Kata kunci: angka kerapatan panen, brondolan, panen kelapa sawit, tenaga kerja
ABSTRACT
Keywords: density harvest figures, fruit bunch, harvesting oil palm, labor
MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE PT
BUMITAMA GUNAJAYA AGRO KOTAWARINGIN TIMUR,
KALIMANTAN TENGAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura
Disetujui oleh
»
Dr Ir Heni Purnamawati, MSc.Agr.
Pembimbing I
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas segala karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyusun karya ilmiah hasil magang yang berjudul
“Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur
Estate PT Bumitama Gunajaya Agro, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah”.
Karya ilmiah ini disusun berdasarkan magang yang dilakukan penulis di PT
Bumitama Gunajaya Agro dalam jangka waktu Februari sampai Juni 2013.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Heni Purnamawati MscAgr
selaku pembimbing I dan Bapak Dr Ir Ade Wachjar MS selaku pembimbing II,
yang telah memberikan arahan selama pelaksanaan magang dan penyusunan karya
ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr Ir Supijatno
MSi, selaku penguji yang telah memberi saran. Bapak Dr. Ir. Sugyanta, MS.
selaku pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama menjalani
studi. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak M Yusuf
Hanafiah (Asisten Divisi I), Bapak Darlin Bin Darwis, STP (Estate Manajer), dan
Bapak Herman Wahyudi, STP (Asisten Kepala), serta Bapak Adi Nugroho, SE
(Kasie), serta segenap staf di PT Bumitama Gunajaya Agro, yang telah
membimbing dan membantu selama menjalani magang.
Terima kasih tak terhingga penulis sampaikan kepada Ayah Effendi
Hutabarat, Ibu Betty Purba, dan seluruh keluarga, atas doa, dukungan moral
maupun materil, selama kegiatan magang dan tugas akhir. Ucapan terima kasih
juga penulis ucapkan kepada teman seperjuangan magang (Habib, Aslina, Dian,
Fitri dan Annisa) dan teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 atas
segala doa dan dukungan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
pada semua pemanen yaitu kesalahan dengan tidak mengutip bersih keseluruhan
brondolan. Berdasarkan hasil pengamatan kriteria panen kebun SBHE diketahui
bahwa terdapat pemanen melakukan pemotongan buah kurang matang dan lewat
matang. Kesalahan pekerjaan panen yang menjadi dasar untuk mempelajari aspek
manajemen pemanenan sehingga diperoleh sistem manajemen pemanenan yang
dapat meningkatkan hasil panen yang berkualitas.
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan
termasuk famili Aracaceae (dahulu Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah
tanaman monokotil yang memiliki akar serabut, batang silindris yang tegak dan
tidak bercabang, tulang daun yang sejajar, tergolong tanaman monocious serta
buah memiliki bentuk lonjong (Lubis dan Widanarko 2011).
Tanaman Kelapa sawit menurut Pahan (2013) diklasifikasikan sebagai
berikut:
Divisi : Embryophyta Siphonagama
Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledonae
Famili : Arecaceae
Sub famili : Cocoideae
Genus : Elaeis
Spesies : 1. E. guineensis Jacq.
2. E. oleifera (H. B. K.) Cortes
3. E. odora
Kelapa sawit yang termasuk dalam subfamili Cocoideae merupakan
tanaman asli Amerika selatan, termasuk spesies E. oleifera dan E. odora. Batang
kelapa sawit tumbuh tegak lurus dan tidak mempunyai cabang. Batang kelapa
sawit mengalami pertumbuhan (pertambahan tinggi) sekitar 30-60 cm tahun-1.
Titik tumbuh batang sawit terletak di pucuk batang yang terbenam di dalam tajuk
daun (Sunarko 2010). Fungsi utama batang pada tanaman kelapa sawit adalah (1)
sebagai sistem pembuluh yang mengangkut air, hara dan mineral dari akar melalui
xilem; (2) sebagai pengangkut hasil fotosintesis melalui floem; dan (3) sebagai
penyimpan cadangan makanan dan penyangga organ tanaman lainnya (Lubis dan
Widanarko 2011).
3
Kelapa sawit dapat tumbuh baik disepanjang garis khatulistiwa 23.50 ºLU-
23.50 ºLS pada ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut (m dpl). Jumlah curah
hujan yang baik adalah 2 000-2 500 mm tahun-1, tidak memiliki defisit air, hujan
agak merata sepanjang tahun dengan lama penyinaran minimal 5 jam hari-1 (Pahan
2009). Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit agar dapat
tumbuh dengan baik adalah sekitar 24-28 ºC. Tanaman kelapa sawit masih bisa
tumbuh pada suhu terendah 18 ºC dan tertinggi 32 ºC. Kelapa sawit dapat tumbuh
pada pH 4.0-6.0 tetapi yang terbaik adalah pada pH 5.0-5.6. Tanah yang
mempunyai pH rendah dapat ditingkatkan dengan pengapuran namun
membutuhkan biaya yang tinggi. Tanah dengan pH rendah biasanya dapat
dijumpai pada daerah pasang surut terutama tanah gambut (Lubis 2008).
Kelapa sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti Podsolik,
Latosol, hidromorfik kelabu (HK), Regosol, Andosol, Organosol dan Alluvial
(Lubis 2008). Berdasarkan skema kesesuaian lahan kelapa sawit mengenal adanya
5 kelas lahan, yaitu kelas 1 (sangat sesuai), kelas 2 (sesuai), kelas 3 (agak sesuai),
kelas N1 (tidak sesuai bersyarat) dan N2 (tidak sesuai permanen). Setiap kelas
lahan memiliki faktor pembatas dengan jumlah dan intensitas tertentu. Tanaman
kelapa sawit tumbuh baik pada tanah gembur, subur, persediaan air baik,
permeabilitas sedang, dan mempunyai solum yang tebal sekitar 80 cm tanpa
lapisan padas. Tekstur tanah ringan dengan kandungan pasir 20-60%, debu 10-
40%, dan tanah liat 20-50%. Tanah yang kurang cocok adalah tanah berpasir dan
tanah gambut tebal. Topografi yang dianggap cukup baik untuk tanaman kelapa
sawit adalah areal dengan kemiringan 0-15º (Fauzi et al. 2008).
Pemanenan
Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah segar dari pohon
hingga pengangkutan ke pabrik. Prinsip pada kegiatan panen adalah memotong
tandan matang, mengumpulkan dan mengangkut tandan buah segar (TBS) ke
pabrik untuk seterusnya diolah menjadi minyak kelapa sawit (MKS) berkualitas
baik yaitu mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan asam lemak bebas
4
(ALB) rendah serta menjaga kondisi tanaman tetap baik. Pekerjaan panen tandan
merupakan pekerjaan utama di perkebunan kelapa sawit karena langsung menjadi
sumber pemasukan bagi perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit
karena langsung menjadi sumber pemasukan bagi perusahaan melalui penjualan
MKS.
Buah disebut juga fructus. Pada umumnya, tanaman kelapa sawit yang
tumbuh baik dan subur sudah dapat menghasilkan buah serta siap dipanen pertama
kali pada umur sekitar 3.5 tahun sejak penanaman kecambah di pembibitan.
Dengan kata lain, tanaman siap dipanen pada umur 2.5 tahun sejak penanaman di
lapangan. Buah terbentuk setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan. Waktu
yang diperlukan mulai dari penyerbukan sampai buah matang dan siap panen
adalah 5-6 bulan. Warna buah bergantung varietas dan umurnya.
Buah sawit memiliki dua jenis minyak yang dihasilkan, yaitu CPO dari
bagian mesokaprium dan palm kernel oil (PCO) dari bagian endosperm yang
secara komersial diekstrak secara terpisah, karena kandungan dan kegunaannya
pun berbeda. Minyak dalam mesokaprium mulai disintesis pada periode 120 hsa
(hari setelah antesis) dan berhenti pada saat buah mulai lepas dari tangkainya
(akrab disebut memberondol). Sementara itu, minyak dalam endosperm mulai
disintesis saat endosperm mulai memadat, yaitu diatas 70 hsa. Secara normal
membrondolnya buah mulai terjadi pada 150-155 hsa (secara individu 120-200
hsa). Buah akan memberondol semua dari tandannya sekitar 2-4 minggu sejak
memberondolnya buah pertama. Akan tetapi, bisa juga memerlukan waktu lebih
lama pada tandan buah yang lebih besar. Proses membrondolnya buah dapat
ditunda, yaitu dengan penyemprotan zat pengatur tumbuh jenis auksin, asam
giberelat, atau etephon.
Menurut Lubis (2008), keberhasilan panen dan produksi bergantung pada
bahan tanam yang dipergunakan, manusia (pemanen) dengan kapasitas kerjanya,
peralatan yang digunakan untuk panen, kelancaran transportasi serta alat
pendukung lainnya seperti organisasi panen yang baik, keadaan areal, insentif
yang disediakan dan lain-lain. Pemanenan dilakukan dengan memilih tandan yang
matang dengan tanda adanya sejumlah buah merah yang jatuh (brondolan).
Sunarko (2010) menyebutkan jumlah brondolan yang ditetapkan adalah 1-2
brondolan/kg bobot tandan. Cara memanen TBS adalah memotong tangkai tandan
menggunakan dodos (tanaman rendah) dan menggunakan egrek (tanaman tinggi).
Pemanenan dilakukan satu kali seminggu dengan rotasi antar blok yang rutin.
et al. 2008). Menurut Lubis (2008) panen kelapa sawit juga dipengaruhi oleh
iklim sehingga dikenal panen puncak dan panen kecil. Rotasi panen yang
diterapkan di Sungai Bahaur Estate PT Bumitama Gunajaya Agro (Nurmalisa
2011) pada masing-masing divisinya terdiri atas 6 seksi panen artinya, dalam satu
minggu terdapat 6 hari panen dan masing-masing hanca panen dipanen 7 hari
berikutnya.
Taksasi atau peramalan hasil adalah kegiatan menghitung jumlah TBS yang
akan diperoleh saat panen berdasarkan jumlah dan keadaan tandan bunga betina
yang kemungkinan menjadi tandan buah. Tujuan peramalan produksi adalah
untuk mempermudah pengaturan dan pelaksanaan panen di kebun dan
pengelolaan di pabrik, memudahkan penyediaan dan pengaturan transportasi,
membuat perkiran produksi harian hingga bulanan. Hal ini dapat diprediksi
melalui seludang pecah terbuka hingga matang panen dan berdasarkan berat
tandan rata-rata sesuai umur tanaman (Sunarko 2010).
Menurut Sunarko (2010) hasil produksi kelapa sawit untuk enam bulan ke
depan dapat diperkirakan dengan rumus berikut:
Y=axbxc
Keterangan: Y = produksi enam bulan
a = jumlah seluruh tandan yang akan dipanen selama enam
bulan
b = berat tandan rata-rata
c = presentase minyak terhadap berat tandan (untuk MK 20%)
Transportasi Hasil
Tandan buah segar (TBS) yang baru dipanen harus segera diangkut ke
pabrik karena harus segera diolah dan tidak boleh melebihi 8 jam setelah panen.
Buah yang tidak segera diolah akan mengalami kerusakan. Pemilihan alat angkut
yang tepat dapat membantu mengatasi kerusakan buah selama pengangkutan.
Jadwal kedatangan alat angkut ke lokasi panen dan pabrik harus diatur sedemikian
rupa agar sesampainya di kebun, tandan yang harus diangkut sudah tersedia. Alat
angkut yang dapat dipergunakan dari perkebunan ke pabrik, di antaranya lori,
traktor gandengan, atau truk. Pengangkutan dengan lori dianggap lebih baik
dibandingkan dengan alat angkutan lain. Jika menggunakan truk atau traktor
gandengan, guncangan selama perjalanan lebih banyak terjadi sehingga
kemungkinan adanya terjadi pelukaan pada buah lebih banyak (Fauzi et al. 2008).
METODE MAGANG
Metode Pelaksanaan
2. Tenaga Panen
Pengamatan terhadap jumlah pemanen dilakukan dengan melakukan
wawancara terhadap asisten kebun dan pengamatan langsung dengan
menghitung pemanen yang ada, serta dibandingkan apakah sesuai dengan
kebutuhan yang ditetapkan oleh perusahaan. Kebutuhan tenaga kerja harian
dapat diketahui dengan rumus:
Kebutuhan tenaga panen =
Keterangan :
A = Populasi pokok produktif
B = Kerapatan panen
E = Basis janjang dalam blok
6. Mutu Hanca
Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati brondolan tertinggal,
buah matang tertinggal. Pengamatan dilakukan dengan mengikuti
pemanenan secara langsung dan mengamati 5 tenaga panen pada 2
kemandoran.
Data primer dan data sekunder yang dihasilkan dianalisis secara kualitatif
dan kuantitatif dengan mencari rata-rata, persentase hasil pengamatan, dan
perhitungan statistik sederhana lainnya. Hasis analisis lalu diuraikan secara
deskriptif dengan membandingkan terhadap norma baku pada perkebunan kelapa
sawit dan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
9
KEADAAN UMUM
Luas hak guna usaha PT Windu Nabatindo Abadi adalah 12 000 ha dengan
areal tanam seluas 9 589 ha yang terbagi atas 3 kebun, yaitu Sungai Bahaur Estate
(SBHE) 3 987 ha, Bangun Koling Estate (BKLE) 2 505 ha, dan Sungai Cempaga
Estate (SCME) 3 097 ha. PT WNA memiliki pabrik pengolahan crude palm oil
(CPO) dan palm kernel oil (PKO), yaitu Selucing Mill dengan kapasitas 45 ton
TBS jam-1. Luas hak guna usaha PT Windu Nabatindo Abadi dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Luas hak guna usaha PT Windu Nabatindo Abadi
No Nama estate Luas area tanam (Ha)
1 Sungai Bahaur Estate (SBHE) 3 987
2 Bangun Koling Estate (BKLE) 2 505
3 Sungai Cempaga Estate (SCME) 3 097
Luas areal tanam 9 589
Sumber : Data Kebun SBHE (2013).
Sungai Bahaur Estate terdiri atas kebun inti dan kebun plasma. Luas kebun
inti 1 987 ha dan luas kebun plasma 2 000 ha. Sungai Bahaur Estate tediri atas
lima divisi, yaitu Divisi I (696 ha) yang terbagi atas 24 blok, Divisi II (671.4 ha)
terbagi atas 25 blok, Divisi III (632 ha) terbagi atas 23 blok, divisi IV (1 142 ha)
terbagi atas 38 blok, dan Divisi V (845 ha) terbagi atas 31 blok. Jumlah dan luas
areal divisi di SBHE dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah dan luas areal divisi di Sungai Bahaur Estate (SBHE)
Divisi Blok Luas kebun (ha)
I 24 696.0
II 25 671.4
III 23 632.0
IV 38 1 142.0
V 31 845.0
Jumlah 141 3 987.0
Sumber : Data Kebun SBHE (2013).
Sungai Bahaur Estate (SBHE) memiliki luas areal yang digunakan yaitu
seluas 3 987.5 ha areal yang ditanam, seluas 181.0 ha areal prasarana dan seluas
45 ha areal yang mungkin bisa ditanam/perluasan. Luas Hak Guna Usaha (HGU)
dan tata guna lahan di SBHE dapat dilihat pada Tabel 3.