1
BAB I
KERJA BANGKU DAN BOR
I. Tujuan
1. Mengerti dan mengetahui prinsip maupun cara kerja yang baik dalam proses
permesinan.
2. Mengetahui fungsi dan jenis-jenis alat yang digunakan dalam praktikum
kerja bangku (ragum, kikiran).
3. Mengetahui cara-cara yang baik dalam pengunaan alat kikir.
4. Mengetahui cara yang baik dan aman dalam pengunaan gergaji besi.
5. Mengerti dan mengetahui prinsip maupun cara kerja yang baik dalam
proses pengeboran.
6. Mengetahui jenis-jenis mesin bor dan jenis-jenis mata bor maupun
kegunaannya masing-masing.
7. Mengerti fungsi dari alat-alat bantu lainnya seperti penggores, jangka
sorong dan penitik.
2
III. Teori Pendukung
III.1. Kerja Bangku
V. Prosedur Kerja
18
20
6
20
6
24
6
29,5 30 40
Gambar 1.2 Bentuk mata palu yang akan dibuat
2. Siapkan baja plat untuk proses pembuatan palu.
3. Jepit benda kerja di ragum secara benar.
4. Lakukan proses gerinda sampai bersih dari kotoran dan korosi dan ukuran
benda kerja dengan panjang 99,5 mm, lebar 24 mm dan tinggi 24 mm.
5. Lepaskan benda kerja dari ragum, lalu letakan ke meja kerja. Dengan
menggunakan busur derajat buat garis miring dengan sudut 240 buat garis
sesuai dengan sudut tersebut dengan penggores dan mistar sesuai dengan
gambar.
29,5 30 40
24o
25
Gambar 1.4 Tanda sisi miring palu untuk digergaji dari tampak bawah
9. Jepit benda kerja di ragum dengan kencang. Posisikan benda kerja agar
mudah untuk digergaji.
10. Gergaji bentuk V dari mata palu tersebut hingga sesuai ukuran pada gambar
di atas.
11. Lakukan proses kikir dengan menggunakan kikir segitiga untuk
memperhalus bentuk V yang telah digergaji.
12. Lepaskan benda kerja dari ragum, lalu letakkan ke meja kerja. Buat tanda di
sisi satunya lagi untuk membuat palu yang berbentuk tirus di siku-siku
hingga ukuran permukaan benda kerja panjang 20 mm dan lebar 20 mm
seperti pada gambar tampak samping di bawah ini.
24
20
DAFTAR PUSTAKA
I. Tujuan
1. Mengerti dan mengetahui prinsip maupun cara kerja yang baik dalam proses
pengelasan.
2. Mengetahui jenis-jenis mesin las.
Las adalah suatu proses penyambungan plat atau logam menjadi satu akibat
panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan yaitu dengan cara logam yang akan
disambung dipanaskan terlebih dahulu hinga meleleh, kemudian baru disambung
dengan bantuan perekat (filler). Selain itu las juga bisa didefinisikan sebagai
ikatan metalurgi yang timbul akibat adanya gaya tarik antara atom. Sebelum atom
atom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang menjadi satu perlu bebas dari
gas yang terserap atau oksida-oksida. Bila dua permukaan yang rata dan bersih
ditekan, beberapa kristal akan tertekan dan bersinggungan. Bila tekanan
diperbesar, daerah singgung ini bertambah luas. Lapisan oksida yang rapuh, pecah
9
V. Prosedur Kerja
A. Latihan Mengelas Lurus
1. Siapkan benda kerja untuk proses pengelasan.
2. Kikir baja plat sampai bersih dari karat
3. Setelah ukuran sesuai, beri tanda bagian yang akan dilas dengan penitik.
(tanyakan pada asisten)
4. Letakan benda di atas meja las, lalu las benda kerja mengikuti titik yang
sudah dibuat.
10
3. Las benda kerja saat posisi datar, siku, dan bentuk T.
DAFTAR PUSTAKA
11
BAB III
SEKRAP
I. Tujuan
1. Mengerti dan mengetahui prinsip maupun cara kerja yang baik dalam proses
menyekrap.
2. Mengerti kegunaan dan mampu menggunakan mesin sekrap dengan baik,
benar, dan aman.
3. Mengetahui jenis-jenis mata pahat pada mesin sekrap.
12
lain pada posisi mendatar, tegak, ataupun miring. Mesin sekrap adalah suatu
mesin perkakas dengan gerakan utama lurus bolak-balik secara vertikal maupun
horisontal.
V. Prosedur Kerja
8. Bawa dan pasang benda kerja ke ragum mesin skrap dan jepit kencang. Atur
posisi ragum agar tepat berada dibawah mata pisau. Atur kedalaman potong
mesin skrap.
9. Nyalakan mesin skrap dan atur pemakanan benda sedikit demi sedikit
hingga sesuai dengan ukuran yang dimaksud. Dan oleskan oli dengan
menggunakan kuas ke benda dan mata pisau agar tidak aus dan panas.
10. Lakukan terus menerus hingga terbentuk pada benda ukuran yang sesuai
pada gambar dan ukuran awal.
11. Lepaskan benda kerja dari ragum.
12. Haluskan benda kerja dengan amplas hingga permukaan benda menjadi
mengkilap dan halus.
DAFTAR PUSTAKA
I. Tujuan
III.1. Bubut
dipasangkan pada plat muka didukung pada pencekam rahang atau dipegang pada
pencekam yang ditarik ke dalam atau leher (collet).
Meskipun mesin ini terutama disesuaikan dengan pengerjaan silindris,
namun dapat juga dipakai untuk beberapa kepentingan lain. Permukaan rata dapat
dicapai dengan menyangga benda kerja pada plat muka atau ke dalam pencekam.
Benda kerja yang dipegang dengan cara ini dapat juga diberi pusat, digurdi, dibor
atau dilebarkan lubangnya. Sebagai tambahan, pembubut dapat digunakan untuk
membuat kenob, memotong ulir atau membuat tirus. Pembubut berkepala roda
gigi mendapatkan dayanya pada kepala tetap melalui sabuk V banyak yang
dipasang pada motor di bawah. Untuk itu hanya perlu menggerakkan tuas yang
menjulur pada kotak roda gigi. Rakitan kereta luncur mencakup perletakan
majemuk, sadel pahat dan apron. Oleh karena mendukung dan memandu pahat
pemotong, maka harus kaku dan dirancang dengan ketepatan tinggi. Tersedia dua
hantaran tangan untuk memandu pahat pada gerakan arah menyilang. Roda
tangan yang atas atau engkol tangan mengendalikan gerakan dari perlengkapan
majemuk dan karena perletakannya dilengkapi dengan busur derajat penyetel
putaran, maka dapat ditempatkan dalam berbagai kedudukan sudut untuk
membubut tirus pendek. Roda tangan yang ketiga digunakan untuk
menggerakkan kereta luncur di sepanjang landasan, biasanya untuk menarik
kembali ke kedudukan semula, setelah ulir pengarah membawanya sepanjang
pemotongan.
Bagian dari kereta luncur yang menjulur di depan dari pembubut disebut
apron, yaitu merupakan dinding ganda dicor yang berisi kendali, roda gigi dan
mekanisme lain untuk menghantar kereta luncur dan peluncur menyilang dengan
tangan atau daya. Pada permukaan apron dipasangkan berbagai tuas kendali dan
roda. Pembubutan dilakukan untuk menghasilkan bagian-bagian yang bundar,
benda kerja diputar pada sumbunya di mesin bubut ke arah sudut potong dari
pahat potong sehingga akan dihasilkan geram. Proses ini disebut dengan Turning
Operation.
Semua benda kerja hasil pembubutan merupakan bagian-bagian mesin, jig
dan fixture, dan cekam. Benda-benda tersebut dibuat dari bahan yang berbeda-
beda tergantung dari kebutuhannya, dan dapat memiliki kualitas yang tidak sama
satu sama lain.
Adapun macam pengerjaan yang dapat dilakukan pada mesin bubut adalah:
1. Membubut memanjang (longitudinal)
Saat membubut memanjang, pahat digerakkan sejajar sumbu putar benda
kerja sehingga dihasilkan bentuk silinder.
2. Membubut melintang (transversal)
Pahat bergerak tegak lurus terhadap sumbu putar benda kerja sehingga
bahan terpotong menjadi dua bagian atau meratakan dari sisi benda kerja.
3. Membubut tirus/membubut konus
Pada waktu membubut tirus, pahat terlebih dulu diputar beberapa derajat,
dengan demikian dihasilkan bentuk silinder tirus.
4. Membubut ulir
Pada waktu membubut ulir, pahat digerakkan dari kanan ke kiri dan
sebaliknya. Pada waktu bergerak ke kiri pahat melakukan pemotongan,
sedangkan pada saat kembali tidak melakukan pemotongan.
5. Membubut profil
Dipergunakan pahat khusus untuk membuat profil dengan gerakan pahat
tegak lurus sumbu putar dari benda kerja.
Pahat bubut digunakan untuk mengurangi benda kerja. Pahat ini terbuat dari
unalloyed tool steel, alloy tool steel, cemented carbide, diamond tips, ceramic
cutting material. Umurnya tergantung dari jenis bahan dasar pahat, bentuk sisi
potong, dan pengasahannya. Sifat-sifat dasar pahat bubut adalah:
1. Keras
2. Ulet
3. Tahan panas
4. Tahan lama
Adapun macam-macam pahat bubut adalah untuk setiap jenis pengerjaan
diperlukan pahat yang tepat. Oleh sebab itu harus dipilih pahat roughing,
finishing, boring, thread cutting, dan sebagainya. Kebanyakan pahat bubut sudah
distandarisasikan. Beberapa jenis pahat bubut adalah:
1. Pahat roughing (roughing tool). Selama pengerjaan kasar, pahat harus
memotong benda dalam waktu sesingkat mungkin. Oleh sebab itu pahat ini
harus dibuat kuat. Bentuknya dapat lurus atau bengkok.
2. Pahat finishing (finishing tool). Permukaan yang halus dari benda kerja
akan diperoleh jika menggunakan pahat finishing. Untuk keperluan ini
dipergunakan pahat finishing titik dengan sisi potong bulat dan pahat
finishing datar dengan sisi potong rata. Setelah digerinda, sisi potong pahat
finishing harus digosok dengan oil stone secara hati-hati, kalau tidak
permukaan benda kerja tidak akan halus.
Pahat bubut harus disimpan sedemikian rupa sehingga sisi potongnya tidak
mudah rusak. Sisi potong yang tumpul menyebabkan getaran yang besar, sehingga
menyebabkan panas dan permukaan yang kasar. Oleh sebab itu janganlah
menunggu sampai sisi potong tumpul.
Cara memasang pahat bubut adalah selama pengerjaan, pahat ditekan oleh
tenaga potong (cutting force). Besarnya tenaga ini tergantung dari besarnya benda
kerja dan ukuran penampang chip. Dengan memasang pahat pada baut pengunci
(clamping bolt), terjadilah getaran yang kuat di antara permukaan penyangga
pahat dengan penjepit pahat. Getaran tersebut menyebabkan pahat bergerak.
Untuk menghindari bergesernya pahat selama pengerjaan, pahat harus dipegang
dengan kuat dan aman. Untuk pemasangan pahat dapat digunakan pelat-pelat tipis
sebagai ganjal.
D. Kecepatan Potong
Untuk menentukan kecepatan potong, hal-hal berikut ini harus diperhatikan:
1. Bahan dasar dari benda kerja
2. Bahan dari pahat
3. Penampang dari chip
4. Pendingin
5. Macam mesin bubut
Benda kerja yang besar biasanya sukar dipegang, maka harus digunakan
kecepatan potong yang sesuai. Jenis pengerjaannya pun harus dipertimbangkan.
III.2. Gerinda
V. Prosedur Kerja
1. Siapkan gambar dan ukuran peluru.
10 mm 50 mm 30 mm
4 mm 6 mm
6 mm 2 mm
4 mm 6 mm
14 mm
2 mm 6 mm
2. Siapkan benda kerja untuk proses pembuatan tangga (benda kerja masih
dalam bentuk silinder, lakukan proses bubut untuk melakukan penghalusan
permukaan dengan ukuran tinggi 90 mm dan diameter 14 mm).
3. Lakukan proses pembubutan bertingkat (pembuatan tangga), lalu lakukan
proses gerinda untuk membuat dimensi miring.
4. Lakukan pembuatan bagian belakang peluru sampai membentuk tangga
sampai dimensi yang diinginkan.
5. Lakukan proses penghalusaan permukaan dengan kikir dan amplas.
DAFTAR PUSTAKA
BAB V
CNC
I. Tujuan
1. Almunium cylinder
2. Jangka sorong
3. Mesin CNC
4. Mistar
proses pemesinan yang lebih cepat dibandingkan dengan mesin lainnya. Hasil
pemotongan dengan mesin ini bisa lebih fleksibel bentuknya, bisa berbentuk
datar, menyudut, atau melengkung. Keunggulan utama dari kombinasi ini adalah
bisa menyelesaikan benda dengan kombinasi dari beberapa bentuk.
Secara umum mesin bubut CNC dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
mesin bubut CNC Training Unit (TU) dan Mesin bubut Production Unit
(PU). Kedua jenis mesin tersebut pada prinsip kerjanya sama hanya dalam
penerapan dan penggunaannya yang berbeda. Mesin EMCOTRONIC TM 02 yang
terdapat di Laboratorium Proses Produksi Ukrida adalah mesin yang dibuat oleh
perusahaan EMCO Austria yang banyak digunakan untuk training unit untuk
latihan pembubutan dasar mengerjakan pekerjaan ringan dan ukuran benda kerja
yang relatif lebih kecil.
Sistem pengendali merupakan bagian dari mesin CNC berupa panel yang
terdiri dari tombol-tombol dan dilengkapi dengan monitor. Selain itu sistem
pengendali juga dilengkapi dengan perlengkapan tambahan. Sistem pengendali
merupakan layanan langsung untuk berhubungan dengan operator. Bagan panel
pengendali terlihat seperti gambar di bawah ini.
Fungsi dari setiap bagian dari pengendali diatas adalah sebagai berikut:
1. Monitor atau layar berfungsi untuk menampilkan informasi tentang mode
utama, submode, sajian dalam mm atau inci, nomor program, status
program, alarm, sajian tombol-tombol pengendali yang aktif, pengaturan
sumbu utama, dan penunjukkan kunci-kunci yang tidak terlihat dibalik layar
(softkey).
2. Dek kaset berfungsi sebagai tempat pemasangan kaset pada mesin untuk
pembacaan dan penyimpanan program ke kaset atau floppy disk.
3. Tombol mode berfungsi untuk mengatur mode utama mesin, terdiri dari empat
tombol yaitu mode eksekusi, edit, manual dan otomatis.
4. Tombol alamat (address) berfungsi untuk mengetik perintah address, terdiri
dari tombol N, G, M, X, Z, U, W, V, F, S, T dan masing-masing dilengkapi
Prinsip kerja mesin bubut CNC ini adalah benda kerja berputar
sedangkan tool bergerak kearah horizontal maupun vertikal. Untuk arah
gerakan persumbuan tersebut diberi lambang persumbuan sebagai berikut:
1. Sumbu X bergerak ke arah vertikal (melintang) terhadap garis sumbu
spindel mesin.
2. Sumbu Z bergerak ke arah horizontal (memanjang) terhadap garis sumbu
spindel mesin.
Pada mesin bubut CNC ini terdapat 4 mode operasi yaitu mode
otomatis, edit, eksekusi, dan manual, dimana masing masing mode diaktifkan
dengan tombol AUTOMATIC, EDIT, EXC dan MAN.
1. Mode EDIT berfungsi untuk melakukan penulisan program secara langsung
maupun dari disket. Pada mode edit juga memungkinkan untuk mengedit
program yang telah tersimpan.
2. Pada mode manual (MAN), mesin dapat dioperasikan secara manual
contohnya menggerakkan eretan (mata pahat), memutar poros spindel, dan
sebagainya. Hal ini dimungkinkan dengan cara menekan tombol yang sesuai
dengan gerakan yang diinginkan.
3. Pada mode eksekusi (EXC) dan AUTOMATIC, mesin dapat dioperasikan
dengan cara menjalankan program yang telah tersimpan dalam memori
mesin dengan terlebih dahulu membuka program tersebut pada mode edit.
2. Tombol mode
Tombol mode berfungsi sebagai tombol untuk memilih mode yang akan
diaktifkan. Tombol mode terdiri atas beberapa tombol, yaitu :
Tabel 7.2 Tombol mode dan fungsinya
3. Tombol softkey
Tombol softkey berfungsi untuk memilih sub menu dari masing-masing
mode dan tertera pada bagian bawah layar monitor.
Softkey pada mode manual antara lain grafik hidup, status, mode sajian,
referensi dan ganti alat potong
Softkey pada mode eksekusi antara lain grafik hidup, status, dan mode
sajian
Softkey pada mode edit antara lain port kaset, port RS 232 dan port
paralel
Softkey pada mode otomatis antara lain grafik hidup, status, mode
sajian, penjajagan, tunggal dan lompat.
4. Tombol fungsi
Tombol fungsi berfungsi sebagai tombol yang berhubungan dengan
penulisa program maupun perintah pada mesin.
Tabel 5.3 Tombol fungsi dan fungsinya
5. Tombol pengendali.
Tombol pengendali adalah tombol yang digunakan untuk
mengendalikan mesin
Terdapat beberapa istilah dasar pada pemrograman pada mesin bubut CNC
antara lain karakter, kata, blok dan program. Pada mesin bubut CNC
EMCOTRONIC MT 02 istilah-istilah tersebut disertai ketentuan yang harus
diikuti dalam memrogram mesin bersangkutan.
1. Karakter
Tiap unsur informasi, dalam hal ini dapat huruf, angka, titik, tanda plus atau
minus atau karakter khusus.
2. Aturan (blok) :
Suatu aturan terdiri dari kumpulan kata-kata dan berisi semua
informasi untuk melaksanakan sebuah pengerjaan. Sebuah aturan atau
kaidah disebut juga blok. Dalam petunjuk pemrograman mesin,
dicantumkan pula berbagai fungsi yang dapat diprogram dalam satu aturan.
Untuk mencapai struktur program yang jelas, dianjurkan menyusunnya
dengan logis. Suatu blok biasanya terdiri atas beberapa kata.
3. Alamat (address)
Sebuah alamat (address) adalah suatu huruf yang berhubungan dengan
arti yang tertentu. Sejumlah kata-kata dapat membentuk suatu cara
pengendalian instruksi yang dapat dilaksanakan. Dalam sebuah aturan
program dapat terjadi informasi sebagai berikut:
1. Alamat N
Nomor aturan dipakai untuk menetapkan aturan-aturan. Pekerjaan
diselesaikan menurut aturan yang diprogramkan, jadi tidak dalam urutan
angka, tetapi dalam urutan seperti yang dituliskan. Nomor aturan menjadi
6. Alamat M
Alamat M (Miscellaneous) merupakan fungsi pembantu yang
memberi informasi tentang arah putaran, pendingin, proses gerak dan
memasukkan atau mencabut saklar fungsi-fungsi mesin tertentu. Dengan
alamat M, fungsi pemindah atau fungsi lain dapat dipanggil.
Tabel 7.6 Struktur status fungsi M
Catatan :
* = Efektif secara blok
** = Status mula-mula
7. Alamat R, P dan D
Pada R dituliskan radius ujung pahat. Jenis pelaksanaan khusus dalam
siklus diprogram dengan parameter P dan D.
8. Alamat O
Alamat O ditetapkan untuk nomor-nomor program NC. Nomor
program ini dipakai sebagai tanda pengenal, misal dari program yang
tersimpan pada kaset dan sebagai tanda awal program.
9. Alamat T
Alamat T (tool) dilengkapi dengan sebuah bilangan untuk
memberikan informasi mata pahat yang harus diaktifkan. Pada beberapa
cara pengendalian, nomor mata pahat diikuti langsung oleh nomor koreksi
tool (tool offset). Dengan kata T, alat potong (posisi revolver pahat) dan data
pahat dipanggil. Misalnya T0101 memiliki arti mata pahat nomor 01 dan
data tool yang aktif adalah nomor 01.
10. Alamat L
Dalam kebanyakan cara-cara pengendalian, huruf L (loop) digunakan
untuk membuat sebuah pengulangan. Dengan menempatkan L di
belakangnya, maka dapat mengulangi blok yang diinginkan. Alamat L juga
dipakai sebagai pencatat posisi pahat.
11. Tanda belah(/) atau blockship
Untuk beberapa hal (percobaan pemotongan, produksi masal) adalah
bermanfaat jika blok-blok dapat dilompati. Blok-blok yang dilompati
ditandai dengan garis miring. Garis miring ini harus ditempatkan setelah
nomor bloknya.
PSO adalah suatu titik acuan yang dikenali oleh program sebagai titik 0
benda kerja, dalam program kita dapat memilih menggunakan G54 atau
G55.
a. Masuk ke mode manual.
b. Ukur benda kerja yang menjadi bahan acuan referensi.
c. Arahkan spindel tool turret ke spindel utama dan jepit benda kerja
acuan tadi dengan allowence kertas.
d. Catat titik referensi PSO yang tampil di layar lalu kembalikan spindel
tool turret ke posisi referensi.
e. Ukur jarak antara permukaan spindel utama dengan ujung chunk
penjepit. Lalu masuk ke menu edit.
f. Tekan PSO dan Isikan data - data :
1) G54 : Titik referensi PSO panjang benda kerja.
2) G55 : Titik G54 + jarak antara permukaan spindel utama dengan
ujung chunk penjepit.
3) G 57 : sama seperti G54 (Berupa pembatalan G54)
4) G 58 : sama seperti G55 (Berupa pembatalan G55)
g. Tekan tombol Res.
4. Setting Koordinat Tool.
a. Siapkan teropong pemeriksa tool.
b. Arahkan spindel tool turret sejajar dengan teropong sesuai dengan
gambar 5.1.
c. Tekan nomor referensi yang ingin disimpan (Misalnya : 01,02....99)
d. Lakukan hal yang sama ke semua tool turret.
5. Titik Koordinat.
E
60
D C
40
B A 20
60 30
90
a. Absolute
Menghitung jarak dari satu titik yang tetap. Pada sumbu x mengukur
bedasarkan diameter. Kelebihannya adalah mudah untuk melacak
koordinat suatu titik, dan kekurangannya adalah terlalu rumit untuk
pemrograman. Catatan program yang harus diketik adalah :
Posisi X Z
O 0 0
A 40 0
B 40 -30
C 80 -30
D 80 -60
E 120 -90
b. Incremental
Menghitung perpindahannya dari titik awal ke koordinat selanjutnya.
Lebih sederhana saat buat program karena jaraknya lebih pendek, dan
kelebihannya tidak bisa melacak asal suatu titik. Catatan program
yang harus diketik adalah :
Posisi U W
O 0 0
A 20 0
B 0 -30
C 40 0
D 0 -30
E 20 -30
Keterangan :
a) G00 = Memerintahkan spindel tool turret dengan kecepatan maksimum
mesin.
b) G01 = Memerintahkan spindel tool turret dengan kecepatan yang kita
input.
No Program No Program
N0010 G55 G92 Z 100 N0380 G01 Z-60
N0020 G59 N0390 G01 X17
N0030 T0505 s1000 F100 M04 M08 N0400 G00 Z2
N0040 G00 X24 Z2 N0410 G00 x15
G00 = Perintah Feed cepat sesuai kecepatan maksimum mesin N0420 G01 Z-30
Keterangan
G01 = Perintah Feed sesuai dengan kecepatan input N0430 G01 X16
N0050 G00 X23 Z2 N0440 G00 Z2
N0060 G01 Z-86,25 N0450 G00 X14
N0070 G01 x24 N0460 G01 Z-30
N0080 G00 Z2 N0470 G01 X15
N0090 G01 U-1 N0480 G00 Z4 X26
N0100 G01 W-84,5 N0490 G01 X24
N0110 G01 U1 N0500 G01 Z0
N0120 G00 W84,5 N0510 G01 X0
N0130 G00 X21 N0520 G01 X14
N0140 G01 Z-78,75 N0530 G01 Z-30
N0150 G01 X22 N0540 G01 X16
N0160 G00 Z2 N0550 G01 Z-60
N0170 G00 X20 N0560 G01 X24 Z-90
N0180 G01 Z-75 N0570 G01 X25
N0190 G01 X21 N0580 G00 Z2
N0200 G00 Z2 N0590 T0606 S750 F75
N0210 G00 X20 T0606 = mengganti tool ke nomor 6 dengan nomor memory 6
N0220 G01 Z-71,25 Keterangan S750 = menurunkan kecepatan ke 750 RPM
N0230 G01 X21 F 75 = Kecepatan makan diturunkan ke 75 mm/min
N0240 G00 Z2 N0600 G00 Z1
N0250 G00 X19 N0610 G01 Z0
N0260 G01 Z-67,25 N0620 G01 X0
N0270 G01 X20 N0630 G01 X14
N0280 G00 Z2 N0640 G01 Z-30
N0290 G00 X18 N0650 G01 X16
N0300 G01 Z-63,75 N0660 G01 Z-60
N0310 G01 X19 N0670 G01 X24 Z-30
N0320 G00 Z2 N0680 G00 X25
N0330 G00 X17 N0690 G00 Z5
N0340 G01 Z-60 N0700 M05 M09
N0350 G01 X18 N0710 G53 G56 T0000
N0360 G00 Z2 N0720 M30
N0370 G00 X16
12
10
6
60 30
Keterangan :
G84 X(titik target) Z(titik target) P0(selisih jarak titik target di X
dengan titik terendah di X) P2(selisih jarak titik target di Y dengan
titik terendah di Y) D0 (allowance di X dalam m) D2 (allowance di
Y dalam m) D3 (Deep of Cut)
No Program
N0010 G55 G92 Z 100
N0020 G59
N0030 T0505 s1000 F100 M04 M08
N0040 G00 X24 Z2
V. Prosedur Kerja
1. Siapkan baja silinder untuk proses pengerjaan dan pasang mesin CNC.
2. Siapkan nilai yang akan kita masukkan seperti gambar di bawah ini (buat
langkah langkah pemprograman yang sesuai dengan perancangan benda
kerja di bawah ini)
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Mesin frais CNC TU-3A, Blogspot Online, Homepage online, tersedia dari
http://yohan46.blogspot.com/2012/03/mesin-frais-cnc-tu-3a.html; internet;
diakses tanggal 14 oktober 2012.
[2]. Mengoperasikan dan Memprogram mesin CNC TU-3A Frais, Blogspot
Online, Homepage online, tersedia dari http://dedi-rusfendi.blogspot.com/
2009/08/mengoperasikan-dan-memprogram-mesin-cnc.html/; internet;
diakses tanggal 14 oktober 2012.