Anda di halaman 1dari 14

PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT

1) PENDAHULUAN
Batasan
Gulma adalah semua jenis tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang diinginkan.
Dampak Negatif
i.
Kompetesi
Unsur Hara
Kelembaban
Sinar Matahari
ii.
Gangguan Operasional
Panen
Pengutipan Brondolan
Pemupukan
iii.
Sebagai Sumber Hama Dan Penyakit
iv.
Bahaya Kebakaran

Persaingan Hara Gulma Bibit

Gulma yang tumbuh padat diantara jalur polybag

Tanaman tumbuh merana akibat kompetensi gulma

Gulma yang tebal dapat menyebabkan kebakaran

2) PENGGOLONGAN GULMA
Berdasarkan tingkat pertumbuhan dan kompetensinya,gulma dikelompokan menjadi
4 ( empat ) klas.
a) Klas A
Sangat berbahaya dan harus dieradikasi, sifat-sifat gulma : Sangat kompetitif
Mengeluarkan zat racun yang menghambat pertumbuhan tanaman
Sebagai inang alternative hama dan penyakit
Mengganggu pekerja ( contoh: bambu,lalang,putihan,dan lain-lain )

Gulma yang termasuk klas A


b) Klas B
Gulma klas ini sangat berbahaya,kompetitif yang harus dikendalikan secara
terus menerus dan apabila perlu harus dieradikasi.
c) Klas C
Kurang kompetitif dan dapat ditolerir, akan tetapi memerlukan pengendalian
yang teratur. Bermanfaat untuk mencegah erosi.
d) Klas D
Merupakan gulma bermanfaat kurang kompetitif dan keberadaannya perlu
dipertahankan.
( Contoh : Ageratum, Euphorbia heterophylla, Hyptus Spp,
Cleome Spp.)
Klasifikasi Gulma Berdasarkan Pengaruh Negatif Terhadap Tanaman Utama.

Nama Botani
Kelompok RumputRumputan
Axonopus copressus
Bambosa spp
Brachiaria mutica
Centhothcca lappacea
Cholis Barbata

Nama Umum

Rumput
Bambu
Rumput
Rumput
Rumput
Rumput

pakisan
Melala
lilit kain
plush
jarum

Klas Toleransi Gulma


K. Sawit

Karet

Kakao

C
A
A
B
C
C

C
A
A
B
C
C

C
A
A
B
C
C

Chrysopogon aciculatus
Crytococum ascrescens
Cynodone dactylon
Digitaria adscendens
Enchinochloa colomun
Elensine indica
Ischaemun muticum
Ischaemun timorense
Othochloa nodosa
Panicum repens
Panicum sarmentorum
Paspalum commersonii
Paspalum conjugatum
Panisetum purpureum
Panisetum sentosum
Setaria Palifora
Remeda arguens
Remeda villosa
Ripsacum laxum

Rumput panic
Rumput grintingan
Rumput cakar ayam
Rumput hutan
Jakut jampang
Lalang
Rumput kemarau
Rumput tembaga timur
Rumput kawatan
Rumput lempuyangan
Rumput sarang buaya
Rumput kerbau
Rumput gajah
Rumput ekor kucing
Rumput bambu
Rumput primping
Rumput Guatemala

Teki-Tekian.
Cyperus spaceolatus
Cyperus rotundus
Fimristylis spp
Scleria sematrensis
Gulma Daun Lebar
(Monokotil)
Colocasia spp
Commenlina nudiflora
Curculigo vilosa
Dianella sp
Elettariospsis curtisii
Globa pendula
Musa spp
Gulma Daun
Lebar( Dikotil)
Ageratum conyzoides
Amaranthus intrusa
Borreria laericaulis
Brrreria latifolia
Cassia alata
Cassia cobanensis
Cassia tora
Chromolaena odorata
Cleome aciliata
Cleome rutidosperma
Clidemia hirta
Cordia currassavica
Croton hirtus
Erechtites vaterianifolia
Euphorbia geniculata
Euphorbia hirta
Euphorbia heterophylla
Hyptis brevipes

C
C
C
C
B
A
B
B
B
A
A
C
C
B
A
C
B
B
B

C
C
C
C
B
A
B
B
B
A
A
C
C
B
A
C
B
B
B

C
C
C
C
B
A
B
B
B
A
A
C
C
B
A
C
B
B
B

Teki
Rumput Lumpur

B/C
B
B/C
B

B/C
B
B/C
B

B/C
B
B/C
B

Keladi,talas
Rumput alur
Lumba
Siak jantan
Jahe liar
Jahe liar
Pisang liar

A/B
B/C
B
B
A
A
A

A/B
B/C
B
B
A
A

A/B
B/C
B
B
A
A

Babadotan
Bayam duri
Pengorak
Gendong anak
Gendong anak
Gelanggang
Gelanggang
Kacang kasia
Putihan
Maman
Herendong
Sckendal
Ara tanah
Patik mas
Bunga ytahi ayam

D
C/D
B
B
C
A
A
B
A
D
D
A
A
C
D
D
D
D
D
A
A

D
C/D
B
B
C
A
A
B
A
D
D
A
A
C
D
D
D
D
D
A
A

D
C/D
B
B
C
A
A
B
A
D
D
A
A
C
D
D
D
D
D
A
A

Tromoea sp
Lantana camara
Melassoma malabrathicum
Mikania micrantha
Mimosa invisa
Mimosa pigra
Mimosa Pudica
Passiflora foetida
Sida acuta
Salamum torrum
Stachytarpheta indica
Tetracera scandens
Pakis Pakisan
Abacopteris triphylla
Adiantum tetraphyllum
Athyrium malaccence
Cyclosorus aridus
Dicranopteris linearis
Nephrolepsis biserrata
Pteridium esculentum
Stenochlaena palustris

Senduduk
Mikania
Kucingan
Kucingan gajah
Utri malu
Markisa hutan
Lidah ular
Rimbang-rimbangan
Jarong
Mampelas

A
B
B
A
B/C
B/C
C
B
C
A

A
B
B
A
B/C
C
C
B
C
A

A
B
B
A
B/C
B
B/C
A
B/C
A

Pakis
Pakis
Pakis
Pakis
Pakis
Pakis

B
C
C
B/C
A
C
A
A

B
C
C
B/C
A
C
A
A

B
B
B
B
A
C
A
A

malaka
kadal
kawat
larat
gajah
undang

Kacangan termasuk gulma C

3) PENGENDALIAN GULMA SECARA KIMIAWI.


Pengendalian gulma secara kimiawi dengan menggunakan herbisida saat ini
dianggap paling efektif dan efisien.Pemilihan jenis herbisida yang sesuai, dosis yang
tepat, alat aplikasi yamh sesuai dan waktu aplikasi yamg tepat akan memberikan
hasil pengendalian yang optimum dengan biaya yang murah.
3.i ) Alat aplikasi Herbisida
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat apliksi herbisida adalah :-

Umur tanaman
Pertumbuhan gulma
Topografi
Air
Tenaga kerja
Jenis herbisida

Sebagai contoh, penggunaan alat CDA mikro herbi harus memenuhi syarat : Tanaman berumur >5 tahun
Gulma tumbuh sedang
Daerah sulit air
Tenaga kerja sulit
Hanya untuk herbisida sistematik.
MICRON HERBI
Alat semprot micron herbi lebih dikenal sebagai controlled Droplet Applicator
( CDA). Penggunaan alat ini adalah untuk mengoptimumkan hasil dengan
penggunaan air yang sangat rendah.
Contoh : Micron herbi 77
Samurai
Marabi Herbidisk
Komponen utama micron herbi adalah cakram yang digerakkan oleh motor
bertenaga baterai, tabung larutan herbisida dan nozzle.
MIST BLOWER
Alat semprot ini bekerja dengan cara mengabutkan larutan herbisida yang keluar
dari tabung selang yang bekerja karena pengaruh grafitasi
Larutan herbisida yang keluar dari nozzle akan dirubah menjadi kabut oleh
hembusan putaran mesin alat.
BOOM SPRAYER
Alat semprot ini biasanya dioperasikan / ditarik dengan traktor dan untuk
penyemprotan gulma sebelum penanaman. Alat semprot terdiri : tangki larutan
herbisida, rangkaian nozzle dengan panjang 6-12 meter.
3.ii ) Nozzle
Kualitas dan kuantitas semprotan sangat ditentukan oleh jenis nozzle yang
digunakan.Berdasarkan kegunaan dan sifat-sifat khusunya nozzle dapat dibedakan
menjadi :1. Cone Nozzle
Pola semprotan berbentuk kerucut nozzle tipe ini dibedakan menjadi dua
yaitu : Hollow cone
Pola semprotan berbentuk kerucut dengan bagian tengah kosong.
Kegunaanya adalah untuk penyemprotan gulma yang tumbuh secara
sporadic atau kemurnian kacangan.
Solid Cone
Pola semprotan seperti hollow cone tetapi bagian tengah padat, dan
sesuai untuk penyemprotan blanket maupun spot.
2. Fan Nozzle
Flat fan
Pola semprotan berbentuk kipas dengan sudut semprotan 65-95
sesuai untuk penyemprotan piringan.

Flat even fan


Sama seperti flat fan, akan tetapi distribusi lebih seragam. Sesuai
untuk penyemprotan piringan,jalur dengan pertumbuhan gulma yang
padat
3. Flood Jet / Deflector / Anvil Nozzle
Pola semprotan berbentuk V dengan sudut semprotan 65-155 sesuai untuk
penyemprotan piringan dan jalur dengan pertumbuhan gulma yang kurang
padat.
3.iii) Kalibrasi Alat Semprot
Kalibrasi alat semprot merupakan bagian penting dalam kegiatn pengendalian
gulma sehingga osis herbisida dapat didistribusikan ke seluruh gulma dengan
jumlah yang sama.
Didalam melakukan kalibrasi kegiatan yang paling penting adalah penentuan
volume semprot.
Volume semprot / Ha ditentukan oleh :1. Lebar Semprot Nozzle
Lebar semprot nozzle sangat ditentukan oleh
Sudut semprot nozzle
Tinggi nozzle
Contoh :Jarak dari lubang nozzle (cm)
Sudut
semprot

20

40

60

80

Lebar Semprot ( cm)


60
80
95
120

25
34
44
69

51
67
87
139

76
101
131
208

102
134
175
277

2. Kecepatan Jalan
Kesepatan jalan penyemprotan sangat dipengaruhi oleh : Topografi
Kerapatan / jumlah penghalang
Kepadatan gulma
Pada umumnya kecepatan jalan rata-rata adalah 3 km / jam, kecepatan jalan
penyemprotan dapat dideterminasi dengan mengukur jarak yang ditempuh
selama 10 detik.
Jarak berjalan selama 10 detik ( meter )

Rata-rata kecepatan jalan ( km/jam )

5.5
8.0
11.0
14.0

2
3
4
5

3. Tekanan Srmprot dan Lubang Nozzle


Kedua faktor ini sangat menentukan jumlah air yang keluar dari alat
semprot,untuk meningkatkan volume out put air, maka harus ditingkatkan
dan harus mengganti nozzle lubang lebih besar.
Secara umum tekanan semprotan untuk aplikasi herbisida antara 1.0 1.75
km / cm 2

Berdasarkan ketiga faktor tersebut diatas volume semprot dapat digolongkan menjadi :Kelompok

Volume / Ha (L)

Volume tinggi
Volume sedang
Volume rendah
Volume sangat rendah
Volume ultra rendah

> 600
400 600
200 400
50 200
< 50

Out put semprotan berbagai jenis :

Prosedur Kalibrasi
Tahapan-tahapan untuk melakukan kalibrasi : Ukurlah lebar semprot rata-rata ( Aa)
Ukurlah jarak berjalan penyemprotan / 10 detik ( B)
Ukurlah output semprotan ( L/menit ) pada tekanan normal (C )
Ketentuan volume semprot / Ha ( D ), dapat dihitung sebagai berikut :D

= ( 10.000 x C )
(6xB)

Liter / Ha =

xA

( 10.000 m x liter / menit ( out put )


(( 6 jarak jalan ( meter )/ 10 detik) meter ( lebar semprot ))

Contoh :Data hasil pengukuran kalibrasi :A : Lebar semprotan rata-rata


= 1.5 m
B : Rata-rata jarak semprotan / 10 detik = 9.5 m
C : Rata-rata out put semprotan / menit = 1.8 m
Volume semprot / Ha ( D) adalah := ( 10.000 x 1.8 )
( 6 x 9.5 x 1.5 )
= 210 L
3.iv ) Penentuan Faktor Semprot.
Spray factor ( faktor semprotan ) adalah merupakan perbandingan antara luas areal
yang disemprot sesungguhnya dalam satu hektar.
-

Luas jalan panen / rintis per Ha

Luas jalan panen : Lebar jalan panen ( meter x 10.000 m )


Jarak antara 2 jalan panen ( meter )

Contoh :Lebar jalan panen 1.5 m


Jarak 2 jalan panen = 2 x 7.79 1.5
= 14.08 m

Luas Jalan Panen

= ( 1.5 x 10.000 )
=
( 14.08 )
= 1.065 m

Luas Piringan / Ha
Luas Piringan untuk setiap Ha tanah sangat ditentukan :- lebar jari-jari
- Kerapatan tanaman / Ha
Luas piringan / Ha = r x jumlah pohon / Ha
Contoh :Lebar jari-jari
Jumlah tanaman / Ha
Luas Piringan

= 2.0 m
= 143 pohon
= 3.14 x ( 2 ) x 143
= 1.796 m
Faktor Semprotan ( FS )
= ( Luas jalan panen + Luas piringan )
( 10.000 )
= ( 1.065 + 1.796 )
(10.000 )
= 0.286 atau 28.6 %
3.v ) Herbisida
Secara umum herbisida digolongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu : Herbisida Kontak
Bekerja secara kontak langsung dengan jaringan tanaman berwarna
hijau.efek dari kontak tersebut akan mulai kelihatan 1 jam kemudian.
Contoh herbisida kontak :Nama Dagang
- Gramoxone
- Herbatop 276 AS
- Basta 150 WSC
- Basagran
- Sodium Chlorate
Contoh herbisida Sistematik.
Nama Dagang
Roundup 480 AS
Eagle 480 AS
Kleenup 480 AS
Ally 20 WDG,Metsulindo
Metafuron 20 WP
Lindomin , DMA 6
Assault

Bahan Aktif
Glyphosate
Glyphosate
Glyphosate
Methyl
Metsulfuron
Methyl
Metsulfuron

Starane 200 EC
Garlon 480 EC

2.4 D Amine
Imazapyr
Fluroxypyr
Trychlorpyr

Dosis.
Merupakan jumlah herbisid ( L/Kg) yang diperlukan persatuan luas . Dosis
merupakan nilai yang tetap dan besarnya sangat ditentukan oleh jenis gulma dan
tingkat pertumbuhan.
Contoh :Dosis berbisida roundup untuk pengendalian sheet lalang = 6.0 L/Ha
Konsentrasi.
Konsentrasi merupakan jumlah herbisida dalam satuan volume larutan dan
biasannya dalam persen.
Contoh :Konsentrasi Roundup 0.7% untuk pengendalian lalang secara sporadic. Artinya
dalam 1 liter air terdapat 7 ml herbisida roundup.

Pemilihan Herbisida
Beberapa faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan pemilihan herbisida
adalah :i.
Komposisi Gulma
ii.
Jenis dan Umur Tanaman
iii.
Biaya
Pengendalian Gulma Umum

Piringan dan pasar panen


Herbisida

Gulma
Sasaran

Umur
Tanaman

Alat Aplikasi

Nama
Dagang

LCC + Broad
Leaf + Grasses

13
35
>5

PKS SOLO
PKS SOLO
MHS

Roundup /
kleenup +
Ally /
Metafuron

Glyphosat
e+ MM

1.5 L + 75 g
1.0 L + 50 g
1.0 L + 50 g

Mikania +
Broad
Leaf + Grasses

13
35
>5

PKS SOLO
PKS SOLO
MHS

Roundup /
Kleenup +
Strane

Glyphosat e
+ Flurosypyr

1.5 L + 0.3 L
1.0 L + 0.3 L
1.0 L + 0.3 L

Broad leaf +
pakis +
Grasees

13
35
>5

PKS SOLO
PKS SOLO
MHS

Gramoxone
+ Ally /
Metafuron

Paraquate
Didhlorida +
MM

1.5 L + 75 g
1.0 L+ 50 g
1.0 L + 50 g

Lalang Sheet

13
35
>5

PKS SOLO
PKS SOLO
MHS

Roundup /
Kleenup

Glyphosat e

5.0 L
3.0 L
3.0 L

Gawangan

Bahan Aktif

Dosis/Ha

Gulma
Sasaran

Umur
Tanaman

Lalang Sheet

13
35
>5

Herbisida
Alat Aplikasi

PKS SOLO

Roundup /
Kleenup

PKS SOLO

Roundup /
Kleenup

Lalang Sheet
+ anak kayu

13
35
>5

Putihan /
Putihan + LCC

13
35
>5

PKS SOLO

13
35
>5

PKS SOLO

Pakis

Nama
Dagang

Bahan Aktif

Dosis/Ha

Glyphosat

5.0 L
3.0 L
3.0 L

e
Glyphosat e

Ally/Metafuro
n + Agristic
atau DMA
6/Lindomin

MM 2.4-D
Amine

Gramoxone
+
Ally/Metafuro
n

Paraquat
Dichlorida +
MM

5.0 L
3.0 L
3.0 L
150 g + 1 L
3.0 L
1.5 L + 75 g
1.0 L+ 50 g
1.0 L + 50 g

Herbisida unruk gulma khusus


i.
Lalang Sheet

Nama Dagang
Roundup/Kleenup/
Touchdown 620 AS
Assault 400 AS

ii.
iii.

Dosis ( L/Ha )

Bahan
Aktif
Glyphosate
Inazapyr

Terbuka

Ternaung

5.0 6.0
3.0 3.6
1.0

3.0
1.8 2.0
0.8

Pteridium ( Pakis Gajah )


Gramoxone = Ally / Metafuron = 1.5 L + 75 G
Kayu kayuan ( Chromolaena, Clidemia, Lantana, Melastoma dan
regenerasi anak kayu )

Nama Dagang

Bahan Aktif

Dosis ( l/Ha)

Ally/Metafuron+ Agristik
Rhodiamine/DMA6/Lindamine
Garlon

Metsulfuron Methyl
2.4 D Amine
Trichlopyr

150 g + 1.0 L
3.0 L
1.0 L

iv.

v.

Mikania micrantha
Strane ( fluroxypyr )
Rhodiamine/DMA 6
Pisang Liar ( Musa Spp )

0.5 L / Ha
3.0 L/Ha

Nama Dagang

Bahan Aktif

Rhodiamine / DMA
6/ Lindomine +
Agristic

2.4 D-Amine

Ally / Metafuron +
Agristik
vi.
vii.

Metsulfuron Methyl

0.5% + 0.1 %
150 g + 1.0 L

Keterangan
Penyemprotan
menggunakan alat
mist blower
Dikuaskan pada
permukaan batang
yang telah dipotong
Penyemprotan
dengan PKS SOLO

Keladi Liar ( Colocasia Spp dan Caladium Spp )


Ally / metafuron + Agristic = 150 g + 1.0 L/Ha
Asystasia intrusa

Nama Dagang
AAly / Metafuron + Agristik
Strane
Rhodiamine/DMA-6/ Lindomine
viii.

Dosis ( L/Ha)
3.0 L + 0.5 L

Bahan Aktif
Methyl metafuron
Fluroxypyr
2.4 Amine

Dosis ( L/Ha)
7.5 g + 10 L
0.3 L
0.5 LS

Bambu ( Bambusa Spp )


Sodium Chlorate 20 %, disemprotkan pada rumput yang sedang tumbuh

Perhitungan Kebutuhan Herbisida.


i. Dosis berdasarkan formulas produk / Ha
Untuk mengetahui keperluan herbisida didalam percampuran , maka diperlukan
perhitungan sebagai berikut :Kebutuhan herbisida :( 1.000 x Vol.Larutan yang disiapkan x Dosis )
( Volume Semprot )

Contoh :Untuk penyemprotan pakis lewat kawat diperlukan herbisida Ally + Gramoxone
dengan dosis 75 g + 1.5 L, apabila volume semprot / Ha adalah 450 L.
Berapa banyak herbisida diperlukan untuk 4.500 L larutan ?
Berapa luas areal semprot ?
Jawab :Herbisida diperlukan untuk 1 tangki adalah :Gramoxone
Ally

: ( 1.000 x 4.500 x 1.5 )


( 450 )

= 15.000 ml

: ( 1.000 x 4.500x 0.075 ) = 750 g


( 450 )

Luas areal yang dapat disemprot untuk satu tangki :-

= ( 4.500 ) x 1 Ha = 10 Ha
( 450 )
ii. Apabila dosis rekomendasi berdasarkan kandungan bahan aktif
Rumus yang dipergunakan adalah :Kebutuhan herbisisda = ( 100.000 x Volume larutan yang disiapkan x L/Kg BA )
( Volume semprot / Ha x % Bahan aktif )
Contoh:Dosis rekomendasi herbisida roundup untuk mengendalikan sheet lalang adalah
2.16 kg glyphosate / Ha
A ) Berapa banyak herbisida roundup diperlukan untuk penyemprotan 10 Ha
( Volume semprot / Ha 250 L ) ?
B ) Berapa banyak herbisida roundup harus dicampurkan dalam PKS SOLO
kapasitas 15 L ?
Jawab :Volume semprot untuk luas 10 Ha adalah : 10 x 250 L = 2.500 L
Kandungan glyphosate pada roundup adalah 360 g / L atau 36%
A ) Keperluan herbisida roundup / Ha adalah := ( 100.000 x 2.500 x 2.16 )
( 250 x 36 )
= 60.000 ml atau 60 L
B ) Keperluan roundup untuk PKS SOLO
= ( 100.000 X 15 X 2.16 )
( 250 X 36 )
= 360 ml

Waktu Aplikasi Herbisida


Tujuan utama dari pengendalian gulma adalah untuk menekan pertumbuhan gulma
sehingga pengaruh negatif terhadap tanaman serendah mungkin
Waktu / saat aplikasi herbisida ditentukan oleh :I. Rotasi semprot
II. Saat gulma masih muda
III. Cuaca kering
IV. Disesuaikan dengan kegiatan lapangan lainnya seperti pemupukan , panen
dll.

3.vi ) Pengoperasian Unit Semprot

Unit semprot merupakan suatu organisasi tim semprot sehingga kegiatan


penyemprotan dapat terkonstrasi pada suatu lokasi akhirnya efisiensi dan efektifitas
hasil kerja optimal.
Truk atau Traktor Trailer
Merupakan sarana transfortasi yang telah dimodifikasi sehingga penuh seluruh
anggota tim semprot,peralatan

Anda mungkin juga menyukai