Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ILMU TANAH

“MAGNESIUM (Mg) DALAM TANAH”

Disusun Oleh :

Kelompok 4 Semester 2(Genap)

*ELIAH SIREGAR*

*INDIRWAN*

*M.SENAL*

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Tembilahan, 30 April 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Magnesium (Mg) merupakan hara makro sekunder, diperlukan oleh
tanaman dalam jumlah relatif banyak, lebih sedikit dibanding N dan K.
Pemakaian N, P, dan K (pupuk) dan varietas unggul, mengakibatkan jumlah
Mg yang terangkut ke tanaman juga meningkat. Selain itu serupa jumlahnya
dengan P, S dan Ca; umumnya Mg <Ca.  Esensial untuk fotosintesis menjadi
atom pusat dari molekul klorofil, jumlahnya 15- 20% total Mg dalam
tanaman. Komponen struktural pada ribosom terdiri atas sintesis protein.
Aktivasi ensim pada transfer fosfat dan gugus karboksil, yaitu reaksi ATP dan
transfer energi, fiksasi CO2 oleh RuBP carboxylase.
Magnesium dapat diperoleh dari bahan organik, karena kebanyakan
Magnesium segera terlindi dari seresah, sisanya mengalami mineralisasi pada
tahap awal perombakan residu tersebut. Selain itu juga terdapat pada Kapur
dan Pupuk, Mg berada dalam senyawa yang dibgunakan untukmentralkan pH
tanah, terutaam dalam bentuk batu kapur dolomit (CaMgCO3), bentuk yang
lain misalnya garam Epsom (MgSO4 ) dan K2SO4 . MgSO4 (Sul-Po-Mag).

B. Rumusan Masalah
a. Apa itu Magnesium itu dan bagaimana bentuknya?
b. Bagaimana ketersediaan Magnesium?
c. Apa manfaat dan fungsi Magnesium?
d. Bagaimana mobilitas Magnesium dalam tanah?
e. Bagaimana ciri tanaman kekurangan dan kelebihan Magnesium?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan bentuk dari Magnesium
2. Mengetahui ketersediaan Magnesium
3. Mengetahui manfaat dan fungsi Magnesium
4. Mengetahui mobilitas Magnesium
5. Mengetahui ciri tanaman kekurangan dan kelebihan Magnesium.

D.
BAB II
ISI

A. Unsur Hara Magnesium (Mg)


Magnesium (Mg) adalah logam yang paling ringan yang dapat
digunakan untuk konstruksi. Rapat massanya hanyalah dua per tiga rapat
massa aluminium. Magnesium murni tidak dapat digunakan di alam, namun
terkandung sebagai senyawa dalam mineral. Magnesium (Mg) merupakan
hara makro sekunder. Diperlukan tanaman dalam jumlah relatif banyak, lebih
sedikit dibanding N dan K, serupa jumlahnya dengan P, S dan Ca; umumnya
Mg <Ca.  Esensial untuk fotosintesis menjadi atom pusat dari molekul
klorofil, jumlahnya 15-20% total Mg dalam tanaman. Komponen struktural
pada ribosom yaitu sintesis protein. Aktivasi ensim meliputi transfer fosfat
dan gugus karboksil, yaitu reaksi ATP dan transfer energi, fiksasi CO 2 oleh
RuBP carboxylase.
Hara makro Magnesium (Mg) merupakan unsur hara esensial yang
sangat dibutuhkan tanaman dalam pembentukan hijau daun (chlorofil) dan
sebagai co-faktor hampir pada seluruh enzim dalam proses metabolisme
tanaman seperti proses fotosintesa, pembentukan sel, pembentukan protein,
pembentukan pati, transfer energi serta mengatur pembagian dan distribusi
karbohidrat keseluruh jaringan tanaman.
Pupuk Magnesium atau yang lebih dikenal sebagai KIESERITE,
tergolong pupuk tunggal yang manfaatnya mampu memperbaiki sifat fisik
dan kimia tanah. Diantaranya dapat meningkatkan pH tanah dan Kapasitas
Tukar Kation (KTK) tanah sekaligus menambah nutrisi Mg didalam tanah
untuk kebutuhan tanaman. Magnesium (Mg) juga memegang peranan penting
dalam transportasi Phosphat pada tanaman.
B. Sumber Magnesium (Mg)
Magnesium (Mg) berasal dari beberapa sumber, seperti:
a. Bahan organik: kebanyakan Mg segera terlindi dari seresah, sisanya
mengalami mineralisasi pada tahap awal perombakan residu tersebut.
b. Rabuk, kompos dan biosolid: kebanyakan Mg terlarut, segara tersedia.
oleh karena itu denganmudah hilang sebelum diberikan ke lahan.
c. Mg tertukar: Mg2+ termasuk kation dapat ditkar, pertukaran kation
termasuk reaski terpenting bagi Mg dalam tanah.
d. Pelarutan mineral Mg: yaitu mineral primer atau mineral lempung 
sekunder, tanah kasar lebih sedikit kandungan Mg dibanding tanah halus,
kadar Mg lebih tinggi pada lahan kering semi arid atau arid.
e. Kapur dan Pupuk : Mg berada dalam senyawa yang dibgunakan
untukmentralkan pH tanah, terutaam dalam bentuk batu kapur dolomit
(CaMgCO3), bentuk yang lain misalnya garam Epsom (MgSO 4 ) dan
K2SO4 . MgSO4 (Sul-Po-Mag).
C. Ketersediaan Unsur Hara Magnesium (Mg)
Ketersediaan Magnesium (Mg) dipengaruhi oleh kejenuhan Mg
dan pH. Diperlukan kejenuhan Mg2+ >10% agar mencukupi tanaman.
Kejenuhan Mg2+ diperlukan lebih tinggi pada tanah lempung 2:1 dibanding
tanah dengan KPK yang bersumber dari bahan organik atau lempung 1:1.
Mg kurang tersedia pada pH rendah karena kejenuhan Mg 2+ lebih rendah, 
kehadiran Al3+ dalam larutan menghambat penyerapan Mg2+. Selain itu
kation lain juga berpengaruh dalam ketersediaan Magnesium (Mg). Jika
kadar Ca2+, K+, NH4+ tinggi akan mengganggu penyerapan Mg2+, Nitrat
dibandingkan Ammonium, akan meningkatkan serapan Mg2+ .
Rasio Mg:Mn dalam tanah : Tingginya Mn tersedia dapat
menghambat serapan Mg. Tanah dengan KTK rendah mampu menahan
sedikit Mg, sedangkan KTK tinggi mampu menahan banyak Mg.
Kompetisi kation yang dimaksud adalah tanah-tanah yang kaya K atau Ca
akan cenderung kekurangan Mg. Suhu tanah yang rendah (dingin)
menghambat ketersediaan Mg.
D. Manfaat dan Fungsi Unsur Hara Magnesium (Mg)
Manfaat Magnesium (KIESERITE) terhadap tanaman dan tanah antara
lain menghasilkan klorofil dengan sempurna, meningkatkan kualitas dan
kuantitas produksi, meningkatkan kadar minyak pada buah sawit dan lainnya,
meningkatkan pH tanah dan memperbaiki struktur tanah akibat pemberian
pupuk kimia, ketersediaan kandungan hara, phosfor dalam tanah dan dapat
mengurangi (menetralisir) racun akibat kandungan Al dan Fe dalam tanah
yang tinggi.
Fungsi Magnesium (Mg) yaitu Pembentukan klorofil pada daun,
Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, sebagai Co-Factor enzim
Meningkatkan pH tanah dan memperbaiki struktur tanah akibat pemberian
pupuk kimia, dapat mengurangi (menetralisir) racun akibat kandungan Al dan
Fe dalam tanah yang tinggi.

E. Mobilitas Unsur Hara Magnesium (Mg)


Mg2+ dipasok oleh mass flow dan root interception. Mass flow adalah
suatu proses dimana massa unsur hara yang berada didalamnya mengikuti
alur arus air, sedangkan root interception adalah proses kontak fisik antara
unsur hara dengan akar. Root interception Mg jauh lebih rendah dibanding
pada Ca. Kadar dalam larutan tanah 5-50 ppm, pada tanah iklim sedang
(temperate). Mg diserap tanaman dalam bentuk kation divalen Mg 2+.
Pengangkutan Mg terjadi melalui dua cara, yaitu erosi dan perlindian. Erosi
terjadi jika Kapasitas Pertukaran Kation (KPK) lebih tinggi maka kehilangan
juga akan lebih tinggi. Mg merupakan kation dalam air pelindian menuju
saluran drainase, menyumbang pemasaman tanah.
Transformasi Mg dalam tanah terjadi pada saat pertukaran kation,
presipitasi dan pelapukan. Presipitasi – dissolusi kapur dan mineral sekunder
seperti gamping dolomiti; mineral lempung kaya Mg (lempung 2:1,
vermiculite). Contoh dari pelapukan mineral tanah primer yaitu Biotite,
hornblende, olivene. Pertukaran kation: Adsorpsi – desorpsi dari lempung dan
bahan organik. Reaksi pertukaran kation paling menentukan kelakuan Mg
dalam tanah. Keseimbangan cepat antara tertukar dengan terlarut: Mg tertukar
menyangga Mg dalam larutan, ingat faktor kuantitas dan intensitas.
Mg2+ diikat lebih kuat dibanding kation monovalen: Al3+ > Ca2+ > Mg2+ >
K+ = NH4 + > Na+ .
Manajemen pupuk Mg meliputi pengapuran, kekahatan dan grass
tetany. Mg dengan mudah dapat dikelola dengan pengapuran pada tanah
ber-pH rendah (dengan kapur dolomit), pengapuran dapat menyebabkan
kekahatan Mg jika kadar Ca yang tinggi (kalsit) digunakan pada tanah dengan
kadar Mg yang rendah. Kekahatan pada tanah masam, pasiran dengan KPK
rendah dengan pelindian yang hebat, pemupukan K (KCl and K 2SO4) dapat
meningkatakan kehilangan tersebut, tanah dengan kadar K yang tinggi
menyebabkan kekahatan Mg karena menghambat penyerapan Mg. Grass
tetany terjadi jika kekahatan Mg pada ternak dapat terjadi meskipun kadar
dalam tanaman belum kahat, lebih hemat memberi garam Epsom pada pakan
ternak dibanding pemupukan lewat tanah.

F. Kekurangan dan Kelebihan Unsur Hara Magnesium (Mg)


Magnesium (Mg) bersifat mobil dalam tanaman yaitu dialihtempatkan
dari daun tua ke titik tumbuh. Gejala kekahatan yang muncul dimulai pada
daun tua dibagian bawah tanaman; kenampakan utama berupa klorosis
kekuningan diantara tulang daun (interveinal chlorosis), sedangkan tulang
daun tetap hijau, hal ini mirip dengan gejala kekahatan Fe; pada beberapa
tanaman daun di bagian bawah membentuk a reddish-purple cast; jika lanjut
daun mengalami nekrosis. 
Ciri-ciri kekurangan Mg pada tumbuhan yaitu rendahnya daya tahan
tanaman terhadap serangan hama dan penyakit sehingga mengakibatkan
tanaman mudah terserang hama dan penyakit, matinya titik tumbuh pada
pucuk dan akar tanaman, mempengaruhi kemampuan berbuah dan
produksinya, mengalami klorosis pada tulang-tulang daun yang sejajar dan
merah di ujung daun (Tanaman Keping Satu), warna hijau kecil pada daun,
sedang tulang daun masih sama warnanya (Tanaman Keping Dua).
Hal-hal yang menyebabkan kekurangan Magnesium (Mg) adalah
penanaman tanaman secara terus menerus pada suatu tempat, adanya
pencucian Magnesium oleh hujan, proses pemupukan yang salah dan terlalu
banyak mengandung kalium. Cara mengatasi kekurangan Magnesium (Mg)
dapat dilakukan dengan rotasi tanaman, pemupukan tanah dengan hijau daun,
pupuk kompos, pupuk kandang yang dapat menunda kehilangan Magnesium
karena proses pencucian, dan diberikan tambahan magnesium sulfat.
Kelebihan Mg tidak secara langsung meracuni tanaman atau organisme,
kelebihan Mg dapat disimpan di vakuola, kadar Mg yang tinggi dalam tanah
menghambat penyerapan kation yang lainnya, misalnya mengakibatkan
kekahatan K  atau Ca. Selain itu, kelebihan Mg juga dapat menyebabkan
terhambatnya sistem perakaran pada tanaman dan perkembangan daun
menjadi kerdil.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Magnesium (Mg) merupakan hara makro sekunder. Diperlukan tanaman
dalam jumlah relatif banyak, lebih sedikit dibanding N dan K, serupa
jumlahnya dengan P, S dan Ca; umumnya Mg <Ca.
2. Magnesium (Mg) berasal dari beberapa sumber, seperti bahan organik,
rabuk, kompos dan biosolid, Mg yang tertukar, pelarutan mineral Mg,
kapur dan pupuk. Ketersediaan Magnesium (Mg) dipengaruhi oleh
kejenuhan Mg dan pH.
3. Manfaat Magnesium (Mg) terhadap tanaman dan tanah antara lain
menghasilkan klorofil dengan sempurna, meningkatkan kualitas dan
kuantitas produksi, meningkatkan pH tanah, memperbaiki struktur tanah.
Fungsi Magnesium (Mg) yaitu sebagai Esensial untuk fotosintesis.
4. Mg2+ dipasok oleh mass flow dan root interception. Transformasi Mg dalam
tanah terjadi pada saat pertukaran kation, presipitasi dan pelapukan.
Manajemen pupuk Mg meliputi pengapuran, kekahatan dan grass tetany.
5. Ciri-ciri kekurangan Mg pada tumbuhan yaitu rendahnya daya tahan
tanaman terhadap serangan hama dan penyakit sehingga mengakibatkan
tanaman mudah terserang hama dan penyakit, matinya titik tumbuh pada
pucuk dan akar tanaman, mempengaruhi kemampuan berbuah dan
produksinya Kelebihan Mg tidak secara langsung meracuni tanaman atau
organisme, menghambat penyerapan kation yang lainnya, terhambatnya
sistem perakaran pada tanaman dan perkembangan daun menjadi kerdil.
6.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Magnesium. http://www.wikipedia.com. Diakses tanggal 17 April


2016.
Lahuddin. 2007. Aspek Unsur Mikro dalam Kesuburan Tanah. Medan:
Universitas Sumatera Utara e-Repository.
Mohsin, Yulianto. 2006. Magnesium. http://che-mis-try.org/. Diakses tanggal 18
April 2016.
Muklis. 2007. Analisis Tanah dan Tanaman. Medan: Universitas Sumatera Utara
Press.
Roesmarkam A. 2004. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Erlangga.
Walatra, Bumi Makmur. 2013. Fungsi Magnesium untuk Tanaman.
http://www.taniorganik.com/fungsi-magnesium-mg-untuk-tanaman/.
Diakses pada tanggal 18 April 2016.

Anda mungkin juga menyukai