Anda di halaman 1dari 13

UNSUR HARA MIKRO

OLEH

 SEBINA SELIN
 NONI AE
 AURELIUS T. DAMBUT
 PETRUS D. JEDGHE

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Unsur hara mikro atau unsur hara tersier (minor), yaitu unsur-unsur hara yang dibutuhkan
oleh tanaman dalam jumlah yang relative sangat kecil, Kekurangan unsur menyebabkan
klorosis pada daun, lembaran daun menjadi kuning tetapi tulang daun tetap hijau, Karena
unsur hara mikro mempunyai fungsi yang spesifik dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman serta fungsinya tidak dapat digantikan secara sempurna oleh unsur hara lainnya.
Oleh karena itu untuk menjaga pertumbuhan tanaman secara normal supaya tidak
mengganggu produksi dan mutu, maka dalam budidaya tanaman ditambahkan unsur hara
mikro, terutama pada keadaan- keadaan dimana unsur hara mikro dapat membatasi
pertumbuhan tanaman ialah pada keadaan. Apabila unsur tersebut tidak tersedia bagi
tanaman, maka tanaman akan menunjukan gejala kekurangan unsur tersebut dan
pertumbuhan tanaman akan merana atau tidak akan tumbuh dengan normal. Unsur hara
mikro pada bendungan dapat bersumber dari sedimen sebagai akibat terjadinya erosi tanah
pada lahan-lahan di sekitar bendungan. Tanah yang terangkut tersebut akan terbawa oleh
aliran ke hilir dan sedimen ini akan diendapkan di tempat yang aliran airnya melambat di
dalam sungai, waduk, danau, reservoir, saluran irigasi, di atas tanah pertanian dan
sebagainya (Arsyad, 2010).
Unsur hara Mikro terdiri dari: Boron (B), Tembaga (Cu), Seng atau Zinc (Zn), Besi atau
ferro (Fe), Molibdenum (Mo), Mangan (Mn), Khlor (Cl), Natrium (Na), Cobalt (Co),
Silicone (Si), Nikel (Ni) (Winarso, 2005). Tanaman memerlukan media untuk tumbuh,
media untuk tumbuh tanaman berupa bahan organik dan anorganik. Media bahan organik
merupakan media tanam yang berasal dari komponen organisme seperti daun, kayu, bunga,
serat tanaman, hingga kotoran sisa makhluk hidup yang mengalami proses pelapukan oleh
organisme. Melalui proses itulah dihasilkan mineral, karbondioksida (CO2), dan air (H2O).
Mineral tersebut yang akan dihasilkan dari media tanam yang menjadi sumber unsur hara
yang diserap tanaman sebagai makanan. Beberapa media organik yang dapat dijadikan
media tanam seperti: batang pakis, arang, kompos, moss (akar pakupakuan), pupuk
kandang, sabut kelapa, sekam padi, humus, dan lain-lain. Media bahan anorganik
merupakan media tanam yang memiliki kandungan mineral yang cukup tinggi yang berasal
dari proses pelapukan buatan induk di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut biasa
disebabkan oleh berbagai hal yakni pelapukan secara mekanik maupun kimiawi. Media
tanam memiliki beberapa variasi, diantaranya adalah media tanam tanah, media tanam air
(hidroponik), dan media tanam udara (aeroponik). Unsur mikro adalah unsur yang
diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit . Walaupun hanya diserap dalam jumlah kecil ,
tetapi amat penting untuk menunjang keberhasilan proses-proses dalam tumbuhan. Tanpa
unsur mikro , bunga adenium tidak tampil prima. Bunga akan lunglai , dll. Unsur mikro itu ,
adalah: boron , besi , tembaga , mangan , seng , dan molibdenum.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yakni :
1.) Apakah terdapat kandungan Seng (Zn), Mangan (Mn), Tembaga (Cu) dan pH pada
defisiensi tanaman ubi?
2.) Apakah terdapat perbedaan kandungan Seng (Zn), Mangan (Mn), Tembaga (Cu) dan
pH pada defisiensi tanaman ubi ?

C. Tujuan
1.) Untuk mengetahui kandungan Seng (Zn), Mangan (Mn), Tembaga (Cu) dan pH pada
defisiensi tanaman ubi
2. Untuk mengetahui perbedaan kandungan Seng (Zn), Mangan (Mn), Tembaga (Cu) dan
pH pada defisiensi tanamaman ubi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Unsur Hara Mikro

Unsur mikro adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit . Walaupun
hanya diserap dalam jumlah kecil , tetapi amat penting untuk menunjang keberhasilan
proses-proses dalam tumbuhan. Tanpa unsur mikro , bunga adenium tidak tampil prima.
Bunga akan lunglai , dll. Unsur mikro itu , adalah: boron , besi , tembaga , mangan , seng ,
dan molibdenum. Secara umum fungsi unsur hara mikro adalah : 1) Sebagai penyusun
jaringan tanaman. 2) Sebagai katalisator (stimulant). 3) Mempengaruhi proses oksidasi dan
reduksi tanaman. 4) Membantu mengatur kadar asam. Kesuburan tanah  sangat ditentukan
oleh keberadaan unsur hara dalam tanah, baik unsur hara makro, unsur hara sekunder
maupun unsur hara mikro. Unsur hara makro meliputi nitrogen (N), pospor (P), kalium (K),
dan C,H,O. Sedang unsur hara sekunder meliputi calcium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur
(S). dan unsur hara mikro antara lain : Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu) ,
Boran (B), Molibdenium (Mo) dan Chlor (Cl). Untuk meningkatkan kadar unsur hara makro
dalam tanah sudah tidak asing lagi bagi petani karena saat melakukan pemupukan, petani
hampir selalu menambahkan unsur  hara NPK. Unsur hara  didalam tanah harus daam
jumlah cukup dan komposisi seimbang. Sebab bila salah satu unsur berkurang maka dapat
mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi tidak wajar.Tiap unsur hara mempunyai
tugas tertentu dan tidak satu unsur harapun yang dapat menggantikannya secara sempurna.
Unsur mikro ialah unsure yang diperlukan dalam jumlah sedikit dan dapat merusak bila
dijumpai dalam jumlah banyak. Secara umum fungsi unsur hara mikro adalah : 1) Sebagai
penyusun jaringan tanaman. 2) Sebagai katalisator (stimulant). 3) Mempengaruhi proses
oksidasi dan reduksi tanaman. 4) Membantu mengatur kadar asam. 5) Mempengaruhi nilai
osmotic tanaman. 6) Mempengaruhi pemasukan nsure hara. 7) Membantu pertumbuhan
tanaman. Kata-kata Kunci : Unsur hara mikro, pertumbuhan , tanaman.

B. Jenis –Jenis Unsur Hara Yang Tergolong Unsur Mikro


 Mangan (Mn)
a. Funsi Mangan (Mn)
1. Penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein,
karbohidrat
2. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus
krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam
kloroplas,ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil.
3. Esensial dalam fotosistem II, bertindak sebagai penghubung ATP
kompleks fosfokinase, fosfotransferase, dan mengaktifkan IAA
oksidase

b. Kadar Mangan (Mn)

1. Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300 sampai 2000 ppm


2. Kadar dalam tanaman: umumnya dalam keadaan cukup berkisar antara 10
– 15 ppm.
3. Jenis mineral yang mengandung Mn : Pirolusit (MnO2 ) Braunit
((MnSi)2O3 ) Rodokrosit (MnCO3 ) Rodonit (MnSiO3 ) Mn umumnya
terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan ferro magnesium.
4. Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan.
5. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder terutama pyrolusit
(MnO2) dan manganit (MnO(OH)).

c. Defisiensi Mangan (Mn)


a. Terjadinya klorosis di bagian atau diantara tulang-tulang daun yang ditandai
dengan warna kuning dan apabila terus berlanjut daun akan menjadi putih.
b. Bagian tulang daun tidak mengalami klorosis yang artinya tetap berwarna hijau,
daun yang telah mati akan rontok kecuali bagian tulang daun sehingga daun
tanaman kelihatan bergerigi Mangan (Mn) Defisiensi Mn :
c. Terhambatnya pertumbuhan dan pembentukan tunas baru yang mengakibatkan
tanaman tumbuh kerdil, dan kualitas biji yang terbentuk menjadi berkurang dan
apabila biji-biji tersebut ditanam tidak akan bisa tumbuh.
d. Pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip
kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua,
e. Pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis
pada bagian tengah dan pangkal daun muda,
f. Menghambat pertumbuhan akar
 Seng (Zn)
a. Fungsi Seng (Zn ) :

1. Pengaktif enzim anolase, aldolase, asam oksalat dekarboksilase, lesitimase,


sistein desulfihidrase, histidin deaminase, super okside demutase (SOD),
dehidrogenase, karbon anhidrase, proteinase dan peptidase.
2. Berperan dalam biosintesis auxin, pemanjangan sel dan ruas batang.
b. Kadar Seng (Zn)
1. Kadar Zn dalam tanah berkisar antara 16-300 ppm, sedangkan kadar Zn
dalam tanaman umumnya berkisar antara 20-70 ppm Hara Zn merupakan
unsur mikro yang paling sering kahat dari unsur mikro lainnya, kahat Zn
biasanya terjadi jika konsentrasinya dalam tanah 10-20 ppm.
2. Jenis mineral yang mengandung Zn Sfalerit (ZnS)
3. Hemimorfit ((Zn4 (OH)2 .Si2O7H2 )
4. Smitsonit (ZnCO3 ) Zn tidak mobile dalam tanaman sehingga gejala
defisiensi terlihat pada titik tumbuh. Seng (Zn)
5. Gejala defisiensi Zn diantaranya yaitu tanaman kerdil, ruasruas batang
memendek, daun mengecil dan mengumpul dan klorosis pada daun-daun
muda dan intermedier serta adanya nekrosis.
6. Faktor yang mempengaruhi ketersediaan dan Pergerakan Zn : pH Tanah
Dijerap pada oksida : sesquioksida, karbonat, dan bahan organik mampu
mengikat Zn. Namun, mekanisme secara pasti belum diketahui.
7. Dijerap pada mineral liat dan karbonat d) Interaksi dengan unsur lain
 Tembaga (Cu )
a. Fungsi Tembaga (Cu):
1. Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu2+ dan juga dapat diserap dalam bentuk
senyawa kompleks organik, misalnya Cu-EDTA (Cu-ethilen diamine tetra acetate
acid) dan Cu-DTPA (Cu diethilen triamine penta acetate acid).
2. Fungsi Cu bagi tanaman yaitu untuk mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase,
askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase.
3. Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap
perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan
penyusunan lignin.
b. Kadar Tembaga (Cu)
1. Mineral yang mengandung Cu : Kalkosit (Cu2S) Kovelit (CuS) Kalkopirit
(CuFeS2 ) Kuprit (Cu2O) Tenorit (CuO) Malakit (Cu3 (OH)2CO3 ) Krisokola
(CuSO3 .2H2O) Brokantit (Cu4 (OH)6 .SO4 )
2. Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh
plastosianin. Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan
masing-masing molekul mengandung satu atom Cu.
3. Hara mikro Cu berpengaruh pada klorofil, karotenoid, plastokuinon dan
plastosianin.
4. Tembaga (Cu) Gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain : pembungaan
dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun
lemah, layu dan pucuk mengering serta batang dan tangkai daun lemah.
5. Kelebihan Cu : Keracunan Cu terjadi bila konsentrasi dalam tanaman >
400ppm. Dimana gejalanya yaitu pertumbuhan akar buruk , daun menguning
dan akhirnya mati.
6. Faktor yang mempengaruhi ketersediaan dan Pergerakan Zn : a) pH Tanah
b) Tekstur tanah : suplai Cu pada tanah bertekstur pasir lebih rendah c)
Hubungan dengan ion lain
 Molibdemun (Mo)
a. Fungsi Molibdemun (Mo)
1. Molibdenum (Mo) diserap dalam bentuk ion MoO4 2-
2. Fungsi Mo yaitu untuk mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase
dan xantine oksidase.
3. Kadar Mo di dalam tanaman umumnya < 1 ppm, karena dalam larutan
tanah kadar Mo sangat rendah (normalnya 0.34 – 1.5 ppm Mo)
4. Kandungannya dalam tanah berkisar antara 0.2 – 36 ppm Mineral yang
mengandung Mo : Molibdenit (MoS2 ) Ilsemanit (Mo3O8 .H2O)
Walfenit (PbMoO4 ) Molibdenum (Mo)
b. Defisiensi Molibdemun (Mo)
1. Dimulai dari tengah dan daun bawah.
2. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya
sempit
3. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga
kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.
4. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi
pucat dan mati dan pembentukan bunga terlambat.
5. Konsentrasi Mo berlebihan tidak akan berpengaruh pada tanaman, tetapi
dapat mengakibatkan keracunan bagi ternak yang mengkonsumsinya lebih
dari 5 ppm.
 Boron (B)
a. Fungsi Boron (B)
1. Boron (B) umumnya diserap tanaman dalam bentuk H3BO3
2. Fungsi B dalam tanaman
3. Berperan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan
auksin.
4. Berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel,
permeabilitas membran, serta perkecambahan serbuk sari.
5. Memiliki peran dalam translokasi gula ke membran
6. Mengatur kegiatan oksidasi oleh enzym polyphenolase,
7. Modifikasi keseimbangan di dalam metabolisme fosfat ester
b. Kandungan Mineral Boron (B)
1. Mineral yang mengandung Boron : Borax (Na2B4O7 .10H2O) Lugwinit
(Ca2B6O11.5H2O) Turmalin: - Schorlet (Fe-Turmalin) (NaFeBAl3 (OH)4
(Al3Si6O27) - Dravit (Mg-Turmalin) (NaMg3B3Al3 (OH)4 (Al3Si6O27) -
Elbait (Li-Turmalin) (Na2Li3B3Al9 (OH)8 (Al3Si6O27)
2. Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O),
kolamit (Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat.
3. Boron (B) Kandungan Boron di dalam tanah berkisar antara 7-80 ppm.
Umumnya tinggi pada tanah bertekstur liat, rendah pada tanah tekstur pasir.
4. Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5% dari kadar total boron
dalam tanah.
5. Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke akar tanaman melalui proses
aliran masa dan difusi.
6. Gejala defisiensi Boron menyebabkan Pertumbuhan terhambat pada jaringan
meristematik (pucuk akar), Mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah
yang sedang berkembang sangat rentan, mudah terserang penyakit.
 Klor (CI)
a. Fungsi Klor (CI)
1. Meningkatkan tekanan osmotik sel, regulasi stomata dan meningkatkan
hidrasi jaringan tanaman
2. Berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya dalam
evolusi oksigen
3. Berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, mencegah kehilangan air yang
tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain
b. Kadar Klor (CI)
1. Klor dalam tanah tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat mobil dan mudah
tercuci oleh air drainase.
2. Klor (Cl) Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman
kering. Umumnya kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah berkisar antara
340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro.
3. Gejala defisiensi Cl yaitu pola percabangan akar abnormal, gejala wilting
(daun lemah dan layu), warna kemasan (bronzing) pada daun, pada tanaman
kol daun berbentuk mangkuk.
4. Kelebihan Cl akan mengakibatkan penigkatan tekanan osmotis air tanah
sehingga mengakibatkan berkurangnya ketersediaan air sehingga tanaman
layu.
 Besi (Fe)
a. Fungsi Besi (Fe)
1. Pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme (transport elektron)
2. Penyusun klorofil, enzim, komponen protein, dan berperan dalam
perkembangan kloroplas.
3. Terlibat dalam sintesis protein dan perkembangan meristematik ujung akar
b. Kadar Besi (Fe)
1. Jenis mineral yang mengandung Fe : Hematit (Fe2O3 ) Goetit (FeOOH) Pirit
(FeS2 ) Siderit (FeCO3 ) Jarosit ((KFe3 (OH)6 (SO4 )4 ) Olivin ((Mg,
Fe)2 .SiO4 )
2. Senyawa Fe(OH) 3 merupakan bentuk Fe yang signifikan sebagai pemasok
Fe untuk tanaman.
3. Kekurangan Fe menyebabkan terhambatnya pembentukan klorofil dan
akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna selain itu
menyebabkan kenaikan kadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah
ribosom secara drastis.
c. Defisiensi Besi ( Fe)
1. Gejala kekahatan Fe muncul pertama kali pada daun-daun muda, mengalami
khlorosis di antara tulang daun, kemudian menyebar ke seluruh daun, pada
kondisi paling parah daun muda mengering dan tulang daun tetap hijau, pucuk
daun berwarna coklat.
2. Kekurangan Fe juga dapat menyebabkan Penurunan kadar pigmen dan
protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan
pengurangan aktivitas semua enzim.
3. Gejala defisiensi Fe sering terjadi pada tanah-tanah dengan pH di atas 7.5
atau alkalin/basa. Besi (Fe) Kelebihan Fe : tanaman akan mengalami
nekrosis.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesuburan tanah  sangat ditentukan oleh keberadaan unsur hara dalam tanah, baik
unsur hara makro, unsur hara sekunder maupun unsur hara mikro. Unsur hara makro
meliputi nitrogen (N), pospor (P), kalium (K), dan C,H,O. Sedang unsur hara sekunder
meliputi calcium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S). dan unsur hara mikro antara
lain : Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu) , Boran (B), Molibdenium (Mo)
dan Chlor (Cl). Untuk meningkatkan kadar unsur hara makro dalam tanah sudah tidak
asing lagi bagi petani karena saat melakukan pemupukan, petani hampir selalu
menambahkan unsur  hara NPK. Unsur hara  didalam tanah harus daam jumlah cukup
dan komposisi seimbang. Sebab bila salah satu unsur berkurang maka dapat
mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi tidak wajar.Tiap unsur hara mempunyai
tugas tertentu dan tidak satu unsur harapun yang dapat menggantikannya secara
sempurna. Unsur mikro ialah unsure yang diperlukan dalam jumlah sedikit dan dapat
merusak bila dijumpai dalam jumlah banyak. Secara umum fungsi unsur hara mikro
adalah : 1) Sebagai penyusun jaringan tanaman. 2) Sebagai katalisator (stimulant). 3)
Mempengaruhi proses oksidasi dan reduksi tanaman. 4) Membantu mengatur kadar asam.
5) Mempengaruhi nilai osmotic tanaman. 6) Mempengaruhi pemasukan nsure hara. 7)
Membantu pertumbuhan tanaman. Kata-kata Kunci : Unsur hara mikro, pertumbuhan ,
tanaman.
Berikut adalah contoh tanaman yang mengalami kekurangan unsur hara mikro.
Gambar 1.1 Tanaman Ubi Kayu
B. Saran
Dari kesimpulan diatas,maka dapat diambil saran sebagai berikut :
1. Unsur hara mikro merupakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam
jumlah yang relatif kecil,namun jika pada tanaman mengalami kekurangan
unsur hara mikro, maka tanaman akan mengalami pertumbuhan yang tidak
stabil seperti yang tampak pada gambar diatas. Oleh karena itu,walaupun unsur
hara mikro dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit maka tetap harus
memberikannya pada tanaman agar pertumbuhan suatu tanaman stabil dan agar
dapat menyeimbangkan unsur hara makro.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, S. 2014.Makalah Abiotik Kekurangan Unsur Hara Pada


Tanaman.http//syamsulakbars.blogsport co.id /(Diakses pada 2 Maret 2017)

Stevanus, C. T., J. Saputra, dan T. Wijaya. 2015. Peran Unsur Mikro Bagi Tanaman.watra
perkaretan 2015,34 (1):11-18

Lailiya, L. 2016.Memahami Unsur Hara Makro Dan Mikro Pada Tanaman.


http://bp4k.balitarkab.go.id/wp-contetd/upload/2016/09 MEMAHAMI- UNSUR HARA-
MAKRO- DAN- MIKRO- PADA- TANAMAN (Diakses pada 2 Maret 2017)

Anda mungkin juga menyukai