Anda di halaman 1dari 2

Informasi Organisme Pengganggu Tanaman

Mahasena Corbetti Tams (Lepidoptera: Psychidae)


T. A. Perdana Rozziansha; Sudharto; A. Sipayung; Roch Desmier de Chenon; A. E. Prasetyo; Agus Susanto

TAKSONOMI Dunia Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Psychidae : Mahasena : Mahasena corbetti Tams

BIOLOGI Hama ini menyerang daun pada semua tingkat umur tanaman. Larva hidup di dalam kantong yang terbuat dari potongan dedaunan diikat dengan benangbenang dari air liurnya. Bentuk kantungnya kasar dan tidak teratur, berwarna cokelat kemerahan. Larva muda berada di permukaan atas daun, selanjutnya merambat ke permukaan bawah daun. Serangan biasanya pada daun-daun bagian atas. PUPA TELUR Telur berwarna kuning pucat dan berbentuk oval. Telur akan menetas setelah 16-18 hari. Jumlah telur yang dihasilkan betina Mahasena corbetti sekitar 10003000 butir (Wood, 1968; Syed, 1972; Sudharto, 1990). LARVA Mahasena corbetti mengalami fase perkembangan sampai 12-13 instar. Larva yang baru menetas makan dan membuat kantung dari daun kering yang berasal dari kantung induk betina. Panjang tubuh larva instar I sekitar 3-5mm, instar II sekitar 5-10mm, instar III sekitar 10-15mm, instar IV sekitar 15-20mm, instar V sekitar 20-25mm, instar VI sekitar 25-30mm, instar VII sekitar 30-35mm, instar IX sekitar 3540mm, instar X sekitar 40-45mm, instar XI dan instar XII sekitar 45-50mm. Larva instar awal M. corbetti sangat aktif makan pada instar I sampai instar III dan larva sedang (IV sampai dengan VII). Ukuran panjang kantung M. corbetti jantan dapat mencapai 30mm, sedangkan betinanya 50mm (RamlahAli et al ., 2007). Ukuran pupa jantan lebih kecil daripada betina. Panjang pupa jantan lebih pendek dibandingkan betina ( 30 mm vs 50 mm) (Sudharto, 1990). Pupa seperti tumpukan potongan daun yang tidak teratur. Masa pupasi mencapai 30 hari. Pupa menggantung pada permukaan bagian bawah daun.

Gambar 1. Mahasena Corbetti

IMAGO Jantan Mahasena corbetti akan menjadi imago ngengat. Ngengat jantan berupa kupu-kupu berwarna cokelat, rentang sayapnya 30 mm dan dapat hidup kurang dari 3 hari. Betina ulat kantung dewasa tanpa sayap, dan menghabiskan seluruh hidupnya di dalam kantung. (Sudharto, 1990).

Foto: Foto: Lubis Lubis


Gambar 2. Larva Mahasena corbetti

PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT


Jl. Brigjend Katamso No. 51, Medan 20158 Tel : 061 7862477, Fax : 061 7862488

Vol. H - 0007 Oktober 2011

Mahasena corbetti Tams


SIKLUS HIDUP Siklus hidup dari telur sampai dengan pupa berlangsung selama empat bulan atau 120 hari yang terdiri dari stadium telur selama 18 hari, stadium larva terdiri dari 11 - 12 instar selama 75 - 82 hari, kemudian dilanjutkan dengan stadium pupa selama 30 hari (RamlahAli et al ., 2007). GEJALA SERANGAN DAN TINGKAT KERUSAKAN Serangan yang ditimbulkan oleh Mahasena corbetti pada daun kelapa sawit terlihat seperti berlubang, kemudian melidi dan mengering (Gambar 3). Pada larva instar awal bagian yang dimakan adalah bagian epidermis atas daun, sedangkan untuk larva instar akhir, bagian yang dimakan adalah epidermis bawah (Susanto, 2010). MONITORING Metode monitoring populasi yang digunakan merupakan kombinasi dari metode Purba (1962) dan Desmier de Chenon (1982) dengan menggunakan pengamatan global per bulan ketika populasi di bawah ambang kritis, dan pengamatan efektif ketika populasi hama telah mencapai ambang populasi kritis. Ambang populasi kritis Mahasena corbetti adalah 4-5 ekor per pelepah.
Gambar 3. Gejala serangan

PENGENDALIAN Pengendalian hayati Konservasi predator Sycanus sp. serta didukung dengan penanaman tanaman bermanfaat seperti Cassia spp., Antigonon leptosus, Turnera subulata dan Euphorbia heterophylla. Pengendalian fisik Pengendalian dengan pengutipan larva

pada tanaman belum menghasilkan (TBM), dan pemasangan Light trap untuk memerangkap imago jantan untuk mencegah terjadinya kopulasi. Pengendalian kimiawi Pengendalian dapat dilakukan dengan berbagai teknik, infus akar dan penyemprotan untuk tanaman di bawah 7 tahun dan Injeksi batang untuk tanaman di atas 7 tahun. Bahan aktif yang digunakan seperti Asefat dengan dosis 10gr/100ml/pokok, dan Dimehipo dengan dosis 10-20 ml/ pokok .
DAFTAR PUSTAKA
Desmier de Chenon, R. 1982. Field guide for coconut and oil

palm pests and diseases and plantation sanitary protection. Dir. Gen. of Estate, Spec. Team for the Ext.Ass. Proj., Jakarta,April 1982. 195 p. Purba, A Y L. 1962. Metode pemberantasan ulat kelapa sawit (khusus di PNP Sumut III). Kumpulan prasaranprasaran konperensi ahli perkebunan, jilid II, Research Institute of the SPA, Medan. Ramlah Ali, S A., Kamaruddin, N., Wahid, M B., Ahmad, M N., Masri, M M M., Din,AK. 2007. Sistem Pengurusan Perosak Bersepadu bagi Kawalan Ulat Bungkus di Ladang Sawit. MPOB Press. Sudharto. 1990. Hama Kelapa Sawit. PPM Marihat, Marihat Pematang Siantar. Susanto, A., Purba, R Y & Prasetyo, A E. 2010. Hama dan Penyakit Kelapa Sawit Volume 1. PPKS Press, Medan Syed, R A; Shah, S & Liew, K T (1972). Occurrence and control of Mahasena corbetti Tarns in Sabah. In (eds. Wastie, R L and Earp, D A). Advances in Oil Palm Cultivation. Incorporated Society of Planters, Kuala Lumpur. p. 402-414. Wood B J. (1968). Pests of oil palms in Malaysia and their control. Incorporated Society of Planters, Kuala Lumpur.

Gambar 4. Sycanus sp. yang sedang memangsa Mahasena corbetti

Anda mungkin juga menyukai