Anda di halaman 1dari 10

TUGAS DASAR ILMU TANAH

“MAGNESIUM (Mg) DALAM TANAH”

DOSEN
IBU HASNELLY, S.P, M.P

DISUSUN OLEH:

MUHAMAD SUPENDRI
NPM. 211016154211036

WAHYU CAHYO SUTANTO


NPM. 211016154211023

KELAS REGULER MANDIRI


FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUARO BUNGO
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah dalam menyediakan unsur-unsur
hara yang diperlukan tanaman. Untuk menilai kesuburan suatu tanah dapat dilakukan
dengan melihat unsur hara yang ada di dalam tanah maupun respon yang ditimbulkan
oleh pemberian pupuk atau unsur hara. Tanah yang kekurangan suatu unsur hara akan
menampakkan gejala (performance) secara visual. Tiap hara umumnya menunjukkan
gejala tertentu yang bersifat spesifik. Dilihat gejala yang tampak pada tanaman, maka
dapat diperkirakan adanya kekurangan hara tertentu dalam tanah. Di dalam tanah
terdapat unsur hara mikro dan unsur hara makro. Unsur hara mikro terdiri atas Zn, Ma,
Ni, Cl, Mo, Fe dan B. Unsur hara makro terdiri atas N, P, K, S, Ca, dan Mg.
Magnesium (Mg) merupakan hara makro sekunder, diperlukan oleh tanaman dalam
jumlah relatif banyak, lebih sedikit dibanding N dan K. Pemakaian N, P, dan K (pupuk)
dan varietas unggul, mengakibatkan jumlah Mg yang terangkut ke tanaman juga
meningkat. Selain itu serupa jumlahnya dengan P, S dan Ca; umumnya Mg <Ca. 
Esensial untuk fotosintesis menjadi atom pusat dari molekul klorofil, jumlahnya 15- 20%
total Mg dalam tanaman. Komponen struktural pada ribosom terdiri atas sintesis protein.
Aktivasi ensim pada transfer fosfat dan gugus karboksil, yaitu reaksi ATP dan transfer
energi, fiksasi CO2 oleh RuBP carboxylase.
Unsur Mg biasa dihubungkan dengan masalah kemasaman tanah dan pengapuran.
Mg menyusun molekul khlorofil dan merupakan unsur yang sangat banyak terlibat pada
kebenyakan reaksi enzimatis. Kekurangan Magnesium dalam tanah, menjadikan tanah
bereaksi masam, menyebabkan unsur hara lain seperti Phospor dan Kalium terikat
sehingga tak terserap oleh tanaman dengan maksimal, pemupukan yang diberikan kurang
efektif dan tidak efisien. Produktifitas tanaman menurun rendah dengan mutu hasil
kurang baik, yang secara ekonomis merugikan karena pendapatan rendah.
Magnesium dapat diperoleh dari bahan organik, karena kebanyakan Magnesium
segera terlindi dari seresah, sisanya mengalami mineralisasi pada tahap awal perombakan
residu tersebut. Selain itu juga terdapat pada Kapur dan Pupuk, Mg berada dalam
senyawa yang dibgunakan untukmentralkan pH tanah, terutaam dalam bentuk batu kapur
dolomit (CaMgCO3), bentuk yang lain misalnya garam Epsom (MgSO 4 ) dan
K2SO4 . MgSO4 (Sul-Po-Mag).
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah Kesuburan Tanah mengenai “Magnesium (Mg) dalam Tanah”
dirumuskan berbagai masalah, yaitu sebagai berikut:
a. Apakah Magnesium itu dan bagaimana bentuknya?
b. Bagaimana ketersediaan Magnesium?
c. Apa manfaat dan fungsi Magnesium?
d. Bagaimana mobilitas Magnesium dalam tanah?
e. Bagaimana ciri tanaman kekurangan dan kelebihan Magnesium?

C. Tujuan
Dengan disusunnya makalah Kesuburan Tanah mengenai “Magnesium (Mg) dalam
Tanah” ini, pembaca diharapkan mencapai tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dan bentuk dari Magnesium
2. Mengetahui ketersediaan Magnesium
3. Mengetahui manfaat dan fungsi Magnesium
4. Mengetahui mobilitas Magnesium
5. Mengetahui ciri tanaman kekurangan dan kelebihan Magnesium.

D.
BAB II
ISI

A. Unsur Hara Magnesium (Mg)


Magnesium (Mg) adalah logam yang paling ringan yang dapat digunakan untuk
konstruksi. Rapat massanya hanyalah dua per tiga rapat massa aluminium. Magnesium
murni tidak dapat digunakan di alam, namun terkandung sebagai senyawa dalam
mineral. Magnesium (Mg) merupakan hara makro sekunder. Diperlukan tanaman dalam
jumlah relatif banyak, lebih sedikit dibanding N dan K, serupa jumlahnya dengan P, S
dan Ca; umumnya Mg <Ca.  Esensial untuk fotosintesis menjadi atom pusat dari molekul
klorofil, jumlahnya 15-20% total Mg dalam tanaman. Komponen struktural pada ribosom
yaitu sintesis protein. Aktivasi ensim meliputi transfer fosfat dan gugus karboksil, yaitu
reaksi ATP dan transfer energi, fiksasi CO2 oleh RuBP carboxylase.
Hara makro Magnesium (Mg) merupakan unsur hara esensial yang sangat
dibutuhkan tanaman dalam pembentukan hijau daun (chlorofil) dan sebagai co-faktor
hampir pada seluruh enzim dalam proses metabolisme tanaman seperti proses
fotosintesa, pembentukan sel, pembentukan protein, pembentukan pati, transfer energi
serta mengatur pembagian dan distribusi karbohidrat keseluruh jaringan tanaman.
Pupuk Magnesium atau yang lebih dikenal sebagai KIESERITE, tergolong pupuk
tunggal yang manfaatnya mampu memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Diantaranya
dapat meningkatkan pH tanah dan Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah sekaligus
menambah nutrisi Mg didalam tanah untuk kebutuhan tanaman. Magnesium (Mg) juga
memegang peranan penting dalam transportasi Phosphat pada tanaman.
B. Sumber Magnesium (Mg)
Magnesium (Mg) berasal dari beberapa sumber, seperti:
a. Bahan organik: kebanyakan Mg segera terlindi dari seresah, sisanya mengalami
mineralisasi pada tahap awal perombakan residu tersebut.
b. Rabuk, kompos dan biosolid: kebanyakan Mg terlarut, segara tersedia. oleh karena itu
denganmudah hilang sebelum diberikan ke lahan.
c. Mg tertukar: Mg2+ termasuk kation dapat ditkar, pertukaran kation termasuk reaski
terpenting bagi Mg dalam tanah.
d. Pelarutan mineral Mg: yaitu mineral primer atau mineral lempung  sekunder, tanah
kasar lebih sedikit kandungan Mg dibanding tanah halus, kadar Mg lebih tinggi pada
lahan kering semi arid atau arid.
e. Kapur dan Pupuk : Mg berada dalam senyawa yang dibgunakan untukmentralkan pH
tanah, terutaam dalam bentuk batu kapur dolomit (CaMgCO3), bentuk yang lain
misalnya garam Epsom (MgSO4 ) dan K2SO4 . MgSO4 (Sul-Po-Mag).
C. Ketersediaan Unsur Hara Magnesium (Mg)
Ketersediaan Magnesium (Mg) dipengaruhi oleh kejenuhan Mg dan pH.
Diperlukan kejenuhan Mg2+ >10% agar mencukupi tanaman. Kejenuhan
Mg2+ diperlukan lebih tinggi pada tanah lempung 2:1 dibanding tanah dengan KPK
yang bersumber dari bahan organik atau lempung 1:1. Mg kurang tersedia pada pH
rendah karena kejenuhan Mg2+ lebih rendah,  kehadiran Al3+ dalam larutan
menghambat penyerapan Mg2+. Selain itu kation lain juga berpengaruh dalam
ketersediaan Magnesium (Mg). Jika kadar Ca2+, K+, NH4+ tinggi akan mengganggu
penyerapan Mg2+, Nitrat dibandingkan Ammonium, akan meningkatkan serapan Mg2+
.
Rasio Mg:Mn dalam tanah : Tingginya Mn tersedia dapat menghambat
serapan Mg. Tanah dengan KTK rendah mampu menahan sedikit Mg, sedangkan
KTK tinggi mampu menahan banyak Mg. Kompetisi kation yang dimaksud adalah
tanah-tanah yang kaya K atau Ca akan cenderung kekurangan Mg. Suhu tanah yang
rendah (dingin) menghambat ketersediaan Mg.

D. Manfaat dan Fungsi Unsur Hara Magnesium (Mg)


Manfaat Magnesium (KIESERITE) terhadap tanaman dan tanah antara lain
menghasilkan klorofil dengan sempurna, meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi,
meningkatkan kadar minyak pada buah sawit dan lainnya, meningkatkan pH tanah dan
memperbaiki struktur tanah akibat pemberian pupuk kimia, ketersediaan kandungan
hara, phosfor dalam tanah dan dapat mengurangi (menetralisir) racun akibat kandungan
Al dan Fe dalam tanah yang tinggi.
Fungsi Magnesium (Mg) yaitu Pembentukan klorofil pada daun, Meningkatkan
kualitas dan kuantitas produksi, sebagai Co-Factor enzim Meningkatkan pH tanah dan
memperbaiki struktur tanah akibat pemberian pupuk kimia, dapat mengurangi
(menetralisir) racun akibat kandungan Al dan Fe dalam tanah yang tinggi.

E. Mobilitas Unsur Hara Magnesium (Mg)


Mg2+ dipasok oleh mass flow dan root interception. Mass flow adalah suatu proses
dimana massa unsur hara yang berada didalamnya mengikuti alur arus air, sedangkan
root interception adalah proses kontak fisik antara unsur hara dengan akar. Root
interception Mg jauh lebih rendah dibanding pada Ca. Kadar dalam larutan tanah 5-50
ppm, pada tanah iklim sedang (temperate). Mg diserap tanaman dalam bentuk kation
divalen Mg2+. Pengangkutan Mg terjadi melalui dua cara, yaitu erosi dan perlindian.
Erosi terjadi jika Kapasitas Pertukaran Kation (KPK) lebih tinggi maka kehilangan juga
akan lebih tinggi. Mg merupakan kation dalam air pelindian menuju saluran drainase,
menyumbang pemasaman tanah.
Transformasi Mg dalam tanah terjadi pada saat pertukaran kation, presipitasi dan
pelapukan. Presipitasi – dissolusi kapur dan mineral sekunder seperti gamping dolomiti;
mineral lempung kaya Mg (lempung 2:1, vermiculite). Contoh dari pelapukan mineral
tanah primer yaitu Biotite, hornblende, olivene. Pertukaran kation: Adsorpsi – desorpsi
dari lempung dan bahan organik. Reaksi pertukaran kation paling menentukan kelakuan
Mg dalam tanah. Keseimbangan cepat antara tertukar dengan terlarut: Mg tertukar
menyangga Mg dalam larutan, ingat faktor kuantitas dan intensitas. Mg 2+ diikat lebih
kuat dibanding kation monovalen: Al3+ > Ca2+ > Mg2+ > K+ = NH4 + > Na+ .
Manajemen pupuk Mg meliputi pengapuran, kekahatan dan grass tetany. Mg
dengan mudah dapat dikelola dengan pengapuran pada tanah
ber-pH rendah (dengan kapur dolomit), pengapuran dapat menyebabkan kekahatan Mg
jika kadar Ca yang tinggi (kalsit) digunakan pada tanah dengan kadar Mg yang rendah.
Kekahatan pada tanah masam, pasiran dengan KPK rendah dengan pelindian yang hebat,
pemupukan K (KCl and K2SO4) dapat meningkatakan kehilangan tersebut, tanah dengan
kadar K yang tinggi menyebabkan kekahatan Mg karena menghambat penyerapan
Mg. Grass tetany terjadi jika kekahatan Mg pada ternak dapat terjadi meskipun kadar
dalam tanaman belum kahat, lebih hemat memberi garam Epsom pada pakan ternak
dibanding pemupukan lewat tanah.

F. Kekurangan dan Kelebihan Unsur Hara Magnesium (Mg)


Magnesium (Mg) bersifat mobil dalam tanaman yaitu dialihtempatkan dari daun
tua ke titik tumbuh. Gejala kekahatan yang muncul dimulai pada daun tua dibagian
bawah tanaman; kenampakan utama berupa klorosis kekuningan diantara tulang daun
(interveinal chlorosis), sedangkan tulang daun tetap hijau, hal ini mirip dengan gejala
kekahatan Fe; pada beberapa tanaman daun di bagian bawah membentuk a reddish-
purple cast; jika lanjut daun mengalami nekrosis. 
Ciri-ciri kekurangan Mg pada tumbuhan yaitu rendahnya daya tahan tanaman
terhadap serangan hama dan penyakit sehingga mengakibatkan tanaman mudah terserang
hama dan penyakit, matinya titik tumbuh pada pucuk dan akar tanaman, mempengaruhi
kemampuan berbuah dan produksinya, mengalami klorosis pada tulang-tulang daun yang
sejajar dan merah di ujung daun (Tanaman Keping Satu), warna hijau kecil pada daun,
sedang tulang daun masih sama warnanya (Tanaman Keping Dua).
Hal-hal yang menyebabkan kekurangan Magnesium (Mg) adalah penanaman
tanaman secara terus menerus pada suatu tempat, adanya pencucian Magnesium oleh
hujan, proses pemupukan yang salah dan terlalu banyak mengandung kalium. Cara
mengatasi kekurangan Magnesium (Mg) dapat dilakukan dengan rotasi tanaman,
pemupukan tanah dengan hijau daun, pupuk kompos, pupuk kandang yang dapat
menunda kehilangan Magnesium karena proses pencucian, dan diberikan tambahan
magnesium sulfat.
Kelebihan Mg tidak secara langsung meracuni tanaman atau organisme, kelebihan
Mg dapat disimpan di vakuola, kadar Mg yang tinggi dalam tanah menghambat
penyerapan kation yang lainnya, misalnya mengakibatkan kekahatan K  atau Ca. Selain
itu, kelebihan Mg juga dapat menyebabkan terhambatnya sistem perakaran pada tanaman
dan perkembangan daun menjadi kerdil.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini antara lain :
1. Magnesium (Mg) merupakan hara makro sekunder. Diperlukan tanaman dalam jumlah
relatif banyak, lebih sedikit dibanding N dan K, serupa jumlahnya dengan P, S dan Ca;
umumnya Mg <Ca.
2. Magnesium (Mg) berasal dari beberapa sumber, seperti bahan organik, rabuk, kompos
dan biosolid, Mg yang tertukar, pelarutan mineral Mg, kapur dan pupuk. Ketersediaan
Magnesium (Mg) dipengaruhi oleh kejenuhan Mg dan pH.
3. Manfaat Magnesium (Mg) terhadap tanaman dan tanah antara lain menghasilkan
klorofil dengan sempurna, meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi,
meningkatkan pH tanah, memperbaiki struktur tanah. Fungsi Magnesium (Mg) yaitu
sebagai Esensial untuk fotosintesis.
4. Mg2+ dipasok oleh mass flow dan root interception. Transformasi Mg dalam tanah
terjadi pada saat pertukaran kation, presipitasi dan pelapukan. Manajemen pupuk Mg
meliputi pengapuran, kekahatan dan grass tetany.
5. Ciri-ciri kekurangan Mg pada tumbuhan yaitu rendahnya daya tahan tanaman terhadap
serangan hama dan penyakit sehingga mengakibatkan tanaman mudah terserang hama
dan penyakit, matinya titik tumbuh pada pucuk dan akar tanaman, mempengaruhi
kemampuan berbuah dan produksinya Kelebihan Mg tidak secara langsung meracuni
tanaman atau organisme, menghambat penyerapan kation yang lainnya, terhambatnya
sistem perakaran pada tanaman dan perkembangan daun menjadi kerdil.
6.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Magnesium. http://www.wikipedia.com. Diakses tanggal 17 April 2016.


Lahuddin. 2007. Aspek Unsur Mikro dalam Kesuburan Tanah. Medan: Universitas Sumatera
Utara e-Repository.
Mohsin, Yulianto. 2006. Magnesium. http://che-mis-try.org/. Diakses tanggal 18 April 2016.
Muklis. 2007. Analisis Tanah dan Tanaman. Medan: Universitas Sumatera Utara Press.
Roesmarkam A. 2004. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Erlangga.
Walatra, Bumi Makmur. 2013. Fungsi Magnesium untuk Tanaman.
http://www.taniorganik.com/fungsi-magnesium-mg-untuk-tanaman/. Diakses pada
tanggal 18 April 2016.

Anda mungkin juga menyukai