Anda di halaman 1dari 2

Informasi Organisme Pengganggu Tanaman

Pteroma pendula Joannis (Lepidoptera: Psychidae)


T. A. Perdana Rozziansha; Sudharto; A. Sipayung; Roch Desmier de Chenon; A. E. Prasetyo; Agus Susanto

TAKSONOMI Dunia Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies Sinonim : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Psychidae : Pteroma : Pteroma pendula Joannis : Cremastopsyche pendula

BIOLOGI Pteroma pendula merupakan salah satu jenis ulat kantung yan menyerang perkebunan kelapa sawit di indonesia. Jenis ini mirip dengan Metisa plana, bersifat polifag. Selain pada kelapa sawit, kerap juga menyerang daun sagu, kakao, kopi, Acacia, Albizia dan teh. Kadang kala menyerang bersama dengan M. plana. Kantungnya langsung menempel pada daun. Siklus hidupnya lebih pendek daripada siklus M. plana, sehingga dalam setahun Pteroma pendula dapat mencapai 8 generasi. TELUR Telur berwarna kuning pucat dan berbentuk oval. Telur akan menetas setelah 6-8 hari. Jumlah telur yang dihasilkan betina Pteroma pendula sekitar 65-70 butir (Loong et al., 2010).

Gambar 1. Imago Pteroma pendula

LARVA Larva Pteroma pendula mempunyai 6 instar (Tabel 1) (Loong et al., 2010), sedangkan menurut Ramlah Ali et al., (2007) terdapat 3 instar. Larva instar pertama membuat kantung dengan memakan lapisan daun dan sisa kantung induk betina (Gambar 2). Kantung yang dibuat Pteroma pendula lebih halus dibandingkan Metisa plana.

PUPA Ukuran pupa jantan lebih kecil daripada betina. Panjang pupa jantan lebih pendek dibandingkan betina ( 7,4 mm vs 8,1 mm) (Loong et al., 2010). Masa pupasi mencapai 14 hari. Pupa berbentuk kerucut dan menggantung dengan benang sutera yang panjang seperti pendulum pada permukaan bagian bawah daun (Gambar 3) .

Tabel 1. Lebar diameter kepala dan panjang kantung larva Pteroma pendula

Lebar Diameter Kepala ( Instar Jantan I II III IV V VI 157,5 232,4 291,5 348,5 398.3 484,9

m) Betina 159,4 232,8 289,0 336,1 410,7 486,5

Panjang Kantung (mm) Jantan 2.11 2,97 4,03 5,24 6,35 7,02 Betina 2.09 2,66 3,88 5,15 6,85 7,66

PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT


Jl. Brigjend Katamso No. 51, Medan 20158 Tel : 061 7862477, Fax : 061 7862488

Vol. H - 0008 Oktober 2011

Pteroma pendula Joannis

Gambar 2. Larva instar awal Pteroma pendula

Imago Jantan Pteroma pendula akan menjadi imago ngengat. Sayap berwarna cokelat kehitaman dengan rentang sayap 11 mm dan dapat hidup kurang dari 3 hari. Betina ulat kantung dewasa tanpa sayap, dan menghabiskan seluruh hidupnya di dalam kantung. Betina dapat hidup sampai 10 hari, dicirikan dengan adanya sklerotisasi berwarna hitam di bagian kepala pada posterior pupa (Loong et al., 2010; Rhainds et al., 2009; Sudharto, 1990). Siklus Hidup Secara umum, waktu yang dibutuhkan Pteroma pendula dalam menyelesaikan hidupnya sekitar 49-50 hari. Penetasan telur membutuhkan waktu 6-8 hari, masa perkembangan larva sekitar 3041 hari, Telur menetas setalah 6-8 hari, waktu yang dibutuhkan instar satu menjadi instar dua sekitar 5 hari; instar 2-3, 4-5 hari; instar 3-4, 6-7 hari; instar 4-5, 5-6 hari; instar 5-6, 4-5 hari. Fase pupa betina membutuhkan waktu 10 hari dan jantan 14 hari. Imago jantan dapat hidup samapi 3 hari (Loong et al., 2010; Ramlah Ali et al., 2007) GEJALA SERANGAN DAN TINGKAT KERUSAKAN Serangan yang ditimbulkan oleh Pteroma pendula pada daun kelapa sawit terlihat seperti berlubang dan mengering (Gambar 4). Pada larva instar awal bagian yang dimakan adalah bagian epidermis atas daun, sedangkan untuk larva instar akhir, bagian yang dimakan adalah epidermis bawah (Susanto, 2010).
Gambar 3. Pupa Pteroma pendula

MONITORING Metode monitoring populasi yang digunakan merupakan kombinasi dari metode Purba (1962) dan Desmier de Chenon (1982) dengan menggunakan pengamatan global per bulan, dan pengamatan efektif ketika populasi hama telah mencapai ambang populasi kritis. Ambang populasi kritis Pteroma pendula adalah 5-10 ekor per pelepah

PENGENDALIAN Pengendalian hayati Konservasi parasitoid dan predator, serta didukung dengan penanaman tanaman bermanfaat seperti Cassia spp., Antigonon leptosus, Turnera subulata dan Eurphorbia heterophylla. Pengendalian fisik Pengendalian dengan pengutipan larva pada tanaman belum menghasilkan (TBM), dan pemasangan Light trap untuk memerangkap imago jantan untuk mencegah terjadinya kopulasi. Kegiatan pemasangan Pengendalian kimiawi Pengendalian dapat dilakukan dengan berbagai teknik, seperti infus akar dan penyemprotan untuk tanaman di bawah 7 tahun dan injeksi batang untuk tanaman di atas 7 tahun. Bahan aktif yang digunakan seperti Asefat dengan dosis 10gr/100ml/pokok, dan Dimehipo dengan dosis 10-20ml/pokok

Gambar 4. Gejala serangan

DAFTAR PUSTAKA
Desmier de Chenon, R. 1982. Field guide for coconut and oil palm pests and diseases and plantation sanitary protection. Dir. Gen. of Estate, Spec. Team for the Ext.Ass. Proj., Jakarta,April 1982. 195 p. Loong C Y., Sajap A S., Hoor H M., Omar, D & Abood, F. 2010. Demography of the bagworm, pteroma pendula joannis on an exotic tree, acacia mangium willd in malaysia. The Malaysian Forester 73 (1): 77-85 (2010). Purba, A Y L. 1962. Metode pemberantasan ulat kelapa sawit (khusus di PNP Sumut III). Kumpulan prasaranprasaran konperensi ahli perkebunan, jilid II, Research Institute of the SPA, Medan. Ramlah Ali, S A., Kamaruddin, N., Wahid, M B., Ahmad, M N., Masri, M M M., Din, A K. 2007. Sistem Pengurusan Perosak Bersepadu bagi Kawalan Ulat Bungkus di Ladang Sawit. MPOB Press. Rhainds, M., Davis, D R., Price, P W. 2009. Bionomics of bagworms (Lepidoptera: Psychidae). Annu. Rev. Entomol. 2009. 54:20926. Sudharto. 1990. Hama Kelapa Sawit. PPM Marihat, Marihat Pematang Siantar. Susanto,A., Purba, R Y & Prasetyo,AE. 2010. Hama dan Penyakit Kelapa Sawit Volume 1. PPKS Press, Medan

Anda mungkin juga menyukai