Anda di halaman 1dari 2

⮚ Dinamisasi Mangan (Mn).

1. Mangan dalam tanah dan tanaman.

Mangan berasal dari batuan primer yang pada umumnya dalam bentuk feromagnesit
(Tisdale et al., 1985). Mangan merupakan salah satu logam yang banyak ditemukan bersama
dengan unsur Besi (Fe). Dalam tanah, Mangan tersedia dalam bentuk Mn2+, Mn3+, dan
Mn4+. Mangan diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Mn2+.Mn2+ diangkut ke permukaan
akar dengan aliran massa dan difusi, diikuti dengan serapan oleh akar tanaman. Ion Mangan
juga dapat masuk melalui kutikula dan ketersediaannya pada jaringan daun akan
memperbaiki fungsi kloroplas. Mangan dalam tanaman bersifat immobile, yaitu tidak dapat
bergerak atau beralih tempat dari organ yang satu ke organ yang lain. Fungsi unsur hara
mangan.

Mangan (Mn) adalah salah satu unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman untuk
keperluan pembentukan kloroplas, keberlangsungan fotosintesis, metabolisme nirogen, dan
sintesis berbagai enzim. Kehadiran ion Mn2+ menyebabkan proses fotosintesis akan berjalan
semakin lancar, peningkatan aktivitas fotosintesis juga akan mempengaruhi peningkatan
konsentrasi klorofil. Mn berperan penting sebagai pengaktif enzim, diantaranya enzim
pentransfer fosfat dan enzim dalam siklus krebs. Unsur Mn juga penting dalam reaksi
oksidasi-reduksi, metabolisme N, klorofil dan karbohidrat. Mn juga merupakan bagian
penting dari kloroplas dan turut dalam reaksi yang menghasilkan oksigen (Soepardi, 1983).

2. Pengaruh pH dan faktor lain Terhadap Mangan

Umumnya Mn terlepas dari tanah asam dan deposit pada lapisan tanah basa. Unsur
hara Mn dapat mengendap pada pH tinggi (Basa), penurunan kelarutan Mangan sering terjadi
pada tanah dengan pH tinggi atau basa (Tanah berkapur atau sangat berkapur). Pada
umumnya Mangan memiliki jumlah yang optimal pada kisaran pH 5 – 6,5. Dalam tanaman.
Karena sering terjadi penurunan ketersediaan unsur hara Mangan pada tanah basa, maka
defisiensi mangan lebih sering terjadi pada tanah yang bersifat basa.

Tingkat oksidasi Mn secara tidak langsung berhubungan dengan pH tanah. Pada


umumnya suasana oksidatif didukung oleh pH tinggi, sedangkan keadaan masam membantu
terciptanya suasana reduktif (Soepardi,1983). Unsur hara lain juga dapat mempengaruhi
Mangan, jika jumlah konsentrasi Tembaga (Cu), Besi (Fe), Nikel (Ni), dan Seng (Zn) dalam
tanah tinggi, maka hal tersebut dapat menghambat penyerapan Mangan oleh tanaman,
sehingga menyebabkan defisisensi unsur hara Mn.
3. Defisiensi Mangan

Konsentrasi normal Mn dalam jaringan tanaman pada umumnya terletak pada kisaran
50 ppm – 200 ppm (Jones 1979). Pada konsentrasi <50 ppm terjadi defisiensi atau kekahatan
unsur hara mangan pada tanaman. Gejala yang ditimbulkan akibat kekurangan unsur hara
mangan pada tanaman adalah :

a. Terjadi klorosis pada bagian antara tulang-tulang daun muda, dari awalnya warna
hijau, kemudian berubah menjadi kuning, dan akhirnya menjadi putih. Akan tetapi
warna tulang daun tetap berwarna hijau.
b. Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati.
c. Kekurangan Mn dapat menyebabkan pembentukan biji-bijian menjadi kurang baik.

Daftar Pustaka :

Tisdale, S.L, Nelson, W.L and Beaton, D.J. 1985. Soil Fertility and Fertilizers. 4th-ed
MacMillan Publ.Co. New York: 372-377; 484-499.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Jones, U.S. 1979. Fertilizers and Soil Fertility. Reston Publ.Co. Virginia:264.

Eun Hong, Q. K. (2010). Manganese. College of Agriculture and Life Sciences, 49-50.

Seran, R. (2017). Pengaruh Mangan Sebagai Unsur Hara Mikro Esensial Terhadap
Kesuburan Tanah dan Tanaman. Portal Jurnal Unimor, 13-14.

Anda mungkin juga menyukai