah. Tanah lempung berdebu adalah yang paling baik bagi

pertumbuhannya.

Tanah-tanah

berat

masih

dapat

ditanami

jagung

dengan

pengerjaan tanah lebih sering selama pertumbuhannya, sehingga aerasi dalam tanah berlangsung dengan baik. Air tanah yang berlebihan dibuang melalui saluran pengairan yang dibuat diantara barisan jagung. Kemasaman tanah (pH) yang terbaik untuk jagung adalah sekittir 5,5 7,0. Tanah dengan kemiringan tidak lebih dari 8% masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan tegak lurus terhadap miringnya tanah, dengan maksud untuk mencegah keganasan erosi yang terjadi pada waktu turun hujan besar, b. Iklim Faktor-faktor iklim yang terpenting adalah jumlah dan pembagian dari sinar matahari dan curah hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Tempat penanaman jagung harus mendapatkan sinar matahari cukup dan jangan terlindung oleh pohonPohonan atau bangunan. Bila tidak terdapat penyinaran dari matahari, hasilnya akan berkurang. Temperatur optimum untuk pertumbuhan jagung adalah antara 23 27 C. 2.2. Peran Unsur Hara bagi pertumbuhan Tanaman Jagung Manis Setiap mahkluk hidup pasti membutuhkan nutrien sebagai sumber energi pertumbuhan, demikian pula halnya dengan tanaman. Untuk dapat hidup dan berkembang secara baik setiap harinya tanaman membutuhkan bahan nutrisi berupa unsur hara yang dapat dikonsumsi. Setiap jenis unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, tentunya memiliki fungsi, kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dalam memberikan unsur hara pada tanaman tentunya sangat penting dijaga keseimbangan dan pengaturan kadar pemberian unsur hara tersebut, sebab jika kelebihan dalam pemberiannya akan tidak baik dampaknya, demikian pula halnya jika yang diberikan tersebut kurang dari takaran yang semestinya diberikan. Beberapa Unsur Hara Yang Dibutuhkan Tanaman : Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg),

Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl). Unsur hara tersebut tergolong unsur hara Essensial. Berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi tanaman, dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

Unsur Hara Makro, yaitu unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar. Unsur Hara Mikro, yaitu unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil.
Unsur hara makro meliputi : N, P, K, Ca, Mg, dan S. Sedangkan unsur hara mikro meliputi : Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, dan Cl. 2.2.1. Bahan Organik Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang. Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, dan buah. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama dari bahan organik tersebut. Unsur karbon ini berada dalam bentuk senyawa-senyawa polisakarida, seperti selulosa, hemiselulosa, pati, dan bahan- bahan pektin dan lignin. Selain itu nitrogen merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi dalam bahan organik karena merupakan unsur yang penting dalam sel mikroba yang terlibat dalam proses perombakan bahan organik tanah. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasikan dengan tanah.

Tumbuhan tidak saja sumber bahan organik, tetapi sumber bahan organik dari seluruh makhluk hidup. Sumber sekunder bahan organik adalah fauna. Fauna terlebih dahulu harus menggunakan bahan organik tanaman setelah itu barulah menyumbangkan pula bahan organik. Bahan organik tanah selain dapat berasal dari jaringan asli juga dapat berasal dari bagian batuan. Salah satu jenis pupuk organik adalah pupuk kandang. Menurut Syekhfani (2000) bahwa pupuk kandang memiliki sifat yang alami dan tidak merusak tanah, menyediakan unsur makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan belerang) dan mikro (besi, seng, boron, kobalt, dan molibdenium). Selain itu pupuk kandang berfungsi untuk meningkatkan daya menahan air, aktivitas mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki struktur tanah. Menurut Setiawan (2002) pengaruh pemberian pupuk kandang secara tidak langsung memudahkan tanah untuk menyerap air. Pemberian bahan organik berupa pupuk kandang meningkatkan kesuburan tanah.

2.2.1.1. Pupuk Kandang Ayam Definisi kotoran ayam Menurut Lukman Ali dalam kamus besar bahasa indonesia, (1991:394) k otoran ayam merupakan kotoran yang di keluarkan oleh ayam sebagai proses makanan yang disertai urine dan sisa-sisa makanan lainya. Manfaat Kotoran Ayam Menurut Drs.Agus Widodo, (2008:05) kotoran ayam atau bahan organik merupakan sumber nitrogen tanah yang utama, serta berperan cukup besar dalam memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah serta lingkungan. Di dalam tanah, pupuk organik akan dirombak oleh organisme menjadi humus atau bahan organik tanah.

Bahan organik berfungsi sebagai pengikat butiran primer tanah menjadi butiran sekunder dalam pembentukan agregat yang mantap. Keadaan ini berpengaruh besar pada porositas, penyimpanan dan penyediaan air serta aerasi dan temperatur tanah. Bahan organik dengan C/N tinggi seperti jerami dan sekam memberikan pengaruh yang lebih besar pada perubahan sifat-sifat fisik tanah dibanding bahan organik yang telah terdekomposisi seperti kompos. Meskipun mengandung unsur hara yang rendah, kotoran ayam penting dalam: 1. menyediakan hara makro dan mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, Ca, Mg, dan Si, 2.meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, serta 3.dapat bereaksi dengan ion logam untuk membentuk senyawa kompleks, sehingga ion logam yang meracuni tanaman atau menghambat penyediaan hara seperti Al, Fe dan Mn dapat dikurangi.

Kandungan Kotoran Ayam Menurut Ir. Aryanto Haesono, (2009:01) kandungan kotoran ayam adalah sebagai berikut: 2.79 % N, 0.52 % P2O5, 2.29 % K2O. Maka dalam 1000 kg (1 ton) kompos akan setara dengan 62 kg Urea, 14.44 kg SP 36, dan 38.17 kg MOP. Cara menghitungnya sebagai berikut: Hara N = (%N Kompos x 1000 kg)/%N Urea = (2.79% x 1000 kg)/45% = 62 kg Hara P= (%P2O5 kompos x 1000 kg)/%P2O5 SP-36 = (0.52% x 1000 kg)/36% = 14.44 kg Hara K= (%K2O kompos x 1000 kg)/%K2O MPO = (2.29% x 1000 kg)/60% = 38.17 kg Hubungan antara kotoran ayam dengan pertumbuhan jagung

Menurut Dr.Ariyanto Harsono spAK (2009:02)kotoran ayam dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk berbagai komoditas tanaman.salah satunya adalah tanaman jagung karena dapat merangsang pertumbuhan tanaman jagung serta menambah kesuburan tanah yang akan berdampak pada kesuburan tanaman itu sendiri. 2.2.2. Nitrogen (N)

Fenomena alam, menyatakan bahwa atmosfir terdiri dari 79% Nitrogen (berdasarkan volume) sebagai gas padat N2. Namun meskipun demikian, penyediaan makanan untuk kehidupan manusia dan hewan-hewan lainnya lebih dibatasi oleh nitrogen daripada unsur-unsur lainnya. Sebagai gas padat, N2 tidak bereaksi dengan unsur-unsur lainnya untuk menghasilkan suatu bentuk nitrogen yang dapat digunakan oleh sebagian besar tanaman. Nitrogen merupakan elemen hara yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Sumber utama Nitrogen di dalam tanah yaitu bahan organik tanah. Selain dari bahan organik tanah Nitrogen juga diperoleh dari gas N2 di atmosfer melalui penambatan atau fiksasi Nitrogen. Penambatan alami disebabkan oleh jasad-jasad renik (terutama bakteri dalam tanah dan alga di air) dan gejala atmosfer tertentu, termasuk kilat. Nitrogen terdapat di dalam tanah dalam bentuk organik dan anorganik. Bentuk-bentuk organik meliputi NH4+, NO3-, NO2-, NO2, NO dan unsur N. Juga terdapat bentuk lain yaitu hidroksi amin (NH2OH), tetapi bentuk ini merupakan bentuk antara, yaitu bentuk peralihan dari NH4+, menjadi NO2- dan bentuk ini tidak stabil (Hakim, dkk,1991). Bentuk Nitrogen yang dapat digunakan oleh tanaman adalah ion nitrat (NO3-) dan ion amonium (NH4+). Ion-ion ini kemudian membentuk material kompleks seperti asam-asam amino dan asam-asam nukleat yang dapat langsung diserap dan digunakan oleh tanaman tingkat tinggi. Menurut Mengel dan Kirby (1987) dalam Rosmarkam dan Yuwono (2002) pada pH tanah yang rendah ion nitrat lebih cepat diserap oleh tanaman dibandingkan ion amonium, pada pH tanah yang tinggi ion Amonium diserap oleh tanaman lebih cepat dibandingkan ion nitrat dan pada pH netral kemungkinan penyerapan keduanya berlangsung seimbang. Peranan unsur hara nitrogen (N) bagi tanaman adalah sebagai berikut :

a) Penyusun Purin, Alkohid, Enzym, Zat Pengatur Tumbuh, Klorofil, Membran sel b) Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan c) Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri

d) Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman e) Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun
Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati. Klorosis di daun tua dan semakin parah akan terjadi juga pada daun muda. 2.2.3. Posfor (P) Fosfor terdapat dalam bentuk phitin, nuklein dan fosfatide, merupakan bagian dari protoplasma dan inti sel. Sebagai bagian dari inti sel sangat penting dalam pembelahan sel, demikian pula bagi perkembangan jaringan meristem. Fosfor diambil tanaman dalam bentuk H2PO4- dan HPO4- (Sutedjo, 1999). Menurut Nyakpa, Lubis, Puling, Amrah, Munawar, Hong dan Hakim (1988) P sangat berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena P banyak terdapat didalam sel tanaman berupa unit unit nukleotida, sedangkan nukleotida merupakan suatu ikatan yang mengandung P sebagai penyusun RNA dan DNA yang berperan dalam sel tanaman. Menurut Indranada (1989) P merupakan bagian integral tanaman pada bagian penyimpanan energi. P terlihat pada penangkapan energi cahaya matahari yang mengenai molekul klorofil energi tersebut yang tersimpan dalam bentuk ATP dan ADP maka, energi dapat dipakai untuk menjalankan reaksi reaksi yang memerlukan energi seperti pembentukan sukrosa, tepung dan protein. Unsur hara P berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar, sebagai bahan dasar protein (ATP dan ADP), membantu asimilasi dan respirasi, mempercepat proses pembungaan dan pembuahan, serta pemasakan biji dan buah. Gejala kekurangan unsur hara P pada tanaman adalah daun berubah warna menjadi tua atau tampak mengkilap kemerahan, tepi daun, cabang dan batang berwarna merah ungu kemudian berubah menjadi kuning, buah kecil dan cepat matang (Marsono dan Sigit, 2001).

Pemupukan P pada suatu batas tertentu akan memberikan hasil yang meningkat, akan tetapi pemberian yang melampaui batas optimum sering tidak berhasil memberikan respon yang nyata (Supardi, 1983). Menurut Tisdale dan Nelson (1975) pemberian P yang berlebihan dapat mengakibatkan tanaman menjadi kerdil, klorosis dan bentuk daun tidak normal. Fosfor dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori berdasarkan kelarutannya yaitu P yang dapat larut dalam air, P yang larut dalam asam sitrat dan P yang tidak larut dalam asam sitrat. P yang larut dalam air P2O5 nya mudah tersedia bagi tanaman, P yang larut dalam asam sitrat P2O5 larut berangsur angsur sehingga baik untuk tanaman yang tumbuh lambat, sedangkan P yang tidak larut dalam asam sitrat lambat tersedia bagi tanaman (Nyakpa, dkk, 1988). 2.2.4. Kalium (K) Kalium (K) merupakan unsur hara utama ketiga setelah N dan P. Kalium mempunyai valensi satu dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium tergolong unsur yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman, maupun dalam xylem dan floem. Kalium banyak terdapat dalam sitoplasma. Kalium pupuk buatan dan mineral-mineral tanah seperti feldspar, mika dan lain-lain. Secara umum fungsi Kalium bagi tanaman, antara lain :
Membentuk dan mengangkut karbohidrat,

Sebagai katalisator dalam pembentukan protein Mengatur kegiatan berbagai unsur mineral Menetralkan reaksi dalam sel terutama dari asam organik Menaikan pertumbuhan jaringan meristem Mengatur pergerakan stomata Memperkuat tegaknya batang sehingga tanaman tidak mudah roboh Mengaktifkan enzim baik langsung maupun tidak langsung Meningkatkan kadar karbohidrat dan gula dalam buah Membuat biji tanaman menjadi lebih berisi dan padat Meningkatkan kualitas buah karena bentuk, kadar, dan warna yang lebih baik

Membuat tanaman menjadi lebih tahan terhadap hama dan penyakit Membantu perkembangan akar tanaman. Berpen dalam proses fotosintesis dan respirasi

Kekurangan kalium pada tanaman menyebabkan turgor tanaman menjadi berkurang sehingga sel tanaman menjadi lemah.

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum mata kuliah Nutrisi Tanaman ini dilaksanakan setiap hari Jumat mulai dari tanggal 30 Oktober 2010 sampai dengan 31 Desember 2010 pada pukul 10.00 11.30 WIB yang bertempat di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian , disebelah rumah kaca ,Universitas Jambi.

3.2. Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul, parang, gembor, meteran/penggaris, dan alat tulis. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah benih jagung manis, tanah ultisol, polybag ukuran 5 kg, pupuk urea, TSP, dan KCl, serta pupuk kandang ayam sebagai bahan organik.

3.3. Rancangan Percobaan


Rancangan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 10 kelompok. Perlakuan yang diberikan adalah :

1. NPK + BO = diberi pupuk NPK dan bahan organic 2. NP = hanya diberi pupuk N dan pupuk P 3. NK = hanya diberi pupuk N dan pupuk K 4. PK = hanya diberi pupuk P dan pupuk K

5. NPK = tidak diberi pupuk sama sekali (control) 3.4. Pelaksanaan 3.4.1. Persiapan Media
Pembersihan lahan sebagai tempat meletakkan media tanam dilakukan pada tanggal 30 Oktober 2010, dengan membersihkan lahan yang akan dikelola dari rerumputan dan kotoran yang lain. Setelah itu dilakukan pengisian media tanam yang menggunakan tanah ultisol ke dalam polybag ukuran 15 X 20 yang kualitas polybeagnya 5 kg sampai penuh sebanyak lima polybag masing-masing kelompok . Setelah semua polybag terisi penuh dengan tanah ultisol , masing-masing polybag diberi perlakuan yang berbedabeda, yaitu diberi pupuk NPK dan bahan organic kotoran ayam yang sudah terdekoponsisi dengan migroorganisme yang terdapat dalam tanah, pupuk NP, pupuk NK, pupuk PK, dan tanpa diberi pupuk (NPK). Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditaburkan melingkar dengan jarak 5-7 cm dari tanaman utama, ditepi polybag sebanyak satu tutup botol air mineral untuk masing-masing pupuk.

3.4.2. Penanaman
Setelah semua media siap, maka dilakukan penanaman benih jagung manis pada masing-masing media. Penanaman dilakukan pada saat itu juga, yakni pada tanggal 30 Oktober 2010 dengan menanam 3 benih jagung pada masing-masing polybag. Sebelumnya sebelum kami melakukan penanaman jagung , yang pertama kali kami tanam adalah tanaman kedelai, tetapi setelah 2-3 hari tanaman kami tadi sudah terserang hama. Maka dari itu bapak irianto menyarankan kami untuk merubah komuniti tanaman kedelai menjadi tanaman jagung. 3.4.3. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, Penyulaman dan pengendalian terhadap gulma disekitar tanaman jagung, serta membersihkan semua gulma yang ada pada disekitar lingkaran lahan yang kami tanaman polybag tanaman jagung.

Penyulaman dilakukan setelah tanaman berumur 1 minggu atau pada tanggal 5 November 2010 dengan meninggalkan 1 tanaman per polybag. Penyiraman disesuaikan dengan kondisi curah hujan yang terjadi pada saat penanaman. Karena pada saat penanaman, seringnya turun hujan dalam frekuensi yang sering dan volume yang banyak maka penyiraman jarang dilakukan. Namun tetap saja dilakukan jika hari tidak hujan. Pengendalian gulma disekitar polybag dilakukan setiap minggunya atau dilakukan pencabutan gulma secara manual hingga tanaman memasuki fase generatif.

3.5. Variabel yang Diamati 3.5.1. Tinggi tanaman


Pengamatan tinggi tanaman dilakukan setiap minggunya. Mulai dari minggu kedua HTS sampai tanaman memasuki fase generatif. Untuk membantu pengukuran, digunakan patokan dari ajir yang memiliki kedalaman 2 cm , dengan memakai dan pengukuran dilakukan dengan menggunakan meteran 3 M.

3.5.2. Jumlah daun


Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan menghitung semua daun yang sudah terbuka sempurna, baik yang masih hijau maupun yang sudah mati (gugur). Pengamatan dilakukan setiap minggunya mulai dari minggu kedua setelah HTS memasuki fase generatif.

3.5.3. Total luas daun


Pengamatan total luas daun dilakukan dengan mengukur panjang dan lebar daun yang sudah terbuka sempurna dan masih berwarna hijau. Luas daun dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Luas daun = panjang lebar Konstanta

dimana, Konstanta (K) luas daun tanaman jagung adalah 0,75. Setelah itu luas daun pada setiap tanaman dijumlahkan sehingga didapatkan total luas daun per tanaman.

3.5.4. Penampakan visual


Selain pengamatan kuantitas seperti di atas, pengamatan kualitas juga dilakukan dengan melihat penampakan visual pada tanaman jagung. Penampakan visual yang diamati adalah penampakan gejala-gejala defisiensi unsur hara pada masing masing perlakuab pada tanaman tersebut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Tinggi tanaman Tabel 1. Pengamatan tinggi tanaman jagung (cm) Perlakua 1 n NP 24 PK 29 NK 22 NPK+BO 32 NPK 34 2 38,1 38 69 79 46,5 3 69 74 69 64 78 Minggu Ke4 110 114 108 111 110

5 138 147 136 129 134

6 150 166 161 138 150

7 162 251 192 149 180

4.1.2. Jumlah daun Tabel 2. Pengamatan jumlah daun tanaman jagung (helai) Minggu KePerlakuan 1 2 3 4 5 6 7

NP PK NK NPK+BO NPK

2 2 2 2

4 4 4 4 5

6 5 6 6 6

7 7 8 6 6

10 8 8 8 10

13 12 10 11 15

16 16 15 15 16

4.1.3. Total luas daun Tabel 3. Pengamatan total luas daun tanaman jagung (cm2) Perlakua n NP PK NK NPK+BO NPK 1 20.92 19.5 24.49 18.71 17.74 2 106 119 138.6 135.2 131.9 3 596.4 445.8 512 439.9 605 Minggu Ke4 5 1203.91 1037.41 1339.73 1054.28 776.1

7 4694.51 3587.92 4100.27 3802.88 3013.81

2691.68 3811.66 2187.38 3418.89 1524.75 2079.83 2202.38 3119.55 2227.43 2297.86

4.1.4. Penampakan visual 1.Perlakuan NP Pada pengamatan minggu pertama ini tanaman tidak memperlihatkan efesiensi atau gejala yang tampak oleh kekuranagan unsure hara, pada minggu kedua daun pertama mulai menguning pada ujung daun serta terdapat bintik-bintik putih pada permukaan daun. Pada minggu ketiga daun pertama sudah layu, sedangkan daun kedua terdapat bintik-bintik kuning pada ujung daun, dan daun ketiga terdapat bintik putih pada permukaan daun. Pada minggu keempat dau pertama dan daun kedua sudah layu, sedangkan daun ketiga terdapat bintik-bintik karat, ujungnya terdapat kuning kecoklatan , serta tengah daunnya terdapat biktik putih, daun seluruhnya berwarna Pucat. Dan pada minggu ke kelima daun keempat dan daun kelima terdapat bercak-bercak kasar. Sedangkan diantara tengah daun kelima terdapat bercak-bercak kuning. Pada mingggu keenam daun 1 sampai keempat sudah layu, Sedangkan daun 5 dan 6 patah,serta daun ke -8 terdapat lobang pada permukaan daun. Dan pada minggu terakhir daun ketujuh terdapat bercak-bercak seperti karat.dan pada daun kedelapan terdapat lubang pada permukaan daun, tanaman

keseluruhan berwarna hijau tua. Pada saat minggu ini tanaman sudah mengeluarkan tongkol. 2. Perlakuan NK Pada minggu pertama tanaman belum memperlihatkan gejala efesiensi terhadap unsure hara. Sedangkan pada minggu ke dua ,daun pertama menguning, tepi daun ketiga terdapat bintik-bintik kuning. Pada minggu selanjutnya daun pertama terdapat bintik-bintik kuning pada ujung daun , sedangkan daun kedua hampir sama dengan daun pertama serta daun ketiga, sedangkan minggu keempat daun pertama layu , daun kedua separuh permukaan daun menguning. Daun ketiga menguning , dan batang pada bagian ujung agak pucat.sedangkan pada minggu kelima efesiensinya sama seperti minggu keempat. Sedangkan minnngu selanjutnya daun pertama dan keempat sudah layu, daun kelima patah , sedangka daun keenam terdapat lobang pada permukaan daun, dan daun ketujuh dan kedelapan terdapat bercak-bercak kuning pada tengah daun. Sedangkan mingggu terakhir terdapat daun ketujuh mengalami bagian ujungnya menguning sedangkan daun kedelapan terdapat bintik-bintik kuning dan terdapat lobang pada permukaan daun, warna keseluruhan daun pucat, pada minggu ini polong baru muncul. 3. Perlakuan PK Pada minggu ini tanaman baru menampakkan efesiensi terhadap kekurangan unsure hara pada minggu ke dua, daun pertama menguning sedangkan pada daun ketiga terdapat bintik-bintik kuning. Sedangkan pada minggu selanjutnya daun pertama dan kedua , ketiga terdapat bintk-bintik kuning pada ujung daun. Sedangkan pada minggu keempat daun ketiga menguning dan pada ujung daunnya menggulung, sedangkan daun keempat dan daun kelima daun patah dan tengahnya ujung menguning, pada minggu selanjutnya daun 1-6 layu, batang tanaman keseluruhan berwarna kuning muda. Pada minggu selanjutnya tanamn sudah mengeluarkan tongkol. 4. Perlakuan NPK+BO

Pada mingggu kedua daun pertama terdapat bintik-bintik putih pada permukaan daun, sedangkan pada daun kedua terdapat bintik-bintik putih pada permukaan daun, dan daun ketiga terdapat sedikit bintik-bintik putihnya. Sedangkan minggu selanjutnya daun perama sampai ketiga terdapat bintik-bintik kuning pada ujung daun, sedangkan pada daun keempat terdapat bintik-bintik putih pada tengah daun. Pada minggu selanjutnya semua daun hampir sama dengan minggu sebelumnya , dan pada daun keempat patah, warna keseluruhan tanaman normal. Pada minggu terakhir pada daun kedelapan tepi daun menguning.tanaman sudah mengeluarkan tongkol 5. Perlakuan -NPK Pada minggu pertama daun pertama terdapat bercaj-bercak kuning pada ujung daun, sedangkan daun kedua terdapat garis-garis putih pada permukaan daun., sedangkan minggu kedua daun pertama sudah layu, daun kedua terdapat bintikbintik putih pada tengah daun. Dan pada minggu ketiga daun 1-2 layu. Sedangkan daun kelima patah, dan daun keempat terdapat bercak-bercak kasar. Sedangkan minggu terakhir daun 7 terdapat bintik-bintik kuning , serta terdapat warna putih pada tengah-tengah daun, sedangkan daun kesepuluh terdapat lobang pada permukaan daun, batang berwarna hijau , tanaman sudah mengeluarkan 2 tongkol.

4.2. Pembahasan 4.2.1. Pengamatan pertumbuhan tanaman jagung Gambar 1. Kurva pengamatan tinggi tanaman jagung

Kurva tersebut merupakan kurva pengamatan tinggi tanaman jagung yang diberi perlakuan pupuk berdasarkan data pada tabel 1. Dari kurva di atas, terlihat bahwa tinggi tanaman jagung terus bertambah setiap minggunya. Pertambahan tinggi tanaman tersebut membentuk kurva sigmoid yang berbentuk huruf S. Dan terlihat perlakuan pupuk PK memberikan potensi pertumbuhan terbaik yang ditandai dengan tanamannya yang paling tinggi. Dan potensi pertumbuhan terendah ditunjukkan oleh tanaman dengan perlakuan NPK dikarnakan didalamkandungan tanah ultisol ini miskin akan unsure hara.

Gambar 2. Kurva pengamatan jumlah daun tanaman jagung

Kurva di atas merupakan kurva pengamatan jumlah daun tanaman jagung yang diberi perlakuan pupuk berdasarkan data pada tabel 2. . Dari kurva tersebut dapat dilihat bahwa jumlah daun pada tanaman jagung terus bertambah secara nyata (significant) dari minggu ke minggu. Dan sampai pengamatan terakhir, tanaman jagung dengan perlakuan pupuk NP menunjukkan potensi terbaik pada pertambahan jumlah daunnya. Pertambahan jumlah daun dalam hal ini dinilai sangat penting karena daun berperan sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis yang dapat menghasilkan gula sebagai bahan baku untuk melakukan pertumbuhan tanaman jagung tersebut. Dan dengan pertambahan jumlah daun yang signifikan akan mempengaruhi laju pertumbuhan pada bagian yang lain juga. Serta tanaman yang diberi perlakuan NPK menunjukkan pada minggu terakhir akan menurun peningkatan jumlah daunya.

Gambar 3. Kurva pengamatan total luas daun

Kurva di atas merupakan kurva pengamatan total luas daun pada tanaman jagung yang diberi perlakuan pupuk berdasarkan data pada tabel 3. Luas daun berhubungan baik dengan jumlah daun pada tanaman jagung. Dengan bertambahnya jumlah daun pada tanaman, maka otomatis luas daunnya juga bertambah. Hal ini mempengaruhi proses fotosintesis tanaman sehingga berpengaruh pula pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Semakin luas area permukaan daun, maka intensitas cahaya matahari yang dapat diserap tanaman semakin banyak pula. Dari kurva di atas terlihat tanaman jagung dengan perlakuan pupuk NP memiliki total luas daun yang tertingi, sehingga tanaman tersebut berpotensi paling baik dalam pertumbuhannya, karana tanama jagung ini merupakan tanaman C4 harus banyak menerima intensitas matahari.

4.2.2. Analisis data Untuk melihat perlakuan yang diamati, data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan menggunakan sidik ragam dan untuk melihat perbedaan

antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji BNT pada taraf 5 %. Dari analisis ragam yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4. Analisis ragam tinggi tanaman jagung SK DB JK 5.840,87 7.638,87 18.636,25 32.116,00 KT 648,99 1.909,72 517,67 F hitung 1,25ns 3,69* F

0,5

Kelompok 9 Perlakuan 4 Galat Total 36 49

2,16 2,64

Keterangan : ns = nonsignificant (tidak berbeda nyata) * = significant (berbeda nyata) Koefisien Keragaman (KK) = 16,96 % BNT(=0,05) = 20,65 Dari hasil analisis di atas, terlihat bahwa tinggi tanaman jagung yang diukur tidak berbeda nyata (nonsignificant) terhadap kelompok (Fhitungsignificant) terhadap perlakuan yang diberikan (Fhitung>Ftabel 5%). Sumbangan perlakuan terhadap tinggi tanaman sebesar 83,04%, sedangkan sisanya 16,96% adalah error penelitian. Dari hasil analisis ragam tersebut dapat dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf 5 % yang menghasilkan nilai BNT0.05 = 20,65.

Tabel 5. Analisis ragam jumlah daun tanaman jagung F hitun g 6,94* * 2,51ns

SK Kelompok Perlakuan

DB 9 4

JK 188,8 2 30,32

KT 20,98 7,58

0,5

2,16 2,64

Galat Total

36 49

108,8 8 328,0 2

3,02

Keterangan : ns = nonsignificant (tidak berbeda nyata) ** = highly significant (berbeda sangat nyata) Koefisien Keragaman (KK) = 19,63 % BNT(=0,05) = 1,58 Dari hasil analisis di atas, terlihat bahwa jumlah daun tanaman jagung yang dihitung berbeda sangat nyata (highly significant) terhadap kelompok (Fhitung>Ftabel 1%). Namun, perlakuan yang diberikan tidak mempengaruhi atau tidak berbeda nyata (nonsignificant) terhadap jumlah daun. Sumbangan perlakuan terhadap jumlah daun tanaman sebesar 80,37%, sedangkan sisanya 19,63% adalah error penelitian. Dari hasil analisis ragam tersebut dapat dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf 5 % yang menghasilkan nilai BNT0.05 = 1,58. F F hitung

SK Kelompok Perlakuan Galat Total

DB 9 4 36 49

JK

KT

0,5

49.389.144 5.487.682,5 18.685.914 4.671.478,5 29.385.774 97.460.832 816.271,5

6.72** 2,16 5.72** 2,64

Tabel 6. Analisis ragam total luas daun tanaman jagung Keterangan : ** = highly significant (berbeda sangat nyata) Koefisien Keragaman (KK) = 42,21 % BNT(=0,05) = 819,97

Dari hasil analisis di atas, terlihat bahwa total luas daun tanaman jagung yang dihitung berbeda sangat nyata (highly significant) terhadap kelompok maupun perlakuan yang diberikan (Fhitung>Ftabel 1%). Sumbangan perlakuan terhadap jumlah daun tanaman sebesar 57,79%, sedangkan sisanya 42,21% adalah error penelitian. Dari hasil analisis ragam tersebut dapat dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf 5 % yang menghasilkan nilai BNT0.05 = 819,97.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.Kesimpulan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peranan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays) dan juga untuk melihat gejala-gejala defisiensi unsur hara pada tanaman jagung.Dari masing-masing perlakuan Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :

a. Unsur hara esensial khususnya unsur hara makro seperti N, P, dan K serta bahan organik ternyata berperan penting bagi pertumbuhan tanaman jagung karena sebagai (nutrien) bagi tanaman itu sendiri untuk proses metabolisme. b. Tanaman yang kekurangan unsur hara akan menunjukkan gejala-gejala defisiensi seperti daun menguning (necrosisis), kering, dan akhirnya mati serta muncul bercak-bercak dan garis belang-belang pada daun. c. Pertumbuhan terbaik ditunjukkan oleh tanaman yang diberi pelakuan pupuk N dan P. d. Maka dari itu dapat diambil kesimpulan bahwa untuk tanaman jagung yang paling penting untuk pertumbuhan adalah pupuk N dan P. 4.2.Saran

Namun dalam praktikum ini belum dapat diketahui dosis pupuk yang tepat untuk pertumbuhan tanaman yang baik. Oleh karena itu disarakan untuk melakukan praktikum selanjutnya yang berhubungan dengan dosis pemberian pupuk yang tepat bagi pertumbuhan tanaman jagung. Yang bisa bermanfaat bagi adek-adek junior yang mengontrak matakulyah ini. Kami berharap agar di adakan praktek kunjungan di tempat-tempat tertentu untuk mengetahui efesiensi terhadap penggunaan pupuk.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Fungsi Unsur Hara. http://acehpedia.org/Fungsi_Unsur_Hara Handiri. 2010. Ketersediaan Dan Siklus Hara Nitrogen Serta Cara Untuk Mempertahankannya. http://handiri.wordpress.com/2010/10/25/ketersediaandan-siklus-hara-nitrogen-serta-cara-untuk-mempertahankannya/

Lesman. 2010. Bahan Organik. http://lestarimandiri.org/id/pupuk-organik/92-pupukorganik/156-bahan-organik.html Ir. M.Si. Hermawati Tiur. 2008. Fotokopian Kuliah Budidaya Tanaman Pangan Utama Jagung (zea mays ). Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Jambi. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas http://ikbalcowok.blogspot.com/2011_01_01_archive.html

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman merupakan suatu tumbuhan yang di kelola manusia yang berguna untuk mengambil hasilnya atau sering juga disebut budidaya pertanian. Dalam kegiatan budidaya tanaman, sangat rentang sekali terhadap beberapa faktor-faktor yang sangat sensitif di antaranya adalah adalah unsur hara, iklim, tanaman dll. Di antara aspek-aspek yang di sebutkan diatas yang perlu di perhatikan adalah ketersedian unsur hara di dalam media tanam. Suatu tanaman dapat tumbuh, berkembang dan berproduksi sampai menyelesaikan suatu siklus hidup dengan sempurna biasanya membutuhkan enam belas unsur esensial. Keenambelas unsur hara tersebut terbagi kedalam dua bagian besar yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro terdiri dari 9 unsur sedangkan unsur mikro atau trace element terdiri dari 7 unsur. Unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan unsur mikro (Zn, Cu, Mn, Mo, B, Fe, dan Cl).

Secara umum semua unsur hara bersumber dari bebatuan induk tanah/mineral-mineral, kecuali unsur N yang berasal dari bahan organik. Mineral dalam bebatuan terlarut, unsur hara terbebas dan tersedia bagi tanaman. Suplai unsur hara dari bahan mineral untuk tanaman secara alami cukup bagi pertumbuhan tanaman secara normal. Unsur hara di dalam tumbuhan memiliki peranan diantaranya (1) sebagai penyusun molekul organik yang komplek, terutama dalam makro molekul (2) membantu peran enzim, mendekatkan enzim dan substrat dalam pembentukan komplek enzim-substrat, terutama unsur mikro (3) mempertahankan keseimbangan ion yaitu antara kation-kation bervalensi satu dan dua (4) dalam sistem oksidasi-reduksi karena sifat valensinya yang dapat berubah. Unsur hara mikro yang selama ini belum terperhatikan, ternyata sangat penting untuk produksi benih. Molibdenum (Mo) yang disemprotkan melalui pupuk daun dapat menanggulangi turunnya produksi benih. Kekurangan Boron (B) saat perkecambahan benangsari pada saat fertilisasi menurunkan jumlah biji bernas. Keduanya berpengaruh terhadap terhambatnya pembungaan dan pembentukan biji. Terlebih lagi benih-benih yang diproduksi pada kondisi kekurangan B mempunyai daya tumbuh yang rendah dan banyak menghasilkan kecambah yang tidak normal. Untuk praktikum kali ini akan menggunakan indikator hara mikro zn terhadap pertumbuhan terong. 1.2 Tujuan Untuk mengetahui gejala defisiensi dan kelebihan nsur hara tertentu pada tanaman. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Ketersediaan unsur hara mikro (Cu dan Zn) dalam larutan tanah relatif tinggi pada pH yang rendah, dan kebanyakan kation ini berada dalam bentuk yang dapat dipertukarkan dan dalam fraksi organik (Sims, 1986). Pengapuran juga mempengaruhi ketersediaan unsur hara mikro seperti Fe, Mn, Cu dan Zn. Penambahan kapur dapat menurunkan kelarutan unsur mikro karena terjadi peningkatan pH, yang menyebabkan terjadinya pengendapan unsur mikro tersebut. Pengapuran yang berlebihan dapat menyebabkan tanaman mengalami kekurangan unsur mikro, terutama Fe, Mn, Cu dan Zn karena peningkatan nilai pH tanah mengakibatkan bentuk kation berubah menjadi hidroksida yang tidak larut (Nyakpa et al., 1988). Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan da produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah. Diantaranya 105 unsur yang ada di atas permukaan bumi, ternyata baru 16 unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman untuk dapat menyelesaikan siklus hidupnya dengan sempurna. Ke-16 unsur tersebut terdiri dari 9 unsur makro dan 7 unsur mikro. 9 unsur makro dan 7 unsur mikro inilah yang disebut sebagai unsur -unsur esensial. ada tiga kriteria yang harus dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur esensial: a. Unsur tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara normal. b. Unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokhemis tertentu dalam tubuh

tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi secara keseluruhan oleh unsur lain. c. Peranan dari unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman adalah secara langsung dan bukan secara tidak langsung. Tanah merupakan suatu sistem yang kompleks, berperan sebagai sumber kehidupan tanaman yaitu air, udara dan unsur hara. Tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe) dan mangan (Mn) merupakan beberapa contoh unsur hara mikro yang esensial bagi tanaman karena walaupun diperlukan dalam jumlah relatif sedikit tetapi sangat besar peranannya dalam metabolisme di dalam tanaman (Ginta, 2005). Seng (Zn) adalah unsur hara mikro esensial bagi mahluk hidup. Seng (Zn) berasal dari pelapukan mineral seperti Sithsonite, dan lain-lain. Pelarutan mineral dapat terjadi secara alami. Ion Zn yang terbebas mengalami proses yang lebih lanjut, terikat dengan matriks tanah atau bereaksi dengan unsur-unsur lain. Adsorbsi Zn yang kuat dalam tanah dapat terjadi dengan adanya bahan organik dan mineral liat.seng (Zn) diserap oleh tanaman berbentuk ion Zn2+ dan dalam tanah alkalis mungkin diserap dalam bentuk monovalen Zn(OH)+ . Di samping itu Zn diserap dalam bentuk kompleks-khelat, misalnya Zn-EDTA. Seperti unsur mikro lain Zn dapat diserap lewat daun. Kadar Zn dalam tanah berkisar antara 16-300 ppm, sedangkan kadar Zn dalam tanaman berkisar antara 20 ppm sampai 70 ppm (Napitupulu, 2008). Kadar hara dalam tanaman biasanya menurun sejalan dengan pertumbuhan dan apabila penurunan ini cukup banyak maka laju pertumbuhan menjadi kurang daripada tanaman yang berkadar hara lebih tinggi. Kadar hara yang menyebabkan laju pertumbuhan tanaman mulai menurun dibandingkan dengan tanaman yang mempunyai kadara hara lebih tinggi selagi faktor-faktor tumbuh lainnya berada dalam keadaan memuaskan dinamakan kadar hara genting (critical nutrient concennatrion). Secara kuantitatif dapat dikatakan, bahwa kadar genting ialah suatu kadar hara yang menurunkan pertumbuhan tanaman sebanyak 10 % dibandingkan dengan pertumbuhan maksimum. Makin lama tanaman berada di bawah kadar genting dan makin awal hal ini terjadi pada musim tumbuh, makin berkuranglah pertumbuhan atau hasilnya dan makin besar kebolehjadian tanaman memperlihatkan tanggapan terhadap pemupukan. Jadi dengan analisa jaringan orang dapat menduga apakah pengadaan hara dalam tanah sesuai dengan keperluan tanaman akan hara. Dengan analisa jaringan yang dirancang secara berulang sepanjang masa tumbuh tanaman, orang memperoleh serentetan gambaran tentang keadaan pengadaan hara dalam tanah masing-masing saat selama musim tumbuh itu (Notohadiprawiro, 2006). Gejala defisiensi hara atau kahat hara secara visual umumnya telah cukup membantu dalam mendiagnosis gangguan hara, terutama bila dilakukan oleh ahlinya. Apabila tanaman tidak menerima hara yang cukup maka pertumbuhannya akan lemah dan perkembangannya tampak abnormal. Diagnosis defisiensi hara pada tanaman dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan dengan diagnosis gejala visual dan analisis tanaman. Semua tanaman hijau memerlukan seperangkat dasar hara mineral yang sama dan berbagai unsur digunakan oleh tanaman yang berbeda untuk menghasilkan tujuan akhir yang sama. Tanaman tingkat tinggi membutuhkan 3 jenis hara esensial yang terdiri atas kelompok hara makro dan mikro, meskipun pengelompokan tersebut masih diperdebatkan karena hara mikro tertentu dapat menjadi hara makro untuk tanaman lain. Diagnosis berdasarkan gejala visual di lapangan sangat komplek dan

sulit, terutama bila kejadian kahat lebih dari satu hara mineral secara simultan atau kahat hara tertentu bersamaan dengan toksik hara yang lain. Salah satu metode untuk menentukan unsur hara esensial bagi tanaman adalah dengan menganalisis secara kimia semua unsur yang dikandung oleh tumbuhan sehat (Wijayani, et al., 2004). Hara N, P, dan K diperlukan dalam jumlah lebih banyak dan sering kekurangan, sehingga disebut hara primer. Hara Ca, Mg, dan S diperlukan dalam jumlah sedang dan disebut hara sekunder. Hara primer dan sekunder lazim disebut hara makro. Hara Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit, disebut hara mikro. Unsur C, H, dan O diperoleh dari air dan udara. Beberapa faktor yang mempengaruhi ketersediaan hara dalam tanah untuk dapat diserap tanaman antara lain adalah total pasokan hara,kelembaban tanah dan aerasi, suhu tanah, dan sifat fisik maupun kimia tanah (Sirappa, 2002). Proses-proses metabolismee dalam tubuhnya. Sebaliknya tanaman memberikan masukan bahan organik melalui serasah yang tertimbun di permukaan tanah berupa daun dan ranting serta cabang yang rontok. Bagian akar tanaman memberikan masukan bahan organik melalui akar-akar dan tudung akar yang mati serta dari eksudasi akar (Widjaja, 1996). Hara Zn, merupakan penghambat produksi yang perlu dicermati bila tanaman mengalami kekahatan. Zn penting dalam bio sintesa tryptophan sebagai bahan pembentuk phytohormon Indole Acetic Acid (IAA=Auxin), dan sebagai pembentuk enzym dalam bio sintesa protein, hidrolisis glucosa untuk energi respirasi. Jadi fungsi Zn tidak lepas dari fungsi Auxin yaitu untuk pengembangan sel, phototropisme, geotropisme, apical dominansi, pertumbuhan akar, parthenocarpy, pembentukan callus bila ada luka dan respirasi. Insekta pengisap maupun perusak daun dan jamur parusak akar , juga insektisida, fungisida, herbisida bila diaplikasikan pada tanaman walau tidak menimbulkan phytotoxic, tetapi tetap menimbulkan luka, baik lukan mikroskopis maupun makroskopis. Luka ini akan memacu timbulnya callus yang membutuhkan auxin, sehingga kandungan auxin berkurang, tanaman akan mensintesa lagi, membutuhkan unsur hara Zn dan asam-asam amino. Akibatnya Zn akan mengalami kekahatan yang diperparah dengan mudah-nya unsur Zn ini tercuci ditanah. Tanda-tanda kekahatan Zn, terutama tampak diujung pertumbuhan mengalami klorosis, rozete, pertumbuhan pucuk dan akar sangat terhambat. Di Indonesia Zn merupakan faktor penghambat produksi yang paling tinggi (Lahuddin, 2007). BAB 3 METODELOGI 3.1 Waktu Pelaksanaan Praktikum Identifikasi Gejala Defisiensi Dan Kelebihan Unsur Hara Mikro Pada Tanaman ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jember pada tanggal 16 April 2011 pukul 14.00 WIB. 3.2 Bahan dan Alat 1. Larutan Yoshida dengan komposisi: NH4NO3 22,868 g; NaH2PO4.H2O 1,78 g; KCl 15,253 g; CaCl2 11,098 g; MgSO4.H2O 40,542 g; ZnSO4.5H2O 3,772 g; (NH4)6Mo7O24.4H2O 0,608 mg; MnSO4.4H2O 2,006 mg; H3BO4 1,1434 mg; CuSO4 0,000255 mg; dan masing-masing senyawa

dilarutkan 1 liter aqiadest, Al2(SO4)3.18H2O. 2. Aquadest 3. Botol suntik 4. Beaker glass 5. Polibag (60 x 40 cm) 6. Erlenmeyer 7. Pipet volume 8. Gelas ukur 9. Batang pengaduk 10. Bibit terong 11. Pasir steril 3.3 Cara Kerja 1. Menyiapkan polibag yang telah dilubangi bagian bawahnya, kemudian mengisi dengan pasir steril. 2. Menyiapkan larutan Yoshida yang diambil dari larutan stok, untuk perlakuan defisiensi melakukan dengan mengurangi salah satu unsure yang akan diidentifikasi, sedangkan untuk perlakuan kelebihan melakukan dengan menambah salah satu unsur yang diidentifikasi. 3. Menyiapkan bibit tanaman dan mencuci akar sampai kotoran hilang, menanam bibit yang telah disiapkan ke dalam polibag. 4. Melakukan pemberian larutan nutrisi dengan metode tetes menggunakan botol infus. 5. Mengatur kecepatan tetesan agar tanaman tidak kekurangan maupun kelebihan. 6. Melakukan pengetesan pH 4,5 pada cairan nutrisi sebelum memberikan pada tanaman. 7. Melakukan pemeliharaan dan pemberantasan hama dan penyakit yang mungkin menyerang. BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Tabel tinggi tanaman terong (1 minngu sekali) Perlakuan Ulangan Hari ke0 14 21 28 35 -Zn 1 4 5 6,5 7 8 2 4 5 6 7 8,5 +Zn 1 4 6 7 8 9 2 6 7 8,5 9 10,5 Kontrol 1 5 5,5 7,5 8 9 2 5 5,5 7 8 10 Tabel jumlah daun tanaman terong (3 hari sekali) Perlakuan Ulangan Tanggal Rata-rata

24 27 30 3 6 9 12 15 -Zn 1 6 6 6 7 8 8 8 4,6 5,4 2 6 6 7 5 4 4 4 6,3 +Zn 1 5 6 7 6 6 5 5 6 6,25 2 6 7 7 6 6 6 6 6,5 Kontrol 1 5 6 7 7 6 8 8 5,3 4,8 2 6 6 6 7 8 9 9 4,3 Tabel jumlah daun segar tanaman terong (3 hari sekali) Perlakuan Ulangan Tanggal 24 27 30 3 6 9 12 15 -Zn 1 2 2 3 4 5 3 3 3 244654220 +Zn 1 4 5 4 4 3 2 2 2 244233440 Kontrol 1 4 4 4 4 5 3 3 5 233345445 Tabel jumlah daun kuning tanaman terong (3 hari sekali) Perlakuan Ulangan Tanggal 24 27 30 3 6 9 12 15 -Zn 1 4 4 3 3 2 5 5 3 222110223 +Zn 1 1 1 3 3 1 3 3 2 223550224 Kontrol 1 1 2 3 3 0 5 5 0 233331552

Perlakuan ulangan Kandungan klorofil -Zn 1 425.9378283 2 318.6043967 + Zn 1 283.0743085 2 309.5191667 Kontrol 1 253.7373424 2 325.5378784 Pengamatan jumlah klorofil pada tanaman terong. 4.2 Pembahasan

Unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit . Walaupun hanya diserap dalam jumlah kecil , tetapi amat penting untuk menunjang keberhasilan prosesproses dalam tumbuhan di antaranya adalah 1. Seng (Zn) Kebutuhan seng sangat kecil, jika terjadi kelebihan sedikit saja tanaman akan keracunan . Unsur seng didalam tanaman tidak dapat dipindahkan dari jaringan tua ke jaringan yang muda sehingga gejala defisiensi akan terlihat lebih awal pada daun muda. Kegunaan seng sangat penting antara lain sebagai katalisator dalam pembentukan protein,mengatur pembentukan asam yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh tanaman. Ketersediaan seng dalam tanah 1-20Ppm, sedangkan kebutuhan normal tanaman 25-125ppm. Gejala kekurangan seng dapat menyebabkan klorosis, ruas pada bagian pucuk lebih pendek, pembentukan bakal buah terhambat atau tanaman tdak dapat sama sekali berbuah, pembentukan warna kuning diantara tulang daun.kemudian diikuti kematian pada jaringan daun, ukuran menjadi lebih kecil, sempit dan menebal. 2. Besi (Fe) Unsur besi dibutuhkan dalam jumlah sedikit dan sangat dibutuhkan tanaman dalam pembentukan klorofil, berperan pada proses-proses fisiologis tanaman seperti proses pernapasan, selain itu besi berfungsi sebagai aktifator dalam proses biokimia didalam tanaman, dan pembentuk beberapa enzim. Gejala kekurangan besi pada tanaman dapat menimbulkan korosi, lembaran daun menjadi kuning/pucat. Dalam jumlah tertentu besi menjadi racun bagi tanaman. Besi tersedia dalam tanah berkisar 2-150ppm. Dan kebutuhan normal tanaman berkisar 40-250ppm. 3.Tembaga (Cu) Tembaga diserap tanaman dalam bentuk ion Cu2+ atau Cu 3+, unsur ini beperan sebagai aktfiator enzim dalam proses penyimpanan cadangan makanan, katalisator dalam proses pernapasan dan perombakan karbohidrat, dan sebagai salah satu elemen dalam proses pembentukan vitamin A dan secara tidak langsung berperan dalam pembentukan klorofil. Tanaman yang memasuki fase generatif sangat memerlukan besi. Pengaplikasian tembaga sangat aman diberikan lewat penyemprotan pupuk daun karena pada tanah organic seperti gambut, tembaga terikat sangat kuat sehingga tidak dapat dikomsumsi oleh makanan. Gejala yang ditimbulkan akibat kekurangan Cu yaitu daun muda akan menguning, pertumbuhannya akan tertekan kemudian berubah memutih, sementara itu daun-daun tua akan gugur. Kekurangan Cu pada padi ditunjukan lewat daun muda yang memutih dengan ujungnya yang mengering. Ketersediaan Cu pada tanah yang normal 0,1-4 ppm dan kebutuhan normal tanaman berkisar antara 5-20 ppm. 4. Molibdenum (Mo) Molybdenum berfungsi seperti Cu, berperan sebagai pengikat nitrogen yang bebas diudara untuk pembentukan protein dan menjadi komponen pembentuk enzim pada bakteri bintil akar tanaman. Gejala kekurangan unsur Mo yakni daun berubah warna keriput dan melengkung seperti mangkok, muncul bintil-bintil kuning disetiap lembaran daun dan akhirnya mati sehingga pertumbuhan tanaman terhenti. Ketersediaan Mo dalam tanah antara 0,05-0,5 ppm sedang kebutuhan normal pada tanaman 0,2-1 ppm. Bayam dan bawang adalah jenis tanaman yang sangat peka kekurangan Mo.

5. Clorida Unsur ini diserap tanaman dalam bentuk ion Cl- , berperan dalam proses fotosintesis, keberadaannya tidak dihasilkan dari metabolisme tanaman,dan fungsi lain berkaitan dengan pengaturan tekanan osmosis didalam sel tanaman. Gejala kekurangan Cl biasanya menimbulkan pertumbuhan akar yang tertekan, daun layu dan berwarna kuning. 6. Boron (B) Tanaman menyerap Boron dalam bentuk ion BO33-, walaupun B merupakan unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tetapi harus tersedia untuk pertumbuhannya. Boron adalah unsur hara yang bersifat immobil. Fungsinya adalah berperan dalam pembentukan dinding sel, pembentukan buah, pembentukan titik tumbuh dan penting dalam penyerbukan, dalam tanaman bersifat tidak mobil. Gejala Kekurangan, gejala dapat dilihat pada daun dengan tanda-tanda yang mengering dan kurus, ujung daun menjadi coklat, apabila temperatur tinggi dan tanaman kekurangan B dapat menyebabkan kelopak bunga menjadi pecah (calyx splinting) atau dapat juga sebagai akibat perbedaan temperatur udara siang dan malam terlalu tinggi (lebih dari 10C), pertumbuhan rata-rata tanaman merosot, pertumbuhan kerdil dengan ruas-ruas yang pendek dan dapat juga berhenti pertumbuhannya, batang dari tanaman kaku menjadi pecah-pecah/retak. . 7. Mangan (Mn) Mangan diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Mn2+ dan juga dalam bentuk kompleks organik. Apabila kadar Mn berelebihan bagi tanaman dapat menyebabkan keracunan. Sifat dari Mangan adalah immobile. Fungsi adalah berfungsi dalam pembelahan sel, di gunakan dalam proses pernapasan dan fotosintesis. Gejala Kekurangan berupa daun akan tampak berwarna gelap dan muda, perkembangan kuncup akan mengalami kegagalan, dan pertumbuhan tanaman terhambat. Zn dalam tanah terdapat dalam bentuk Sulfida (ZnS) atau Calamine (ZnCO3). Tanaman terong yang mengalami kekurangan unsur Zn pada bagain dauan mengalami klorosis disekitar tulang daun dan daun berbentuk lebih sempit, pada daun daun Perlakuan + Zn menunjukkan gejala pada tanaman terong berupa pada bagian daun yang tua mengalami kekuningan namun tidak terjadi klorosis, daun yang tidak begitu tua pada tulang tulang tulang daunnya menguning namun daunnya tetap berwarna hijau. Daun yang berwarna kuning dimulai dari daun tua kemudian mengalai pengguguran namun pertumbuhan tanaman perlakuan + Zn lebih baik dari pada Zn. Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn ++ dan dalam tanah alkalis mungkin diserap dalam bentuk monovalen Zn(OH)+. Di samping itu, Zn diserap dalm bentuk kompleks khelat, misalnya Zn-EDTA. Seperti unsure mikro lain, Zn dapat diserap lewat daun. Kadr Zn dalam tanah berkisar antara 16-300 ppm, sedangkan kadar Zn dalam tanaman berkisar antara 20-70 ppm. Mineral Zn yang ada dalam tanah antara lain sulfida (ZnS), spalerit [(ZnFe)S], smithzonte (ZnCO3), zinkit (ZnO), wellemit (ZnSiO3 dan ZnSiO4). Fungsi Zn antara lain : pengaktif enim anolase, aldolase, asam oksalat dekarboksilase, lesitimase,sistein desulfihidrase, histidin deaminase, super okside demutase (SOD), dehidrogenase, karbon anhidrase, proteinase dan peptidase. Juga berperan dalam biosintesis auxin, pemanjangan sel dan ruas batang. Selain itu, Zn memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut: Dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan. Diperkirakan persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis.Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan

pertumbuhan biji/buah. Ikut berperan dalam pembentukan IAA dalam tanaman. Tanaman terong sangat rentang terhadap atau sensitif terhadap kekurangan unsur hara. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman yang mempunyai daya ekspresi atau gejala yang tinggi terhadap defisiensi hara. Hal ini dikarenakan sifat yang di bawa terong sendiri dimana berasal dari genus yang sangat peka terhadap adanya defisiensi hara, terutama hara mikro. Terong akan sangat peka dengan menunjukan gejala-gejala gangguan fisiologis misalnya daun layu, bentuk daun melintir, keriput, menguning hingga timbul lubang-lubang. Dari data yang di peroleh diketahui bahwa tinggi tanamam menunjukan pertumbuhan paling baik yaitu pada perlakuan +zn yaitu pada ulangan pertama 9 cm dan ulangan kedua pada 10 cm. Sedangkan unuk jumlah daun tanaman secara rata-rata juga hasil paling banyak adalah pada perlakuan +zn dengan jumlah rat-rata 6,25. Akan tetapi daun yang tumbuh dilihat dari data yang diproleh daun segar hanya 2 daun. Hal ini sangat jauh dengan perlakuan kontrol dimana jumlah daun segar mencapai 5 daun di masing-masing perlakuan. Begitu juga sebaliknya jumlah daun kuning perlakuan +zn menunjukan data paling tinggi. Untuk perlakuan zn jumlah daun rata-rata hanya 5,8 dengan 3 daun segar pada ulangan 1 dan 0 pada ulangan 2. Untuk gejala visual yang muncul pada terong yang di amati daun terong banyak berwarna kuning pada perlakuan +zn dan zn. Selain itu daun juga mengalami pengerintingan sehingga sangat jelas terlihat tidak normal, daun juga banyak mengalami pecah-pecah dan timbulnya lubang-lubang pada daun. BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit. 2. Zn dalam tanah terdapat dalam bentuk Sulfida (ZnS) atau Calamine (ZnCO3). 3. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman yang mempunyai daya ekspresi atau gejala yang tinggi terhadap defisiensi hara. Hal ini dikarenakan sifat yang di bawa terong sendiri dimana berasal dari genus yang sangat peka terhadap adanya defisiensi hara. 4. Dari data yang di peroleh diketahui bahwa tinggi tanamam menunjukan pertumbuhan paling baik yaitu pada perlakuan +zn akan tetapi daun berwarna kuning dan tidak segar. 5. Untuk gejala visual yang muncul pada terong yang di amati daun terong banyak berwarna kuning pada perlakuan +zn dan zn. Selain itu daun juga mengalami pengerintingan sehingga sangat jelas terlihat tidak normal, daun juga banyak mengalami pecah-pecah dan timbulnya lubang-lubang pada daun. DAFTAR PUSTAKA

Ginta, J. 2005. Unsur Hara Mikro Yang Dibutuhkan Tanaman. www.nasih.staff.ugm.ac.id/pnt3404/4%209417.doc. Diakses pada tanggal 10 Mei 2010. Lahuddin, M. 2007. Aspek Unsur Mikro dalam Kesuburan Tanah. Medan: USU

Napitupulu, M. 2008. Analisis Logam Berat Seng, Kalium dan Tembaga pada Berbagai Tingkat Kemiringan Tanah Hutan Tanaman Industri PT. Tube Pulp Lestari dengan Metode Spektrometri Serapan Atom (SSA). Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatra Utara. Medan. USU eRepository2008. Notohadiprawiro, T. 1990. Farming Acid Mineral Soils for Food Crops : an Indonesian Experience. Dalam : E. T. Craswell and E. Pusparajah (eds). Management of Acid Soils in the Humid Tropics of Asia. ACIAR. Monograph. No. 13: 62- 68. Nyakpa, Yusuf., A. M. Lubis, M. A. Pulung, G. Amran, A. Munawar, Go Ban Hong. 1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung. Lampung press. Sirappa, M. P. 2002. Penentuan Batas Kritis Dan Dosis Pemupukan N Untuk Tanaman Jagung Di Lahan Kering Pada Tanah Typic Usthorthents. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 3 (2) (2002) pp 25-37. Tanaman membutuhkan paling kurang 13 unsur hara yang diserap melalui Tanaman menyerap hara dan air dari dalam tanah untuk dipergunakan Widjaja-Adhi, IP.G.1996. Penggunaan uji tanah dan analisa daun sebagai dasar rekomendasi pemupukan. Dalam Pelatihan Optimalisasi Pemupukan Proyek Pembinaan Kelembagaan Litbang Pertanian bekerjasama dengan Faperta IPB, Bogor, 19-31 Januari 1996. Wijayani, A, et al. 2004. Deteksi Kahat N, P, K, Mg dan Ca pada Tanaman Bunga Matahari dengan Sistem Hidroponik. Jurnal Agrosains. Vol. 6 (1) 1-4.
http://haikalfaperta.blogspot.com/2011/05/identifikasi-gejala-defisiensi-dan.html

ACARA PRAKTIKUM I RESPON TANAMAN TERHADAP DEFISIENSI UNSUR HARA I. PENDAHULUAN

Unsur hara di dalam tumbuhan memiliki peranan diantaranya (1) sebagai penyusun molekul organik yang komplek, terutama dalam makro molekul (2) membantu peran enzim, mendekatkan enzim dan substrat dalam pembentukan komplek enzim-substrat, terutama unsur mikro (3)

mempertahankan keseimbangan ion yaitu antara kation-kation bervalensi satu dan dua (4) dalam sistem oksidasi-reduksi karena sifat valensinya yang dapat berubah. Unsur hara dapat dikelompokan menjadi dua macam atas dasar kepentingan, yaitu unsur hara esensial dan unsur hara non esensial. Unsur hara esensial mutlak dibutuhkan oleh tumbuhan dan harus ada, walaupun dalam jumlah sedikit. Apabila terjadi kekukarangan unsur hara tersebut akan menimbulkan gejala yang disebut dengan penyakit fisiologis. Peran unsur hara esensial tidak dapat digantikan oleh unsur hara yang lain. Golongan unsur hara yang esensial antara lain : C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg, Fe, Mn, Mo, Cu, B, Zn, Cl, Na, Co, Se dan Si. Apabila suatu tumbuhan kekurangan unsur hara tertentu dapat menimbulkan gejala yang berbeda, sebaliknya gejala yang sama dapat disebabkan oleh kekurangan unsur hara yang berbeda. Selain dibedakan berdasarkan kepentingannya, unsur hara dapat digolongkan menurut jumlahnya yang dibutuhkan oleh tumbuhan, yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah yang relatif besar, seperti : C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. Unsur C, H dan O biasanya diperoleh dari udara dan air dalam bentuk CO 2 dan O2 serta H2O. Agar dapat diserap oleh tumbuhan unsur-unsur hara tersebut harus berada dalam keadaan tersedia atau terlarut dalam larutan tanah. Oleh karena itu kapasitas tukar kation , pH tanah dan keadaan air merupakan suatu faktor yang sangat berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara. Dari unsur hara makro yang paling banyak dibutuhkan oleh tumbuhan adalah N, P dan K. unsur-unsur ini mempunyai peran sebagai berikut : a. Unsur Nitrogen (N) Berperan terutama dalam menyusun protein, asam nukleat dan bermacam-macam asam amino bebas. Selain itu unsure nitrogen juga berperan sebagai penyusun klorofil sehingga apabola kekurangan unsure nitrogen, maka tumbuhan daunnya akan berwarna pucat. b. Unsure Pospor (P) Berperan sebagai penyusun ATP, UTP, GTP dan sebagainya. ATP berperan dalam reaksi metabolisme tumbuhan. Apabila tumbuhan kekurangan unsur ini pertumbuhannya terhambat dan biasanya akan tumbuh kerdil. c. Unsure Kalium (K) Mempunyai peranan sebagai kofaktor pada berbagai enzim dan biasanya berada dalam bentuk ion, tidak pernah dalam komplek organik di dalam sel.

Tujuan praktikum respon tanaman terhadap defisiensi unsur hara adalah : a. c. Menyebutkan macam unsur hara esensial dan unsur hara bukan esensial. Mengetahui respon tanaman terhadap defisiensi unsur hara tertentu. II. TINJAUAN PUSTAKA b. Menjelaskan peranan masing-masing unsur hara esensial terhadap pertumbuhan.

Beraneka ragam unsur dapat ditemukan di dalam tubuh tumbuhan, tetapi tidak berarti bahwa seluruh unsur tersebut dibutuhkan tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya. Menurut Siti Sutarmi (1985), menyatakan bahwa unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan dan keberadannya tidak bisa digantikan dengan unsur yang lain. Karena penyediaan hara dari tanah sangat bervariasi, tidaklah mengherankan bila menemukan perbedaan dalam jumlah hara di dalam tanaman di lapang. Terdapat suatu kisaran empat kali lipat untuk hara N, P, K dengan herba cenderung mempunyai kandungan Kalium tinggi, dan legum yang mempunyai kandungan Nitrogen tinggi dan pada kasus kedua (legum) ini, merupakan hasil dari adanya pengikatan Nitrogen secara simbiotik. Untuk Ca kisarannya lebih besar, sesuai dengan kisaran konsentrasi tanah yang dijumpai di lapang. Kandungan Kalsium tanah adalah satu dari banyak faktor yang menentukan pH tanah, karena ion Ca2+ menempati tempat pertukaran pada mineral tanah dan bertindak sebagai suatu sistem penyangga. Menurut Benyamin Lakitan (1985), menyatakan bahwa suatu unsur dikatakan esensial bagi tumbuhan adalah jika : 1. Tumbuhan tidak dapat melengkapi daur hidupnya (sampai menghasilkan biji yang dapat tumbuh) apabila unsur tersebut tidak tersedia. 2. Unsur tersebut merupakan penyusun suatu molekul atau bagian tumbuhan yang esensial bagi kelangsungan hidup tumbuhan tersebut. Misalnya Nitrogen sebagai penyusun protein dan Mg sebagai penyusun klorofil. Pada kondisi fisik dan kimia tanah yang optimum, sistem perakaran tanaman sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor genetis. Perbedaan antara spesies adalah karena perbedaan genetis antara spesies tersebut (Lakitan, 1985). III. MATERI PRAKTIKUM A. BAHAN

Bahan yang digunakan yaitu : Benih jagung sebanyak 20 biji. Pupuk NPK 10 gram. Pupuk NP 10 gram. Pupuk NK 10 gram. Pupk PK 10 gram.

B. ALAT Alat-alat yang digunakan adalah : Pot pelastik yang berisi pasir steril sebanyak empat buah. Penggaris. Jangka sorong. Oven. IV. PROSEDUR KERJA

1. Menanam biji jagung dalam polibag yang telah diisi pasir dengan jumlah 5 biji setiap polibag. 2. Memberikan pupuk pada biji yang telah ditanam dengan aturan sebagai berikut Pot I : sebagai kontrol tidak diberi pupuk apapun Pot II : diberi pupuk NPK. Pot III : diberi pupuk NP. Pot IV : diberi pupuk NK. Pot V : diberi pupuk PK. 3. Melakukan pemeliharaan dengan menyiram air selama 3 minggu, setiap minggu dilakukan pengamatan baik secara visual atau dengan diukur.

4. Setelah tanaman jagung berumur 1 bulan, tanaman dicabut lalu berat tajuk tanaman dan berat akar ditimbang (berat basah akar + tajuk). Lalu dikering-anginkan dan dioven selama 24 jam. Setelah dioven berat kering akar + tajuk ditimbang

V. Tabel 1. Panjang Daun

HASIL PENGAMATAN dan ANALISIS DATA

Umur Grup Tanaman (hari) 0 3 6 9 12 15 18 21 0 3 6 9 12 15 18 21 0 3 6 9 12 15 18 21 Kontrol 0 3.2 9.3 19.3 20.6 21.2 24 24.5 0 2.4 5.7 18.2 20.1 21.2 23.7 23.9 0 2.4 8.2 16.3 18.4 19.7 21.4 21.6

Panjang Daun (cm) NPK 0 2.4 9.7 22.4 24.3 25.2 31 33.5 0 2.2 9.1 19.5 21.2 25.2 30.6 32.4 0 2.1 9.4 18.1 21.3 24.7 28.4 31.3 NP 0 2.9 12.1 18.3 23.5 26.3 29.3 31.2 0 2.1 9.3 18.9 20.0 23.2 24.1 25.1 0 2.2 7.6 14.1 16.4 20.3 24.7 29.3 NK 0 3.2 10.9 21.6 25.7 27.8 28 29.7 0 2.2 2.0 19.2 20.1 25.0 26.2 28.2 0 3.1 7.4 16.7 17.8 21.6 25.5 28.9 PK 0 3.2 10.4 20 24.7 28.8 38 40.5 0 2.1 9.2 18.7 20.1 22.1 24.1 24.6 0 2.7 6.9 17.1 19.2 23.7 25.8 28.6

Ratarata 0 2.98 10.48 20.32 23.76 25.86 30.06 33.2 0 2.2 7.06 18.19 20.3 23.34 25.4 26.84 0 2.5 7.9 16.46 18.62 22 25.16 27.94

D-3

D-4

D-5

Tabel 2. Lebar Daun Umur Grup Tanaman (hari) 0 hst 3 hst 6 hst 9 hst 12 hst 15 hst 18 hst 21 hst 0 hst 3 hst 6 hst 9 hst 12 hst 15 hst 18 hst 21 hst 0 hst 3 hst 6 hst Kontrol 0 0.2 0.3 0.5 0.6 0.8 0.8 0.8 0 0.1 0.3 0.4 0.6 0.7 0.8 0.8 0 0.2 0.3 Lebar Daun (cm) NPK 0 0.2 0.5 0.8 1.1 1.3 1.5 1.7 0 0.2 0.5 0.7 0.9 1.2 1.3 1.6 0 0.3 0.6 NP 0 0.1 0.4 0.6 0.7 1.0 1.2 1.4 0 0.1 0.3 0.4 0.7 1.1 1.2 1.4 0 0.1 0.3 NK 0 0.2 0.5 0.9 1.1 1.3 1.5 1.6 0 0.2 0.4 0.5 0.7 0.9 1.2 1.5 0 0.2 0.4 PK 0 0.3 0.5 0.9 1.2 1.5 1.6 1.7 0 0.2 0.4 0.5 0.8 0.9 1.3 1.6 0 0.2 0.4 Ratarata 0 0.2 0.44 0.74 0.94 1.18 1.32 1.44 0 0.16 0.38 0.5 0.74 0.96 1.16 1.38 0 0.2 0.4

D-3

D-4

D-5

9 hst 12 hst 15 hst 18 hst 21 hst

0.5 0.6 0.8 1.1 1.3

0.8 0.9 1.2 1.4 1.8

0.5 0.8 1.0 1.1 1.4

0.7 0.9 1.1 1.4 1.6

0.6 0.8 1.1 1.2 1.4

0.62 0.8 1.04 1.24 1.5

Tabel 3. Pertumbuhan Luas Daun Tanaman Umur Grup Tanaman Kontrol 0 0.64 2.79 9.65 12.36 16.96 19.2 19.6 10.15 0 0.24 2.61 7.28 12.06 NPK 0 0.48 4.85 17.92 26.73 32.46 46.5 56.95 23.27 0 0.44 4.55 13.65 19.08 (hari) 0 3 6 9 D-3 12 15 18 21 Rata-rata D-4 0 3 6 9 12 Luas Daun (cm) NP 0 0.29 4.84 10.98 16.45 26.3 55.16 43.68 17.21 0 0.21 2.79 7.56 14 NK 0 0.64 5.45 19.44 28.27 36.14 42 47.52 22.43 0 0.44 3.2 9.6 14.07 PK 0 0.96 5.2 18 29.64 43.2 60.8 68.85 28.23 0 0.42 3.68 9.35 16.08

15 18 21 Rata-rata 0 3 6 9 12 15 18 21

D-5

Rata-rata

14.84 18.96 19.12 9.38 0 0.48 2.46 8.15 11.04 15.73 23.54 28.08 11.19

30.24 39.78 51.84 19.95 0 0.63 5.64 14.48 17.17 20.64 39.76 56.34 20.71

25.52 31.33 35.14 14.57 0 0.22 2.28 7.05 13.12 20.3 27.14 41.02 13.89

22.5 31.44 42.33 15.44 0 0.62 2.96 11.69 16.02 23.76 35.7 46.24 17.12

19.89 31.33 39.36 14.95 0 0.54 2.76 10.26 15.36 26.07 30.96 40.04 15.75

Tabel 4. Bobot Batang/ Tajuk (gram) Grup D-3 D-4 D-5 Variabel Bobot Basah Bobot Kering Bobot Basah Bobot Kering Bobot Basah Bobot Kering Bobot Kering Tajuk (perlakuan) gram Kontrol NPK NP NK 6.28 7.78 5.8 6.79 5.13 5.65 5.02 5.42 5.8 6.1 4.9 5.6 4.2 5.3 3.8 4.2 2.32 6.48 1.84 3.35 2.02 3.06 1.65 2.99 PK 7.24 5.61 5.7 4.8 3.64 3.39

Tabel 5. Bobot Akar (gram) Grup Variabel Bobot D-3 Basah Bobot Kering Kontrol 2.74 2.45 Bobot Kering Akar (perlakuan) gram NPK NP NK 3.41 2.51 2.55 2.30 2.63 2.37 PK 2.88 2.39

Bobot D-4 Basah Bobot Kering Bobot D-5 Basah Bobot Kering

2.8 2.24 2.34 1.14

3.7 3.15 1.42 1.28

2.63 2.21 1.26 1.03

2.48 2.05 1.48 1.27

2.78 2.40 1.85 1.61

VI.

PEMBAHASAN

Unsur hara dapat kontak dengan permukaan akar melalui 3 cara, yakni: 1. Secara difusi dalam larutan tanah 2. Secara pasif terbawa oleh aliran air tanah 3. Karena akar tumbuh ke arah posisi hara tersebut dalam matriks tanah. Setelah berada pada permukaan akar (kontak dengan akar), baru unsur hara tersebut dapat diserap tanaman. Perlu ditekankan kembali bahwa serapan ion dikendalikan oleh membran. Sehubungan dengan peranan membran ini, maka ada 4 prinsip penyerapan ion, yakni : 1. Jika sel tidak melangsungkan metabolisme atau mati, maka membrannya akan lebih mudah dilalui oleh bahan-bahan yang terlarut (solute). 2. Molekul air dan gas-gas yang terlarut di dalamnya seperti N2, O2, dan CO2 dapat melalui membran dengan mudah. 3. Bahan terlarut yang bersifat hidrofobik dapat menembus membran dengan kemudahan sebanding dengan tingkat kelarutannya dalam lemak. 4. Ion-ion atau molekul-molekul yang bersifat hidrofilik dengan tingkat kelarutan dalam lemak yang sama akan menembus membran dengan tingkat kemudahan yang berbanding terbalik dengan ukurannya (berat molekulnya). Macam dan jumlah unsur yang diserap oleh akar ditentukan oleh faktor-faktor seperti laju tumbuh akar dan laju kimiawi akar dalam tanah. Unsur-unsur esensial yang terdapat dalam konsentrasi tinggi di tanah kerap kali bergerak ke dalam tumbuhan melebihi jumlah yang diperlukan untuk pertumbuhan normal dan bahkan dapat merusak jaringan atau membunuh tumbuhannya. Tumbuhan juga menyerap unsur-unsur yang tidak esensial untuk pertumbuhannya, artinya tumbuhan tidak membeda-bedakan antara unsur esensial dan unsur non esensial. Pengaruh pemberian pupuk terhadap panjang daun baik tanaman yang diberi pupuk NPK, NP, NK dan PK memiliki tingkat perbedaan panjang daun dari hari ke harinya. Pertambahan panjang daun pada tanaman yang diberi pupuk jika dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberi pupuk (kontrol) sangat jauh perubahannya. Pengamatan panjang daun dari ketiga kelompok menunjukan perubahan yang hampir sama bahwasannya pemberian pupuk tersebut sangat mempengaruhi

terhadap panjang daun dari tanaman yang diteliti. Pertambahan panjang daun (cm) dari masingmasing kelompok dari hari ke hari menunjukan pertambahan panjang yang tidak konstan, hal demikian dapat terjadi dengan pengaruh lingkungan yang ada pada saat itu, dimana tidak hanya dari faktor genetik dan hara yang dapat diserap oleh tanaman dan bahkan masih tersedianya atau tidak unsur hara tersebut. Tetapi pengaruh sinar matahari yang dapat mendorong tingkat klorofil yang ada di daun tersebut. Jumlah kebutuhan tumbuhan untuk masing-masing unsur hara dikaitkan dengan kebutuhan tumbuhan agar dapat tumbuh dengan baik. Jika unsur hara kurang tersedia, maka pertumbuhan tanaman akan terhambat. Batas konsentrasi unsur hara dalam jaringan tumbuhan yamg menyebabkan pertumbuhan tertekan sebesar 10 % dari pertumbuhan maksimum disebut sebagai batas kritis. Bagi unsur hara tersebut suatu tumbuhan dikatakan kekurangan suatu unsur hara tertentu jika pertumbuhan terhambat, yakni hanya mencapai 80 % dari pertumbuhan maksimum, walaupun semua unsur hara esensial lainnya tersedia berkecukupan. Jika jaringan tumbuhan mengandunng unsur hara tertentu dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan maksimum, maka pada kondisi ini dikatakan tumbuhan dalam kondisi konsumsi mewah (luxury consumstion). Pada konsentrasi yang terlalu tinggi, unsur hara esensial dapat juga menyebabkan keracuanan bagi tumbuhan. Tanaman membutuhkan unsur hara baik itu unsur hara yang esensial maupun unsur hara yang non esensial. Unsur hara tersebut tersedia di dalam tanah tetapi jumlahnya kurang, maka dari keadaan itu memerlukan tambahan dengan diberikan melalui pemupukan. Pengaruh pemupukan terhadap tanaman tersebut selain dari hasil produksi tanaman tersebut dapat tercapai maksimal, tetapi berpengaruh terhadap sifat fisiologi tumbuhannya. Pengaruh dari unsur hara terhadap panjang daun , berpengaruh juga terhadap lebar daun (cm) dan luas daunnya (cm). Tingkat pencapaian yang paling tinggi terbukti pada hari ke-21 baik untuk panjang, lebar dan luas dari daun. Pengaruh pemberian pupuk yang terbaik adalah pemberian pupuk NPK terlihat pada masingmasing kelompok (D-3, D-4, D-5) memiliki nilai yang lebih besar. Tingkat pengaruh pemberian pupuk NPK tidak hanya berpengaruh terhadap panjang, lebar dan luas saja, tetapi pengaruhnya terlihat jumlah bobot (kering dan basah) baik bobot batang maupun akar. Pemberian pupuk NPK bedrpengaruh sangat besar karena memiliki ketiga unsur yang berperan besar yaitu Nitrogen, posfor dan Kalium.

Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat terlihat dari penyimpanganpenyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur ini dapat berupa pertumbuhan akar, batang, atau daun yang terhambat (kerdil) dan klorosis atau nekrosis pada berbagai organ tanaman. Kekurangan unsur hara bagi tanaman akan menimbulkan gejala yang berbeda-beda antara lain : 1. Kalsium (Ca) Klorosis pada bagian daun muda Rontoknya daun Tanaman kerdil Akar menghitam Peranan Kalsium dalaam tanaman antara lain adalah penting dalam sintesis pectin pada lamella tengah dinding sel, terutama metabolisme atau pembentukan inti sel dan mitokondria serta dibutuhkan sedikit dalam katalis. Defisiensi unsure ini menyebabkan deteriorasi yang cepat dan kematian tanaman. 2. Kalium Ditunjukkan dengan bercak klorosis daun tua yang menyebar ke daun tua Area nekrotik berkembang sepanjang garis dan di ujung daun menyebar menjadi hitam Defisiensi Kalium menyebabkan pengurangan pertumbuhan batang, batang lunak dan tidak tahan terhadap serangan patogen Kalium berperan sebagai activator dari berbagai nzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi, serta untuk enzim yang terlibat dalam sintesis protein dan pati. Kalium sangat penting dalam seluruh metabolisme tanaman. 3. Nitrogen Klorosis pada daun tua, menjadi kuning Klorosis menyebar dari daun tua ke daun uda Perkembangan antosianin batang, pembuluh daun dan tangkai menjadi merah atau ungu Peranan Nitrogen dalam tanaman adalah bahwa Nitrogen adalah merupakan komponen protein, asam-asam nukleat, dan beberapa substansi penting. 4. Fosfor Kehilangan daun-daun tua, perkembangn antosianin batang dan pembuluh daun

Jika keadaan parah, daerah nekrotis berkembang ke beberapa daerah tanaman Tampak pertama pada daun-daun tua karena banyak Fosfor yang terurai Daun cenderung menjadi lebih gelap atau klorosis menyebar ke pembuluh daun dan lamella Karbohidrat terlarut terakumulasi Kenaikan secara mendadak pada aktivitas enzim fosfatase, dapat dihubungkan dengan mobilisasi dan penggunaan kembali fosfat yang tersedia Dormansi tunas lateral, yang juga berhubungan dengan defisiensi Nitrogen. Fosfor sangat penting sebagai bagian struktur beberapa campuran seperti asam-asam nukleat dan fosfolipid serta berperan dalam metabolisme energi.

5. Magnesium (Mg) Perkembangan klorosis dalam pembuluh Tampak pigmen merah, orange, kuning, atau ungu Dalam keadaan sangat kekurangan Mg tampak bintik-bintik nekrosis Tampak pertama kali pada daun tua. 6. Sulfur (S) -. Menyebabkan penyakit kuning pada tanaman - Daun menguning dimulai dari daun termuda - Mengganggu metabolisme

VII. KESIMPULAN 1. Tanaman yang dipupuk pertumbuhannya jauh lebih baik daripada yang tidak dipupuk karena unsur hara yang diperlukan tersedia; unsur N, P, K merupakan unsur esensial makro yang mutlak dibutuhkan tanaman. 2. Kalium berperan sebagai activator dari berbagai enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi, serta untuk enzim yang terlibat dalam sintesis protein dan pati. Kalium sangat penting dalam seluruh metabolisme tanaman. 3. Peranan Nitrogen dalam tanaman adalah bahwa Nitrogen adalah merupakan komponen protein, asam-asam nukleat, dan beberapa substansi penting.

4. Fosfor sangat penting sebagai bagian struktur beberapa campuran seperti asam-asam nukleat dan fosfolipid serta berperan dalam metabolisme energi
http://4pertanian.blogspot.com/2011/01/fisiologi-tumbuhandefisiensi-unsur-hara.html

Anda mungkin juga menyukai