DISUSUN OLEH :
1801152
RIA EKA PUTRI SITINJAK
BDP II-D
BUDIDAYA PERKEBUNAN
Tumbuhan memerlukan nutrisi untuk hidup dari lingkungannya. Nutrisi yang esensial
bagi perkembangan dan pertumbuhan tumbuhan terdiri dariharamakrodiantaranya Nitrogen (N),
Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S) dan hara mikro
diantaranya Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Molibdenum (Mo), Tembaga/cuprum (Cu),
Seng (Zn) danKlor (Cl), Natrium (Na), Cobalt (Co), Silicon (Si), Nikel (Ni). Hara makro
diperlukan tumbuhan dalam jumlah yang relatif banyak, sedangkan hara mikro diperlukan
tumbuhan dalam jumlah yang relatif sedikit. Unsur-unsur esensial itu diperlukan oleh tumbuhan
untuk proses tumbuh dan berkembang serta sangat penting dalam melengkapi siklus hidupnya.
Olehkarena itu, keberadaan unsur esensial ini tidak dapat digantikan oleh unsur-unsur yang
lainnya, selain fungsi dari unsur-unsur tersebut bersifat langsung.
Defisiensi atau kahat unsur hara adalah kekurangan meterial (bahan) yang berupa
makanan bagi tanaman untuk kelangsungan hidupnya. Kebutuhan tanaman akan unsur hara
berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya, ada jenis tanaman yang rakus makanan dan
adapula yang biasa saja. Jika unsur hara dalam tanah tidak tersedia maka pertumbuhan tanaman
akan terhambat dan produksinya menurun. Kita sebagai petani tidak mungkin mengecek
kandungan hara tanah setiap saat untuk mengetahui ketersediaan unsur hara tersebut, salah satu
upayanya adalah dengan mengetahui gejala defisiensi unsur hara pada tanaman.
Unsur hara yang diserap oleh tanaman dari dalam tanah terdiri dari 13 unsur mineral atau
sering disebut dengan unsur hara esensial. Unsur hara ini sangat dibutuhkan oleh tanaman dan
fungsinya tidak dapat digantikan dengan unsur lain. Jika jumlahnya kurang mencukupi, terlalu
lambat tersedia, atau tidak diimbangi oleh unsur-unsur lain akan menyebabkan pertumbuhan
tanaman kelapa sawit terganggu
1. Nitrogen ( N )
Nitrogen sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman pada proses pembentukan protein, sintesa
klorofil, dan fotosintesa. Tanaman mengambil nitrogen dari t6anah dalm bentuk nitrate ( NO3-)
dan ammonium ( NH4+ ).
a. Gejala defisiensi N.
Gejala dimulai dari pelepah tua yang berwarna hijau pucat sampai kekuningan. Pada tahap
selanjutnya tulang daun berwarna orange terang dan orange kecoklatan, tulang anak daun dan
hulaian daun mengecil dan menggulung kedalam.
Defisiensi N
Adanya persaingan yang berat antara tanaman dengan gulma seperti lalang (Impereta
cylindrica L.), mikania (Mikania micrantha ) dan pakisan ( ferns ).
Kandungan nitrogen dalam tanah yang rendah.
Tanah dengan drainase jelek (reduktif) sehingga terjadi proses denitrifikasi (nitrogen
hilang dalam bentuk gas N2).
c. Tindakan pencegahan.
Beberapa tindakan untuk mencegah dan menangani defisiensi N :
Mengendalikan secara dini tumbuhan yang bersifat kompetior bagi tanaman kelapa sawit
dan melakukan perawatan tanaman kacangan.
Memperbaiki drainase.
Meningkatkan bahan organik tanah.
Meningkatkan ketersediaan nitrogen tanah secara bioteknologi.
Mencegah terjadinya aliran permukaan dan erosi.
Mengaplikasikan pupuk secara tepat (jenis pupuk, dosis, cara dan waktu aplikasi).
Monitoring dengan pengambilan contoh daun.
2. Phosphorus ( P )
Phosphorus berperan dalam metabolisme tanaman, sepert transfer energi adenosine triphosphate
( ADP ), dan adenosine monophosphate ( AMP ). Defiensi P akan mengakibatkan penurunan
proses metabolisme yang meliputi terhambatnya pertumbuhan dan perbanyakan sel, respirasi dan
fotosintesa.
Tanaman mengambil phosphorus dalam bentuk ion orthjophosphate ( H2PO4, HPO4,PO43 ).
Sifat Pupuk P dan Jenis Pupuk dengan Kandungan P
a. Gejala defisiensi P.
Identifikasi defisiensi P secara visual sangat sulit karena tidak menunjukan gejala yang khusus
didaun. Acuan untuk mengenali kekurangan unsur P dengan melihat kondisi kelapa sawit,
kacangan dan gulma di sekitarnya, yaitu :
Jika dilapangan ditemukan batang tanaman berbentuk piramid, kerdil, dan pelepah yang
pendek
Kacangan penutup tanah Pueraria phaseoloides mempunyai daun kecil
Melastoma malabathricum dan imperata cylindrica dengan daun warna keungu-unguan.
Tanaman mengalami pertumbuhan yang terhambat (kerdil) dan pelepah pendek,
Terjadinya penurunan produksi jumlah tandan, berat tandan, dan berat tandan rerata
b. Penyebab defisiensi P.
Gejala defisiensi P dapat disebabkan oleh beberapa factor.
c. Tindakan pencegahan.
Beberapa tindakan untuk mencegah dan menangani defisiensi P :
3. Potassium ( K )
Potassium sangat berperan bagi tanaman terutama dalam mengendalikan proses membuka dan
menutupnya stomata, aktivitor enzim, dan meningkatkan transport hasil fotosintesa kebagian
penyimpanan ( buah).
a. Gejala defisiensi ( K ).
b. Penyebab defisiensi K
Gejala defisiensi K dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
c. Tindakan pencegahan.
Beberapa tindakan untuk mencegah dan menangani defisiensi K :
4. Magnesium ( Mg ).
5. Tembaga (Cu)
6. Boron (B)
Meristimatik tanaman, sintesa gula dan karbohidrat, metabolisme asam nukleat dan
protein.
Kekurangan B menyebabkan ujung daun tidak normal, rapuh, dan berwarna hijau gelap.
Daun baru memendek sehingga bagian atas tanaman terlihat rata.
Penyebab defisiensi B : rendahnya b tanah, tingginya aplikasi N, K dan Ca.
Upaya : aplikasi 0,1 - 0,2 kg/phn/thn pada pangkal batang.
7. Besi (Fe)
Lailiya, L. 2016. Memahami Unsur Hara Makro dan Mikro Pada Tanaman.
http://bp4k.blitarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/09/MEMAHAMI-UNSUR-HARA-
MAKRO-DAN-MIKRO-PADA-TANAMAN.pdf. [Di akses pada 2 Maret 2017].
Chairunnisa, C., H. Hanum, dan Mukhlis. 2013. PERAN BEBERAPA BAHAN SILIKAT (Si)
DAN PUPUK FOSFAT (P) DALAMMEMPERBAIKI SIFAT KIMIA TANAH
ANDISOL DAN PERTUMBUHAN TANAMAN.Jurnal Online Agroekoteknolog1(3):
742
Anonim.Nikel (Ni): Fakta, Sifat, Kegunaan&EfekKesehatannya.
https://www.amazine.co/28267/nikel-ni-fakta-sifat-kegunaan-efek-kesehatannya/.
[Diaksespada 3 Maret 2017.]
Fairhurst TH. 1997. Gejala Defisiensi Hara dan Kelainan pada Tanaman Kelapa Sawit, alih
bahasa Taryo Adiwiganda. Pusat Penelitian Kelapa Sawit: Medan
Fairhurst TH. 2002. Nutrient Management. International Plant Nutrition Institut (IPNI): Gerogia
USA. www.ipni.net/ppiweb/gseasia.nsf/
Purba RY. 2009. Penyakit-Penyakit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit: Medan.
Uexkuell HR. Fairhurst TH. 1999. Some Nutritional Disorders in Oil Palm. Better Crops
International Vol 13 No 1.