Anggik Aprilia
05101281823024
Kelas A
Seng (Zn)
Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn++ dan dalam tanah alkalis mungkin
diserap dalam bentuk monovalen Zn(OH)+. Di samping itu, Zn diserap dalm bentuk
kompleks khelat, misalnya Zn-EDTA. Seperti unsure mikro lain, Zn dapat diserap lewat
daun. Kadr Zn dalam tanah berkisar antara 16-300 ppm, sedangkan kadar Zn dalam tanaman
berkisar antara 20-70 ppm. Mineral Zn yang ada dalam tanah antara lain sulfida (ZnS),
spalerit [(ZnFe)S], smithzonte (ZnCO3), zinkit (ZnO), wellemit (ZnSiO3 dan ZnSiO4).
Fungsi Zn antara lain : pengaktif enim anolase, aldolase, asam oksalat dekarboksilase,
lesitimase,sistein desulfihidrase, histidin deaminase, super okside demutase (SOD),
dehidrogenase, karbon anhidrase, proteinase dan peptidase. Juga berperan dalam biosintesis
auxin, pemanjangan sel dan ruas batang.
Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan sering
menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi sering
menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terytama pada tanah berkapur.
Adapun gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek,
daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan
intermedier serta adanya nekrosis.
Mangan (Mn)
Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap
dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering disemprotkan lewat
daun. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari logam yang satu ke
organ lain yang membutuhkan. Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida,
karbonat dan silikat dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit
(MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3).
Mn umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan ferro magnesium.
Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah
mineral sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam
tanah berkisar antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau
mangan oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan dan pengeringan
yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn.
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein,
karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs,
dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada indikasi dibutuhkan
dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada tanaman
berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih
banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-
abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split
seed pada tanaman lupin.
Fungsi Mangan ( Mn )
1. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama
vitamin C.
2. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua.
3. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim.
4. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi.
5. Diserap oleh tanaman dalam bentuk Mn++
Kekurangan unsur hara Mangan ( Mn ) :
1. Pada daun-daun muda di antara tulang-tulang dan secara setempat-setempat
terjadi klorosis.
2. Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga daun tampak
menggerigi karena mengering dan keriput.
3. Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil.
4. Pembentukan biji-bijian kurang baik (jelek).
Kelebihan unsur hara Mangan ( Mn ) :
Pada dasarnya Mn dibutuhkan dalam jumlah sedikit, apabila kelebihan unsur hara ini maka
dapat menghambat proses sintesa klorofil.
DAFTAR PUSTAKA
Aditia, Lasinrang. 2015. Nutrisi Tumbuhan. (Online).
https://www.academia.edu/26891045/MAKALAH_NUTRISI_TUMBUHAN_-
_UNSUR_HARA. (Diakses Pada 24 Maret 2020).
Ardi, Rio. 2007. Unsur Hara Makro dan Mikro Dalam Tanah. (Online).
http://rioardi.wordpress.com/2007/09/03/unsur-hara-dalam-tanah-makro-dan-mikro/.
(Diakses Pada 24 Maret 2020).
Astuti, Pudji. 2018. Unsur hara kebutuhan tanaman. (online)
https://pertanian.pontianakkota.go.id/artikel/52-unsur-hara-kebutuhan-tanaman.html.
(Diakses Pada 24 Maret 2020).
Lailiya, L. 2016. Memahami Unsur Hara Makro dan Mikro Pada Tanaman. (Online)
http://bp4k.blitarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/09/MEMAHAMI-UNSUR-HARA-
MAKRO-DAN-MIKRO-PADA-TANAMAN.pdf. (Diakses Pada 24 Maret 2020).
Simanungkalit RDM, et.al. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Jawa Barat. Balai Besar
Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.