Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KANDUNGAN UNSUR HARA MIKRO Cl (khlor), Mn (mangan), Mo

(molybdenum), dan Zn (zink) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


PADA TANAMAN PADI SAWAH

Abstrak

Penggunaan dan pengelolaan unsur hara mikro seperti Fe, Mn, Mo, dan Zn pada tanaman
pada tanaman padi sawah menjadi salah satu aspek yang diperlukan dalam . Ada 19 unsur
makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman, yaitu C, H, O, N, P, K, ca, Mg, S, Fe, Mn, cu,
zn, MO, B, Cl, (Na, Si, dan co). Unsur hara disebut esensial apabila memenuhi tiga syarat,
yaitu (i) tanpa unsur tersebut tanaman tidak tumbuh, (ii) mengalami gejala kekahatan yang
spesifik, dan (iii) berperan dalam proses metabolik tanaman. Na, Si, dan Co belum
digolongkan secara umum sebagai hara esensial untuk tanaman, karena tidak semua jenis
tanaman membutuhkannya. Apabila kebutuhan hara tidak terpenuhi, tanaman akan nıenguras
unsur hara dari dalam tanah. Jika tanah tempat tumbuh tanarnan padi tersebut subur maka
dalam jangka tidak tampak terjadi penurunan hasil padi. Namun, dalam jangka panjang akan
terjadi penurunan prodüktivitas tanah dan tanaman.

PENDAHULUAN

Peningkatan produksi padi tidak Unsur hara mikro Unsur mikro mulai
seimbang dengan peningkatan jumlah menjadi perhatian, karena : (i)Penggunaan
penduduk Indonesia, sehingga varietas unggul tanaman yang berproduksi
menimbulkan masalah bagi ketahanan tinggi, (ii)semakin sedikitnya konsentrasi
pangan nasional. Permasalahan bagi unsur mikro yang terkandung di dalam
masyarakat petani dalam meningkatkan pupuk unsur makro yang diproduksi,
produksi padi adalah pemberian unsur hara (iii)semakin meningkatnya teknik analisis
yang tidak berimbang pada penggunaan untuk mendeteksi unsur hara mikro,
pupuk sintetik. Dilain pihak, harga pupuk sehingga semakin diketahui peran dan
sintetik yang semakin mahal, juga fungsi hara mikro bagi tanaman,
merupakan masalah besar bagi petani. Oleh (iv)Semakin tinggi tuntutan efisiensi
karena itu, penggunaan pupuk sintetik produksi pertanian.
harus dikurangi tanpa menurunkan
Pencetakan lahan sawah baru yang berasal
produksi. Salah satu cara adalah dengan dari tanah kering menyebabkan perubahan
pemberian pupuk organik. sifat morfologi dan fisiko kimia secara
permanen. Perataan tanah, penggenangan, daripada besi. Oleh karena itu, pelepasan
pembajakan, penggaruan, dan pembuatan mangan dalam larutan tanah mendahului
pematang sawah menyebabkan terjadinya besi. Pada PH tanah di atas 8,5; kelarutan
perubahan dari tanah asal menjadi tanah Mn rendah, namun pada tanah masam
yang baru. Bila tanah tersebut berasal dari dengan PH 44,5 kelarutan Mn cukup
tanah rawa pasang surut, maka perubahan tinggi. Kinetik redüksi mangan bergantung
yang terjadi relative tidak tampak. Dalam pada kondisi redoks tanah (Kyuma, 2004).
keadaan tergenang, semua hara berada Tanah dengan kadar mangan yang tinggi,
dalam bentuk tereduksi. Nitrogen yang terlepas dari PH dan kadar bahan organik,
pada kondisi aerob diserap tanaman dalam menunjukkan peningkatan Mn2* yang
bentuk nitrat, pada kondisi tergenang tajam pada minggu pertama setelah
diserap dalam bentuk ion amonium. penggenangan, kemudian turun dengan
Penggenangan menyebabkan fosfat lebih lambat.
tersedia. Oleh sebab itu, pemupukan fosfat
pada padi sawah tidak sepenting pada padi
gogo dan palawija. Penggenangan juga
meningkatkan ketersediaan B, CL, CU, dan METODE PELAKSANA
ZN. Demikian pula kadar besi fero (Fe 2 ")
justru kadang-kadang berlebihan, yang Salah satu kutipan jurnal menjelaskan
menyebabkan keracunan pada tanaman pelaksanaan percobaan analisis kandung
padi. Sebaliknya, ketersediaan belerang unsur hara mikro di nagari Saniang Baka
dan seng menurun. Penggenangan Juga Kabupaten Solok dan di nagari Tanjuang
menekan pertumbuhan gulma. Dalam Barulak Kabupaten Tanah Datar. Kedua lahan
keadaan tanah kering, gulma sering kali sawah tersebut mempunyai pH tergolong
merupakan kendala produksi dan bersaing sama yaitu agak masam namun porositas dan
dengan tanaman padi dalam mendapatkan jenis tanahnya berbeda, dimana pada sawah di
Saniang Baka porositasnya lebih
sinar matahari, air, karbondioksida,
oksigen, dan unsur hara. Proses
transformasi yang melibatkan tembaga,
boron, dan molibdenum masih sedikit
diketahui. Patrick dan Reddy (1978)
menyebutkan bahwa reaksi kimia unsur ini
pada tanah tergenang mirip dengan seng.
Konsentrasi boron tanah relatif tetap
setelah penggenangan, sedangkan
konsentrasi molibdenum meningkat setelah
tanah digenangi dan diduga karena
peningkatan PH (Ponnamperuma, 1975).
Pada tanah tergenang, redüksi mangan
bervalensi tinggi, sebagian beşar Mn4+,
terjadi bersamaan dengan denitrifikasi
(Ponnamperuma, 1965). Mangan lebih
mudah tereduksi dan lebih mudah larut

Anda mungkin juga menyukai