Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRATIKUM

MESIN BUBUT (TURNING MACHINE)


DISUSUN DALAM RANGKA TUGAS MATA KULIAH
PEMESINAN BAGIAN MESIN GERINDA

DISUSUN OLEH :
NAMA

: CECEP ADI ROSADI

NIM

: 161211008

JURUSAN

: TEKNIK MESIN

PROG RAM KEAHLIAN : D3 TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga Kotak, Bandung. Telp (022) 2013789
Homepage : www.polban.ac.id E-mail : polban@polban.ac.id
2016

KATA PENGANTAR
BISMILLAAHIRROHMAANIRROHIIM,
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan
Hidayahnya

lah penyusun memperoleh kekuatan dan kesehatan, sehingga dapat

menyelesaikan tugas makalah Mengenai Mesin Gerinda


Setelah menghadapi beberapa kesulitan dalam pembuatan laporan, akhirnya laporan ini
dapat diselesaikan. Dalam penyusunan laporan, banyak pihak yang membatu baik dari
kampus, , keluarga, rekan-rekan dan lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penyusun berterima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Orang tua yang selalu menyertai penyusun dengan doa, semangat serta dukungannya,
3. Seluruh keluarga besar, yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, terima kasih doa dan
dukungannya.
4. Bapak Musyafak , MT. selaku Dosen Praktek mesin gerinda
5. Teman-teman Teknik Mesin angkatan 2012 yang selalu memberikan dukungan, dan
semangat yang tak pernah henti.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang terdapat dalam
laporan ini. Oleh karena itu, segala bentuk saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
penyusun harapkan guna kesempurnaan laporan selanjutnya. Harapan penyusun, semoga
laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Bandung, Desember 2016
Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................

1
2
3
4

A. Latar Belakang.................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.............................................................. 4
BAB II

MESIN GERINDA ................................................................. 5


A.
B.
C.
D.

BAB III

5
5
5
6

RODA GIGI............................................................................. 12
A.
B.
C.
D.
E.
F.

BAB IV

Pengertian Mesin Gerinda..................................................


Fungsi Utama Mesin Gerinda ............................................
Kelebihan dan Kekurangan Mesin Gerinda .......................
Jenis- Jenis Mesin Gerinda ................................................
Macam Macam Bentuk Batu Gerinda .............................
Spesifikasi Batu ..................................................................
Beberapa Faktor dalam Memilih batu Gerinda ..................
Pemeriksaan Batu Gerinda .................................................
Penyetimbangan Batu Gerinda ...........................................
Penyimpanan Batu Gerinda ...............................................

12
12
16
17
17
18

PROSES MESIN GERINDA ................................................ 19


A.
B.
C.
D.

Definisi Menggerinda ........................................................


Peralatan Dalam Menggerinda...........................................
Jenis Jenis Penggerindaan .................................................
Proses Penggerindaaan Alat Potong...................................

19
19
20
21

BAB V
KESIMPULAN........................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 26

BAB 1
PENDAHULUAN
A. latar belakang
Pada umumnya mesin gerinda tangan digunakan untuk menggerinda atau memotong
logam, mesin gerinda dapat digunakan untuk memotong/membelah benda kerja dan
didukung oleh mata mesin gerinda sesuai pada benda kerja seperti kayu, beton, keramik,
genteng, bata, batu alam, kaca, dan lain-lain. Tetapi sebelum menggunakan mesin gerinda
tangan untuk benda kerja yang bukan logam, perlu juga dipastikan agar kita
menggunakannya secara benar karena penggunaan mesin gerinda tangan untuk benda
kerja bukan logam umumnya memiliki resiko yang lebih besar.
Mesin gerinda merupakan berperan penting dalam dunia kerja karena:
1. Mudah dibawa
2. Membantu meringankan beban kerja pekerja baik dalam proses pemotongan dan
penghalusan material.
B. Rumusan Masalahan
Produk yang dikatakan baik apabila produk tersebut telah memenuhi standar dan
konsumen merasa puas menggunakan produk tersebut. Untuk produk resiprene ini salah
satu parameter yang harus dipenuhi adalah nilai suatu barang sudah mempunyai kualitas
yang baik, sesuai dengan kebutuhan konsumen. Tingkat ketahanan dan kecepatan
perputaran pada mesin gerinda adalah proses yang sangat penting pada mesin gerinda
dioperasikan pada material. Disini penulis mencoba melakukan percobaan penambahan
variasi mesin gerinda baik dalam bentuk mesin gerinda tangan maupun duduk.
C. Tujuan
Tulisan ini dibuat dengan tujuan agar dapat mengetahui lebih banyak tentang mesin
gerinda tangan beserta cara pengoperasiannya agar mempunyai dasar pengetahuan dan
pengalaman sehingga memudahkan kita pada saat melaksanakan proses penggerindaan
dengan penggunaan roda gerinda yang sesuai dengan material benda kerja yang akan
digerinda dan bermanfaat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

BAB II
MESIN GERINDA
A. Pengertian Mesin Gerinda
Mesin gerinda adalah suatu alat yang ekonomis untuk menghasilkan permukaan yang
halus dan dapat mencapai ketelitian yang tinggi. Mesin Gerinda merupakan salah satu
jenis mesin perkakas dengan mata potong jamak, dimana mata potongnya berjumlah
sangat banyak yang digunakan untuk mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan
tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan
benda kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan.
B. Fungsi Utama Mesin Gerinda
1. Memotong benda kerja yang ketebalanya yang tidak relatif tebal.
2. Menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja.
3. Sebagai proses jadi akhir ( finishing ) pada benda kerja.
4. Mengasah alat potong agar tajam.
5. Menghilangkan sisi tajam pada benda kerja.
6. Membentuk suatu profil pada benda kerja ( baik itu elips, siku, dan lain-lain )
C. Kelebihan dan Kekurangan Mesin Gerinda
1. Kelebihan
a. Dapat mengerjakan benda kerja yang telah dikeraskan.
b. Dapat menghasilkan permukaan yang sangat halus hingga N6.
c. Dapat mengerjakan benda kerja dengan tuntutan ukuran yang sangat presisi.
2. Kekurangan
a. Skala pemakanan ( depth of cut ) harus kecil.
b. Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan cukup lama.
c. Biaya yang diperlukan untuk pengerjaan cukup mahal.

D. Jenis-Jenis Mesin Gerinda


1. Mesin Gerinda Permukaan ( Surface Grinding )

Merupakan jenis mesin gerinda yang digunakan untuk menggerinda


permukaan rata atau untuk memperoleh hasil permukaan yang datar dan rata. Pada
umumnya mesin ini di gunakan untuk menggerinda permukaan yang meja mesinnya
bergerak horizontal bolak-balik. Meja ini dapat diopersikan manual maupun otomatis.
Pencekaman benda kerja dengan cara

diikat pada kotak meja magnetik. Hasil

pengerjaan mesin gerinda permukaan antara lain : Parallel block, Jangka Sorong, Bed
Mesin, dan lain-lain. Menurut sumbunya, mesin ini dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:
a. Mesin gerinda permukaan horizontal dengan gerakan meja bolak-balik.
Mesin ini digunakan untuk menggerinda benda-benda dengan permukaan rata
dan menyudut.
b. Mesin gerinda permukaan horizontal dengan gerakan meja berputar.
Mesin jenis ini digunakan untuk menggerinda permukaan rata poros.
c. Mesin gerinda permukaan vertikal dengan gerakan meja bolak-balik.
Mesin ini digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan permukaan rata
dan lebar serta menyudut.
d. Mesin gerinda permukaan vertikal dengan meja berputar
Fungsi mesin ini sama dengan mesin gerinda datar horizontal meja bolak-balik
yaitu dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata poros.
Bagian-bagian utama mesin gerinda permukaan :
a. Spindel pemakanan batu gerinda Penggerak pemakanan batu gerinda.
b. Pembatas langkah meja mesin
c. Sistem hidrolik Penggerak langkah meja mesin.
d. Spindel penggerak meja mesin naik turun
e. Spindel penggerak meja mesin kanan-kiri
f. Tuas pengontrol meja mesin
g. Panel kontrol Bagian pengatur prises kerja mesin.A
h. Meja mesin Tempat dudukan benda kerja yang akan digerinda.
i. Kepala utama Bagian yang menghasilkan gerak putar batu gerinda dan gerakan
pemakanan.
Berdasarkan prinsip kerjanya mesin gerinda datar dibagi menjadi dua macam yaitu :
a. Mesin gerinda datar semi otomatis, proses pemotongan dapat dilakukan secara
manual (tangan) dan otomatis mesin.
b. Mesin gerinda datar otomatis, proses pemotongan diatur melalui program
(NC/Numerical Control dan CNC/Computer Numerically Control).
Untuk merk dan type terkadang letak posisi spindel, tuas dan panel kontrol mesin
berbeda. Perlengkapan yang digunakan pada mesin gerinda permukaan :
1) Meja magnet listrik
Pencekaman terjadi akibat adanya medan magnet yang ditimbulkan
oleh aliran listrik. Pada mesin gerinda datar yang berfungsi sebagai pencekam
benda kerja adalah meja mesin gerinda itu sendiri. Proses pencekaman benda
kerja menggunakan meja magnet listrik, sebagai berikut :
6

Permukaan meja magnet dibersihkan dan magnet dalam posisi OFF.


Benda kerja diletakkan pada permukaan meja magnet dan diatur pada posisi
garis kerja medan magnet. Pencekaman menggunakan prinsip elektromagnetik.
Batangan-batangan yang di ujungnya diatur sehingga menghasilkan kutub
magnet utara dan selatan secara bergantian bila dialiri arus listrik. Supaya
aliran medan magnet melewati benda kerja digunakan logam nonferro yang
disisipkan pada plat atas pencekam magnet. Melepas benda kerja dilakukan
dengan memutuskan aliran listrik yang menuju pencekam magnet dengan
menggunakan tombol on/off.
2) Meja magnet permanen
Pencekaman terjadi akibat adanya magnet permanen yang terdapat
pada pencekam. Pada mesin gerinda jenis ini, magnet yang mengaliri meja
bersifat permanen, proses pencekaman benda kerja menggunakan mesin yang
dilengkapi dengan meja jenis ini hampir sama dengan proses pencekaman
benda kerja pada mesin gerinda datar pada umumnya. Akan tetapi, ada
beberapa hal yang membedakan mesin jenis ini dengan mesin gerinda pada
umumnya. Perbedaan tersebut sebagai berikut :
a) Perbedaannya terletak pada sumber magnet yang telah dimiliki, tanpa
menggunakan aliran arus listrik (lempengan magnet permanen).
b) Lempengan-lempengan magnet permanen terletak di antara logam anti
magnet yang dipasang di antara plat atas dan bawah.
c) Plat atas mempunyai plat sisipan anti magnet yang berfungsi mengarahkan
aliran medan magnet.
d) Posisi tuas ON, posisi lempengan magnet sebidang dengan kutub sisipan
di plat atas. Medan magnet mengalir dari kutub selatan ke kutub
luar (plat atas) dan melewati benda kerja diteruskan ke kutub utara dan
plat bawah sehingga benda kerja akan tercekam.
e) Benda kerja diatur pada posisi garis kerja aliran medan magnet yang
terdapat pada pencekam magnet.
f) Posisi tuas OFF, aliran magnet dipindahkan karena lempengan magnet dan sisipan tidak segaris kerja aliran medan magnet. Plat atas dan
sisipan akan menutupi aliran yang menuju ke benda kerja sehingga
benda kerja tidak tercekam.
3) Ragum mesin presisi
Pencekaman menggunakan ragum mesin presisi adalah benda kerja
yang semua bidang digerinda, di mana antara satu dengan yang lainnya saling
tegak lurus dan sejajar. Adapun proses pengikatan/pencekaman benda kerja
menggunakan ragum presisi sebagai berikut :
7

Permukaan benda kerja yang dijepit oleh ragum ini menghasilkan


bidang yang akan tergerinda dengan kesikuan dan kesejajaran yang baik.
Ragum dicekam dengan menggunakan pencekam magnet dalam posis yang
bisa

dirubah-rubah

sesuai

dengan

penggerindaan

yang

diinginkan.

Bidang-bidang dari ragum digunakan sebagai bidang dasar dan


penahan. Permukaan bidang pencekam dan yang tercekam harus bersih dari
kotoran-kotoran yang mengganggu pencekaman dan ketelitian penggerindaan.
Untuk menggerinda benda kerja tegak lurus, ragum diputar 90 tanpa harus
membuka penjepitan benda kerja, dengan syarat permukaan benda kerja lebih
tinggi dari permukaan rahang ragum.
4) Meja sinus
Meja sinus dapat digunakan untuk mencekam benda kerja dalam
penggerindaan yang membentuk sudut dengan ketelitian mencapai detik
Adapun proses pencekaman benda kerja dengan ragum sinus sebagai berikut :

Meja ini dicekam pada meja magnet. Kemiringan sudut yang

dikehendaki diatur dengan cara mengganjal pada bagian bawah memakai slipgauges. Benda kerja dipasang pada bidang atas meja sinus dengan sistem
pencekaman meja magnet.
5) Meja sinus universal
Meja sinus universal digunakan untuk membentuk sudut ke arah
vertikal dan ke arah horizontal.
6) Blok pencekam khusus
Berfungsi untuk meneruskan aliran medan magnet dari sumber magnet
ke benda kerja. Ada tiga bentuk standar blok penghantar, yaitu persegi, segitiga
dan alur V, atau Blok V.
7) Pengasah batu gerinda/ dresser
Dresser digunakan untuk mengasah batu gerinda. Adapun cara
penggunaan dresser untuk

mengasah

batu

gerinda

sebagai

berikut

Dresser diletakkan di atas meja magnet tepat di bawah batu gerinda, sesuai
tempat

batu

gerinda

yang

akan

diasah.

Sentuhkan

batu

gerinda

pada dresser dengan menaikkan meja mesin sedikit saja. Saat menggerinda
jangan lupa hidupkan pendingin agar batu gerinda tidak terjadi panas berlebih.
Dressing dilakukan satu kali langkah sudah cukup untuk membersihkan batu
gerinda dan menajamkanya.
2. Mesin Gerinda Silinder ( Cylindrical Grinding )
8

Adalah jenis mesin gerinda dengan benda kerja yang mampu di kerjakan
adalah benda dengan bentuk silinder. Hasil benda yang dapat dikerjakan dari mesin ini
antara lain : Shaft, Poros / As, Spindle Mesin, Test Bar, Bearing, Collet, Sleeve, dan
lain-lain. Jenis mesin ini dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
a. Mesin gerinda silindris luar
Mesin Gerinda silindris luar berfungsi untuk menggerinda diameter luar benda
kerja yang berbentuk silindris dan tirus.
b. Mesin gerinda silindris dalam.
Mesin Gerinda silindris jenis ini berfungsi untuk menggerinda benda-benda
dengan diameter dalam yang berbentuk silindris dan tirus.
Mesin gerinda silindris universal
Sesuai namanya, Mesin Gerinda jenis ini mampu untuk menggerinda benda
kerja dengan diameter luar dan dalam baik bentuk silindris.
c. Mesin gerinda silindris luar tanpa senter
Mesin Gerinda silindris jenis ini digunakan untuk menggerinda diameter luar
dalam jumlah yang banyak/massal baik panjang maupun pendek.
Bagian bagian mesin gerinda silinder:
Perlengkapan mesin gerinda silinder :
a. Cekam rahang 3 : Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di gerinda
b. Collet : Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di gerinda tetapi memiliki
permukaan yang halus
c. Face plat : Berfungsi mencekam benda dengan permukaan dalam yang akan
digerinda
d. lathe dog : Untuk mencekam benda kerja dengan pencekaman beetwen sente
e. Senter ulir : Sebagai penyangga ujung benda kerja pada pencekaman beetwen
senter dan dipasang di spindel
f. Senter konus : Sebagai penyangga pada tail stok.
3. Mesin Gerinda Alat Potong ( tool grinding machine
Mesin ini hanya digunakan untuk pekerjaan presisi, yaitu menajamkan
(mengasah) berbagai jenis cutting tool seperti mata pahat bubut, mata bor, dan lainlain. Juga digunakan memperhalus (finishing) bentuk silinder, taper, internal, dan
surface dari benda kerja yang mengharuskan ketelitian. Mesin gerinda ini dibagi
menjadi dua, yaitu :
9

a. Mesin gerinda untuk pengasahan perkakas potong


seperti

pisau

frais,

Perlengkapan mesinnya

reamer,
untuk

dan

sejenisnya.

pengasahan dapat

diputa-putar atau digeser sesuai dengan bentuk benda


kerja yang diasah. Batu gerinda pada waktu pengasahan
digerakkan dengan tangan melalui handelnya secara
bolak-balik. Benda kerjaq diputar dengan tangan melalui perlengkapan
penjepitnya.
b. Mesin gerinda untuk pengasahan perkakas potong seperti pahat potong mesin
bubut dan pengasahan mata bor. Prinsip kerjanya benda kerja didorong ke arah
batu gerinda yang berputar. Mesinnya tidak mempunyai meja, diganti dengan
perlengkapan lain yang dapat digeser derajatnya sesuai dengan sudut-sudut pada
benda kerja yang diasah.
4. Mesin gerinda tangan ( Hand Grinding )

Mesin gerinda tangan merupakan mesin gerinda dengan gaya penggerak diteruskan
dari engkol ke roda gerinda melalui transmisi roda gigi. Biasanya dipergunakan pada
bengkel kecil atau untuk keperluan rumah tangga. Rata-rata fungsi utama mesin ini
sebagai alat pemotong saja.

10

BAB III
RODA GERINDA
A. Macam-Macam Bentuk Batu Gerinda
1. Flat wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti handtap,
countersink, mata bor, dan sebagainya.
2. Cup wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti cutter, pahat
bubut, dan sebagainya.
3. Dish grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan profil pada cutter.
4. Shaped grinding wheels, untuk memotong alat potong ataupun material yang sangat
keras, seperti HSS, material yang sudah mengalami proses heat treatment.
5. Cylindrical grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan diameter dalam suatu
jenis produk.
6. Saucer Grinding Wheels, Gerinda ini biasa digunakan untuk mengerinda
bergelombang dan gerinda pemotong. Ini menemukan penggunaan yang luas di nonmesin daerah, karena hal ini filers bertemu digunakan oleh roda piring untuk menjaga
bilah gergaji.
7. Diamond Grinding Wheels, Dalam roda berlian berlian industri tetap terikat ke tepi.
Digunakan untuk mengerinda bahan-bahan keras seperti beton, batu permata dll.
Sebuah melihat menggorok dirancang untuk mengiris batu permata seperti bahan
keras.
B. Spesifikasi Batu Gerinda
Pada setiap batu gerinda pasti terdapat simbol/ tanda yang menyebutkan identitas batu
gerinda tersebut. Indentitas batu berisi informasi, antara lain:
1. Jenis bahan asah
2. Ukuran butiran asah
3. Tingkat kekerasan
4. Susunan butiran asah
5. Jenis bahan perekat
Sebagai contoh:
35
C
60
R
8
S
15
Artinya:
35
: prefix, kode pabrik
C
: jenis abrasive, terdiri dari dua simbol yaitu A (aluminium oksida atau
alundun) dan C (silikon karbida atau crystolon)
60
: ukuran abrasivenya sedang
R
: tingkat kekerasannya keras
8
: susunan abrasivenya renggang
S
: jenis bond/perekatnya Silikat

11

Cara membaca kode diatas adalah, batu gerinda dengan bahan abrasive silikon
karbida dengan ukuran 60 mesh dengan susunan keras dan menggunakan perekat
sodium silikat.
1. Jenis Bahan Asah
a. Bahan abrasive alami
Bahan abrasive alami berupa batu pasir, emery, quartz, dan korundun. Bahan
abrasive ini masih sering digunakan pada industri umah tangga yang sederhana,
seperti industri alat-alat pertanian yang diproduksi secara tradisional. Sedangkan
pada industri-industri di negara maju sudah tidak menggunakan bahan pengasah
ini.
b. Bahan abrasive buatan
Bahan abrasive buatan merupakan bahan abrasive yang dihasilkan oleh
industri. Bahan abrasive ini bisa digunakan secara efektif, karena besar butir,
bentuk butir, dan kemurnian butir bisa diatur dengan baik sesuai dengan kebutuhan
yang ada. Beberapa bahan abrasive yang dihasilkan oleh industri, antara lain:
1) Oksida Alumunium (Al2O3), (A)
Paling banyak di aplikasi sebagai bahan pembuatan batu gerinda.
Digunakan untuk menggerinda material dengan tegangan tarik tinggi seperti
baja karbon, baja paduan, HSS.
2) Silikon karbida (SiC), (C)
Butiran yang sangat keras dan mendekati kekerasan intan. Digunakan
untuk menggerinda material dengan tegangan tarik rendah. Seperti besi tuang
kelabu, grafit, alumunium, kuningan, dan karbida.
3) Diamond/ intan (D)
Butiran sangat keras, digunakan untuk menggerinda material dengan
kekerasan sangat tinggi. Seperti carbida semen, keramik, kaca, granit, marmer,
batun permata.
4) Boron nitride (BN), (CBN)
Kristal bahan ini berbentuk kubus. Bahan ini digunakan untuk
menggerinda benda kerja yang sangat keras seperti karbida, baja perkakas
dengan kekerasan diatas 65 HRC.
2. Ukuran Butir Asahan
Ukuran butir asah dinyatakan dalam bentuk angka. Dimana semakin kecil
angka menunjukan semakin besar ukuran butir abrasive dan semakin besar angka
maka ukuran butir abrasive semakin kecil. Batu gerinda dengan butir kasar (angka
kecil) memiliki kemampuan potong yang baik tetapi hasilnya kasar sedangkan batu
gerinda dengan butir halus (angka besar) memiliki kemampuan daya bentuk yang baik
dan hasil penggerindaan yang baik.
12

Tingkat kekasaran
Kasar
Sedang
Halus
Sangat halus
Tepung

Ukuran butir (mesh)


12, 14,16,20,24
30,36,46,56,60
70,80,90,100,120
150,180,220,240
280,320,400,500,800,1200

Angkaangka

ini

di

dapat dari proses


penyaringan,

dimana saringan tersebut memiliki lubang-lubang. Dimana Ukuran lubang didapat dari
banyaknya lubang dalam saringan seluas 1 inchi 2 , ukuran lubang dinamakan dengan
mesh.
Sebagai contoh:
a. Jika dalam 1 inchi2 terdapat 120 lubang, berarti butiran yang dapat melewati/ lolos
berukuran 120 mesh atau lebih kecil lagi.
b. Jika dalam 1 inchi terdapat 56 lubang, berarti butiran yang dapat melewati/ lolos
berukuran 56 mesh atau lebih kecil lagi. Dan jika butiran yang tertahan diatas
saringan berarti memiliki besar butir 1 step lebih tinggi ( ukuran butir yang lebih
kecil).
3. Tingkat Kekerasan batu gerinda
Tingkat kekerasan tidak dilihat dari kerasnya butiran abrasive yang digunakan
tetapi dilihat dari kuatnya bond (perekat) untuk mengikat butiran abrasive dari tekanan
tertentu ketika melakukan proses penggerindaan. Tingkat kekerasan dinyatakan dalam
simbol huruf alfabet. Kekerasan batu gerinda dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tingkat kekerasan
Sangat lunak
Lunak
Sedang
Keras
Sangat keras

Simbol
E,F,G
H,I,J
L,M,N,O
P,Q,R,S
T,U,V,W

4. Susunan batu gerinda


Struktur batu gerinda di pengaruhi dan di tentukan oleh perbandingan 2 faktor,
yaitu ukuran butiran dan perekat yang digunakan. Perbandingan perekat dengan butir
asah dalam batu gerinda berkisar antara 10-30 % dari volume total batu gerinda.
Dilihat dari perbandingan tersebut, terdapat 2 jenis batu gerinda, yaitu:
a. Struktur terbuka/ batu gerinda lunak
Jenis ini memiliki sifat mudah melepaskan butir asah dalam tekanan tertentu
karena memiliki Jumlah perekat sedikit. Jenis ini di gunakan untuk menggerinda
benda yang keras, karena sifat yang mudah melepas butir asah, maka permukaan
benda kerja selalu mendapatkan butiran asah yang baru dan massih tajam.
13

Percikan bunga api yang dihasilkan banyak karena selain partikel benda kerja,
gesekan yang terjadi juga melepaskan butiran asah.
b. Struktur tertutup/ batu gerinda keras
Jenis ini memiliki sifat yang sulit melepaskan butir asah dalam tekanan tertentu
karena memiliki perekat yang banyak. Jenis ini cocok di gunakan untuk
menggerinda benda yang lunak, karena sifat benda kerja yang lunak, maka mata
asah dapat lebih awet karena partikel benda kerja akan terkikis terlebih dahulu dari
pada terlepasnya butiran asah. Percikan bunga api yang dihasilkan oleh
penggerindaan sedikit.
5. Jenis-jenis Bahan Perekat pada Batu Gerinda
a. Tembikar / vitrified (V)
Memiliki sifat yang tidak mudah terpengaruh oleh air, minyak, ataupun
b.
c.
d.
e.
f.

perubahan suhu.
Silikat / silicate (S)
Digunakan untuk menggerinda material yang sensitif terhadap panas.
Bakelit/ resinoid (B)
Digunakan untuk menggerinda dengan kecepatan putar tinggi
Karet / rubber (R)
Digunakan pada roda gerinda yang elastis
Embalau / shellac (E)
Digunakan untuk hasil penggerindaan yang sangat halus
Perekat logam/ metal bond
Di gunakan untuk mengikat abrasive boron nitride dan intan.

C. Beberapa Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Batu Gerinda


1. Besarnya busur singgung antara roda gerinda dan benda kerja, busur singgungan besar
berarti luasan gesekan juga luas, maka roda gerinda cepat aus. Untuk itu gunakan roda
gerinda lunak dengan butiran yang besar. Sedangkan untuk busur singgungan kecil
atau sedikit, gunakan roda gerinda yang keras dengan butiran halus.
2. Ukuran butir pengasah: besarnya butir (grain) menentukan jenis finishing dari benda
kerja yang digerinda.
3. Grade merupakan tingkat kekerasan roda gerinda, yang ditentukan olehkekuatan
ikatan (kepadatan ikatan antara butiran dan pengikat), dimana dalam aplikasi
pemilihannya dipengaruhi beberapa faktor, antara lain :
a. Jenis penggerindaan : gerinda dipilih sesuai dengan mesin yang digunakan serta
bentuk yang sesuai dengan pengerjaan.
b. Luasan kontak : grade lunak digunakan untuk luasan kontak benda kerja yang
lebih besar, sedangkan luasa yang lebih kecil digunakan roda gerinda yang lebih
luas.

14

c. Struktur bahan pengasah dan ukuran butiran : dipilih roda gerinda yang sesuai
dengan standar yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat roda gerinda yang
bersangkutan.
d. Material benda kerja : roda gerinda yang keras (kepadatan tinggi) digunakan pada
benda kerja yang lunak (soft), sedangkan roda gerinda yang lunak (kepadatan
rendah) digunakan pada benda kerja yang keras.
e. Banyak bahan yang digerinda : batu gerinda dengan butiran pengasah kasar
dgunakan untuk bahan yang cukup besar, sedangkan batu gerinda dengan butiran
pengasah halus digunakan untuk pekerjaan penyelesaian dan pengasahan alat-alat
potong dengan penggerindaan tipis.
f. Permukaan/hasil akhir yang diinginkan : roda gerinda dengan butiran pengasah
kasar dan struktur terbuka menghasilkan permukan yang kasar, dan butiran
pengasah yang halus dengan struktur tertutup akan menghasilkan permukaan yang
halus.
g. Kecepatan roda gerinda : semakin cepat putaran roda gerinda terhadap benda
kerja, semakin lunak grade roda gerinda. Roda gerinda yang berputar pelan akan
lebih cepat aus, sehingga direkomendasikan untuk menggunakan grade keras pada
kecepatan rendah.
h. Kecepatan benda kerja : makin cepat gerak benda kerja akan mengakibatkan
ausnya/terkikisnya roda gerinda, sehingga untuk kecepatan benda kerja yang lebih
tinggi diperlukan batu gerinda dengan perekat yang lebih keras.
D. Pemeriksaan Batu Gerinda
Berikut ini merupakan beberapa metode manual sederhana untuk memeriksa
kerataan permukaan batu gerinda antara lain sebagai berikut :
1. Pengamatan Langsung ( Visual )
Batu gerinda dicek dan diperiksa secara keseluruhan dengan mata apakah ada
bagaian yang mengalami retak atau pecah. Cara ini merupakan cara sederhana dan
cepat dalam pemeriksaan batu gerinda karena dengan metode visual.
2. Pengecekan suara ( sound test )
Pada metode ini pemeriksaan batu gerinda menggunakan metode sound yaitu
dengan cara dipukul sedikit. Untuk mengetahui bagian retak pada batu gerinda dengan
metode sound ini dengan mengidentifikasi suara. Apabila suara saat dipukul nyaring
berati batu gerinda rata dan tidak mengalami retak begitu pula sebaliknya.
E. Penyetimbangan Batu Gerinda
1. Penyebab Ketidakseimbangan Batu Gerinda
a. Ketidaksimetrisan dari elemen rotasi tersebut ( meliputi : bentuk, penempatan,
rapat jenis )
15

b. Ketidaksimetrisan yang terjadi pada waktu elemen rotasi tersebut dalam keadaan
berputar ( misalnya : distorsi & perubahan yang terjadi karena adanya tegangan
atau stress, perubahan temperature )
c. Material yang tidak homogeny : adanya lubang lubang dari inklus pada benda corcoran, distribusi kerapatan butiran yang tidak merata.
d. Toleransi didalam proses fabrikasi meliputi : pengecoran, pengerjaan, perakitan

2. Keuntungan Melakukan Balancing


a. Mengurangi keausan yang terjadi pada bagian penyekat / seal
b. Mengurangi kerusakan yang terjadi karena gejala kelelahan ( fatique ) sehingga
akan menambah umur pakai.
c. Kualitas permukaan lebih halus
d. Tidak menimbulkan getaran
F. Penyimpanan Batu Gerinda ( Storing )
Batu gerinda memerlukan penanganan khusus dalam penyimpanannya. Setiap kiriman
penyimpanan harus dicek secara visual, bila muncul keraguan jangan gunakan batu
gerinda tersebut. Batu gerinda harus diletakkan dirak yang aman dan jauh dari kerusakan
dari batu gerinda lain maupun benda lain saat berdekatan. Adapun syarat darea untuk
penyimpanan roda gerinda yaitu :
1. Kering
2. Bebas embun
3. Bebas dari perubahan suhu yang besar
4. Bebas dari getaran
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan batu gerinda antara lain
sebagai berikut :
a. Batu gerinda yang rata dan ringan ( tipis ) ditempatkan pada permukaan yang
datar dan tanpa antara.
b. Batu gerinda rata dan besar diposisikan berdiri tetapi harus ada penahan agar tidak
menggelinding.
c. Roda gerinda mangkuk ukuran kecil dipisahkan dengan yang ukuran besar.
d. Batu gerinda yang ukuranya kecil ditempatkan ditempat yang sesuai ukuranya.
e. Batu gerinda yang perekatnya jenis vitrified dapat disimpan dalam waktu yang
relative lama. Sedangkan jenis perekat resinoid hanya dapat disimpan selama 2-3
tahun.

16

BAB IV
PROSES MESIN GERINDA
A. Definisi Menggerinda
Kemampuan menajamkan alat potong dengan mengasahnya dengan pasir atau batu
telah ditemukan oleh manusia primitif sejak beberapa abad yang lalu. Alat pengikis
digunakan untuk membuat batu gerinda pertama kali pada zaman besi dan pada
perkembangannya dibuat lebih bagus untuk proses penajaman. Di awal tahun 1900-an,
penggerindaan mengalami perkembangan yang sangat cepat seiring dengan kemampuan
manusia membuat butiran abrasive seperti silikon karbida dan aluminium karbida.
Selanjutnya dikembangkan mesin pengasah yang lebih efektif yang disebut mesin gerinda.
Mesin ini dapat mengikis permukaan logam dengan cepat dan mempunyai tingkat akurasi
yang tinggi sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Menggerinda sejatinya merupakan suatu proses

pengerjaan

mekanik

yang

pengerjaanya dengan menggesekkan atau menyentuhkan benda kerja ke batu gerinda yang
sedang berputar secara perlahan dan kontinyu terus-menerus hingga sesuai hasil akhir
yang diinginkan dengan depth of cut sangat kecil.
Alasan mengapa mesin gerinda dapat mengerjakan benda kerja dengan ketelitian
tinggi dikarenakan depth of cut ( DOC ) yang digunakan dapat diatur sekecil mungkin,
yaitu sekitar 2-5 mikron. Sedangkan alas an yang menyebabkan mesin gerinda dapat
menghasilkan permukaan yang sangat halus karena roda gerinda yang digunakan
mempunyai sisi potong yang banyak dengan teknik penyayatannya sedikit demi sedikit
( proses finishing ) sehingga lebih tepatnya disebut dengan pengkikisan. Sisi potong pada
roda gerinda terbentuk oleh butiran-butiran bahan asah dalam roda gerinda tersebut.
Seperti halnya cutter pisau frais apabila semakin banyak sisi potongnya maka hasil
permukaanya semakin halus.
B. Peralatan dalam Menggerinda
1. Kacamata Pelindung
2. Sarung Tangan
3. Masker Pelindung Mulut
4. Pelindung Telinga ( Headphone )
5. Collet
6. Bevel Protector dan Bevel Transfer
7. Angle Gauge
8. Jangka Sorong
9. Pendingin atau Air
C. Jenis-Jenis Penggerindaan
1. Penggerindaan Kering
17

Penggerindaan kering merupakan suatu penggerindaan yang pengerjaanya


tanpa menggunakan cairan pendingin. Untuk penggerindaan kering biasanya dipasang
alat bantu penyedot udara sebagai penyaring debu agar tidak beterbangan. Pada
penggerindaan kering biasanya digunakan dalam pengasahan mata bor untuk membuat
sudut puncaknya, untuk mengasah chisel dan untuk mengasah cutter mesin milling.
Bisanya hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu :
a. Jenis benda kerja.
b. Jenis proses pengerjaan.
c. Jenis Mesin Gerinda
d. Roda Gerinda ( jenis batu gerinda ).
Beberapa akibat dari penggerindaan kering yaitu :
a.
b.
c.
d.

Suhu pengerjaan yang terjadi menjadi lebih tinggi.


Chip atau debu yang dihasilkan akan beterbangan.
Batu gerinda lebih awet.
Biaya yang diperlukan lebih murah.

2. Penggerindaan Basah
Penggerindaan basah

merupakan

suatu

proses

penggerindaan

yang

mengguanakan cairan pendingin. Biasanya pada penggerindaan basah digunakan


untuk pengasahan pahat bubut yang tip pahatnya berasal dari bahan karbid. Hal ini
dilakukan agar tip pahat karbid tidak mudah gosong. Pada penggerindaan basah
biasanya dipasang alat bantu semacam penutup pada batu gerinda agar chip yang
keluar tidak berceceran kemana-mana. Beberapa akibat dari penggerindaan kering
antara lain :
a. Suhu pengerjaan yang terjadi menjadi lebih rendah.
b. Chip atau debu yang dihasilkan tidak beterbangan.
c. Batu gerinda cepat habis.
d. Perlu biaya tambahan untuk pendinginnya.
D. Proses Pengasahan Alat Potong
1. Pengasahan Pahat Bubut
Mengasah pahat adalah bagian dari tekhnik dan juga bagian dari seni. Pahat
bubut HSS dijual dalam keadaan blank(belum dibuat sisi potongnya). Ukuran yang
tersedia biasanya mulai dari 5/16",3/8",1/2" dst (penampang) dan panjangnya
2",4",6"dst. Ada empat langkah yang harus ditempuh untuk membuat sebuah pahat
bubut muka kanan,yaitu:
a. menggerinda di bagian ujung
b. menggerinda sisi kirinya
c. menggerinda sisi atasnya
d. membulatkan ujungnya

18

e. Pertama menggerinda bagian depan batang HSS ini (bagian yang berwarna kuning
dari model diatas). Gunakan batu gerinda kasar.Posisikan pahat agak miring ke kiri
10-15 derajat. Hal inni akan membuat sudut pembebas,agar tidak semua bagian
pahat bersentuhan dengan benda kerja nantinya.

f. Proses pengerindaan membuat pahat menjadi panas,maka kita perlu sesekali


mencelubkan ke cairan pendingin selama kurang lebih 15 detik. Di bawah ini
adalah gambar setelah proses penggerindaan pertama.

g. Langkah kedua,kita akan menggerinda sisi potongnya,karena pahat yang kita buat
pahat kanan maka sisi potongnya ada di sebelah kiri(ditunjukkan warna merah
pada model). Prosedur dasarnya adalah sama kecuali bahwa kita memegang alat
dengan sisi sekitar sudut 10 derajat ke roda gerinda.

h. Langkah ketiga,kita akan membuat sudut pembuangan tatal pada sisi atas,pada
model ditunjukkan warna biru. Pada langkah ini,kita harus lebih berhatihati,jangan sampai bagian sisi potongnya yaitu pertemuan sisi kiri dan atas, ikut
tersapu batu gerinda. Jika terjadi maka ketinggian sisi potongnya akan berkurang
atau lebih rendah dari badan pahat itu sendiri,masih bisa dipakai memang,namun
mungkin akan membutuhkan plat ganjal tambahan saat menyetel.

i. Langkah keempat atau terakhir adalah membulatkan ujung sisi potongnya. Untuk
tugas membubut yang normal, ujung sisi potong yang terlalu tajam seperti gambar
diatas tidak akan bertahan lama. Karena itu kita harus membuatnya memiliki

19

radius kecil agar bisa digunakan dalam pemakanan yang cukup dalam. Kurang
lebih bentuknya seperti gambar 4.b.

2. CARA MENGASAH PAHAT BUBUT RATA


Pahat bubut digunakan sebagai alat potong mesin bubut untuk menyayat benda
kerja menjadi bentuk yang diinginkan.Pahat bubut harus disesuaikan dengan jenis
pekerjaan dan jenis bahan benda kerja yang akan dibubut.
Material dari pahat bubut harus mempunyai sifat-sifat :
a. Keras, sehingga sisi potong tahan untuk memotong benda kerja; ulet, agar sisi
potong tidak mudah patah;
b. Tahan panas; dan secara ekonomis lebih lambat menguntungkan.
Bebrapa material pahat bubut yang sering digunakan adalah baja perkakas bukan
paduan (unalloyed tool steel ), Baja paduan ( alloy tool steel ) termasuk didalam
HSS, Cemented carbide, Diamond tips danceramis.
Pahat bubut harus gerinda untuk mengasah sisi potong. Ini bertujuan supaya
sisi potong mempunyai sisi potong mempunyai bentuk dan lokasi yang benar terhadap
tangkainya.Selain itu bentuk dari sisi potong harus dapat menusuk benda kerja secara
efisien untuk memperoleh efesiensi yang tinggi dalam penyayatan logam.Pahat yang
digerinda akan menghasilkan beberapa permukaan. Permukaan ini meliputi
1. Permukaan atas
2. Sisi, dan
3. Muka
Permukaan ujung yang merupakan sisi potong didapatkan dari pertemuan
ketiga permukaan tersebut dan radius G. Permukaan-permukaan ini perlu diketahui
untuk mengasah pahat dengan sudut yang sesuai dengan pekerjaan yang diingankan .
3. FUNGSI SUDUT PAHAT
Terdapat 6 sudut utama yang memegang peranan penting dalam pemesinan
menggunakan pahat bubut.Sudut sudut tersebut adalah :
a. SUDUT RAKE SISI (SIDE RAKE ANGLE )
Istilah rake sisi menunjukan permukaan bagian atas yang digerinda miring
dengan membentuk sudut terhadap permukaan potong sisi. Sudut ini ditunjukan
dengan sudut A. Sudut rake menentukan sudut ketika tatal meninggalkan benda
kerja dalam arah menjauhi permukaan potong sisi.
20

b. SUDUT RAKE BELAKANG ( BACK RAKE ANGLE )


Istilah rake belakang menunjukan permukaan atas yang digerinda miring
dengan membentuk sudut terhadap permukaan ujung. Sudut ini diperlihatkan
sebagai sudut B.Sudut rake belakang secara total juga ditentukan oleh pemegang
pahat bubut. Besar sudut ini mempengaruhi sudut dimana tatal meninggalkan
benda kerja dalam arah menjauhi permukaan ujung.Fungsi utama dari sudut rake
adalah mengarahkan aliran tatal meninggalkan permukaan benda kerja dan
mengatur gaya potong. Gaya potong ini harus didistribusikan secara merata pada
masing masing permukaan sisi dan permukaan depan.
c. SUDUT BEBAS SISI ( SIDE CLEARANCE ANGLE )
Istilah bebas sisi (side relief )menunjukan permukaan samping yang digerinda
miring dengan membentuk sudut terhadap permukaan sis ipotong. Sudut ini
diperlihatkan sebagai sudut C. bebas sisi ini mengkonsentrasikan gaya tusuk yang
timbul pada suatu daerah yang kecil didekat sisi potong.
d. SUDUT BEBAS MUKA (FRONT CLEARANCE ANGLE )
Istilah bebas muka (end relief )berarti permukaan depan dari pahat yang
digerinda miring dengan membentuk sudut terhadap permukaan ujung. Bebas
muka mengkonsentrasikan gaya tusuk
e. SUDUT SISI POTONG SAMPING (SIDE CUTTING EDGE ANGLE )
Istilah sisi potong samping menunjukan permukaan samping yang digerinda
miring membentuk sudut terhadap permukaan sisi dari pahat.
LANGKAH KERJA / PENGASAH PAHAT
1. Check ukuran benda kerja dan dipersiapkan alat alat perlengkapan mesin gerinda yang
akan digunakan
2. Jalan mesin gerinda, periksa apakah ada kesalahan
3. Mulailah menggerinda pada permukaan bidang sebelah kiri dengan susut bebas 12 dan
sudut mata potong 10 sebagai acuan
4. Gerinda permukaan bagian depan dengan sudut bebas muka 10 dan sudut bebas 80
5. Melanjutkan penggerindaan pada permukaan atas dengan rake angle 12
6. Ulangi penggerindaan untuk menghaluskan ketiga sudut di atas
7. Periksa masing masing sudut bebas pada tiap permukaan pahat.
8. Pasang pahat pada pemegang pahat kiri .
9. Cek ukuran dengan alat ukur sudut ( busurbaja )
10. Serah hasil pekerjaan anda kepada instruktur.
A. LANGKAH KERJA / PENGASAHAN PAHAT BUBUT RATA
1. Gerinda bagian sisi pahat dengan sudut 12 - 15
2. Gerinda sudut bebas sisi dengan sudut 8 - 10
3. Gerinda sisi sebelah kanan sehingga terbentuk puncak pahat 80
4. Gerinda bagian sudut bebas muka dengan sudut 8 - 10
5. gerinda sudut tatal ( bagian atas ) sebesar 12 - 20
21

22

BAB V
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu mesin gerinda memiliki
beragam jenis sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki. Segala jenis bentuk batu gerinda
memiliki bentuk yang berbeda-beda, hal ini juga dikarenakan mempunyai fungsinya masingmasing. Pengecekan batu gerinda sebelum digunakan sangatlah penting karena berkaitan
dengan keselamatan kerja dan hasil akhir penggerindaan yang dilakukan. Sebelum
menggerinda tentunya penggunaan alat-alat keselamatan perlu diperhatikan karena chip yang
dihasilkan berupa debu yang sangat halus. Menggerinda merupakan proses pengikisan karena
depth of cutnya kecil hanya sekitar 2-5 mikron. Dalam pengasahan alat potong perlu
diperhatikan dalam pembuatan sudut-sudut potongnya karena hal itu berpengaruh ketika alat
potong tersebut digunakan dalam proses pemesinan.

23

DAFTAR PUSTAKA
http://dunia-pemesinan.blogspot.com/2012/03/mesin-gerinda.html
http://adityaptmfkip2011.blogspot.com/2013/07/mesin-gerinda_2108.html
http://dc373.4shared.com/doc/f-BhczyL/preview.html
http://sigitsafety.files.wordpress.com/2010/07/mesin-gerinda.png
http://materi-tik-ptd.blogspot.com/2011/11/jenis-jenis-batu-gerinda.html
http://an-tika.blogspot.com/2011/07/cara-mengasah-pahat-bubut.html
http://m-edukasi.net/online/2008/pengerindaan/langkahgerinda.html
http://www.scribd.com/doc/127488392/Menggerinda-Pahat-Dan-Alat-Potong#download ( 19
Sumardiyono, ST. 2006. Panduan Praktek Tool Grinding 1. Surakarta : Atmipress Solo.
Sumardiyono, ST. 2006. Panduan Praktek Gerinda 2. Surakarta : Atmipress Solo.
Triyanto, Ant. 2009. Teknik Gerinda 2. Surakarta : Kolese Mikael Surakarta.

24

Anda mungkin juga menyukai