Anda di halaman 1dari 6

Ekofisiologi Tanaman Tropika

Nama : Andi Nur Aini Amir


Nim : G012222018

1. Bentuk – bentuk unsur hara yang diserap tanaman beserta ionnya


 Nitrogen (N) : Nitrogen diperlukan dalam proses sintesis protein dan asam
nukleat. Ion nitrat (NO3-) dan ion amonium (NH4+) diserap oleh tanaman
(Marschner, 2012).
 Fosfor (P) : Fosfor diperlukan dalam proses fotosintesis, sintesis protein, dan
transfer energi dalam sel. Ion fosfat (H2PO4- dan HPO42-) diserap oleh tanaman
(Marschner, 2012).
 Kalium (K) : Kalium diperlukan dalam proses osmoregulasi dan aktivasi enzim.
Ion kalium (K+) diserap oleh tanaman (Marschner, 2012).
 Kalsium (Ca) : Kalsium diperlukan dalam pembentukan dinding sel dan sebagai
sinyal transduksi. Ion kalsium (Ca2+) diserap oleh tanaman (Marschner, 2012).
 Magnesium (Mg): Magnesium diperlukan dalam proses fotosintesis dan
aktivasi enzim. Ion magnesium (Mg2+) diserap oleh tanaman (Marschner,
2012).
 Belerang (S) : Belerang diperlukan dalam sintesis protein. Ion sulfat (SO42-)
diserap oleh tanaman (Marschner, 2012).
 Besi (Fe) : Besi diperlukan dalam proses fotosintesis dan respirasi. Ion besi
(Fe2+ dan Fe3+) diserap oleh tanaman (Taiz dan Zeiger, 2010).
 Mangan (Mn) : Mangan diperlukan dalam proses fotosintesis dan aktivasi
enzim. Ion mangan (Mn2+) diserap oleh tanaman (Marschner, 2012).
 Tembaga (Cu) : Tembaga diperlukan dalam sintesis klorofil dan metabolisme
nitrogen. Ion tembaga (Cu2+) diserap oleh tanaman dalam jumlah kecil (Epstein
dan Bloom, 2006).
 Seng (Zn) : Seng diperlukan dalam pembentukan enzim dan proses
metabolisme. Ion seng (Zn2+) diserap oleh tanaman dalam jumlah kecil (Epstein
dan Bloom, 2006).
 Boron (B) : Boron diperlukan dalam pembentukan dinding sel dan
pembentukan polisakarida. Ion borat (H3BO3) diserap oleh tanaman
(Marschner, 2012).
 Klor (Cl) : Klor diperlukan dalam proses fotosintesis dan osmoregulasi. Ion
klor (Cl-) diserap oleh tanaman dalam jumlah kecil (Marschner, 2012).
 Molibdenum (Mo) : Molibdenum diperlukan dalam proses fiksasi nitrogen dan
aktivasi enzim. Ion molibdat (MoO42-) diserap oleh tanaman dalam jumlah kecil
(Marschner, 2012).
 Kobalt (Co) : Kobalt diperlukan dalam sintesis vitamin B12 dan metabolisme
nitrogen. Ion kobalt (Co2+) diserap oleh tanaman dalam jumlah kecil (Epstein
dan Bloom, 2006).
 Nikel (Ni) : Nikel diperlukan dalam proses metabolisme nitrogen dan sintesis
enzim. Ion niklat (Ni2+) diserap oleh tanaman dalam jumlah kecil (Epstein dan
Bloom, 2006).
 Sodium (Na) : Sodium diperlukan dalam proses osmoregulasi. Ion natrium
(Na+) diserap oleh beberapa jenis tanaman, terutama pada lingkungan dengan
kadar garam yang tinggi (Marschner, 2012).
2. Unsur hara mobile dan immobile beserta peran dan gejalanya
Dalam konteks nutrisi tanaman, unsur hara dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu mobile dan immobile. Unsur hara mobile adalah unsur hara yang
dapat dipindahkan oleh tanaman dari daun tua ke daun muda dan ke bagian
tanaman yang membutuhkan, sedangkan unsur hara immobile adalah unsur hara
yang tetap berada pada daun tua dan tidak dapat dipindahkan ke bagian lain dalam
tanaman.
Berikut ini adalah unsur hara yang termasuk ke dalam kategori mobile dan
immobile, serta peran dan gejala pada tanaman jika kelebihan atau kekurangan
unsur tersebut:
Mobile
 Nitrogen (N)
Kategori unsur mobile. Peran: Komponen utama dalam pembentukan
asam amino, protein, klorofil, dan DNA. Gejala kekurangan: Pertumbuhan
terhambat, daun kuning, dan produktivitas rendah. Gejala kelebihan: tanaman
tumbuh terlalu cepat, stolons dan tunas tumbuh tidak normal, berkurangnya
kepadatan klorofil pada daun, dan meningkatnya ancaman penyakit (Marschner,
2012).
 Kalium (K)
Kategori: Mobile. Peran: Regulasi tekanan osmosis, aktivasi enzim, dan
sintesis protein dan karbohidrat, dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
tekanan lingkungan. Gejala kekurangan: Daun keriput dan berubah warna,
tanaman menjadi mudah layu, dan produktivitas rendah. Gejala kelebihan:
Kerusakan akar, gangguan penyerapan unsur hara lainnya, dan pengaruh negatif
pada metabolisme (Marschner, 2012).
 Magnesium (Mg)
Kategori: Mobile. Peran: Komponen dalam klorofil, aktivasi enzim, dan
sintesis asam nukleat. Gejala kekurangan: Daun kuning, pertumbuhan
terhambat, dan produktivitas rendah. Gejala kelebihan: Keracunan logam berat,
menghambat penyerapan unsur hara lainnya (Marschner, 2012).
 Klor (Cl-)
Termasuk unsur mobile. Peran: membantu menjaga keseimbangan air
dalam tanaman. Gejala kekurangan: sangat jarang terjadi, tetapi dapat
menyebabkan kehilangan hasil dan penurunan kualitas produk. Gejala
kelebihan: menyebabkan daun terbakar, dapat mempengaruhi keseimbangan ion
tanah dan mengurangi serapan unsur hara lainnya (Adinugraha dan Darmawan,
2012).
Inmobile
 Kalsium (Ca)
Kategori: Immobile. Peran: Struktur sel dan dinding sel, pembentukan
jaringan meristem, dan aktivasi enzim. Gejala kekurangan: Daun menguning,
terjadinya penyakit bintik-bintik, dan kegagalan penyerapan unsur hara lainnya.
Gejala kelebihan: Keracunan logam berat, pengaruh negatif pada penyerapan
unsur hara lainnya, dan merusak struktur tanah (Marschner, 2012).
 Besi (Fe) Fe2+, Fe3+
Termasuk unsur inmobile, hanya sedikit dapat dipindahkan dalam tanah.
Peran: penting dalam pembentukan klorofil, proses pernapasan, dan
pembentukan zat warna dalam bunga dan buah. Gejala kekurangan: daun
menjadi kuning, pertumbuhan terhambat. Gejala kelebihan: merusak jaringan
tanaman, pertumbuhan terhambat (Adinugraha dan Darmawan, 2012).
 Mangan (Mn2+)
Termasuk unsur inmobile. Peran: penting dalam proses fotosintesis,
pengaturan pertumbuhan tanaman, dan aktivasi enzim. Gejala kekurangan: daun
menjadi kuning dan bintik-bintik, pertumbuhan terhambat. Gejala kelebihan:
merusak jaringan tanaman, pertumbuhan terhambat (Adinugraha dan
Darmawan, 2012).
 Molibdenum (MoO4 2-)
Termasuk unsur inmobile. Peran: penting dalam pengikatan nitrogen dalam
tanah dan pembentukan protein tanaman. Gejala kekurangan: daun menjadi
klorosis, pertumbuhan terhambat. Gejala kelebihan: jarang terjadi (Adinugraha
dan Darmawan, 2012).
 Nikel (Ni2+)
Termasuk unsur inmobile. Peran: terlibat dalam biosintesis protein
tanaman. Gejala kekurangan: jarang terjadi, tetapi dapat menyebabkan
pertumbuhan terhambat dan ketidakseimbangan nutrisi tanaman. Gejala
kelebihan: jarang terjadi (Marschner, 2012).
 Seng (Zn2+)
Termasuk unsur inmobile, hanya sedikit dapat dipindahkan dalam tanah.
Peran: penting dalam pembentukan klorofil dan aktivasi enzim. Dalam kondisi
kekurangan, tanaman dapat menunjukkan gejala klorosis, yaitu daun menjadi
kuning karena kekurangan klorofil. Sedangkan dalam kondisi kelebihan,
tanaman dapat menunjukkan gejala keracunan logam, seperti kelemahan,
klorosis, dan bahkan kematian tanaman (Taiz dan Zeiger, 2010).
 Boron (B)
Termasuk unsur mikro dan inmobile. Boron diperlukan untuk
pembentukan dinding sel, perkembangan akar, serta pembentukan biji dan
buah. Kekurangan boron pada tanaman dapat menyebabkan pembentukan akar
yang buruk, daun muda mengerut, dan pertumbuhan yang terhambat.
Sementara itu, kelebihan boron dapat menyebabkan nekrosis pada daun dan
daerah ujung akar (Marschner, 2012).
 Kobalt (Co)
Termasuk unsur mikro dan inmobile. Kobalt diperlukan untuk fiksasi
nitrogen pada beberapa jenis tanaman tertentu. Kekurangan kobalt pada
tanaman jarang terjadi, dan gejala kekurangan belum terlalu jelas diketahui
(Taiz dan Zeiger, 2010).
 Sodium (Na)
Termasuk unsur makro dan inmobile. Sodium tidak dibutuhkan secara
esensial oleh tanaman, tetapi dapat diserap oleh beberapa jenis tanaman.
Kekurangan dan kelebihan sodium pada tanaman tidak memiliki gejala yang
jelas (Taiz dan Zeiger, 2010).
3. Penambahan kapur/ha untuk menaikkan 1 pH
Untuk menentukan jumlah kapur dolomit yang dibutuhkan untuk menaikkan
pH tanah dari 4 menjadi 5 pada satu hektar lahan adalah sebagai berikut:
Diketahui:
1. Misalnya, jika kebutuhan peningkatan pH adalah 1 satuan, dan CEC tanah
adalah 10 meq/100 g, dan berat jenis kapur dolomit adalah 2,5 ton/m3.
CEC tanah (kapasitas tukar kation) adalah kemampuan tanah untuk
menahan dan melepaskan kation seperti kalsium, magnesium, kalium,
dan natrium dalam larutan tanah.
2. Berat jenis kapur dolomit umumnya berkisar antara 2,2 hingga 2,8 ton/m3.
3. Misalnya, jika kadar kalsium karbonat dalam kapur dolomit yang akan
digunakan adalah 80%. Kadar kalsium karbonat dalam kapur dolomit
dapat bervariasi tergantung pada jenis kapur dolomit.
 Menghitung kebutuhan kalsium karbonat (CaC03) berdasarkan kebutuhan pH:
Kebutuhan CaCO3 (kg/ha) = 8 x kebutuhan peningkatan pH x CEC tanah
(meq/100 g) x berat jenis kapur dolomit (ton/m3)
Kebutuhan CaCO3 = 8 x 1 x 10 x 2,5 = 200 kg/ha
 Hitung jumlah kapur dolomit yang dibutuhkan:
Jumlah kapur dolomit (kg/ha) = kebutuhan CaCO3 (kg/ha) / kadar kalsium
karbonat dalam kapur dolomit (%)
jumlah kapur dolomit yang dibutuhkan adalah:
Jumlah kapur dolomit = 200/80% = 250 kg/ha
Sehingga, untuk menaikkan pH tanah dari 4 menjadi 5 pada satu hektar
lahan dengan CEC 10 meq/100 g, diperlukan sekitar 250 kg kapur dolomit
dengan kadar kalsium karbonat 80%.

Referensi
Marschner, P. (2012). Marschner's Mineral Nutrition of Higher Plants. Academic
Press.
Taiz, L., dan Zeiger, E. (2010). Plant Physiology. Sinauer Associates, Inc. Publishers.
Epstein, E., dan Bloom, A. J. (2006). Mineral Nutrition of Plants: Principles and
Perspectives. Sinauer Associates, Inc. Publishers.
Adinugraha, H. A., dan Darmawan, T. (2012). Ilmu Kesuburan Tanah. Jakarta:
Rajawali Press.Fosfor (P)

Anda mungkin juga menyukai