Unsur hara yang diserap oleh tanaman dari dalam tanah terdiri dari 13 unsur mineral
atau sering disebut dengan unsur hara esensial. Unsur hara ini sangat dibutuhkan oleh
tanaman dan fungsinya tidak dapat digantikan dengan unsur lain. Jika jumlahnya kurang
mencukupi, terlalu lambat tersedia, atau tidak diimbangi oleh unsur-unsur lain akan
menyebabkan pertumbuhan tanaman kelapa sawit terganggu
Dari ketiga belas unsur yang diperoleh dari dalam tanah, enam unsur diantaranya
diperlukan tanaman dalam jumlah lebih besar atau yang sering disebut dengan unsur makro,
yang terdiri dari Nitrogen (N), fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) dan Sulfur
(S). Tujuh unsur lainnya diperlukan tanaman dalam jumlah relative lebih kecil atau sering
disebut dengan unsur mikro. Unsur ini terdiri dari besi (Fe), Seng (Zn), tembaga (Cu), Mangan
(Mn), boron (B), Molibdenum (Mo), dan khlor (Cl).
Setiap jenis tanaman menunjukkan gejala kekurangan unsur hara yang berbeda-beda.
Pengamatan yang teliti dilapangan serta bekal pengalaman dan ilmu yang mencukupi akan
menghasilkan analisis yang lebih akurat. Menganalisis gejala yang ditunjukkan tanaman adalah
cara yang paling cepat dan efisien untuk mengetahui adanya kekurangan unsur hara.
1. NITROGEN ( N )
Gejala dimulai dari pelepah tua yang berwarna hijau pucat sampai kekuningan. Pada tahap
selanjutnya tulang daun berwarna orange terang dan orange kecoklatan, tulang anak daun dan
hulaian daun mengecil dan menggulung kedalam.
Defisiensi N
Adanya persaingan yang berat antara tanaman dengan gulma seperti lalang (Impereta
cylindrica L.), mikania (Mikania micrantha ) dan pakisan ( ferns ).
Tanah dengan drainase jelek (reduktif) sehingga terjadi proses denitrifikasi (nitrogen
hilang dalam bentuk gas N2).
c. Tindakan Pencegahan
Beberapa tindakan untuk mencegah dan menangani defisiensi N :
Mengendalikan secara dini tumbuhan yang bersifat kompetior bagi tanaman kelapa
sawit dan melakukan perawatan tanaman kacangan.
Memperbaiki drainase.
Mengaplikasikan pupuk secara tepat (jenis pupuk, dosis, cara dan waktu aplikasi).
Monitoring dengan pengambilan contoh daun.
2. PHOSPHOROS ( P )
a. Gejala defisiensi P.
Identifikasi defisiensi P secara visual sangat sulit karena tidak menunjukan gejala yang khusus
didaun.Sebagai indikasi diantaranya adalah : tanaman mengalami pertumbuhan yang
terhambat (kerdil) dan pelepah pendek, serta terjadinya penurunan produksi jumlah tandan,
berat tandan, dan berat tandan rerata.
b. Penyebab defisiensi P.
Kandungan bahan organik tanah yang rendah, terutama pada tanah yang top soilnya
telah hilang.
Aplikasi pupuk P yang tidak tepat dosis, cara dan waktu aplikasi.
c. Tindakan pencegahan.
Mengaplikasi pupuk secara tepat (jenis pupuk, dosis, cara dan waktu aplikasi).
3. Potassium ( K )
Potassium sangat berperan bagi tanaman terutama dalam mengendalikan proses membuka
dan menutupnya stomata, aktivitor enzim, dan meningkatkan transport hasil fotosintesa
kebagian penyimpanan ( buah).
a. Gejala defisiensi ( K ).
Gejala defisiensi berupa orange spotting dan confluent orange spotting serta mid crown
yellowing dimulai dari pelepah tua.
Gejala orange spotting berupa bercak-bercak berwarna orange yag mengkilat dan meneruskan
cahaya pada anak daun.
Dilapangan harus dibedakan adanya gejala confluent corange spotting akibat genetis dan
akibat defisiensi K dengan memperhatikan adanya kemampuan untuk meneruskan cahaya
matahari.
Gejala mid crown yellowing ditandai dengan berkembangnya gejala nekrosis warna coklat
kekuningan yang tidak cerah, bercak kecil yang mengalami klorosis ini berkembang keseluruhan
daun yang selanjutnya terbentuk pita berwarna kuning disisi helai daun. Pada gejala defisiensi
berat, mid crown yellowing dan confluent orange spotting sering muncul secara bersamaan.
b. Penyebab defisiensi K.
Gejala defisiensi K dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
Tanah dengan reaksi sangat masam : tanah sangat berpasir, tanah gambut, tanah sulfat
masam.
Aplikasi pupuk K yang tidak tepat dosis, cara dan waktu aplikasi.
Sifat Pupuk K dan Jenis Pupuk dengan Kandungan K
c. Tindakan pencegahan.
Beberapa tindakan untuk mencegah dan menangani defisiensi K :
Mengaplikasi pupuk secara tepat ( jenis pupuk, dosis, cara dan waktu aplikasi).
4. Magnesium ( Mg ).
Magnesium merupakan kation divalen berukuran kecil serta memiliki sifat elektropositive yang
berperan dalam proses pembentukan klorovil, aktifator enzim dan transfer energi, serta
mengendalikan tingkat kemasan ( pH dalam sel).
a. Gejala defisiensi Mg.
Gejala mulai dari pelepah tua. Pada tahap awal lembaran daun yang berumur lebih tua yang
terkena sinar matahari akan berwarna hijau kekuningan. Pada gejala lebih lanjut, daun berubah
warna menjadi orange terang, apabila dibiarkan warna daun berubah menjadi coklat dan
akhirnya mengering yang dimulai dari sisi helai anak daun.
Tanah dengan tekstur pasir, tanah sulfat masam, dan top soil yang tipis atau tererosi
(areal belerang).
Aplikasi pupuk Mg yang tidak tepat dosis, cara dan waktu aplikasi.
c. Tindakan pecegahan.
Beberapa tindakan untuk mencegah dan menangani defisiensi Mg
Mengaplikasikan pupuk secara tepat (jenis pupuk,dosis, cara dan waktu aplikasi).
Keseimbangan K/Mg dan Mg/Ca sangat diperlukan dalam pemupukan.
5. Tembaga (Cu)
Kekurangan cu menyebabkan mid crown chlorosis (mcc) atau peat yellow. Jaringan
klorosis hijau pucat kekuningan muncul di tengah anak daun muda. Bercak kuning
berkembang di antara jaringan klorosis. Daun pendek, kuning pucat, kemudian mati.
Penyebab defisiensi Cu : rendahnya Cu-dd tanah gambut atau pasir, tingginya aplikasi
mg, aplikasi N dan P tanpa K yang cukup.
Upaya : perbaiki rendahnya K tanah, basahi tajuk dengan 200 ppm CuSO4.
6. Boron (B)
Meristimatik tanaman, sintesa gula dan karbohidrat, metabolisme asam nukleat dan
protein.
Kekurangan B menyebabkan ujung daun tidak normal, rapuh, dan berwarna hijau gelap.
Daun baru memendek sehingga bagian atas tanaman terlihat rata.
7. Besi (Fe)
Gejala defisiensi pada daun muda berwarna kuning diantara tulang daun, biasanya
dipembibitan atau setahun diawal tanam dilapangan.