Anda di halaman 1dari 4

PUPUK KALIUM MAGNESIUM SULFAT

pupuk NPK
Unsur K merupakan unsur hara makro kedua setelah N yang paling banyak diserap tanaman,
tetapi untuk tembakau, jerami padi, dan jagung, buah apel, jeruk dan tomat, umbi lobak dan
kentang, serta batang tebu merupakan unsur hara terbanyak (Hanafiah, 2009). Kalium
diperlukan tanaman untuk berbagai fungsi fisiologis, termasuk di dalamnya adalah
metabolism karbohidrat, aktiavitas enzim, regulasi osmotic, efisiensi penggunaan air, serapan
nitrogen, sintesis protein, dan translokasi asimilat. Kalium juga mempunyai peranan dalam
meningkatkan ketahanan terhadap penyakit tanaman tertentu dan perbaikan kualitas hasil
tanaman (Gunadi, 2009). Kekurangan unsur K menyebabkan terhambatnya proses
fotosintesis dan jumlah tangkai bunga menurun juga menyebabkan kerontokan (Yulianti dan
Nisa, 2009).

Salah satu pupuk yang menyediakan unsur K adalah kalium magnesium sulfat
(K2SO4.MgSO4). Kalium magnesium sulfat merupakan pupuk penyedia unsur K yang tidak
hanya mengandung K, melainkan juga mengandung magnesium dan sulfat. Kalium
magnesium sulfat mengandung K2O sebesar 20-30 % dan MgSO4 sebanyak 20 %. Secara
fisik, kalsium magnesium sulfat berbentuk bubuk putih dan juga ada yang kristal pink.
Berdasarkan keasaman, kalium magnesium sulfat merupakan pupuk netral dan memiliki pH 7
pada larutan 5 %.

Salah satu perbedaan kalium magnesium sulfat dengan pupuk K yang lain adalah adanya
kandungan Mg dan S. Bagi tanaman Mg memiliki beberapa fungsi. Magnesium merupakan
komponen utama pada klorofil yang merupakan penanggung jawab berlangsungnya proses
fotosintesis. Dengan adanya Mg dan K yang berimbang pada pupuk kalium magnesium
sulfat, tanaman akan lebih tahan terhadap dingin, panas, dan serangan hama dan patogen.
Sulfur membantu membentuk protein dan menjadi komponen utama pada bagian tanaman
tertentu. Sulfur membentuk “warna hijau dan berdaun” seperti bayam, memberi aroma pada
bawang dan asparagus, serta memberi unsur berpati pada gandum.

Kalium, magnesium, dan sulfat secara terus menerus hilang dari tanah karena hilang
bersamaan dengan dipanennya organ-organ tanaman untuk keperluan manusia. Untuk Mg
dan S, seringkali kehilangannya tidak dapat digantikan oleh pupuk-pupuk yang banyak
digunakan saat ini.

Beberapa hal mengapa pupuk kalium magnesium sulfat (K2SO4.MgSO4) digunakan adalah
1. Mengurangi pelindian. Kalium magnesium sulfat 100% larut di dalam air. Pupuk ini larut
secara pelan-pelan sehingga tidak mudah terlindi dengan cepat oleh keberadaan air.

2. Bebas garam Cl. Kalium magnesium sulfat hanya mengandung 3 % Cl. Keberadaan Cl
dapat memberikan efek terbakar pada beberapa sauran yang sensitif terhadap adanya garam
Cl.

3. Menyediakan nutrisi yang berimbang. Dengan danya K, Mg, dan S yang seimbang dan
proporsional, kalium magnesium sulfat sangat baik untuk berbagai tanaman budidaya.

4. Tidak merubah pH. Kalium magnesium sulfat memiliki sifat keasaman yang netral
sehingga tidak merubah pH ketika ditambahkan ke tanah.

Daftar Pustaka
Anonim. 2009. MSDS-Potassium Magnesium Sulfate. Pestell, USA.

Anonim. 2012. Potassium Magnesium Sulfate. Richfield, Utah

Gunadi, N. 2009. Kalium sulfat dan kalium klorida sebagai sumber pupuk kalium pada tanaman bawang merah.
Jurnal Hortikultura 19:174-185.

Hanafiah, K.A. 2009. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Yulianti, I.R. dan K. Nisa. 2009. Pembuatan pupuk kalium sulfat dari natrium sulfat dan kalium klorida dengan
proses single stage. Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
Magnesium sebagai Nutrisi Makro pada Tanaman
Meskipun magnesium merupakan pakan utama sekunder, Mg masih merupakan bahan pakan yang
penting untuk pertumbuhan. Tanpa magnesium, tanaman tidak dapat menggunakan cahaya untuk
membuat makanan. Tanaman juga membutuhkan magnesium untuk dapat mengatur bahan pakan
yang lainnya dan untuk membentuk tunas.
Sebagian besar magnesium dalam tanah hadir dalam bentuk yang secara langsung tidak dapat
digunakan oleh tanaman. Lebih kurang 5% dari total magnesium hadir dalam bentuk yang dapat
saling bertukar. Ini terdiriatas magnesium yang terkandung dalam lempung dan partikel organik
dalam tanah, dan magnesium yang larut dalam air. Tanah yang rendah kalsium maupun magnesium
cenderung asam (pH rendah).

Magnesium juga berpengaruh terhadap struktur tanah lempung. Jika persentase magnesium yang
dapat saling tukar lebih dari 20%, maka tanah bertambah sulit untuk diolah, karena magnesium
menyebabkan partikel lempung berpisah-pisah. Konsentrasi magnesium sering bertambah dengan
bertambahnya kedalaman.

Kebutuhan Tanaman akan Magnesium


Magnesium diambil oleh tanaman sebagai ion magnesium (Mg2+). Ini berperan kunci di dalam
proses fotosintesis, merupakan bahan yang penting untuk klorofil, pewarna hijau pada daun dan
dahan.

Kehadiran kation lain dalam tanah, atau penggunaan pupuk buatan dapat menyebabkan penurunan
penyerapan magnesium oleh tanaman, misalnya kalsium (Ca2+), potasium (K+), soda (Na+) dan
amonium (NH+4). Sebagai contoh, pemberian potasium secara menerus pada tanaman dengan
tanah sedikit pasiran dapat menyebabkan penurunan magnesium.

Sumberdaya Magnesium
Magnesium dapat diperoleh baik dari pupuk buatan maupun dari mineral-mineral yang mengandung
magnesium. Ada beberapa macam pupuk buatan yang mengandung magnesium, yaitu:

1. Kalsium magnesium karbonat (dolomit). Bentuk murni dari material ini mengandung 20,8%
Ca dan 12,5% Mg. Dolomit di pasaran biasanya mengandung 8-12,5% Mg. Dolomit dan
produk yang berhubungan dengannya digunakan untuk menyediakan kalsium dan
magnesium dan meningkatkan pH tanah.

2. Magnesium oksida (Granomag AL7) adalah pupuk buatan yang kaya akan magnesium (54%
Mg). Seperti halnya dolomit dan magnesit, magnesium oksida sangat lambat bereaksi
dengan tanah.

3. Potasium magnesium sulfat mengandung sekitar 18% K, 22% S dan 10,5% Mg. Pupuk ini
dapat digunakan jika tanah segera membutuhkan magnesium, misalnya pada tanah yang
kadar magnesiumnya rendah. Pupuk ini hanya dapat digunakan dalam keadaan kering.

4. Magnesium sulfat [Liquifert Mag] (MgSO4 7H2O) atau sering disebut sebagai garam Epsom.
Liquifert Mag mengandung 9,6% Mg dan 13% S. Ini digunakan jika akan memakai magnesium
dalam larutan.
Secara geologi, ada beberapa mineral yang mengandung magnesium, seperti Bisofit (MgCl2.6H2O),
Brusit (Mg(OH)2), Dolomit (CaCO3.MgCO3), Epsomit (MgSO4.7H2O), Magnesit (MgCO3), Huntit
(Mg3Ca(CO3)4), Hidro-magnesit (Mg4(OH)2(CO3)3.4H2O), dan periklas (MgO). Dari semua jenis
mineral ini, yang paling umum dijumpai adalah dolomit dan magnesit.

Dolomit biasanya mempunyai struktur kristal trigonal atau rombohedron sederhana; secara sik tidak
berwarna, putih, kadang kehijauan-keabuan, merah muda, transparan dengan kilap kaca sampai
mutiara. Mineral ini mempunyai kekerasan antara 31/2 - 4 dengan berat jenis 2,9 gr/cm3. Dari
mineral ini dapat diperoleh 8 - 12,5% Mg.

Gambar : Dolomit sebagai Sumber Magnesium

Magnesit mempunyai struktur kristal trigonal dengan warna mulai dari putih sampai hitam, abu-abu,
biru (kristalin), kuning (kriptokristalin) dan menunjukkan kilap kaca. Mineral ini mempunyai
kekerasan 3.5-5 dengan berat jenis 2,9-3 gr/cm3. Dari mineral ini dapat diperoleh sekitar 47,8% MgO.
Magnesit merupakan hasil alterasi dari batuan yang kaya akan magnesium atau sebagai mineral
pengotor pada urat bijih hidrotermal.

Referensi

I Wayan Warmada dan Anastasia Dewi Titisari. Agromineral. Yogyakarta, 2004.

Anda mungkin juga menyukai