Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dari komoditas perkebunan yang penting di Indonesia seperti kelapa sawit, kelapa, kopi,
kakao, teh, dan tebu, komoditas seperti kelapa sawit, karet dan kakao merupakan
komoditas perkebunan penting dan mengalami pertumbuhan diatas 5% per tahun.
Pertumbuhan yang pesat dari ketiga komoditas tersebut pada umumnya berkaitan dengan
tingkat keuntungan pengusaha komoditas yang relatif lebih baik serta kebijakan
pemerintah untuk mendorong perluasan lahan komoditas tersebut (Rezamela, 2007) .
Di Indonesia minyak sawit mempunyai peranan penting sebagai komoditas ekspor non
migas, sehingga perkembangan perkebunan kelapa sawit mendapat prioritas utama.
Perkembangan areal tanaman yang pesat tidak hanya membantu peningkatan ekspor non
migas pada saat ini dan di masa mendatang diharapkan menjadi andalan utama penghasil
devisa (Anonim,1997). Setyamidjadja (1991) menyatakan bahwa dalam perekonomian
Indonesia minyak kelapa sawit mempunyai peran cukup strategis. Pertama, minyak sawit
merupakan bahan baku utama minyak goreng yang merupakan satu dari sembilan bahan
pokok kebutuhan masyarakat, sehingga pasokannya harus kontinyu dan harganya harus
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Kedua, kelapa sawit merupakan salah satu
komoditas pertanian andalan ekspor non migas yang memiliki prospek cerah sebagai
sumber perolehan devisa maupun pajak. Ketiga, dalam proses produksi maupun proses
pengolahannya dapat memberikan kesempatan kerja sekaligus kesejahteraan masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Sensus Produksi pada Tanaman Kelapa Sawit ?
2. Apa saja jenis-jenis Sensus Produksi pada Tanaman Kelapa Sawit ?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan apa yang di makasud dengan sensus produksi ?
2. Mendeskripsikan jenis Sensus produksi pada tanaman kelapa sawit ?

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Sensus Produksi pada Tanaman Kelapa Sawit

Sensus merupakan salah satu item pekerjaan yang sangat penting item pekerjaan ini digunakan
dari saat mulah pembukaan lahan yang memiliki tujuan yang sama dengan sensus yang lainnya
tetapi manfaatnya yang membedakannya

Sensus tanaman pada tanaman menghasilkan (TM) adalah kegiatan mendata jumlah tanaman
yang hidup normal dan produktif didalam suatu areal yang sudah di tata ruang (blok).

Sensus Produksi pada Tanaman Kelapa Sawit dilakukan dengan mengumpulkan data melalui
perhitungantandan pada pokok sawit untuk memperkirakan produksi tandan buahsegar (TBS)
kelapa sawit selama 4 bulan mendatang. Sensus dilakukandengan menghitung semua tandan
yang ada pada pokok setelah
putaran panen terakhir dan mengelompokkan tandan ke dalam 4 kategori usia buah yaitu 1– 4
bulan sebelum dipanen. Maka jika untuk meramalkan produksi satu bulan cukup dengan
menghitung tandan yang akan
matang pada bulan yang akan datang. Dengan menghitung tandan yang siap panen dalam 3 rotasi
mendatang maka dapat diketahui berapa jumlah produksi TBS yang akan diperoleh selama 1 bul
an. Saat menghitungtandan, hitungan tiap jalur harus langsung dicatat ke dalam form sensus
Setelah itu dilakukan rekapitulasi hasil sensus pada form yang tersedia berdasarkan umur
tandan, luasan lahan, tahun tanam, jumlah pokok dantotal sampel. Juga akan dihitung jumlah
tandan, tandan/pokok, berattandan rata-rata, dan taksiran tonase. Dari taksiran tonase ini
dapatdiketahui jumlah produksi pada suatu blok. Saat melakuakan sensus,semua pokok pada
baris ke-10 dihitung jumlah tandan buah hitamnyasampai pada pokok terakhir pada baris tersebut
dan ditulis pada form sensus. Untuk baris berikutnya mengikuti kelipatan 10 contohnya: 10,
20,30, 40 dan seterusnya. Sensus ini mengambil sampel pada baris 10 dankelipatan 10 karena
sensus ini melibatkan intensitas sampling 10% disetiap bloknya.Pada metode peramalan
produksi, hampir sama dengan dengan sistemsensus. Namun, pada peramalan produksi tandan
yang dihitung, yaitutandan bunga calon buah berdasarkan jenisnya bunganya, yaitu bunga jantan

2
dan bunga betina. Masing-masing bunga ini sudah bisa dibedakan berdasarkan ciri fisik yang
dimilikinya. Pada peramalan produksi jumlahtandan per pokok, berat tandan rata-rata dan jumlah
produksi TBS perhektar per tahun sudah diketahui dan ditentukan berdasarkan jenis tanahatau
kelas lahan yang dipakai. Selanjutnya, hasil peramalan ini akandigunakan untuk menghitung
estimasi produksi bulanan, yaitu denganmenggunakan metode indeks musiman ( seasonal index)

B. Jenis- Jenis Sensus produksi kelapa sawit

1. Sensus Pohon

Sensus pohon adalah menghitung jumlah pohon kelapa sawit tiap blok pada areal afdeling.
Dengan sensus pohon akan diketahui apakah jumlah pohon tiap blok telah sesuai atau belum
terhadap standar.

v Standar Sensus Pohon

Ø Jumlah pohon tiap blok harus sesuai dengan standar jarak tanam atau kerapatan pohon yaitu
136 pohon /ha

Ø Sensus pohon harus dilakukan setelah selesai penanaman dan tidak boleh lebih dari 6 bulan.

Ø Pelaksanaan sensus harus memakai form sensus yang telah disediakan .

Ø Hasil sensus harus dipetakan tiap blok.

Ø Kode –kode dalam peta harus mengikuti aturan yang sudah ada.

Ø Sensus dilakukan setahun sekali oleh petugas sensus.

Ø Ka. Afdeling harus melakukan cross check terhadap hasil sensus yang dibuat petugas.

3
2. Sensus Pokok Kelapa Sawit

Sensus pokok kelapa sawit adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh gambaran
mengenai keadaan sawit yang sebenarnya dalam areal atau dalam perkebunan sering di sebut
dengan istilah blok.

Adapun tujuan hasil sensus adalah kemudahan mengelola kebun, antara lain :

1. Mengetahui jumlah pokok, termasuk keperluan pokok sisipan yang masih diperlukan

2. Mengetahui jumlah pokok sakit / abnormal

3. Mengetahui jumlah pokok mati / kosong

4. Mengetahui data parit baik ukuran panjang dan lebarnya

5. Mengetahui jumlah kebutuhan sarana fisik (jalan, jembatan, titi panen, dll.)

6. Mengetahui jumlah pupuk yang akan di butuhkan

7. Gejala pada bagian vegetative

a) Pertumbuhan pelepah daun berputar (twisted frond).

b) Pokok dengan sebagian anak daun berwarna putih kekuningan “chimera” (Gambar 1.).

c) Penyakit tajuk/crown disease yang amat parah dengan helaian pelepah melengkung berputar
ke bawah, sebagian daun dan pucuk membusuk dan mengering (Gambar 2.).

d) Anak daun pada pelepah sempit memanjang (narrow leaves)

e) Susunan anak daun sangat rapat seperti sirip ikan.

f) Pelepah daun tegak.

g) Anak daun keriting (crinkled) dan pelepah daun muda. sangat pendek dibandingkan dengan
pelepah normal (diduga defisiensi Boron yang amat parah).

h) Bertunas atau bercabang. i) Pokok kerdil atau kurus akibat hama penyakit

8 . Gejala bagian generative

4
a) Buah pada tandan terus-menerus gugur sebelum matang dan membusuk “pokok gajah”
(Gambar3.)
b) . b) Buah tersusun sangat rapat dan kecil-kecil.

c) Pokok steril dan tidak berbuah.

3. Sensus Panjang Pelepah

Sensus panjang pelepah adalah sensus untuk mengetahui pertumbuhan vegetatif tanaman kelapa
sawit yang dilihat dari pertumbuhan pembentukan pelepah yakni jumlah pelapah, panjang
pelepah, dan jumlah anak daun. Tanaman yang berumur tua jumlah pelepah dan anak daun yang
dihasilkan lebih banyak, pelepah yang terbentuk juga lebih panjang dibandingkan dengan
tanaman yang masih muda. Hal ini berkorelasi positif terhadap ketersediaan makanan bagi
tanaman karena pelapah berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses fotosistensis.

Kegiatan pengukuran pertumbuhan merupakan upaya untuk memperoleh data tingkat


pertumbuhan dan kondisi tanaman.

Caranya yaitu mengukur panjang pelepah pada berbagai umur. Data hasil pengukuran tersebut
akan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.

4 . Sensus panen kelapa sawit

Panen pada tanaman kelapa sawit adalah suatu kegiatan pekerjaan memotong tandan buah
masak, serta mengutip berondolan. Tandan buah dan berondolannya kemudian dikumpulkan ke
tempat pengumpulan hasil (TPH). Memanen semua buah pada tingkat kematangan yang
optimum, yaitu pada saat tandan buah segar (TBS) mengandung rendemen minyak dan kernel
tinggi sehingga buah harus segera dikirim ke Pabrik dalam waktu 24 jam setelah panen. Hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi kandungan asam lemak bebas dalam minyak sawit mentah.
Tandan buah harus matang dan mempunyai sedikitnya satu brondolan di piringan sebagai tandan
buah tersebut dapat dipanen. pelepah yang di tunas dipotong dan disusun dengan rapi pada
gawangan. Seluruh buah dan brondolan harus dipanen, dikumpulkan, dan dikirim ke pabrik.

5
Rotasi dipertahankan pada interval 7-10 hari. Tandan buah dan brondolan disusun dengan rapi
pada tempat pengumpulan hasil (TPH) untuk pengangkutan ke pabrik. Tangkai tandan buah
dipotong, dan seluruh kotoran pada TBS di bersihkan di TPH sebelum buah diangkut. Tingkat
ekstraksi minyak > 23 % (rendemen minyak), ekstraksi kernel > 4% dan asam lemak bebas
(ALB) < 3.5%.
Setiap pemanen dibekali dengan peralatan secara lengkap. Panen mendapat prioritas utama
dibandingkan kegiatan lain. Peralatan yang dibutuhkan adalah :

Tanaman di lapangan yang berumur < 7 tahun

1. Dodos dengan lebar 10 – 12,5 cm disambung dengan pipa besi atau tongkat kayu Ø 4 cm.

2. Garuk/piring aluminium dan bekas kantong pupuk yang bersih untuk pengutipan brondolan.

3. Gancu adalah besi untuk mengangkat TBS keatas angkong

4. Kereta dorong/angkong

5. Kapak kecil atau parang untuk memotong tangkai TBS dan batu asah.

6. Tojok adalah alat untuk mengangkut TBS ke dalam truk.

Tanaman di lapangan yang berumur  7 tahun

1. Egrek disambung dengan pipa alumunium.

2. Garuk/piring aluminium dan bekas kantong pupuk yang bersih untuk pengutipan brondolan.

3. Gancu adalah besi untuk mengangkat TBS keatas angkong

4. Kereta dorong/angkong

5. Kapak untuk memotong tangkai TBS dan batu asah.

6. Tojok adalah alat untuk mengangkut TBS ke dalam truk

Produksi TBS ditentukan oleh jumlah tandan bunga yang dapat berkembang menjadi tandan
buah. Perhitungan tandan dilakukan sebagai ukuran pantauan atau target yang akan dicapai, yaitu
untuk membuat Rencana Anggaran Belanja Bulanan (RAB). Forecasting atau sensus buah hitam
di kebun Mesuji dilakukan tiga bulan sekali, dengan perhitungan ini dengan mudah dapat

6
diramalkan atau ditargetkan berapa produksi TBS yang akan diperoleh tiga bulan mendatang.
Banyaknya pohon yang diamati (sampel) tergantung pada luas blok. Di kebun Mesuji persentasi
sampel untuk forecasting sebesar 7 – 9,6 % / ha. Artinya sampel pokok sensus yang diambil
setiap 25 ha/ satu petak sebesar 9,6%. Nilai ini dianggap cukup mewakili dan paling mendekati
realisasinya. Cara pengamatan dengan memasuki baris setiap kelipatan sepuluh sehingga dalam
25 ha terdapat 12 baris yang diamati, kemudian dihitung jumlah buah hitam dalam baris tersebut.
Kebutuhan tenaga kerja untuk sensus diterapkan dengan norma 0,4/ha, artinya dalam areal seluas
25 ha pekerja memperoleh upah 1 hk ( Rp. 32.280,-).
Jika Forecasting untuk mengestimasi produksi hingga tiga bulan mendatang, taksasi panen
dilakukan setiap hari guna mengetahui kerapatan panen untuk menentukan kebutuhan tenaga
kerja hari itu. Caranya, sehari sebelum kegiatan panen, mandor penen melihat kerapatan buah
masak untuk memperkirakan hasil panen keesokan harinya. Dengan memperkirakan kerapatan
panen, dapat mengoptimalkan pemakaian tenaga kerja pemanen dan juga transportasi.

7
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sensus produksi kelapa sawit mencakup semua kegiatan yang bertujuan meningkatkan
produktivitas kelapa sawit sehingga dicapai hasil yang tinggi. Sensus Produksi pada
Tanaman Kelapa Sawit dilakukan dengan mengumpulkan data melalui perhitungantandan
pada pokok sawit untuk memperkirakan produksi tandan buah segar.

B. SARAN

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai