IHSAN RAVIANSYAH
Ihsan Raviansyah
NIM J3T118039
RINGKASAN
IHSAN RAVIANSYAH. Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit di PT.
Perkebunan Nusantara VII Kebun Unit Betung, Sumatera Selatan. [Management of
Oil Palm Harvesting in PT. Perkebunan Nusantara VII Estate Unit Betung, South
Sumatra]. Dibimbing oleh GATOT PRAMUHADI
Pemanenan merupakan salah satu kegiatan penting dari budidaya kelapa
sawit (Elais guineensis Jacq.). Kegiatan panen menentukan hasil yang baik dan
buruknya kualitas Tandan Buah Segar (TBS). Kegiatan panen harus dilakukan
dengan standar operasional agar menghasilkan kualitas Tandan Buah Segar (TBS)
yang baik dan produksi yang maksimal.
Tujuan umum dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu untuk
menambah wawasan, memperoleh pengalaman kerja dalam budidaya kelapa sawit
pada areal yang luas, dan meningkatkan kemampuan dan pemahaman mahasiswa
dalam pengolaan perkebunan kelapa sawit. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) secara khusus agar mahasiswa dapat mempelajari teknik pemanenan di areal
yang luas, dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang tekah didapatkan selam
perkuliahan untuk mengidentifikasi serta mengatasi masalah teknis dan manajemen
yang muncul pada saat kegiatan panen di perkebunan kelapa sawit.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 12 minggu, mulai
tanggal 25 Januari sampai 17 April 2021. Praktik Kerja Lapangan (PKL)
dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara VII Kebun Unit Betung, Sumatra
Selatan.
Keberhasilan pada kegiatan panen sangat dipengaruhi oleh sistem atau
manajemen panen yang baik. Kegiatan manajemen panen meliputi persiapan panen,
peralatan panen, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Angka Kerapatan Panen
(AKP) dan taksasi produksi, kebutuhan tenaga panen, organisasi panen, rotasi
panen, kaveld panen, sistem ancak, pelaksanaan kegiatan panen, kriteria matang
panen, mutu buah, mutu ancak, mutu panen, basis dan premi panen, denda panen
dan transportasi hasil panen (pengangkutan TBS ke PKS).
Kegiatan pemanenan di Afdeling III PT. Perkebunan Nusantara VII sudah
dilakukan dengan baik, tetapi masih ada beberapa aspek yang masih dibawah
standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu masih ada pemanen yang
meninggalkan brondolan dan tidak dikutip bersih dan masih ada beberapa pemanen
belum lengkap dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan masih ada
kondisi jalan produksi yang sulit untuk dilalui sehingga menghambat kegiatan
pengangkutan hasil panen menuju Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Pelaksanaan
kegiatan panen dilakukan pengawasan upaya pencegahan untuk meminimalkan
kehilangan hasil (losses) produksi yang diakibatkan oleh buah matang yang tidak
dipanen, buah tertinggal di areal, brondolan yang tidak dikutip di sekitar bokoran
atau piringan dan TPH. Pemeriksaan dilakukan oleh mandor dan asisten afdeling
dengan melakukan pengawasan yang tepat pada saat kegiatan panen.
IHSAN RAVIANSYAH
Laporan Akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya pada
Program Studi Teknologi dan Manajemen Produksi Perkebunan
Disetujui oleh
Pembimbing :
Dr. Ir. Gatot Pramuhadi, M.Si.
__________________
Diketahui oleh
Ihsan Raviansyah
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
II TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit 2
2.2 Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 3
2.3 Pemanenan Kelapa Sawit 3
III METODE 7
3.1 Lokasi dan Waktu PKL 7
3.2 Metode Pelaksanaan 7
3.3 Metode Pengamatan dan Pengumpulan Data 7
3.4 Metode Analisis Data dan Informasi 9
3.5 Pelaporan 9
IV KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 10
4.1 Sejarah 10
4.2 Wilayah Administratif Kebun 10
4.3 Struktur Organisasi Perusahaan 11
4.4 Keadaan Iklim dan Tanah 13
4.5 Keadaan Tanaman dan Produksi 13
V HASIL DAN PEMBAHASAN/TOPIK PKL 14
5.1 Aspek Teknis 14
5.2 Aspek Khusus 23
5.3 Aspek Manajerial 41
VI PEMBAHASAN 45
6.1 Persiapan Panen 45
6.2 Angka Kerapatan Panen 46
6.3 Kebutuhan Tenaga Panen 46
6.4 Rotasi Panen 47
6.5 Organisasi Panen 47
6.6 Mutu Panen 47
6.7 Transportasi Hasil Panen 48
6.8 Denda Panen 49
6.9 Basis Panen 49
6.10 Premi Panen 49
VII SIMPULAN DAN SARAN 50
7.1 Simpulan 50
7.2 Saran 50
DAFTAR PUSTAKA 51
LAMPIRAN 52
RIWAYAT HIDUP 68
DAFTAR TABEL
1. Fraksi Matang Panen pada Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan 5
2. Jumlah tenaga kerja PTPN VII Kebun Unit Betung 12
3. Data Produksi TBS PTPN VII Kebun Unit Betung 14
4. Dosis penyemprotan gulma 16
5. RKAP produksi semester 1 Kebun Afdeling III 18
6. Teknik penunasan PTPN VII Kebun Unit Betung 23
7. Pedoman Kerja PTPN VII Kebun Unit Betung 24
8. Realisasi penggunaan APD Afdeling III 28
9. Hasil pengamatan AKP, hasil taksasi dan varian produksi 29
10. Prestasi kerja pemanen pada blok 255 Afdeling III 31
11. Pemeriksaan mutu buah di blok 298 Afdeling III 37
12. Pemeriksaan mutu hanca di blok 298 Afdeling III 37
13. Denda panen PTPN VII Kebun Unit Betung 39
14. Denda PMA PTPN VII Kebun Unit Betung 40
15. Basis tugas panen PTPN VII Kebun Unit Betung 40
DAFTAR GAMBAR
1. Peta areal PTPN VII Kebun Unit Betung 11
2. Struktur organisasi PTPN VII Kebun Unit Betung 12
3. Pengendalian gulma secara manual 15
4. Pengendalian gulma secara mekanis 15
5. Pengendalian gulma secara chemist 16
6. Perawatan jalan 17
7. Identitas nomor blok 17
8. Pembuatan dan perawatan TPH 19
9. Letak tanaman bunga pukul delapan (Turnera sabulata) 20
10. TBS yang terserang hama tikus 20
11. Pengendalian busuk pangkal batang 21
12. Blok yang menggunakan metode penanaman big hole 22
13. (a) Kegiatan pemanenan (b) kegiatan penunasan 22
14. Kegiatan penunasan (Prunning) 23
15. Apel pagi (briefing) Asisten, Mandor dan karyawan 25
16. Alat Kerja Panen 26
17. Alat pelindung diri 27
18. Contoh penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap 28
19. Organisasi panen Kebun Afdeling III 32
20. Denah Kaveld Panen Kebun Afdeling III 34
21. Proses pelaksanaan kegiatan panen 35
22. (a) buah mentah, (b) buah matang, (c) buah kelewat matang 36
23. Proses transportasi TBS menuju PPKS 38
24. Bagan alir proses pemanen kelapa sawit 48
DAFTAR LAMPIRAN
1. Luas Areal dan Jumlah Pokok Kebun Unit Betung per Oktober 2020
53
2. Curah Hujan 2016-2020 PTPN VII Kebun Unit Betung 54
3. Form Sensus AKP 55
4. Buku Rotasi Panen Kebun Afdeling III 56
5. Form Rekapitulasi Pemeriksaan Mutu Panen 57
6. Form Pencatatan Hasil Panen 58
7. Form Daftar Pengumpulan Buah 59
8. Monitoring Panen Kelapa Sawit PTPN VII Kebun Unit Betung
Kebun Afdeling III per 10 April 2021 60
9. Tabel pengamatan Alat Pelindung Diri (APD) 61
10. Jurnal Harian Sebagai KHL 62
11. Jurnal Harian Sebagai Pendamping Mandor 64
12. Jurnal Harian Sebagai Pendamping Asisten 66
1
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman
perkebunan yang banyak diusahakan di Indonesia. Kelapa sawit merupakan salah
satu komoditas ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa
negara selain minyak dan gas. Indonesia juga merupakan negara produsen dan
eksportir kelapa sawit terbesar di dunia, kelapa sawit penyumbang nilai ekspor bagi
sub sektor perkebunan yakni 15.3 miliar US Dollar (Ditjenbun 2017).
Panen adalah pemotongan tandan dari pohon hingga pengangkutan ke pabrik.
Tandan yang sudah dipanen disebut Tandan Buah Segar (TBS). Untuk buah yang
belum dipanen disebut black bunch. Urutan kegiatan panen adalah pemotongan
tandan buah matang panen, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah,
pengangkutan hasil ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH), dan pengangkutan ke
pabrik. Panen harus berorientasi terhadap kematangan buah yang optimum, buah
mengandung minyak dengan kernel optimum dengan kualitas terbaik, berondolan
bersih, buah tidak menginap, angkutan ke pabrik lancar (Sulistyo 2010). Bagian
kelapa sawit yang bernilai ekonomi tinggi adalah buahnya yang tersusun dalam
sebuah tandan yang biasa disebut dengan TBS. Buah kelapa sawit di bagian sabut
(daging buah atau mesocarp) menghasilkan minyak kelapa sawit kasar (crude palm
oil atau CPO) sebanyak 20-24%. Bagian inti menghasilkan minyak inti kelapa sawit
(palm kernel oil atau PKO) 3-4% (Sunarko 2007). Masalah yang sering terjadi pada
kegiatan panen adalah rotasi panen yang terlalu pendek dan panjang yang dapat
merugikan produksi, buah menginap di lapangan yang dapat menyebabkan
kerusakan pada buah.
Selain bahan tanaman dan pemeliharaan tanaman, panen juga merupakan
faktor penting dalam pencapaian produksi. Keberhasilan panen sangat bergantung
pada pemanen dengan kapasitas kerjanya, peralatan yang digunakan untuk panen,
kelancaran transportasi serta faktor pendukung lainnya seperti: organisasi panen
yang baik, keadaan areal yang memadai. (Lubis 2008).
Keberhasilan pemanenan dapat menunjang pencapaian produktivitas
tanaman kelapa sawit, sebaliknya kegagalan pemanenan dapat menghambat
pencapaian produktivitas. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pemanenan
adalah persiapan panen. Persiapan panen meliputi perhitungan Angka Kerapatan
Panen (AKP), kriteria matang panen, sistem dan rotasi panen, taksasi produksi,
kebutuhan tenaga kerja panen, serta alat dan perlengkapan panen. Persiapan panen
yang akurat akan memperlancar pelaksanaan panen (Lubis 1992).
1.2 Tujuan
Tujuan umum dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu menambah wawasan,
memperoleh pengalaman keterampilan kerja, meningkatkan kemampuan dan
pemahaman mahasiswa dalam budidaya kelapa sawit pada areal yang luas,
Tujuan khusus dari PKL ini yaitu agar mahasiswa dapat mempelajari teknik
pemanenan di areal yang luas, dan dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan yang
telah didapatkan selama perkuliahan untuk mengidentifikasi serta mengatasi
masalah teknis dan manajemen yang muncul pada saat kegiatan panen di
perkebunan kelapa sawit.
2
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit
Pohon kelapa sawit terdiri atas dua spesies yaitu Araceae atau Palmae
yang digunakan untuk pertanian komersial dalam pengeluaran minyak kelapa
sawit. Pohon kelapa sawit berasal dari Afrika Barat diantara Angola dan
Gambia. Menurut Hartanto (2011) tanaman kelapa sawit memiliki klasifikasi
sebagi berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Famili : Palmaceae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq.
Tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagian
vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar, batang,
dan daun. Bagian generatif yang merupakan alat perkembangbiakan terdiri atas
bunga dan buah (Sipayung 2019).
Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam
tanah, proses respirasi dan dapat berfungsi sebagai penyangga berdirinya tanaman.
Kelapa sawit berakar serabut dan membentuk akar primer, sekunder, tersier, dan
quarter. Akar primer berdiameter 6-10 mm bercabang membentuk akar sekunder
dengan diameter 2-4 mm, akar sekunder membentuk akar quarter yang berdiamater
0,1-0,3 mm ( Fauzi et al. 2012 ).
Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter sekitar 20-75 cm.
Tinggi batang bertambah sekitar 25-60 cm per tahun (tergantung varietas). Batang
diselimuti pangkal pelepah daun tua sampai berumur 11-15 tahun. Batang yang
sudah tua biasanya sudah tidak ada lagi bekas tangkai pelepah daun tua kecuali
sedikit dibawah tajuknya (Pahan 2008).
Daun kelapa sawit termasuk daun majemuk. Bersirip genap dengan
pertulangan sejajar. Ukuran panjang pelepah mencapai 9 m. Tiap pelepah memiliki
anak daun berjumlah 380 helai dan ukuran panjang anak daun sekitar 120 cm.
Jumlah pelepah tiap kelapa sawit mencapai 60 pelepah (Nurhakim 2014).
Bunga tanaman kelapa sawit yang berumur tiga tahun sudah mulai dewasa
dan mengeluarkan bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong
memanjang, sedangkan bunga betina bentuknya agak bulat. Bunga jantan dan betina
terpisah namun berada pada satu pohon (monoecious diclin). Kelapa sawit
melakukan penyerbukan silang (cross pollination) yang berarti bunga betina dari
pohon yang satu dibuahi oleh bunga jantan dari pohon lainnya dengan perantaraan
angin atau serangga penyerbuk (Hartanto 2011).
Buah (fructus) pada kelapa sawit yang tumbuh baik dan subur pada umumnya
sudah dapat dihasilkan dan siap dipanen pertama kali pada umur sekitar 3,5 tahun
sejak penanaman biji kecambah dipembibitan. Tanaman siap dipanen pada umur
2,5 tahun sejak penanaman di lapangan. Buah terbentuk setelah terjadi penyerbukan
dan pembuahan. Waktu yang diperlukan mulai dari penyerbukan sampai buah
matang dan siap panen adalah 5-6 bulan. Warna buah bergantung varietas dan
umurnya (Fauzi et al.2012).
3
kerja bergantung pada keadaan topografi, kerapatan panen, dan umur tanaman
(Sulistyo 2010).
A × B × C ×D
Kebutuhan tenaga panen =
E
Keterangan :
A : Luas ancak yang dipanen (ha)
B : Angka kerapatan panen (%)
C : Bobot Tandan Rata-rata (BTR) (kg)
D : Populasi (tanaman/ha)
E : Target (panen/HK)
III METODE
3.1 Lokasi dan Waktu PKL
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PTPN VII Kebun
Unit Betung, Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera
Selatan. Waktu pelaksanaan PKL selama 12 minggu, mulai tanggal 25 Januari
sampai 17 April 2021. Waktu pelaksanaan kerja lapangan disesuaikan dengan jam
kerja di PTPN VII Kebun Unit Betung, Sumatera Selatan.
dilakukan secara langsung pada blok yang akan dipanen dengan cara
menghitung jumlah brondolan yang jatuh di piringan. Rumus
perhitungan untuk mengetahui angka kerapatan panen sebagai berikut :
A
AKP = × 100%
B
Keterangan :
A : Jumlah tandan matang yang diamati
B : Jumlah pohon sampel yang diamati
A×B×C×D
Kebutuhan tenaga panen =
E
Keterangan :
A : Luas ancak yang dipanen (ha)
B : Angka Kerapatan Panen (%)
C : Bobot Tandan Rata-rata (BTR) (kg)
D : Populasi (tanaman/ha)
E : Target (panen/hk)
Keterangan :
A : Taksasi panen B : Kapasitas angkut truck
3.4 Metode Analisis Data dan Informasi
Metode analasis data dan informasi bertujuan untuk mengetahui cara
mengolah data yang telah diperoleh dari pengamatan dan perusahaan. Metode
analis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif, analisis kuantitatif, dan analisis
kualitatif. Data yang diperoleh berasal dari kegiatan penulis selama melaksanakan
PKL. Data dianalisis menggunakan matematika sederhana untuk mendapatkan nilai
rata-rata dan persentasi dari setiap kegiatan yang dilakukan. Hasil analisis data di
bandingkan dengan literatur dan SOP perusahaan.
3.5 Pelaporan
Kegiatan pada saat melaksanakan kegiatan PKL selama 12 minggu dengan
mengikuti posisi pekerja yang telah ditentukan. Informasi yang diperoleh ditulis
dalam bentuk laporan melalui pengamatan yang diperoleh dari setiap kegiatan yang
diikuti selama menjadi Karyawan Harian Lepas (KHL), pendamping mandor, dan
pendamping asisten. Akan disampaikan dalam sebuah jurnal harian. Jurnal harian
akan dikoreksi oleh asisten pembimbing setiap harinya. Pelaporan menyeluruh
yang akan penulis laporkan yaitu laporan PKL dan laporan tugas akhir. Laporan
akan diserahkan ke Sekolah Vokasi IPB dua minggu setelah penulis pulang dari
kegiatan PKL.
10
Sebelah timur : Desa Teluk Kijing III, Kecamatan Lais, Musi Banyuasin
Sebelah barat : Kelurahan Betung, Kecamatan Betung, Banyuasin
Sebelah utara : Desa Bukit, Kecamatan Betung, Banyuasin
Sebelah selatan : Desa Tanjung Agung Selatan, Kecamatan Lais, Musi
Banyuasin
11
Kebun Unit Betung memiliki luas areal 3.162 ha yang terbagi dalam empat
afdeling. Pembagian luas areal dan tahun tanam kebun Unit Betung disajikan
pada peta areal pada Gambar 1.
maupun staf mempunyai tanggungjawab untuk melaporkan kepada kepala atau staf
satu tingkat diatasnya. Jabatan paling tinggi dipimpin oleh manajer Kebun Unit
Betung yang membawahi 3 asisten kepala dan 1 masinis kepala, yaitu asisten kepala
tanaman, asisten kepala teknik & pengolahan dan asisten kepala AKU serta masinis
kepala Quality Assurance. Dalam menjalankan tugasnya asisten kepala dibantu
oleh asisten. asisten kepala tanaman dibantu oleh 4 asisten yaitu asisten afdeling I,
asisten afdeling II, asisten afdeling III dan asisten afdeling IV. Asisten kepala teknik
dan pengolahan dibantu oleh 3 asisten yaitu asisten PPKS I, asisten PPKS II, asisten
teknik reparasi. Asisten AKU dibantu oleh 1 orang asisten yaitu asisten
SDM/Umum, sedangkan masinis kepala Quality Assurance dibantu oleh 2 orang
kepala yaitu Kepala Laboratorium dan Kepala Sortasi. Struktur organisasi dapat
dilihat Gambar 2.
Gambar 2 Struktur organisasi PTPN VII Kebun Unit Betung
Status tenaga kerja di PT. Perkebunan Nusantara VII Kebun Unit Betung ada
dua yaitu karyawan staf dan karyawan non staf. Jumlah karyawan dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2 Jumlah tenaga kerja PTPN VII Kebun Unit Betung
Uraian Jumlah
Karyawan staf
Manajer 1
Asisten kepala tanaman 4
Asisten afdeling, PPKS, T.Reparasi, 9
kepala lab, asisten SDM
Karyawan non staf
Mandor/krani 44
SKU 188
Total 246
(Sumber : Kantor sentral PTPN VII Kebun Unit Betung)
Berdasarkan Tabel 2 jumlah tenaga kerja diatas, dapat dihitung Indeks
Tenaga Kerja (ITK) di PTPN VII Unit Betung, yaitu :
𝐴 246 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
ITK = = = 0,077 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔/ℎ𝑎
𝐵 3.162 ℎ𝑎
13
Menurut Dinjenbun (2013) ITK ideal kelapa sawit adalah 0,2 orang/ha, maka
di PTPN VII Kebun Unit Betung perlu menambahkan jumlah tenaga kerja yang
hanya memiliki ITK 0,075. Berdasarkan standar ITK perkebunan kelapa sawit di
atas, tenaga kerja dI PTPN VII Kebun Unit Betung sangat kurang dan belum ideal.
Kekurangan tenaga kerja akan berdampak pada kegiatan yang berjalan di kebun.
Kekurangan tersebut membuat Kebun Afdeling III membutuhkan tenaga pekerja
dari luar atau tenaga kerja borongan.
Isopropil amina glyfosat 490 g/l dengan nama merek dagang Bio-up dan Metil
metsulfuron 24% dengan nama merek dagang Metsul. Kegiatan pengendalian
gulma secara chemist dapat dilihat pada Gambar 5.
Dosis penyemprotan gulma kayuan dan bokoran dapat dilihat pada Tabel 3.
a b c
kehijauan, lunak dan berair. Cengkir adalah calon buah yang akan dipanen 4
bulan kedepan dengan ciri daging buah berwarna putih kehijauan. Degan
adalah calon buah yang akan dipanen 3 bulan kedepan dengan ciri daging buah
berwarna kuning kehijauan. Fraksi 00 adalah calon buah yang akan dipanen 2
bulan kedepan dengan ciri daging buah berwarna kuning kemerahan. Fraksi 0
adalah calon buah yang akan dipanen 1 bulan kedepan dengan ciri daging buah
berwarna merah.
Sensus BBC terbagi menjadi 3 klasifikasi yaitu sedang, rendah dan tinggi
produksi. Penentuan klasifikasi tersebut diambil dari laporan produksi
bulanan/blok. Penentuan pohon sampel pada Standart Operating Procedure
(SOP) pada PTPN VII Kebun Unit Betung yaitu minimal 5% dari total populasi
pohon. Berikut perhitungan jumlah blok untuk sensus produksi.
Diketahui :
Populasi Kebun Afdeling III : 100.476 pohon
Jumlah pohon sampel 1 blok : 396 pohon (15 ha)
Perhitungan :
5.024 pohon
=
396 pohon
= 12 blok
Keterangan: a : Jumlah populasi dalam 5 % Afdeling III
b : Jumlah pohon sampel 1 blok
Dalam melakukan sensus produksi pada Kebun Afdeling III dengan total
populasi 100.476 pohon dilakukan sensus pohon sebanyak 5.023 pohon,
dengan jumlah 12 blok. Blok ditentukan dari blok dengan produksi rendah,
tinggi dan sedang. Terbagi menjadi 4 blok rendah, 4 blok sedang dan 4 blok
tinggi. Sensus produksi dilakukan 1 tahun 2 kali yaitu pada bulan Juni untuk
estimasi produksi dari bulan Juli hingga bulan Desember dan pada bulan
Desember untuk estimasi produksi dari bulan Januari hingga bulan Juni. RKAP
produksi semester 1 pada Kebun Afdeling III dapat dilihat pada Tabel 5.
Berdasarkan Tabel 5 di atas Afdeling III memiliki dua tahun tanam yaitu
tahun tanam 2007 dengan luas 428 ha dan jumlah pohon sehat sebanyak 56.741
pohon. Tahun tanam 2008 dengan luas 349 dan jumlah pohon sehat sebanyak
43.542 pohon. Produksi untuk semester 1 untuk tahun tanam 2007 pada bulan
Januari 427,9 kg, bulan Februari 526,2 kg, bulan Maret 565,2 kg, bulan April
564,4 kg, bulan Mei 619,7 kg, bulan Juni 791,8 kg. Untuk tahun tanam 2008
pada bulan Januari 380,1 kg, bulan Februari 435,8 kg, bulan Maret 465,7 kg,
bulan April 502,1 kg, bulan Mei 492,2 kg, bulan Juni 612 kg. Sensus produksi
semester 1 dilakukan pada bulan Desember.
Pengendalian hama tikus yang penulis lakukan di PTPN VII Kebun Unit
Betung yaitu dengan kimia, dan musuh alami. Pengendalian hama tikus dengan
kimia dilakukan jika data sensus lebih dari 20%. Pada pengendalian secara
kimia insektisida yang digunakan yaitu petrokum 0,005 B dengan bahan aktif
Brodifakum 0,005% dengan dosis 1 kg/ha. Musuh alami yang digunakan PTPN
VII Kebun Unit Betung yaitu burung hantu, ular piton, dan burung elang.
VII, pengendalian penyakit ini terbagi menjadi dua metode pengendalian, yaitu
metode Basal Stem Rot dan Upper Stem Rot, namun karena terkendala biaya
yang mengharuskan menyewa chain saw dan membeli bahan bakar, PTPN VII
Kebun Unit Betung Afdeling III hanya melakukan metode secara teknis dan
kimiawi. Pada saat praktik kerja lapangan, penulis hanya mempraktikkan
pengendalian penyakit busuk pangkal batang dengan cara melakukan isolasi
pada tanaman terserang. Alat yang digunakan untuk pengendalian penyakit
busuk pangkal batang yaitu cangkul, gunting stek, sarung tangan, plastik,
masker. Kegiatan isolasi dilakukan dengan cara mengambil jamur ganoderma
pada batang menggunakan gunting stek lalu dimasukan kedalam plastik, setelah
diambil seluruh jamur pada batang taburi Marihat Fungisida dengan bahan aktif
trichoderma koningil dan trichoderma harzianum disekeliling batang dengan
dosis 0,4 kg/tanaman. Setelah itu, membuat parit petakan pada tanaman yang
terserang dengan jarak 2 m pada batang dengan kedalaman 50 cm kemudian
tanah galiannya dibun-bun pada akar batang. Kegiatan pengendalian penyakit
busuk pangkal batang dapat dilihat pada Gambar 11.
a b c
d e
Gambar 11 (a) Alat yang digunakan (b) pengambilan jamur (c) marihat
fungisida (d) penaburan marihat fungisida (e) pembuatan parit
isolasi
Hasil pengendalian penyakit busuk pangkal batang dengan dilakukannya
isolasi diharapkan menghasilkan penumbuhan akar baru dan memutus akar lain
agar tidak terinfeksi lagi maupun menginfeksi tanaman sekitar. Akan tetapi
penyakit ini tidak bisa disembuhkan, berdasarkan hasil pengamatan di Afdeling
III Unit Betung yang diperoleh setelah pemberian Fungisida dua minggu tidak
berpengaruh nyata. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa fungisida untuk
penyakit busuk pangkal batang sampai sekarang belum ditemukan.
Pengendalian yang dilakukan hanya untuk memperpanjang umur pohon yang
terserang.
Upaya preventif penyakit busuk pangkal batang berdasarkan hasil diskusi
dengan asisten kepala dan asisten afdeling adalah dengan cara penanaman
menggunakan metode big hole yang biasa disebut di Unit Betung atau hole in
22
hole. Penanaman dengan metode ini adalah dengan membuat lubang tanam
dengan cara membuat lubang di dalam lubang menggunakan ukuran 3 m x 3 m
dan kedalaman 0,5 m. Hal ini bertujuan untuk memutus akar-akar lama yang
sebelumnya ditanam dan menanam pada tanah bagian sub soil. Sebelum
ditanam, lubang tanamn dimasukan tandan kosong kedalam lubang dan ditimbun
sedikit tanah. Pada kebun afdeling III, penanaman dengan metode ini digunakan
di beberapa blok pada tahun tanam 2008. Perbedaan penanaman dengan metode
ini adalah populasi tanaman per ha lebih sedikit yaitu 108 pohon/ha sedangkan
pada penanaman dengan metode konvensional adalah 136 pohon/ha dan pada
blok yang menggunakan metode penanaman big hole atau hole in hole tersebut
tanah terlihat seperti bergelombang. Blok yang menggunakan metode
penanaman big hole dapat dilihat pada Gambar 12.
a b
karyawan panen, Pengecekan alat panen dan alat pelindung diri (APD), membagi
ancak panen dan memberi arahan kepada pemanen.
Setelah melakukan apel pagi (briefing) pemanen kemudian masuk ke ancak
panen dengan mengidentifikasi buah di pokok dengan melihat kriteria matang
panen yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan memperhatikan dan
memastikan jumlah brondolan yang jatuh di sekitar piringan tanaman kelapa sawit.
Setelah itu pemanen melakukan pemotongan TBS dari pokok dengan potongan
yang terdekat dari pangkal tangkai, memotong pelepah menjadi kemudian disusun
di gawangan mati.
TBS yang sudah dipotong kemudian diangkut ke Tempat Pengumpulan Hasil
(TPH) untuk selanjutnya dilakukan pemotongan tangkai buah dan pemberian
nomor pemanen dan brondolan yang sudah dikutip dimasukkan ke dalam karung
lalu dikumpulkan di Tempat Pengumpulan Brondolan (TPB).
Panen merupakan rangkaian akhir dari kegiatan budidaya tanaman kelapa
sawit. Kegiatan panen tidak dilakukan secara sembarangan perlu memperhatikan
kriteria tertentu agar tercapai keberhasilan panen dan menunjang pencapaian
produktivitas tanaman. Keberhasilan panen sangat dipengaruhi oleh kegiatan
manajemen yang baik. kegiatan manajemen pemanenan meliputi persiapan panen
dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), organisasi panen, rotasi panen,
perhitungan Angka Kerapatann Panen (AKP), kebutuhan tenaga kerja panen,
pelaksaan kegiatan panen, kriteria matang panen, basis dan premi panen dan
ketersediaan sarana dan prasarana untuk kegiatan transportasi panen pengangkutan
Tandan Buah Segar (TBS) dan brondolan. Manajemen PTPN VII Kebun Unit
Betung membuat sebuah pedoman untuk mengoptimalkan kinerja yang dikenal
sebagai “Core Values AKHLAK”. Core Values AKHLAK dapat dilihat pada Tabel
7.
Keterangan
A Amanah Memegang teguh kepercayaan
yang diberikan
K Kompeten Terus belajar dan mengembangkan
kapabilitas
H Harmonis Saling peduli dan menghargai
perbedaan
L Loyal Berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan Bangsa dan Negara
A Adaptif Terus berinovasi dan antusias
dalam menggerakkan ataupun
menghadapi perubahan
K Kolaboratif Membangun kerja sama yang
sinergis
(Sumber : Standart Operating Procedure (SOP) PTPN VII Kebun Unit Betung)
25
Pada kegiatan apel pagi (briefing) dipimpin oleh asisten kebun, mandor
besar, 2 mandor panen, 1 petugas mutu buah dan 2 petugas muat angkut.
Asisten kebun dan mandor besar bertugas memberi arahan terhadap peraturan
dan tata cara kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan memberi motivasi
terhadap tenaga kerja pemanen untuk meningkatkan hasil produksi dan
mengecek penggunaan APD tenaga kerja pemanen. Mandor panen bertugas
untuk melakukan absensi pemanen, membagi ancak panen dan memberi arahan
terhadap pemanen.
Peralatan Panen. Alat panen merupakan salah satu hal yang sangat
penting dalam kegiatan panen kelapa sawit. Penggunaan alat panen yang baik
dapat menciptakan pencapaian hasil yang maksimal, sehingga karyawan
(pemanen) diwajibkan menggunakan alat panen yang sudah ditetapkan oleh
perusahaan. Alat-alat kerja panen dapat dilihat pada Gambar 16.
26
a b c
d e f
g h i
Gambar 16 Alat Kerja Panen, (a) egrek, (b) kampak, (c)karung, (d) tojok, (e)
timbangan (f) gerobak sorong/angkong, (g) gancu, (h) ember (i)
batu asah
a b
c d e
Gambar 17 Alat pelindung diri, (a) helm, (b) sarung tangan, (c) sepatu
boot, (d) satung egrek, (e) kacamata
antara (SOP) yang telah ditetapkan perusahaan dengan realisasi di lapangan. Hasil
pengamatan disajikan pada Tabel 8.
= 16 %
Keterangan : A : Jumlah tandan yang siap dipanen, B : Jumlah pohon sampel
Taksasi produksi =A×B×C
= 0,16 × 1.761 × 20
= 5.635 kg
Keterangan : A : AKP, B: Jumlah tanaman produktif, C : RBT
A −B
Varian produksi = × 100%
B
5.873 −5.635
= × 100%
5.635
= 1,42%
Keterangan : A : Produksi aktual, B : Taksasi produksi
30
panen tergantung dari angka kerapatan panen. Rotasi panen yang terdapat di
PTPN VII Kebun Unit Betung yaitu 8/9. Rotasi panen 8/9 artinya terdapat 8
hari kerja dan 1 hari untuk pemeliharaan alat panen dan penunasan. Jika
produksi buah sedikit maka di Kebun Afdeling III menggunakan rotasi 4/9 dan
5/9. Jika produksi buah normal dan banyak maka di Kebun Afdeling III
menggunakan rotasi 8/9. Rotasi panen dapat dilihat pada (Lampiran 4).
Contoh perhitungan rotasi panen :
jika diketahui Dalam 1 afdeling ( Luas 1.000 ha )
AKP : 15,5 %
Rasio pemanen : 0,04 (Jumlah pemanen 43 orang)
Rata-rata berat tandan (RBT) : 21 kg
Basis : 1.600 kg/ hk
Populasi : 129 pohon / ha
Cara menghitung :
=A×B×C
D×E
Kaveld panen. Kaveld panen adalah luasan areal yang terdiri dari
beberapa blok yang terbagi menjadi beberapa hanca yang harus dipanen dalam
jangka waktu 1 hari. Kebun Afdeling III PT. Perkebunan Nusantara VII Kebun
Unit Betung memiliki 68 blok. Masing-masing blok rata-rata luasnya 15 ha.
Kebun Afdeling III memiliki 8 kaveld. Berdasarkan data kaveld panen rata-rata
luas kaveld panen perhari yaitu 97,2 ha dengan total luasan Kebun Afdeling III
yaitu 777,60 ha. Terdapat 8 kaveld panen yang dilambang dengan angka. Dalam
satu kaveld berjumlah bervariasi blok yaitu ada yang 12 blok, 7 blok, 9 blok, 6
blok dan 10 blok. Tahun tanam yang terdapat di Kebun Afdeling III terdapat 2
34
tahun tanam yaitu 2007 dan 2008. Pembagian kaveld panen di Kebun Afdeling
III dapat dilihat pada Gambar 20.
gawangan mati. Kutip bersih dan kumpulkan brondolan dalam karung atau
ember. Keluarkan TBS dan brondolan ke TPH. Susun rapi TBS (5 TBS dalam
satu baris) dan berikan tanda nomor pemanen pada TBS dalam TPH tersebut.
Letakkan brondolan di TPH. Pindah ke lorong berikutnya setelah selesai pada
lorong panen tersebut dengan urutan kerja yang sama. Pelaksanaan kerja panen
dapat dilihat pada Gambar 21.
a b c d
e f g h
i j k l
a b c
Gambar 22 (a) buah mentah, (b) buah matang, (c) buah kelewat matang
a b c d
e f g h
Gambar 23 Proses transportasi TBS menuju PPKS, (a) muat TBS kedalam
truck, (b) surat pengantar buah, (c) perjalanan truck menuju
PPKS, (d) penimbangan truck terisi TBS, (e) pembongkaran
TBS, (f) surat pengantar buah yang sudah di stempel petugas
sortasi, (g) penimbangan truck tanpa TBS, (h) surat bukti
timbang
39
Denda PMA adalah sanksi yang diberkan kepada Petugas Mutu Panen (PMA)
apabila melakukan pelanggaran atau kesalahan di lapangan. Sanksi yang diberikan
kepada PMA meliputi buah mentah terangkut ke PKS, brondolan tertinggal di TPH,
terdapat selisih TBS di PB 25 pada saat mengikuti ke PKS dan bila terjadi selisih
pengiriman TBS ke PKS maka menjadi tanggung jawab transportir ysng besaran
sanksi /dendanya sesuai tarif angkutan yang tertera pada kontrak. Denda PMA dapat
dilihat pada Tabel 14.
40
Basis panen. basis panen adalah target minimal yang harus dicapai oleh
seseorang pemanen perhari berdasarkan kondisi potensi produksi yang telah
mempertimbangkan kondisi topografi, potensi produksi maupun kondisi ketinggian
tanaman. Adapun dasar penentuan basis tugas yaitu potensi produksi per tahun
tanam, kondisi topografi, tinggi tanaman, sebaran produksi Semester I dan II. Basis
tugas semester I ditentukan oleh masing-masing Unit Kebun sesuai dengan
penyebaran produksi dengan total basis tugas satu tahun tidak kurang dari
ketentuan. Ketentuan basis tugas panen dapat dilihat pada Tabel 15.
Premi panen. Premi panen adalah insentif yang diberikan kepada seorang
pemanen atas pencapaian di atas basis tugas panen. Premi diberikan apabila seorang
pemanen dapat melampaui basis tugas dengan hitungan tertentu berdasarkan
formulasi. Tarif premi panen dibayarkan berdasarkan UMP sesuai dengan lokasi
masing-masing Unit Kebun dan presentase sesuai dengan topografi.
Contoh perhitungan tarif premi sesuai dengan UMP :
𝐴
Tarif P1 = 𝐵
× 50% 𝑠. 𝑑. 70%
𝐶
Tarif P2 = tarif P1 + Rp. 5
Tarif P3 = tarif P2 + Rp. 5
UMP Sumatra Selatan (2021) Rp. 3.144.446
𝐴 𝑅𝑝. 3.144.446
Contoh di Unit Betung = =𝐵
𝐶
30 ℎ𝑎𝑟𝑖
900 𝑘𝑔
= 𝑅𝑝. 116/𝑘𝑔
Keterangan : A : UMP, B: 30 hari, C : Potensi produksi
Tarif P1 topografi rata sampai bergelombang = 50% × 116 = Rp. 58
Tarif P1 topografi berbukit = 60% × 116 = Rp. 69,9
Tarif P1 topografi berbukit tanpa teras/kontur = 70% × 116 = Rp. 81,2
Tarif kutip brondolan (Rp/kg)
= wilayah Sumatra Selatan dan Bengkulu Rp. 200/kg
Premi panen hari libur. Panen minggu diupayakan tidak dilaksanakan. Bila
hanca panen tidak tembus dapat dilakukan panen minggu atau libur dengan
persetujuan Direksi. Tarif panen minggu/libur dapat diberikan 150% dari tarif
premi hari biasa tanpa basis tugas. Tarif premi akan ditinjau kembali setelah
lima tahun dan apabila menurut manajemen diperlukan sebagai akibat turunnya
harga CPO. Kebun Afdeling III memiliki tarif premi untuk karyawan panen
yang berstatus borongan yaitu menurut tahun tanam, untuk tahun tanam 2007
sebesar Rp 89/kg dan untuk tahun tanam 2008 sebesar Rp 100/kg.
Mandor besar afdeling memiliki tugas pokok harian yang bertugas membantu
asisten afdeling menyusun rencana kerja harian di afdeling, memeriksa kehadiran
bawahan, membantu asisten afdeling dalam mengkoordinir kegiatan para mandor
yang bibawahinya baik pelaksanaan pemeliharaan maupun pelaksanaan panen
dalam rangka penggalian produksi TBS, membantu asisten afdeling dalam
mendidik dan melatih bidang kultur teknis tanaman untuk meningkatkan
keterampilan pekerja, memeriksa pekerjaan mandor pemeliharaan tanaman dan
mandor panen, mengawasi mutu panen dan menilai kelas pemanen, melaporkan
prestasi hasil kegiatan kepada atasan langsung termasuk kelancaran dan hambatan
yang ditemui, memberikan pengarahan dan teguran lisan kepada bawahan jika
terjadi penyimpangan, mendukung kelancaran angkutan TBS ke PKS, menekan
kehilangan produksi dalam bentuk brondolan dan TBS dan memelihara
keharmonisan diantara para pekerja dalam lingkungan afdeling.
Mandor besar afdeling juga memiliki tugas pokok berkala yang bertugas
membantu asisten afdeling dalam membuat laporan mingguan, memeriksa dan
mengamati produksi per pohon dalam rangka penyusunan pragnosa produksi
bulanan, bersama-sama krani afdeling melakukan perhitungan kebutuhan bahan
(pupuk dan bahan kimia), menyusun rencana pemberantasan hama dan penyakit,
memeriksa mutu panen pada TBS yang dimuat pada truck mengusulkan penilaian
kinerja bawahan kepada asisten afdeling, menyusun rotasi panen, mengusulkan
basis tugas kepada asisten afdeling, mengevaluasi pencapaian produksi dalam
kurun mingguan dan bulanan, melaksanakan koordinasi dengan mandor besar
lainnya di Unit Usaha, melaksanakan pembinaan kepada bawahan dan
meningkatkan motivasi kerja dan kinerja bawahan dan menginventarisi kondisi
jalan yang rusak.
Kegiatan rutinitas mandor besar afdeling yang diikuti oleh penulis pada pagi
hari yaitu mengikuti kegiatan apel pagi (briefing) bersama asisten afdeling dan
karyawan pada pukul 07.00 WIB, memeriksa kehadiran karyawan bawahanya,
selanjutnya mandor besar afdeling melakukan pengawasan kinerja karyawan di
lapangan, selanjutnya mandor besar afdeling melakukan patroli di area-area yang
rawan terhadap pencurian buah. Penulis juga mengikuti rutinitas mandor besar
afdeling pada sore hari pada pukul 15.00-16.30 WIB yaitu mengikuti kegiatan
patroli di area-area yang dirasa rawan terhadap pencurian buah. Penulis juga
mengikuti kegiatan mandor besar afdeling yaitu kegiatan patroli malam pada pukul
20.30 – 01.00 WIB bersama karyawan-karyawan lainnya yang sudah ditetapkan
jadwalnya.
Mandor Panen. Mandor panen merupakan karyawan yang memiliki jabatan
atasan langsung yaitu mandor besar dan membawahi langsung tenaga kerja
pemanen. Dalam tugasnya mandor panen membantu mandor besar afdeling untuk
menggali produksi TBS semaksimal mungkin dengan cara mengkoordinir pemanen
yang dibawahinya untuk melaksanakan kegiatan panen. Kegiatan panen pada
Kebun Afdeling III dibagi menjadi dua kemandoran yang dipimpin masing-masing
satu orang mandor.
Mandor panen memiliki tugas pokok harian yaitu mengabsen para pemanen
setiap pagi pada pukul 07.00 WIB sebelum memasuki ancak yang telah ditetapkan
oleh perusahaan, mengatur penempatan kerja pemanen pada areal dan hanca yang
telah ditetapkan untuk dipanen, memeriksa kelengkapan peralatan panen, dan
melamporkan kepada mandor besar afdeling, memeriksa dan meneliti aktivitas
43
setiap pemanen untuk pengendalian mutu hasil panen dan apakah masih ada TBS
tidak terpanen atau tertinggal di pohon, memeriksa potensi produksi pada setiap
areal atau blok yang dipanen pada saat itu (AKP), melaporkan kepada mandor besar
afdeling jika pada areal yang dipanen terdapat pohon mati, pohon tumbang,
serangan hama/penyakit dan kondisi areal, mengatur dan mengawasi pengumpulan
hasil form pencatatan pengumpulan hasil dapat dilihat pada (Lampiran 5),
menyiapkan catatan hasil panen untuk dilaporkan ke kantor afdeling catatan hasil
panen dapat dilihat pada (Lampiran 6), mengawasi mutu panen, memeriksa TBS
yang ada di TPH apakah sudah terangkut semua ke PKS, memeberikan penjelasan
dan pengarahan kepada setiap pemanen mengenai tidak tercapainya kulitas panen
pada hari itu dan melaporkan hasil kegiatan kepada mandor besar afdeling.
Mandor besar juga memiliki tugas pokok berkala yaitu membantu mandor
besar afdeling untuk memeriksa potensi produksi dalam rangka penyusun rencana
target produksi, membantu mandor besar afdeling dalam penyusunan rotasi panen,
mengevaluasi pencapaian produktivitas pemanen, melaksanakan koordinasi dan
memelihara hubungan yang harmonis dengan mandor lainnya di Unit Usaha untuk
kelancaran tugas dan melaksanakan pembinaan kepada bawahan untuk
meningkatkan motivasi kerja dan kinerja bawahan (pemanen).
Kegiatan rutin mandor panen yang diikuti oleh penulis yaitu mengikuti
seluruh kegiatan mandor panen mulai dari apel pagi (briefing) pada pukul 07.00
WIB. Setelah itu mengikuti mandor panen mengawasi kegiatan panen yang sedang
berlangsung di areal. Selanjutnya mandor panen menunggu di Tempat
Pengumpulan Brondolan (TPB) dan menunggu laporan hasil panen dari karyawan
panen, Petugas Mutu Panen (PMP) dan Petugas Muat Angkut (PMA), dan
mengecek setiap ancak panen. Setelah kegiatan panen pada hari itu sudah selasai
maka mandor panen melakukan sensus AKP untuk mengetahui estimasi produksi
panen esok hari. Penulis juga mengikuti mandor panen dalam kegiatan patroli
malam pada pukul 20.30 – 01.00 WIB bersama-sama karyawan lainnya yang telah
ditetapkan jadwalnya.
Mandor Pemeliharaan. Mandor pemeliharaan memiliki jabatan atasan
langsung yaitu mandor besar afdeling dan memiliki jabatan bawahan langsung yaitu
pekerja pemeliharaan. Mandor pemeliharaan memiliki tugas mambantu besar
afdeling untuk mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan tanaman weeding, weeping,
bokoran, pemeliharaan gawangan dan pemupukan di afdeling. Pada kegiatan
pemeliharaan pada Kebun Afdeling III terdapat satu kemandoran yang dipimpin
oleh satu orang mandor.
Mandor pemeliharaan memiliki tugas pokok harian yaitu pada pagi hari
mengabsen para pekerja pada pukul 07.00 WIB sebelum memulai pekerjaan,
memeriksa kelengkapan peralatan pekerja, mengatur penempatan pekerja
pemeliharaan pada areal yang telah ditetapkan, melaksanakan pengawasan
pekerjaan pemeliharaan dan mencatat hasilnya, memeberikan penjelasan dan
pengarahan kepada pekerja tentang teknik pekerjaan pemeliharaan dan melaporkan
jumlah Harian Kerja (HK) dan hasil kegiatan kepada mandor besar afdeling.
Mandor pemeliharaan juga memiliki tugas pokok berkala yaitu memeriksa
administrasi hari kerja sebagai pendukung pembuatan daftar upah, melaksanakan
pembayaran gaji pekerja tengah bulan dan gajian besar, membantu mandor besar
afdeling dalam penyusunan rencana pekerjaan pemeliharaan baik berupa jenis
pekerjaan, jadwal pekerjaan dan perhitungan kebutuhan bahan kimia dan pupuk,
44
menginventarisir jalan yang rusak dan menghitung jumlah bahan (batu) untuk
perbaikan dan melaksanakan koordinasi dan memelihara hubungan yang harmonis
dengan mandor lainnya di Unit Usaha untuk kelancaran tugas.
Kegiatan rutin mandor panen yang diikuti oleh penulis yaitu mulai dari
kegiatan apel pagi (briefing) pada pukul 07.00 WIB bersama tenaga kerja
pemeliharaan, setelah itu dilanjutkan dengan memasuki areal yang akan
dilaksanakan kegiatan pemeliharaan, penulis mendampingi mandor pemeliharaan
dalam melakukan penawasan pada kegiatan pemeliharaan yang sedang berlangsung
di areal. Setelah melakukan pengawasan mandor pemeliharaan melaporkan hasil
kegiatan pemeliharaan kepada mandor besar afdeling. Penulis juga mengikuti
kegiatan patroli malam bersama mandor pemeliharaan pada pukul 20.30 – 01.00
WIB bersama dengan karyawan lainnya yang telah ditetapkan jadwalnya.
VI PEMBAHASAN
Panen merupakan suatu kegiatan akhir pada proses budidaya tanaman kelapa
sawit. Pokok pekerjaan panen adalah tata cara memotong hingga transportasi TBS
ke PKS. Teknik panen yang baik yaitu memperhatikan manajemen, ketersediaan
sarana dan prasarana transportasi hasil panen ke PKS, kondisi alat panen,
kemampuan pemanen, organisasi panen, kriteria matang panen dan mutu dalam
pemanenan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal seluruh anggota dalam
organisasi panen harus bekerja sesuai dengan Standart Operating Procedure (SOP)
yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
dan pemanen selalu menjaga kondisi ancaknya tetap baik dan mempunyai rasa
tanggung jawab atas ancaknya agar mendapatkan hasil produksi yang optimal.
Berdasarkan pengamatan APD oleh penulis pada Kebun Afdeling III sudah
cukup baik namun masih ada beberapa pemanen yang tidak menggunakan APD
seperti kacamata dan sarung tangan yang hal tersebut dapat membahayakan
keselamatan pemanen dalam melakuan kegiatan panen. Pemanen tidak lengkap
menggunakan APD beralasan mengganggu aktivitas pergerakan dan penglihatan
pada saat bekerja. Pada masalah seperti ini penulis memberi saran kepada
perusahaan agar lebih memperhatikan tentang kedisiplinan pemanen dalam
penggunaan APD karna tidak jarang terjadi kecelakaan kerja pada saat kegiatan
panen berlangsung.
PERSIAPAN
PEMANENAN
KELAPA SAWIT
PELAKSANAAN
PANEN KELAPA
SAWIT
TRANSPORTASI
HASIL PANEN
7.2 Saran
Kegiatan pemanenan pada PT. Perkebunan Nusantara VII Kebun Unit Betung
masih perlu dilakukan peningkatan dalam hal kelengkapan APD panen, perusahaan
harus lebih memperhatikan kelengkapan APD panen pemanen karena APD panen
sangat penting untuk keselamatan kerja pemanen. Perusahaan masih perlu
dilakukan peningkatan dalam hal pengawasan mutu panen agar pemanen tidak
melakukan pelanggaran panen, terutama dalam mengutip brondolan karena penulis
banyak menemukan tukulan (anak sawit) yang berasal dari brondolan yang tidak
dikutip disekitar piringan.
51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
53
Lampiran 1 Luas Areal dan Jumlah Pokok Kebun Unit Betung per Oktober 2020
Per Afdeling
Areal Ditanam Afdeling I Afdeling II Afdeling III Afdeling IV Total
ha Pokok ha Pokok ha Pokok ha Pokok ha Pokok
Tanaman
Menghasilkan
(TM)
Tahun Tanam 2004 833 115.110 - - - - - - 833 115.110
Tahun Tanam 2005 - - 550 75.174 - - - - 550 75.174
Tahun Tanam 2006 - - - - - - - - - -
Tahun Tanam 2007 - - 196 26.779 428,2 59.761 - - 624,2 86.560
Tahun Tanam 2008 - - - - 349,4 48.696 367 48.177 716,4 96.873
Tahun Tanam 2009 - - - - - - 438 60.362 438 60.362
Total Areal Tanam 833 115.110 746 101.953 777,6 108.457 805 108.539 3.161,6 436.079
(Sumber : Kantor Sentral PTPN VII Kebun Unit Betung)
54
Lampiran 8 Monitoring Panen Kelapa Sawit PTPN VII Kebun Unit Betung Kebun Afdeling III per 10 April 2021
RIWAYAT HIDUP