DISUSUN OLEH :
SINDRA J. SALUKH
PO5303241200087
2C/III
JURUSAN GIZI
TAHUN AJARAN
2021/2021
METABOLISME MINERAL MIKRO DAN ANALISIS BIOKIMIA DALAM DARAH DAN URIN
ABSTRAKSI
Mineral merupakan unsur yang dibutuhan oleh tubuh manusia yang mempunyai peranan
penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun
fungsi tubuh secara keseluruhan. Dalam sistem fisiologis tubuh manusia, mineral tersebut
dibagi menjadi dua bagian yaitu makroelemen antara lain kalsium (Ca), fosfor (P), kalium
(K), sulfur (S), natrium (Na), klor (Cl), dan magnesium (Mg), dan mikroelemen antara lain
besi (Fe), iodium (I), seng (Zn), mangan (Mn), dan kobal (Co). Mineral makro adalah
mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral
mikro adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah kurang dari 100 mg sehari.
ABSTRACTION
Minerals are elements needed by the human body that have an important role in
maintaining body functions, both at the level of cells, tissues, organs, and body functions
as a whole. In the physiological system of the human body, these minerals are divided into
two parts, namely macroelements including calcium (Ca), phosphorus (P), potassium (K),
sulfur (S), sodium (Na), chlorine (Cl), and magnesium (Mg), and microelements including
iron (Fe), iodine (I), zinc (Zn), manganese (Mn), and cobalt (Co). Macro minerals are
minerals that the body needs in amounts of more than 100 mg a day, while micro minerals
are minerals needed in amounts less than 100 mg a day.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan
olehmakhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga
dikenalsebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagian besar mineral akan
tertinggal dalam bentuk abu, dalam bentuk senyawa anorganik sederhana, serta
akan terjadi penggabungan antar individu atau dengan oksigen sehingga terbentuk
garam anorganik . Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan
biologi, tetapi tidak atau belum semua.
Secara umum, mineral terbagi menjadi 2 macam, yaitu makro mineral dan mikro
mineral. Makro mineral adalah mineral yang ada di dalam tubuh lebih dari 0,01% dari
berat badan dan dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg/hari seperti
Ca (kalsium), P (fosfor), Na (natrium), K (kalium), Cl (klorida), dan S (sulfur).
Mineral mikro terdapat dalam tubuh kurang dari 0.01% berat tubuh dan hanya
dibutuhkan dalam jumlah kurang dari 100 mg/hari seperti besi (Fe), tembaga (Cu),
iodine (I2), zinc (Zn), kobalt (Co), dan Se (selenium). Dalam tubuh mineral akan
melaui beberapa proses sebelum di serap oleh tubuh . Salah satu proses dalam
tubuh adalah bagaimana mineral dapat melalui atau melewati membran atau yang
dikenal dengan transport memberan. Transport memberan sendiri terbagi menjadi
dua yaitu transport aktif dan pasif.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu mineral mikro?
2. Bagaimana metabolisme mineral mikro?
3. Bagaimana analisis biokimia dalam darah dan urine?
C. TUJUAN
1. Mengetahui apa itu mineral mikro.
2. Memahami bagaimana metabolisme mineral mikro.
3. Memahami bagaimana analisis biokimia dalam darah dan urin.
D. MANFAAT
Pembuatan paper ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi tenaga kesehatan
Digunakan sebagai bahan pertimbangan dan referensi dalam pengambilan
keputusan untuk melakukan penelitian dan analisis lebih lanjut mengenai
bagaimana mineral khususnya mineral mikro dalam tubuh manusia serta
analisis biokimia dalam darah dan urin.
2. Bagi para pengajar
Digunakan sebagai sumber referensi dan bahan ajar tambahan serta sumber
usulan dan masukan berkaitan dengan bidang studi kesehatan khususnya
biokimia dalam proses mengajar
3. Bagi masyarakat umum
Digunakan sebagai bahan sekaligus informasi kesehatan tubuh terutama
berkaitan dengan kesehatan gizi tubuh manusia.
4. Bagi penulis
Digunakan sebagai tugas sekaligus menambah wawasan dan pengetahuan
tentang mineral mikro dan metabolismenya serta analisis biokimia dalam
darah dan urin.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Mineral
Pengertian Mineral
Selain vitamin pada makanan, manusia dan hewan memerlukan sejumlah unsur
kimiawi dalam bentuk anorganik untuk pertumbuhan dan fungsi biologi yang
normal. Salah satunya adalah mineral, mineral menempati 4% bagian dari
penyusun tubuh manusia. Mineral adalah nutrien (zat gizi) esensial yang
dibutuhkan oleh manusia dalam jumlah kecil, supaya tubuh dapat menjalankan
fungsinya dengan baik.
Fungsi Mineral
Mineral yang kita butuhkan dapat ditemukan dalam makanan. Dalam berbagai
macam makanan, seperti daging, sereal, ikan, susu, sayur mayur, buah- buahan
dan kacang-kacangan dapat kita temukan mineral dalam berbagai jumlah.
Mineral memiliki fungsi, yaitu:
Klasifikasi Mineral
Mineral miicro adalah mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil, yaitu
dalam satuan miligram atau mikrogram per kilogram berat badan, dan umumnya
jumlahnya kurang dari 0,01 % dari massa tubuh (WHO, 1996).
a) Besi (Fe)
Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat didalam tubuh manusia
dewasa.dan hewan yaitu sebanyak 3-5 gr didalam tubuh manusia dewasa, di mana
70 persennya terdapat dalam hemoglobin, 25 persennya merupakan besi cadangan
(iron storage) yang terdiri dari feritin edan homossiderin terdapat dalam hati, limfa
dan sum-sum tulang.
Besi berperan dalam proses respirasi sel, yaitu sebagai kofaktor bagi enzim– enzim
yang terlibat didalam reaksi oksidasi reduksi. Metabolisme energi, di dalam tiap sel,
besi bekerja sama dengan rantai protein-pengangkut-electron, yang berperan
dalam langkah-langkah akhir metabolism energi. Sebanyak lebih dari 80 % besi yang
ada dalam tubuh berada dalam hemoglobin.
Hemoglobin ini terdiri dari 2 buah rantai polipeptida α serta 2 buah rantai
polipeptida β, heme, sertakofaktor besi (Fe).
Fe yang dibebaskan dari proses degradasi Hb dan porfirin dapat secara cepat
terlihat transferin dan dalam feritin serum pada plasma. Transferin mengangkut
Fe kembali ke sumsum tulang untuk mensintesisi Hb kembali atau di mana saja
dibutuhkan. Feritin serum secara cepat diambil oleh hati dan mungkin oleh sel –
sel lain. Besi feritin intrseluler juga dimobilisasi untuk diangkut kesumsum
tulang Untuk mobilisasi tersebut Fe yang ada dalam pusat inti feritin harus
direduksidikilasi dan dipindahkan kedalam plasma, di mana dioksidasi kembali
menjadi F3+ untuk diangkut pada transferin.
b) Seng (Zn)
Seng merupakan komponen penting pada struktur dan fungsi membran sel, sebagai
antioksidan, dan melindungi tubuh dari serangan lipid peroksidase. Seng berperan
dalam sintesis dan transkripsi protein, yaitu dalam regulasi gen. Pada suhu tinggi,
tubuh banyak mengeluarkan keringat dan seng dapat hilang bersama keringat
sehingga perlu penambahan (Richards 1989; Ahmed et al. 2002). Ikatan enzim seng
yang merupakan katalis reaksi hidrolitik melibatkan enzim pada bagian aktif yang
bertindak ”suprefisien.” Enzim karbonik anhidrase meng- katalisis CO2 dalam darah,
enzim karboksi peptidase mengkatalisis protein dalam prankreas, enzim alkalin
fosfatase.
c) Iodium (I)
Iodin merupakan komponen esensial tiroksin dan kelenjar tiroid. Tiroksin berperan
dalam meningkatkan laju oksidasi dalam sel sehingga meningkatkan Basal
Metabolic Rate (BMR). Tiroksin juga berperan menghambat proses fosforilasi
oksidatif sehingga pembentukan Adenosin Trifosfat (ATP) berkurang dan lebih
banyak dihasilkan panas. Tiroksin juga mempengaruhi sintesis protein (Mills1987;
Darmono 1995). Iodin secara perlahan-lahan diserap dari dinding saluran
pencernaan ke dalam darah. Penyerapan tersebut terutama terjadi dalam usus
halus, meskipun dapat berlangsung pula dalam lambung. Dalam usus, iodin bebas
atau iodat mengalami reduksi menjadi iodida sebelum diserap tubuh. Dalam
peredaran darah, iodida menyebar ke dalam cairan ekstraseluler seperti halnya
klorida. Iodida yang masuk ke dalam kelenjar tiroid dengan cepat dioksidasi dan
diubah menjadi iodin organik melalui penggabungan dengan tiroksin. Proses
tersebut terjadi pula secara terbatas dalam ovum (Graham 1991; Puls 1994; Lee et al.,
1999).
Iodin (I) diperlukan tubuh untuk membentuk tiroksin, suatu hormon dalam kelenjar
tiroid. Tiroksin merupakan hormone utama yang dikeluarkan oleh kelenjar tiroid.
Setiap molekul tiroksin mengandung empat atom iodin (Darmono 1995).
Sebagian besar iodin diserap melalui usus halus, dan sebagian kecil langsung masuk
ke dalam saluran darah melalui dinding lambung. Sebagian iodin masuk ke dalam
kelenjar tiroid, yang kadarnya 25 kali lebih tinggi dibanding yang ada dalam darah
(Mills 1987). Namun bila jumlah yang sedikit ini tidak terdapat dalam bahan pakan
maka ternak akan kekurangan iodin. Lebih dari setengah iodin dalam tubuh
terdapat pada kelenjar perisai (tiroid). Meskipun sebagian besar iodin tubuh
terdapat dalam kelenjar tiroid, iodin juga ditemukan dalam kelenjar ludah, lambung,
usus halus, kulit, rambut, kelenjar susu, plasenta, dan ovarium (Puls 1994; Stangl et
al., 2000).
d) Selenium (Se)
Selenium adalah mineral yang ditemukan di dalam tanah. Selenium secara alami
muncul dalam air dan beberapa makanan. Selenium terdapat dalam berbagai
bentuk, yang paling stabil adalah semi logam (semikonduktor) keabu-abu keunguan
padat, dengan bentuk kimia yang secara struktural merupakan rantai polimer
trigonal. Daya hantar listrik lebih baik di cahaya dari dalam gelap, dan digunakan
dalam fotosel.
Selenium juga banyak dalam bentuk non-konduktif berupa alotrop seperti kaca
hitam, serta beberapa bentuk kristal merah dibangun dari delapan molekul cincin,
seperti belerang tetapi dengan berat jenisnya lebih ringan. Selenium ditemukan
dalam jumlah ekonomi pada bijih sulfida. Mineral yang bersenyawa selenide atau
selenate juga ditemukan, tetapi lebih jarang.
Pada keadaan normal Fe yang diabsorbsi sangat sedikit dan jumlah yang diexresi
urine minimal. Karena tidak adanya jalan untuk mengexresi banyak Fe, maka
exresinya melalui usus halus diatur, bila tidak akan terjadi penimbunan dalam
jaringan, dan ini bersifat toxis. Pada diet yang normal kita makan 10 – 20 mg Fe
tiap hari, tetapi kurang dari 10% diabsorbsi. Fe yang tidak diserap (selebihnya)
dikeluarkan melalui feses . Kebanyakan Fe dalam makanan, akan ada dalam
bentuk ferri (Fe+++) sebagai ferri hidroksida maupun senyawa ferri organik.
Dalam medium asam senyawa ini dipecah menjadi ion ferri bebas atau ikatan Fe
organik yang longgar. Dalam hal ini yang penting ialah asam lambung dan lain-
lain asam organic. Bentuk ferri ini kemudian direduksi menjadi bentuk ferro oleh
bahanbahan pereduksi dakam makanan seperti ascorbic asid, gugusan SH
(misalnya: cystein) Dan lain-lain. Dalam bentuk in Fe lebih mudah larut dan lebih
mudah diserap.
b. Tembaga
c. Cobalt
Sistem gastrointestinal dibentuk untuk absorpsi nutrisi dan memiliki area
penampang yang luas dengan beberapa mekanisme transpor. Sayangnya,
senyawa toksik dapat mengambil manfaat dari sistem ini untuk masuk ke dalam
tubuh. Toksik dapat diabsorpsi dari alveolus pada paru. Alveolus adalah fungsi
unit dari paru dan tempat untuk pertukaran gas antara udara dan suplai darah.
Alveolus memperbolehkan difusi dari cairan atau air dari suatu senyawa.
Sebagai tambahan, senyawa cairan air larut pada dinding mukosa dan
selanjutnya akan diabsorpsi. Gas cairan lemak juga dapat melintasi aliran darah
pada alveolus. Partikel besar dan tetesan aerosol akan diberikan pada bagian
atas dari paru di mana silia mencoba untuk mengeluarkannya. Partikel kecil dan
aerosol menembus lebih dalam, mencapai alveolus tempat absorpsi yang paling
efisien. Kulit menggambarkan kunci rute ketiga dari terpaparnya toksik.
Meskipun kulit berguna sebagai penahan dari toksik yang berupa cairan, toksik
cairan lemak juga benar-benar dapat menembus kulit dan aliran darah. Sekali
memasuki aliran darah, toksik akan berdistribusi ke dalam tubuh. Jika toksik
berupa cairan lemak, kadang akan terbawa pada lingkungan cairan dari aliran
darah yang berhubungan dengan protein darah seperti albumin. Toksik
mengikuti aturan difusi, berpindah dari area dengan konsentrasi tinggi ke area
dengan konsentrasi rendah. Bahan kimia yang diabsorpsi pada intestinal lalu
didorong menuju hati melalui vena porta pada proses yang disebut first-pass,
dan mungkin akan masuk pada metabolisme. Jumlah yang terbatas dari bahan
kimia akan diekskresi oleh ginjal atau empedu.
d. Iodium
PENUTUP
A. Kesimpulan
mineral adalah bahan anorganik yang dibutuhkan untuk proses kehidupan baik dalam
bentuk ion atau elemen bebas. Mineral menurut klasifikasinya terbagi menjadi dua,
yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral miicro adalah mineral yang
diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil, yaitu dalam satuan miligram atau
mikrogram per kilogram berat badan, dan umumnya jumlahnya kurang dari 0,01 %
dari massa tubuh. Mineral mikro terdiri dari Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Selenium
(Se), Tembaga (Cu), Mangan, Flour, Cobalt (Co), dan Kromium (Cr).
Metabolism dari masing-masing unsur mineral mikro terjadi di dalam tubuh manusia
dalam kadar tertentu dan diproses melalui enzim-enzim yang ada di dalam tubuh
untuk selanjutnya diproses menjadi sumber energy yang diperlukan bagi tubuh
manusia. Analisis biokimia yang terjadi terhadap mineral mikro ini sendiri terjadi
dalam jaringan tubuh manusia dan diproses melalui tarnportasi darah ke seluruh
tubuh sebagai energi dan diekskresikan melalui urine di dalam ginjal.
B. Saran
Mineral berperan penting dalam pemeliharaan fungsi organ tubuh, baik sel maupun
jaringan. Mineral mikro yang terkandung dalam tubuh lebih sedikit dari kandungan
mineral makro. Mineral mikro terkandung dalam berbagai sumber makanan yang ada
di sekitar kita. Mineral mikro memiliki dampak tersendiri apabila berlebih dan
berkurang. Oleh karena itu, menjaga pola makan seimbang adalah cara terbaik untuk
menjaga agar mineral mikro yang terkandung di dalam tubuh tetap normal dan
berfungsi secara seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.unair.ac.id/86164/1/Biomarker%20Toksisitas_HAKI.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/fe061d9a0db0455112fdc9b3
769852b9.pdf
JOSEPH G. Status Asam Basa Pada Ternak Kerbau Lumpur (Bubalus Bubalis) Yang
Diberi Pakan Jerami Padi Dan Konsentrat Dengan PenambahaN Natrium
file:///C:/Users/ACER/Downloads/Biomarker%20Toksisitas_HAKI.pdf