Disetujui,
Pembimbing Penelaah
Mengetahui,
Ketua Prodi Agroekotekhnologi
Faisal, SP.,M.Si.
NIDN: 0023076703
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji untuk Allah SWT atas segala berkat, rahmat,
taufik serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya untuk penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapang dan laporan ini dengan judul
“Teknik Pelaksanaan Kastrasian pada Tanaman Kelapa Sawit (Elais guineensis
Jacq.) Di PT. Warisan Telma Kabupaten Asahan”. Kemudian shalawat dan salam
penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memperjuangkan
ilmu pengetahuan umat dari alam kebodohan menuju alam yang berilmu
pengetahuan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Dr. Ir. Rd. Selvy Handayani,
M.Si. dan Bapak Dr. Ismadi, S.P., M.Si. selaku pembimbing dan penelaah yang
telah memberikan petunjuk, saran dan bimbingan dalam penyusunan laporan
praktek kerja lapang ini sehingga dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Ucapan terimakasih penulis kepada bapak Ir.H. Mahruzar, M.M selaku
Askep/manager di PT. Warisan Telma yang telah memberikan arahan dan
bimbingan demi terselesaikannya praktek kerja lapang ini, penulis juga
menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh staf karyawan yang telah
membimbing saya dilapangan selama melaksanakan kegiatan Praktek Kerja
Lapang.
Kemudian juga ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibunda
tercinta dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik berupa material
maupun spiritual sehingga penulis mampu mencapai tahap ini. Juga kepada
teman-teman penulis ucapkan terimakasih telah memberikan support kepada
penulis untuk membangkitkan semangat dalam penulisan laporan pratek kerja
lapang ini.
ii
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN……………………………………………………….……..1
1.1. Latar belakang……………………………………………..….………1
1.2. Tujuan……………………………………………………….………..2
1.3. Manfaat……………………………………………………………….2
6. PENUTUP………………………………………………………………….…21
6.1. Kesimpulan………………………………………………………….21
6.2. Saran…………………………………………………………………21
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...…22
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………24
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
2.penyerahan Cindramata....................................................................................24
vi
1. PENDAHULUAN
1
2
3
4
Daun terdiri atas tangkai daun (petiole) yang ada kedua tepinya terdapat dua
baris duri (spines). Tangkai daun bersambung dengan tulang daun utama (rachis),
yang jauh lebih panjang dari tangkai dan pada kiri-kanannya terdapat anak-anak
daun (pinna pinnata). Tiap anak dau terdiri atas tulang anak daun (lidi) dan helai
daun (lamina) (Mangoensoekarjo & Soemangun, 2008).
Panjang cabang diukur dari pangkalnya dapat mencapai 9 m pada tanaman
dewasa sedang pada tanaman muda kurang dari angka tersebut. Panjang pelepah
yang didapat bervariasi tergantung pada tipe varietasnya dan pengaruh kesuburan
tanah. Jumlah anak daun tiap isi dapat mencapai panjang 1,2 m. Berat satu
pelepah dapat mencapai 4,5 kg. Pada satu pohon dewasa dapat dijumpai 40-50
pelepah (Lubis, 2008).
Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 12-14 bulan, tetapi baru
ekonomis untuk di panen pada umur 2.5 tahun. Bunga kelapa sawit merupakan
monoecious, bunga jantan dan bunga betina dalam satu pohon. Satu inflor
dibentuk dari setiap ketiak daun setelah diferensisasi dari pucuk batang. Jenis
kelamin jantan atau betina ditentukan 9 bulan setelah inisiasi dan selang 24 bulan
baru inflor bunga berkembang sempurna. Bunga-bunga betina dalam satu inflor
membuka dalam tiga hari dan siap dibuahi selama 3-4 hari, sedangkan bunga-
bunga yang berasal dari inflor jantan melepaskan serbuk sarinya dalam lima hari.
Penyerbukan yang umum terjadi biasanya penyerbukan silang namun kadang juga
sendiri (Mangoensoekarjo & Semangun, 2008).
Dari setiap ketiak pelepah daun akan keluar satu tandan bunga jantan atau
betina. Sebagian dari tandan bunga ini akan gugur (aborsi) sebelum anthesis atau
sesudah anthesis. Pada tanaman muda sering juga dijumpai bunga abnormal
seperti bunga banci (hermaprodit) yaitu tandan bunga memiliki 2 jenis kelamin,
bunga andromorphic (androgynous) yaitu secara morfologi adalah bunga jantan
tetapi pada sebagian spikeletnya dijumpai pula bunga betina yang dapat
membentuk buah sawit kecil (Lubis, 2008).
Buah kelapa sawit akan matang 5-6 bulan setelah terjadi penyerbukan. Buah
tersusun pada spikelet dan arena kondisi yang terjepit maka buah yang terletak
dibagian dalam akan lebih kecil dan kurang sempurna bentuknya dibandingkan
buah yang terletak dibagian luar. Kematangan buah khususnya digunakan sebagai
6
kriteria matang panen diperkebunan adalah lepasnya buah secara alami atau biasa
disebut telah “membrondol”. Jumlah buah dalah satu tandan bervariasi tergantung
umur dan pada tanaman dewasa satu tanda berisi lebih kurang 600- 2000
brondolan. Ukuran buah dan berat buah juga bervariasi, tergantung letaknya
dalam tandan. Panjang buah dapat mencapai 5 cm dan beratnya 30 gram
(Vademicum PTPN IV, 2006).
Bagian-bagian buah terdiri atas eksokarp (kulit buah) dan mesokarp (sabut
dan biji). Eksokarp dan mesokarp disebut perikarp. Biji terdiri atas endocarp
(cangkang) dan inti (kernel), sedangkan inti tersebut terdiri dari endosperma dan
embrio (Mangoensoekarjo & Semangun, 2008).
Daging buah terdiri atas minyak air dan serat. Buah terutama tediri atas
celullosa dan lignin. Kadar air dan minyak berubah menurut kematangan buah
sedang kadar serat pada daging buah hampir tetap 13% terhadap berat buah sejak
3 bulan sesudah anthesis sampai buah matang. Penelitian di Afrika kadar serat ini
16% kadar bervariasi 11-21% (Lubis, 2008).
Fraksi tandan yang baik adalah 2 dan 3, tetapi tentu tidak akan diperoleh
100%. Panen dikatakan baik jika dapat mengumpulkan fraksi 2 dan 3 sebanyak
65%, fraksi 1 maksimum 20% dan fraksi 4 maksimum 15% (Saputra, 2013).
f. Biji
Biji merupakan bagian buah yang telah terpisah dari daging buah dan sering
disebut noten atau nut yang memiliki berbagai ukuran tergantung tipe tanaman.
Biji kelapa sawit terdiri atas cangkang, embryo dan inti atau endosperm. Sebulan
sesudah penyerbukan cangkang telah terbentuk meski masih sangat tipis dan
lembut. Inti (endocarpium atau nunleos seminis) pada umur 2 bulan terjadi
perubahan dari bentuk cair menjadi agar–agar dan pada umur 3 bulan inti sudah
berbentuk padatan yang agak keras. Embrio panjangnya 3 mm berdiameter 1.2
mm berbentuk silindris seperti peluru dan memiliki dua bagian utama. Bagian
yang tumpul permukaannya berwarna kuning dan bagian lain agak berwarna
kuning. Endosperm merupakan cadangan makanan bagi pertumbuhan embrio.
Pada perkecambahan embrio berkembang dan akan keluar melalui lubang
cangkang. Bagian pertama yang muncul adalah radikula (akar) dan menyusul
plumula (batang) (Sastrosayono, 2008).
7
2.3. Kastrasi
Tanaman kelapa sawit akan berproduksi optimal tentunya tidak terlepas dari
adanya pemeliharaan tanaman yang baik sejak dari fase tanaman belum
menghasilkan (TBM) sampai pada fase tanaman mengahasilkan (TM). Tanaman
belum menghasilkan adalah tanaman yang dipelihara sejak bulan pertama
penanaman sampai dipanen pada umur 30 – 36 bulan. Pemeliharaan masa
tanaman belum menghasilkan merupakan lanjutan dan penyempurnaan dari
pekerjaan pembukaan lahan dan persiapan untuk mendapatkan tanaman yang
berkualitas prima. Selama masa tanaman belum menghasilkan diperlukan
beberapa jenis pekerjaan pemeliharaan yang secara teratur harus dilaksanakan,
diantaranya adalah "Penunasan dan Kastrasi" (Sinaga, 2013).
Kastrasi atau ablasi pada tanaman kelapa sawit adalah pembuangan bunga
jantan dan betina pada TBM yang dilakukan sebulan sekali, dimulai saat tanaman
9
berumur 14 bulan sampai 26 bulan atau 6 bulan sebelum panen perdana dimulai.
Tanaman yang baik pertumbuhannya akan mulai berbunga pada umur 8-14 bulan.
Bunga muda umumnya masih kecil dan belum sempurna, sering aborsi dan tidak
efisien dipertahankan untuk menghasilkan tandan (Mangoensokarjo dan
Soemangun, 2008).
Kastrasi dilakukan pada tanaman yang sudah mengeluarkan bunga yang
buahnya belum memenuhi syarat untuk dipanen. Tujuannya adalah untuk
merangsang pertumbuhan vegetatif sehingga mendapatkan buah dengan berat
tandan yang relatif seragam, memperoleh kondisi tanaman yang bersih yang akan
mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit. Ma’ruf (2018)
menambahkan, bahwa membuang buah, bunga jantan dan bunga betina dilakukan
untuk mempercepat pertumbuhan vegetatif serta mengurangi resiko serangan
jamur Marasmius Sp. Kastrasi merupakan pekerjaan penting sebelum tanaman
beralih dari TBM ke TM.
Tanaman kelapa sawit mulai mengeluarkan bunga setelah berumur 14
bulan, tergantung pada pemeliharaan dan kondisi lingkungan. Bunga-bunga ini
masih belum sempurna membentuk buah sehingga tidak ekonomis untuk diolah.
Keadaan demikian berlangsung sampai tanaman berumur sekitar 26 bulan. Semua
bunga maupun buah yang keluar dalam umur 14-26 bulan ini tidak bermanfaat
dan perlu dibuang atau dikastrasi, untuk mendukung pertumbuhan vegetatif
tanaman kelapa sawit. Tindakan ini dimaksudkan untuk penyerapan zat-zat hara
bagi pertumbuhan vegetatif, tanaman akan menjadi lebih bersih dan mengurangi
adanya serangan hama/penyakit. Kondisi tanaman yang bersih, dapat mengurangi
kemungkinan serangan hama dan penyakit antara lain ulat Tirathaba, tikus, tupai
dan jamur Marasmius.
10
3. KEADAAN UMUM DAERAH PRAKTEK KERJA
LAPANG
10
11
kantor N :02o52’45,5” dan E:099o42’00,7’’ dengan luas HGU :487, 80HA. Usaha
perkebunan warisan telma berbatasan dengan masyarakat dan usaha perkebunan
lain: - Sebelah Utara berbatasan dengan lahan PT.Padasa Enam Utama. - Sebelah
Selatan berbatasan dengan lahan PT.Padasa Utama. – Sebelah timur berbatasan
dengan desa Silom-lom. - Sebelah barat berbatasan dengan lahan PT.Padasa Enam
Utama.
1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 9 – 15 – 16 – 17 – 18
2 Tahun Tanam 2000
– 19 – 20 – 21 – 22
3 Tahun Tanam 2001 7 – 8 – 12 – 13 – 14
a. Topografi
Areal kebun Teluk Manis terletak pada titik koordinat N : 82 0 52’ 46’’ dan E
: 0990 42’ 01’. Dalam garis besarnya topografi pada areal perkebunan ini adalah
bergelombang dengan kemiringan 8% yang berada pada ketinggian 30 m dpl,
yang berjarak sekitar 15 km dari pinggir pantai.
13
b. Temperatur udara
Suhu pada areal kebun Teluk Manis berkisar antara 28° - 30°c. Dengan
curah hujan rata –rata setahun 2600 mm dari 153 hari hujan . Bulan kering (<150
mm/ bulan ) pada bulan April sampai dengan Juni.
Krani Gudang :
Mandor Panen : Andika Utama
Heru Julianto
Dalimunte dan Aminuddin
Mandor Transport :
Mandor Harian : Alamsyah Putra, S.E Iskandar
Karyawan : 72 orang
14
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat Pelindung Diri (APD) pada dasarnya selalu diperlukan saat kita
melakukan pekerjaan di lapangan guna untuk mengurangi resiko kecelakaan
dalam berkerja. Berikut adalah alat pelindung diri (APD) yang di perlukan dalam
melaksanakan kegiatan pengkastrasian adalah helm kerja, sarung tangan, dan
sepatu kerja. Gambar 3.
15
16
dan mudah dipatahkan, selain itu bunga yang keluar belum banyak menyerap
unsur hara dari tanaman tersebut (Lubis, 2008).
Ketika bunga dari tanaman tersebut sudah berkembang ataupun sudah
menjadi buah maka buah tersebut akan banyak menyerap unsur hara tanaman
yang dapat menghambat laju pertumbuhan tanaman tersebut. Dengan
dilakukannya pengkastrasian ini maka unsur hara makanan akan lebih optimal di
konsumsi tanaman guna mempercepat laju pertumbuhan vegetatif kelapa sawit
menjadi lebih maksimal maksimal.
Sistem pengerjaan pengkastrasian ini dilakukan dengan mematahkan
bunga yang masih muda degan pengait, sementara yang sudah tua dan membuka
dipotong dengan mata dodos. Setelah itu bunga dikumpulkan digawangan lalu
dibakar (Vademicum Socfindo, 2000).
menjadi terbagi dengan bunga dan pertumbuhan vegetatif tanaman kelapa sawit
tersebut.
Kastrasi yang dilakukan pada tanaman kelapa sawit menyebabkan
tanaman dapat tumbuh dengan maksimal dan menjadikan pertumbuhan
vegetatifnya menjadi lebih baik, hal ini terjadi karena pokok kelapa sawit yang
telah dikastrasi cenderung akan mengalihkan nutrisi yang tadinya akan diserap
oleh bunga akan menjadi nutrisi untuk pertumbuhan vegetatif tanaman kelapa
sawit sehingga pertumbuhan tanaman kelapa sawit akan menjadi lebih baik dan
dapat memperkokoh serta memperkuat batang tananan kelapa sawit. Tanaman
kelapa sawit yang telah dikastrasi dapat dilihat pada Gambar 7.
6.1. Kesimpulan
Pelaksanaan kastrasi penting dilakukan karena berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kastrasi bunga jantan maupun bunga
betina dan bakal buah yang belum mencapai kriteria panen, menyebabkan
penyerapan unsur hara manjadi lebih baik sehingga meningkatkan pertimbuhan
dan perkembangan tanaman kelapa sawit.
6.2. Saran
Proses pelaksanaan kastrasi perlu memperhatikan keamanan dan
keselamatan dalam berkerja, agar terhindar dari terjadinya kecelakaan. Pada saat
kastrasi dilakukan, untuk selalu berhati hati dalam malaksanakannya, jangan
sampai pelepah songgo bunga kelapa sawit juga terpotong.
Pengawasan terhadap karyawan perlu lebih intensif dilakukan agar karyawan
melakukan kegiatan pekerjaan sesuai dengan standar operasional perkerjaan
(SOP). Kelengkapan alat pelindung diri (APD) setiap kariawan harus dilengkapi
dan diperhatikan agar sesuai dengan prosedur K3 (Keamanan, Kesehatan, dan
Keselamatan Kerja) dan terhindar dari kecelakaan dalam bekerja
21
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, Y., Widyastuti, Y. E., Wibawa, I. S., & Paeru, R. H. 2012. Kelapa Sawit.
Jakarta : Penebar Swadaya. 236 Hal.
Harahap, N.P. 2017. Uji Penggunaan alat Modifikasi Dodos Standar Untuk
Kegiatan Kastrasi dan Sanitasi. Jurnal gromast. 2(2), 1-17.
Pahan, I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu
ke Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta.
Pusat Penelitiam Kelapa Sawit (PPKS). 2006. Potensi dan Peluang Investasi
Industri Kelapa Sawit di Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
PTPN III. 2003. Vademicum Budidaya Kelapa Sawit. PT. Perkebunan Nusantara
III. Medan. 230 hal.
22
23
Sunarko. 2014. Budi Daya Kelapa Sawit di Berbagai Jenis Lahan. PT Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Yuri, D. 2014. Analisis Mutu Capit Udang (Alat Kastrasi) Modifikasi PT. Cakra
Multi Sawit Mandiri. Thesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
24
DAFTAR LAMPIRAN
24
25