Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

RODA GILA ( FLYWHEEL )

KELOMPOK 4
Di Susun Oleh :
1. DODI HAJIANDI 301 2018 352
2. DEDE MULYADI 301 2018 324
3. ESWIN LOMBOGIA 301 2018 230
4. P. ANGGARA SAPUTRA 301 2018 308
5. RIZAL ASWANTO 301 2018 312
6. RUDIANSYAH 301 2018 304

Dosen Pengampu : Helanianto, S.T, M.T

PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN


JURUSAN PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
POLITEKNIK NEGERI KETAPANG
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi ini masyarakat pada umumnya dimanjakan dengan hal-hal
yang sifatnya praktis. Hal ini tidak mengherankan karena banyaknya perkembangan
teknologi yang seolah tanpa henti terja akhir-akhir ini. Salah satu teknologi yang
sangat vital dalam kemajuan teknologi dunia adalah mesin. Ratusan atau bahkan
ribuan tahun lalu mungkin tak pernah terpikir bahwa akan ada suatu alat yang dapat
mempermudah pekerjaan kita yaitu mesin. Namun hal tersebut berubah ketika satu-
persatu ilmuwan lahir dan menemukan mesin-mesin yang berguna hingga sekarang
ini.
Seiring kemajuan jaman dan teknologi banyak penemuan-penemuan terbaru
yang manfaatnya bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Mesin sendiri terdiri
dari komponen-komponen yang memiliki fungsi tertentu yang berguna agar mesin
tersebut dapat berjalan sesuai dengan tujuan awalnya. Mengingat betapa pentingnya
mesin dan komponen di dalamnya maka perlu dipahami juga tentang elemen-elemen
pada mesin-mesin tersebut. Salah satu elemen mesin yang penting dan mempunyai
peran vital adalah roda gila. Maka dari itu untuk lebih memperdalam tentang
bahasan-bahasan pada roda gila, maka penulis membuat makalah yang berjudul
“Roda Gila”
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan dengan roda gila?
1.2.2 Apa fungsi roda gila?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan koefisien fluktuasi pada roda gila?
1.2.4 Bagaimana aplikasi roda gila mesin?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan roda gila
1.3.2 Untuk mengetahui fungsi dari roda gila.
1.3.3 Untuk mengetahui tentang perhitungan koefisien fluktuasi pada roda gila
1.3.4 Untuk mengetahui aplikasi roda gila pada mesin.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Roda Gila
Roda gila adalah sebuah piringan roda besi yang dipergunakan sebagai suatu
reservoir (penyimpan) energi di dalam mesin. Pada saat tenaga mesin bertambah,
putarannya bertambah, dan tenaga tersebut tersimapan dalam roda gila. Pada saat
mesin kekurangan tenaga, roda gila tersebut akan memberikan tenaganya. Tenaga
yang disimpan dalam roda gila berupa tenaga kinetik yang besarnya:

T= I ω2

I = momen inersia roda gila terhadap sumbu putarnya


Pemakaian sebuah roda gila akan memungkinkan mesin beroperasi dengan variasi
kecepatan yang minimum (mempermulus kerja mesin) karena roda gila akan bekerja
sebagai suatu reservoir untuk menyerap energi yang berlebihan selama periode saat
disuplai energi yang berelebihan, dan didistribusikan kembali ketika energi yang
disuplai tidak mencukupi untuk beban pada mesin.

Gambar: roda gila

2.2 Fungsi Roda Gila


a. Menyimpan putaran mesin jika kelebihan tenaga dan menyuplai tenaga mesin
jika terjadi kekurangan tenaga. Hasilnya adalah didapatkan putaran mesin yang stabil.
Roda gila dapat menyimpan energi mekanik putaran mesin mobil dalam kurun waktu
yang singkat.
b. Sebagai tempat pemasangan clutch. Clutch terpasang pada roda gila berikut
tempurung yang seputar sisi sekrupnya pada roda gila. Permukaan salah satu roda gila
dibubut sangat halus. Jadi disamping sebagai alat untuk meneruskan atau
menyalurkan tenaga dari mesin ke poros gardan melalui clutch.
c. Memberikan start awal putaran mesin dengan memasang ring gear pada sisi
luar lingkaran roda gila. Ring gear ini terhubung dengan pinion gear motor starter
ketika mesin mobil distater dari kunci kontak.

2.3 Koefisien Fluktuasi


Koefisien fluktuasi adalah variasi kecepatan yang diperlukan roda gila (flywheel)
yang didefinisikan sebagai:

Di mana:
ω1 = kecepatan sudut maksimum roda gila
ω2 = kecepatan sudut minimum roda gila
ω = kecepatan sudut rata-rata roda gila
v1 = kecepatan maksimum suatu titik tertentu di roda gila
v2 = kecepatan minimum titik yang sama di roda gila
v = kecepatan rata-rata titik yang sama di roda gila

Koefisien yang umumnya digunakan bervariasi dari sekitar 0,2 untuk pompa-pompa
dan mesin-mesin pemecah samapai sekitar 0,003 untuk generator arus bolak-balik.

2.4 Menentukan Berat Roda Gila


Apabila:
ω1 = kecepatan sudut minimum roda gila (fly wheel)
ω2 = kecepatan sudut minimum roda gila (fly wheel)
Io = momen kelembaman roda gila (flywheel), terhadap sumbu putarnya
Maka perubahan tenaga kinetic roda gila (flywheel), pada kecepatan maksimum dan
kecepatan minimum dapat dituliskan persamaan sebagai berikut:

Bila :
K = radius girasi roda gila (fly wheel) terhadap sumbu putarnya
W = berat roda gila (fly wheel)
Maka :

Sehingga :
Apabila r adalah jari-jari roda gila (fly wheel), dan berat roda gila (fly wheel),
dianggap terkonsentrasi pada jari-jari rata-ratanya, maka :

Dengan mempertimbangkan bagian-bagian lain yang ikut berputar, maka


berat roda gila (fly wheel) yang diambil hanya 90%, dari berat hasil perhitungan.
Dan dengan mempertimbangkan gaya centrifugal yang diambil akibat putaran,
maka kecepatan maksimum untuk roda gila (fly wheel) dengan matrial baja adalah,
v= 40 m/detik dan material besi tuang adalah v= 30m/detik
2.5 Aplikasi
 Motor bakar empat tak
Dimana langkah tenaga hanya satu kali setiap empat langkah torak, sehingga
torsi (momen putir) yang dihasilkan menjadi besar pada langkah tenaga, dan pada tiga
langkah lainnya kecil, akibatnya putaran mesin menjadi tidak rata. Penggunaan roda
gila (fly wheel), agar putaran mesin yang dihasilkan menjadi rata.
 Mesin pembuat lubang (punch)
Bila setiap putaran mesin menghasilkan sebuah lubang, maka tenaga yang
diperlukan besar sekali. Dengan adanya roda gila (fly wheel), maka tenaga tersimpan
terlebih dahulu, berupa tenaga kinetik roda gila. Setelah tenaga yang tersimpan pada
roda gila cukup besar, kemudian dilepas untuk membuat lubang. Dengan demikian
tenaga yang diperlukan cukup kecil, karena tidak setiap putaran mesin menghasilkan
sebuah lubang.
 Pada Clutch Mobil
Roda gila (flywheel) merupakan salah satu komponen dalam sistem clutch
manual pada mesin mobil. Lokasi roda gila pada sistem clutch dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :

Roda gila Plat clutch dekrup

Drek lahar

Roda gila meneruskan sekaligus menyimpan energi dari Crank Shaft (kruk as) mesin
saat mesin hidup (berputar), Plat clutch (clutch disk) menjadi satu-satunya perantara
tenaga mesin dengan Porseneleng kita yang akhirnya tenaga ini akan diteruskan ke
roda. Sedangkan dekrup (clutch cover) bekerja sebagai pengatur kapan tenaga mesin
diteruskan dan kapan tenaga mesin tidak diteruskan, hal ini dilakukan oleh kaki kita
saat menginjak atau melepas pedal clutch melalui perantara Drek lahar (clutch
release bearing)
 
Catatan : Dekrup di ikat dengan 6 (biasanya) baut terhadap fly wheel. plat clutch
menjadi pengisi bagian tengah antara fly wheel dengan dekrup. Pada bagian tengah
plat clutch terdapat lubang bergigi yang akan masuk kedalam As blender sebagai
penerus tenaga dari plat clutch ke Gearbox porseneleng.

Ketika kaki tidak menginjak pedal clutch


Ketika kaki kita tidak menginjak pedal clutch , dengan melihat susunan di atas maka
bantalan dekrup akan menekan plat clutch terhadap roda gila sehingga seolah – olah
roda gila, plat clutch dan dekrup menjadi satu kesatuan sebagai benda rigid. Sehingga
apabila roda gila berputar 10 rpm maka demikian pula dengan plat clutchnya. Dengan
cara inilah tenaga dari mesin dapat di transfer ke dalam Gearbox porseneleng
(melalui as blender) yang pada akhirnya diteruskan ke roda.
  
Ketika kaki menginjak pedal clutch :
Ketika kaki pengemudi menginjak pedal clutch, maka drek lahar mendorong kuku
atau tuas dari dekrup sehingga bantalan dekrup yang menekan plat clutch dan roda
gila terangkat. ketika terangkat inilah posisi dikatakan free.
Dimana perputaran dari roda gila tidak di ikuti oleh perputaran dari plat clutch.
sehingga tenaga dari mesin tidak sampai pada gearbox porseneleng. Pada saat ini
perpindahan gigi dari porseneleng dapat dilakukan. Di dalam gearbox porseneleng
inilah tenaga dari mesin di atur sedemikian hingga sesuai dengan kebutuhan
pengemudi melalui rasio gigi.

 Pada Motor Starter


Motor starter mengubah tenaga listrik dari baterai menjadi tenaga putar.
Putaran motor starter tersebut digunakan untuk memutar poros engkol (crank shaft)
melalui roda gila agar motor dapat dihidupkan. Poros engkol adalah komponen mesin
untuk mengubah gerak naik turun piston menjadi gerak putar. Bagian tepi roda gila
biasanya memiliki cincin bergerigi untuk pertautan dengan roda gigi motor starter
pada saat motor dihidupkan. Karena itu tanpa roda gila hampir tidak mungkin
menghidupkan mesin. Kalaupun hidup, putaran mesin menjadi tidak teratur. Setelah
motor hidup maka motor starter harus segera dimatikan dengan jalan memutuskan
hubungan listrik dari baterai. Bobot yang dimiliki roda gila inilah yang menyebabkan
putaran poros engkol mantap dan halus. Bobot roda gila pada mesin mobil
penumpang berkisar 7.5-50 KG.
Motor starter terdiri atas tiga bagian utama, yaitu bagian yang menghasilkan
putaran, mekanisme pemindah tenaga, dan saklar magnet. Roda gila diaplikasikan
pada mekanisme pemindah tenaga pada sistem motor starter. Pemindahan tenaga
tersebut terjadi pada saat roda gigi starter ( pinion) berkaitan dengan roda gila dan
keduanya menjadi berputar bersama - sama karena roda gigi starter memutar roda
gila. Tetapi jika motor sudah hidup maka putaran roda gila menjadi lebih cepat
daripada putaran roda gigi starter ( pinion). Apabila hal ini dibiarkan terus maka
motor starter dapat menjadi rusak. Oleh karena itu apabila motor sudah hidup, maka
starter harus segera dihentikan dengan mengembalikan posisi kontak ke arah ON.
Bila kunci kontak dikembalikan ke arah ON maka kaitan antara roda gila dengan roda
gigi starter akan terlepas secara otomatis.

Mekanisme penggerak pemindah gaya dari motor starter ke roda gila ada tiga
macam, yaitu:
1. Model Bendix, yaitu bergeraknya roda gigi starter ( pinion ) ke roda gila dengan
jalan menggeser roda gigi starter.
2. Model sliding di mana hubungan antara roda gigi starter dengan roda gila
dilaksanakan oleh pedal, kontrol tangan, atau oleh solenoid.
3. Model sliding rotor di mana armature dengan roda gigi starter digeserkan ke roda
gila.
 Pada Sistem Pemulihan Energi Kinetik
Sistem Pemulihan Energi Kinetik atau Kinetic Energy Recovery
Systems adalah sebuah sistem penyimpanan energi yang mengambil lagi energi yang
terbuang saat mobil direm. Dengan cara ini, konsumsi bahan bakar menjadi lebih irit.
Emisi gas buang, terutama CO2 dapat pula dikurangi.
Ketika mobil direm, mesin tetap bekerja. Tenaga yang dihasilkan mesin tidak
terpakai secara optimum karena mobil melambat atau malah berhenti total. Berarti
tenaga mesin terbuang percuma. Tenaga yang terbuang berupa gerakan atau putaran
komponen mesin itu disebut energi kinetik. Energi itulah yang diambil, disimpan dan
nantinya digunakan lagi untuk menjalankan kendaraan.
Saat ini ada dua cara memanfaatkan energi kinetik, yaitu mekanikal dan
elektrikal. Mekanikal, menggunakan roda gila. Pada Formula 1, KERS yang
ditawarkan Flybrid bekerja secara mekanikal. Tenaga mesin yang tidak terpakai saat
mobil direm, disimpan pada roda gila berupa putaran atau energi kinetik. Nantinya
energi tersebut digunakan lagi ketika gas digenjot

Gambar : KERS flywheel


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah tentang “roda gila” maka dapat disimpulkan
bahwa: Roda Gila adalah salah satu komponen mesin yang memiliki peranan vital
yaitu menjaga putaran mesin agar tetap stabil

3.2 Saran
Bagi pembaca:
Agar lebih memahami pentingnya penggunaan roda gila pada mesin, dan
diharapkan dapat mengembangkan konsep roda gila pada mesin-mesin yang lain.

Anda mungkin juga menyukai