Anda di halaman 1dari 46

MODUL

PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI DAN PROSES


MANUFAKTUR

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


FAKULTAS TEKNIK & ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
JAKARTA
2013

1
BAB I
KERJA BANGKU DAN BOR

I. Tujuan

1. Mengerti dan mengetahui prinsip maupun cara kerja yang baik dalam proses
permesinan.
2. Mengetahui fungsi dan jenis-jenis alat yang digunakan dalam praktikum
kerja bangku (ragum, kikiran).
3. Mengetahui cara-cara yang baik dalam pengunaan alat kikir.
4. Mengetahui cara yang baik dan aman dalam pengunaan gergaji besi.
5. Mengerti dan mengetahui prinsip maupun cara kerja yang baik dalam
proses pengeboran.
6. Mengetahui jenis-jenis mesin bor dan jenis-jenis mata bor maupun
kegunaannya masing-masing.
7. Mengerti fungsi dari alat-alat bantu lainnya seperti penggores, jangka
sorong dan penitik.

II. Alat dan Bahan

1. Baja batangan (99,5 x 25 x 25) mm 9. Gerinda


2. Kikir 10. Mistar siku
3. Ragum 11. Gergaji
4. Jangka sorong 12. Mesin bor
5. Waterpass 13. Mata Bor
6. Penggores 14. Palu
7. Penitik 15. Amplas
8. Mistar besi 16. Oli

2
III. Teori Pendukung
III.1. Kerja Bangku

Kerja bangku adalah teknik pengerjaan dasar permesinan/pengerjaan


finishing yang tidak bisa dikerjakan dengan alat mesin perkakas tetapi hanya
menggunakan alat-alat yang langsung digunakan oleh tangan manusia, contohnya
adalah snai, handtab, reamer (memperhalus permukaan diameter dalam),
mengikir, menggergaji manual, menggunakan ragum jepit, dan menggambar
benda kerja. Kegiatan produksi atau membuat suatu benda yang dilakukan dengan
metode kerja bangku dilakukan tanpa menggunakan mesin berat, tetapi hanya
menggunakan alat-alat yang digunakan secara manual oleh tangan dan dikerjakan
di bangku kerja (ragum) yang berfungsi sebagai tempat menahan, memegang dan
menopang bahan yang akan dipotong, dikikir, ataupun digergaji.
Peralatan utama dalam kerja bangku adalah kikir, karena hampir semua
pekerjaan pada bengkel kerja bangku dikerjakan dengan menggunakan kikir.
Kikir terbuat dari baja karbon tinggi dengan kandungan karbon pada baja kurang
0,7% sampai 0,8% yang ditempa dan disesuaikan dengan ukuran panjang, bentuk,
jenis, dan gigi pemotongannya.

Gambar 1.1 Kikir dan nama bagian-bagiannya


Pemakaian kikir pada kerja bangku adalah untuk menyayat permukaan
bahan benda kerja sedikit demi sedikit, sehingga dapat dihasilkan permukaan
benda kerja yang halus. Pemakaian kikir pada kerja bangku sangat luas, yaitu dari
pekerjaan awal/kasar sampai pekerjaan akhir atau finishing. Berbagai bentuk atau
penampang permukaan yang rata sampai bentuk bulat/radius dan bentuk
sejajar dapat dikerjakan dengan kikir.

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 3


III.2. Bor

Mengebor adalah proses operasi permesinan memperbesar lubang yang


telah digurdi atau yang telah dilubangi sebelumnya. Pada prinsipnya, mengebor
adalah suatu proses operasi penepatan sebuah lubang yang telah digurdi
sebelumnya dengan pahat jenis mesin bubut mata tunggal. Berbeda dengan
mengebor. Menggurdi adalah proses pemesinan yang membuat lubang dalam
sebuah objek dengan menekankan sebuah gurdi berputar kepadanya. Lubang yang
digurdi seringkali dibor untuk menghilangkan setiap kemungkinan eksetrisitas dan
untuk memperbesar lubang sampai ke ukuran peluas lubang.
Dalam proses pengeboran media pendingin sangat dibutuhkan karena
pengeboran logam menimbulkan panas yang tinggi disebabkan karena gesekan
dan suhu serta tekanan yang tidak terkendali. Media pendingin yang sesuai dapat
menampilkan fungsi berguna sebagai berikut:
1. Mengurangi gesekan antara serpihan, pahat mata bor, dan benda kerja.
2. Mengurangi suhu padat dan benda kerja.
3. Mencuci bersih dari serpihan.
4. Memperbaiki penyelesaian permukaan.
5. Menaikkan umur pahat mata bor.
6. Menurunkan daya yang diperlukan.
7. Mengurangi kemungkinan korosi pada benda kerja dan mesin.
8. Membantu mencegah pengelasan serpihan kepada pahat.

IV. Tugas Pendahuluan


1. Jelaskan pengertian kerja bangku!
2. Sebutkan dan jelaskan peralatan kerja bangku, sertakan dengan gambar dan
cara menggunakannya!
3. Jelaskan jenis-jenis pengerjaan pada kerja bangku, sertakan dengan gambar!
4. Sebutkan alat-alat bantu dan alat ukur pada kerja bangku, sertakan dengan
gambar!
5. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis mesin bor, mata bor beserta dengan
kegunaanya!
6. Jelaskan Pengertian dan perbedaan antara menggurdi dan mengebor!

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 4


7. Jelaskan jenis-jenis penggurdi, sertakan dengan gambar!
8. Sebutkan dan jelaskan perkakas yang diperlukan pada saat mengebor, sertakan
dengan gambar!
9. Sebutkan dan jelaskan beberapa macam media pendingin yang digunakan
pada saat mengebor beserta alasannya!
10. Buatlah gambar mata palu yang akan dikerjakan (Pandangan: Eropa)?*

*) : Desain gambar dengan menggunakan AutoCAD, diprint dan dikirim ke email


(harianto.2012ti013@civitas.ukrida.ac.id / stefanus.2012ti019@civitas.ukrida.ac.id )
*) : Soal wajib ditulis ulang!

V. Prosedur Kerja

1. Siapkan gambar dan ukuran palu.

18
20

6
20

6
24
6
29,5 30 40
Gambar 1.2 Bentuk mata palu yang akan dibuat
2. Siapkan baja plat untuk proses pembuatan palu.
3. Jepit benda kerja di ragum secara benar.
4. Lakukan proses gerinda sampai bersih dari kotoran dan korosi dan ukuran
benda kerja dengan panjang 99,5 mm, lebar 24 mm dan tinggi 24 mm.
5. Lepaskan benda kerja dari ragum, lalu letakan ke meja kerja. Dengan
menggunakan busur derajat buat garis miring dengan sudut 240 buat garis
sesuai dengan sudut tersebut dengan penggores dan mistar sesuai dengan
gambar.
29,5 30 40
24o

Gambar 1.3 Ukuran dan goresan benda dari tampak depan

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 5


6. Gunakan gergaji tangan untuk memotong bagian miring benda yang telah
ditandai garis yang membentuk sudut 24o tersebut.
7. Lakukan proses kikir untuk menghaluskan benda kerja setelah dilakukan
proses gerinda.
8. Lepaskan benda kerja dari ragum, lalu letakan ke meja kerja. Buatlah tanda
bentuk V pada palu untuk digergaji dengan penggores seperti gambar di
bawah ini.

25

Gambar 1.4 Tanda sisi miring palu untuk digergaji dari tampak bawah
9. Jepit benda kerja di ragum dengan kencang. Posisikan benda kerja agar
mudah untuk digergaji.
10. Gergaji bentuk V dari mata palu tersebut hingga sesuai ukuran pada gambar
di atas.
11. Lakukan proses kikir dengan menggunakan kikir segitiga untuk
memperhalus bentuk V yang telah digergaji.
12. Lepaskan benda kerja dari ragum, lalu letakkan ke meja kerja. Buat tanda di
sisi satunya lagi untuk membuat palu yang berbentuk tirus di siku-siku
hingga ukuran permukaan benda kerja panjang 20 mm dan lebar 20 mm
seperti pada gambar tampak samping di bawah ini.
24

20

Gambar 1.6 Tampak samping bentuk tirus palu


13. Jepit benda kerja di ragum lalu ikat kencang, lakukan proses kikir sehingga
membentuk tirus.
14. Lepaskan benda kerja dari ragum, lalu letakan ke meja kerja. Buat tanda
dengan menggunakan penitik di tempat yang akan dibor seperti di gambar.

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 6


D.8 D.10 D.8

Gambar 1.7 Lingkaran dan diameternya yang akan dilubangi


15. Siapkan mata gurdi 10 mm (lubang besar) dan 8 mm (lubang kecil) dan
pasang dipenjepit bor.
16. Pasang benda kerja di ragum yang berada di mesin gurdi. Atur benda kerja
agar sesuai dengan letak mata gurdi.
17. Lakukan proses gurdi hingga terbentuk lubang sampai tembus. Gunakan oli
sebagai media pendingin.
18. Lepaskan dari ragum pada mesin gurdi dan bersihkan dari scrap hasil gurdi.
19. Perbesar lubang hingga membentuk lubang elips dengan menggunakan
mata bor.
20. Lepas benda kerja dari ragum, letakkan di meja kerja. Haluskan mata palu
dengan menggunakan amplas.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Kerja Bangku Mengikir, Scribd Online, tersedia dari


http://www.scribd.com/doc/81654493/1-KERJA-BANGKU-MENGIKIR;
internet; diakses tanggal 3 Maret 2012.
[2]. Kerja Bangku, Scribd Online, tersedia dari http://www.scribd.com/
doc/22268560/kerja-bangku internet; diakses tanggal 2 Maret 2012.
[3]. Kerja Kikir dan Penggoresan, Scribd Online, tersedia dari
http://www.scribd.com/doc/12829841/Kerja-Kikir-Dan-Penggoresan;
[4]. Priambodo, Bambang. Teknologi Mekanik. Jakarta: Erlangga, 1986.
[5]. Mesin Bor, Wordpress Online, Homepage online, tersedia dari
http://akmalindra.wordpress.com/2009/06/18/mesin-bor/; internet; diakses
tanggal 30 Maret 2012.

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 7


BAB II
LAS

I. Tujuan

1. Mengerti dan mengetahui prinsip maupun cara kerja yang baik dalam proses
pengelasan.
2. Mengetahui jenis-jenis mesin las.

II. Alat dan Bahan

1. Baja plat 9. Meja kerja las


2. Baja plat pipih kecil 10. Palu terak
3. Kawat las (elektroda) 11. Tang
4. Pembangkit arus listrik 12. Sarung tangan
5. Kabel las 13. Helm las
6. Pemegang elektroda 14. Kikir
7. Klem massa 15. Gergaji
8. Stamping angka (0-9)

III. Teori Pendukung

Las adalah suatu proses penyambungan plat atau logam menjadi satu akibat
panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan yaitu dengan cara logam yang akan
disambung dipanaskan terlebih dahulu hinga meleleh, kemudian baru disambung
dengan bantuan perekat (filler). Selain itu las juga bisa didefinisikan sebagai
ikatan metalurgi yang timbul akibat adanya gaya tarik antara atom. Sebelum atom
atom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang menjadi satu perlu bebas dari
gas yang terserap atau oksida-oksida. Bila dua permukaan yang rata dan bersih
ditekan, beberapa kristal akan tertekan dan bersinggungan. Bila tekanan
diperbesar, daerah singgung ini bertambah luas. Lapisan oksida yang rapuh, pecah

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 8


logam mengalami deformasi plastis. Batas antara dua permukaan Kristal dapat
menjadi satu dan terjadilah sambungan.
Bedasarkan pelaksanaannya las dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Pengelasan cair, dimana logam induk dan bahan tambahan dipanaskan
hingga mencair, kemudian membiarkan keduanya membeku sehingga
membentuk sambungan.
2. Pengelasan tekan yaitu dimana kedua logam yang disambung, dipanaskan
hingga meleleh, lalu keduanya ditekan hingga menyambung. Adapun
pengelasan tekan itu sendiri dibagi menjadi:
a. Pengelasan tempa merupakan proses pengelasan yang diawali dengan
proses pemanasan pada logam yang diteruskan dengan penempaan
(tekan) sehingga terjadi penyambungan logam.
b. Pengelasan tahanan, proses ini meliputi las proyeksi, las titik, dan las
kampuh.

IV. Tugas Pendahuluan

1. Apa yang anda ketahui tentang Las? Jelaskan secara singkat!


2. Sebutkan dan jelaskan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dan yang
harus digunakan dalam proses pengelasan agar keselamatan dan kesehatan
kerja dapat terwujud dengan baik? Mengapa hal tersebut menjadi prioritas
yang harus diperhatikan?
3. Sebutkan macam-macam cacat dalam pengelasan beserta penyebabnya dan
cara pencegahannya !
4. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas sambungan yang baik !
5. Sebutkan dan jelaskan jenis jenis las yang anda ketahui beserta dengan
fungsi dan material lasnya!
6. Jelaskan kelebihan dan kekurangan proses pengelasan !
7. Buatlah gambar las rak yang akan dikerjakan (dapat dilihat dalam lampiran
modul)!
*) : Desain gambar dengan menggunakan AutoCAD, diprint dan dikirim ke email
(harianto.2012ti013@civitas.ukrida.ac.id / stefanus.2012ti019@civitas.ukrida.ac.id )
*) : Soal wajib ditulis ulang!

9
V. Prosedur Kerja
A. Latihan Mengelas Lurus
1. Siapkan benda kerja untuk proses pengelasan.
2. Kikir baja plat sampai bersih dari karat
3. Setelah ukuran sesuai, beri tanda bagian yang akan dilas dengan penitik.
(tanyakan pada asisten)
4. Letakan benda di atas meja las, lalu las benda kerja mengikuti titik yang
sudah dibuat.

Gambar 2.1 Benda di las

5. Pukul bagian yang dilas dengan palu.


6. Celupkan benda kerja ke dalam ember yang berisi air.

B. Latihan Las Sambung


1. Gergaji baja batangan menjadi ukuran 70 x 33 x 2 mm.
2. Letakkan benda las sambung diatas meja las, gunakan tang jepit untuk
memegang plat las sambung serta memakai sarung tangan.

Gambar 2.2 Benda las dalam keadaan siap di las

10
3. Las benda kerja saat posisi datar, siku, dan bentuk T.

Gambar 2.3 Las horisontal, las siku, dan las T


4. Setelah plat tersambung, celupkan plat tersebut ke dalam air.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Priambodo, Bambang. Teknologi Mekanik. Jakarta: Erlangga, 1986.


[2]. Mesin Bor, Wordpress Online, Homepage online, tersedia dari
http://akmalindra.wordpress.com/2009/06/18/mesin-bor/; internet; diakses
tanggal 30 Maret 2012.

11
BAB III
SEKRAP

I. Tujuan

1. Mengerti dan mengetahui prinsip maupun cara kerja yang baik dalam proses
menyekrap.
2. Mengerti kegunaan dan mampu menggunakan mesin sekrap dengan baik,
benar, dan aman.
3. Mengetahui jenis-jenis mata pahat pada mesin sekrap.

II. Alat dan Bahan

1. Baja batangan 53,1 x 25 x 25 mm 5. Penitik


2. Kikir 6. Sarung tangan
3. Jangka sorong 7. Mistar
4. Mesin sekrap 8. Amplas

III. Teori Pendukung

Proses menyekrap adalah proses menyayat atau memotong benda dalam


keadaan diam (dijepit pada ragum) dengan menggunakan pahat yang gerakannya
lurus bolak-balik atau maju mundur. Dalam hal ini benda kerja dalam keadaan
diam dan pahat bergerak lurus translasi. Pada saat pahat melakukan gerak balik,
benda kerja juga melakukan gerak umpan (feeding). Sehingga punggung pahat
akan tersangkut pada benda kerja yang sedang bergerak tersebut. Untuk
menghindari gangguan ini, pangkal dudukan pahat diberi engsel sehingga
punggung pahat dapat berayun pada waktu balik menyentuh benda kerja.
Mesin yang digunakan dalam proses menyekrap ialah mesin sekrap
(shaping machine) atau disebut juga dengan mesin ketam. Mesin ini digunakan
untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung, beralur, dan lain-

12
lain pada posisi mendatar, tegak, ataupun miring. Mesin sekrap adalah suatu
mesin perkakas dengan gerakan utama lurus bolak-balik secara vertikal maupun
horisontal.

Gambar 3.1 Prinsip pemotongan pahat sekrap


Untuk menjalankannnya diperlukan gerakan utama, feed (langkah
pemakanan) dan penyetelan (dalamnya pemakanan).
1. Gerak Utama
Gerak utama terjadi akibat gerakan lengan maju mundur. Ketika lengan
bergerak maju, pahat sekrap melakukan penyayatan, ketika lengan bergerak
mundur pahat tidak melakukan penyayatan.
2. Gerak Suap
Mesin sekrap melakukan gerak suap periodik dilakukan benda kerja. Gerak
suap ini diperoleh dari gerakan meja, tempat kedudukan benda kerja. Ketika
pahat melakukan langkah iris meja tidak bergerak, maka benda kerja diam.
Setiap pahat melakukan langkah balik meja membawa benda kerja bergeser
sedikit arah melintang terhadap arah gerak utama.
3. Gerak penyetelan
Gerak penyetelan merupakan gerakan untuk mengatur tebal sayatan. Tebal
sayatan sama dengan yang kedalaman pahat yang masuk ke dalam benda
kerja. Tebal sayatan disetel dengan cara menyetel kedudukan pahat turun
sesuai dengan tebal sayatan yang diinginkan. Penyetelan tebal sayatan
dilakukan ketika akan memulai penyayatan terhadap suatu permukaan.

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 12


IV. Tugas Pendahuluan

1. Apa yang Anda ketahui tentang sekrap? Jelaskan secara singkat!


2. Jelaskan prinsip dasar pengerjaan mesin sekrap?
3. Sebutkan dan jelaskan faktor faktor yang menentukan waktu dan
kecepatan pemotongan?
4. Sebutkan dan jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
proses sekrap!
5. Sebutkan bentuk bentuk pahat pada sekrap beserta fungsi dan gambarnya?
6. Sebutkan perbedaan dan persamaan antara pengerjaan bubut dan sekrap?
7. Sebutkan dan jelaskan komponen komponen pada mesin sekrap?
(Komponen yang berhubungan dengan pengoperasian)
8. Sebutkan dan jelaskan jenis jenis penyayatan (pemakanan) dalam mesin
sekrap?
9. Buatlah gambar tangga sekrap yang akan dikerjakan (Pandangan: Eropa)!*
*) : Desain gambar dengan menggunakan AutoCAD, diprint dan dikirim ke email
(harianto.2012ti013@civitas.ukrida.ac.id / stefanus.2012ti019@civitas.ukrida.ac.id )
*) : Soal wajib ditulis ulang!

V. Prosedur Kerja

Langkah-langkah proses pembuatan tangga :


1. Siapkan gambar dan ukuran tangga.

Gambar 3.1 Gambar dan ukuran tangga

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 13


2. Siapkan benda kerja untuk proses pembuatan tangga (benda kerja masih
dalam bentuk balok panjang, lakukan proses gergaji dengan ukuran panjang
53,1 mm, lebar 25 mm, tinggi 25 mm).

Gambar 3.2 Plat benda kerja

3. Letakkan benda kerja pada ragum lalu jepit kencang.


4. Lakukan proses kikir sampai bersih dari kotoran dan korosi dan ukuran
benda kerja dengan panjang 52 mm, lebar 24 mm dan tinggi 24 mm.
5. Lepaskan benda kerja dari ragum, lalu letakan ke meja kerja.
6. Tandai dengan mengunakan penggores, dan penggaris untuk membuat tanda
sesuai dengan ukuran pada gambar.
7. Dengan menggunakan penggores dan penggaris buat garis yang membagi
lebar plat menjadi empat bagian, dengan ukuran 5 mm dan sisanya sebesar 4
mm.

Gambar 5.20 Ukuran pembagian anak tangga

8. Bawa dan pasang benda kerja ke ragum mesin skrap dan jepit kencang. Atur
posisi ragum agar tepat berada dibawah mata pisau. Atur kedalaman potong
mesin skrap.

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 14


Gambar 3.3 Tuas pengukur kedalaman potong benda

9. Nyalakan mesin skrap dan atur pemakanan benda sedikit demi sedikit
hingga sesuai dengan ukuran yang dimaksud. Dan oleskan oli dengan
menggunakan kuas ke benda dan mata pisau agar tidak aus dan panas.
10. Lakukan terus menerus hingga terbentuk pada benda ukuran yang sesuai
pada gambar dan ukuran awal.
11. Lepaskan benda kerja dari ragum.
12. Haluskan benda kerja dengan amplas hingga permukaan benda menjadi
mengkilap dan halus.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Priambodo, Bambang. Teknologi Mekanik. Jakarta: Erlangga, 1986.


[2]. Mesin Gerinda, Scribd Online, Homepage online, tersedia dari
http://www.scribd.com/w_noet_/d/66665435-mesin-gerinda; internet;
diakses tanggal 5 Mei 2012.
[3]. Mesin Gerinda dan Mesin Amplas, WordPress Online, Hompage online,
tersedia dari http://yefrichan.files.wordpress.com/2010/06/mesin-gerinda-
dan-mesin-amplas.pdf; internet; diakses tanggal 5 Mei 2012.

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 15


BAB IV
BUBUT DAN GERINDA

I. Tujuan

1. Mengetahui fungsi dan kegunaan dari mesin gerinda.


2. Mengerti dan mengetahui cara kerja yang baik dalam proses menggerinda.
3. Mengetahui jenis-jenis mesin gerinda.
4. Mempelajari proses pengerjaan logam melalui pemotongan dengan
menggunakan mesin perkakas yaitu mesin bubut.

II. Alat dan Bahan

1. Baja batangan panjang 100 mm 8. Dial Gauge


dan diameter 15,1 mm 9. Kunci pahat
2. Kikir 10. Kacamata
3. Jangka sorong 11. Sikat
4. Mesin gerinda 12. Batu gerinda
5. Stopwatch 13. Penitik
6. Vernier caliper 14. Sarung tangan
7. Center drill 15. Helm muka

III. Teori Pendukung

III.1. Bubut

Mesin bubut mencakup segala mesin perkakas yang memproduksi bentuk


silindris. Jenis yang paling tua dan paling umum adalah pembubut (lathe) yang
melepas bahan dengan memutar benda kerja terhadap pemotong mata tunggal.
Suku cadang di mesin harus dapat dipegang diantara kedua pusatnya,

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 16


Laboratorium Proses Produksi

dipasangkan pada plat muka didukung pada pencekam rahang atau dipegang pada
pencekam yang ditarik ke dalam atau leher (collet).
Meskipun mesin ini terutama disesuaikan dengan pengerjaan silindris,
namun dapat juga dipakai untuk beberapa kepentingan lain. Permukaan rata dapat
dicapai dengan menyangga benda kerja pada plat muka atau ke dalam pencekam.
Benda kerja yang dipegang dengan cara ini dapat juga diberi pusat, digurdi, dibor
atau dilebarkan lubangnya. Sebagai tambahan, pembubut dapat digunakan untuk
membuat kenob, memotong ulir atau membuat tirus. Pembubut berkepala roda
gigi mendapatkan dayanya pada kepala tetap melalui sabuk V banyak yang
dipasang pada motor di bawah. Untuk itu hanya perlu menggerakkan tuas yang
menjulur pada kotak roda gigi. Rakitan kereta luncur mencakup perletakan
majemuk, sadel pahat dan apron. Oleh karena mendukung dan memandu pahat
pemotong, maka harus kaku dan dirancang dengan ketepatan tinggi. Tersedia dua
hantaran tangan untuk memandu pahat pada gerakan arah menyilang. Roda
tangan yang atas atau engkol tangan mengendalikan gerakan dari perlengkapan
majemuk dan karena perletakannya dilengkapi dengan busur derajat penyetel
putaran, maka dapat ditempatkan dalam berbagai kedudukan sudut untuk
membubut tirus pendek. Roda tangan yang ketiga digunakan untuk
menggerakkan kereta luncur di sepanjang landasan, biasanya untuk menarik
kembali ke kedudukan semula, setelah ulir pengarah membawanya sepanjang
pemotongan.
Bagian dari kereta luncur yang menjulur di depan dari pembubut disebut
apron, yaitu merupakan dinding ganda dicor yang berisi kendali, roda gigi dan
mekanisme lain untuk menghantar kereta luncur dan peluncur menyilang dengan
tangan atau daya. Pada permukaan apron dipasangkan berbagai tuas kendali dan
roda. Pembubutan dilakukan untuk menghasilkan bagian-bagian yang bundar,
benda kerja diputar pada sumbunya di mesin bubut ke arah sudut potong dari
pahat potong sehingga akan dihasilkan geram. Proses ini disebut dengan Turning
Operation.
Semua benda kerja hasil pembubutan merupakan bagian-bagian mesin, jig
dan fixture, dan cekam. Benda-benda tersebut dibuat dari bahan yang berbeda-

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 17


Laboratorium Proses Produksi

beda tergantung dari kebutuhannya, dan dapat memiliki kualitas yang tidak sama
satu sama lain.

A. Gerakan-gerakan dalam Membubut

Dalam pengerjaan mesin bubut dikenal beberapa prinsip gerakan yaitu:


1. Gerakan berputar benda kerja pada sumbunya disebut cutting motion, main
motion, artinya putaran utama. Cutting speed atau kecepatan potong
merupakan gerakan untuk mengurangi benda kerja dengan pahat.
2. Pahat yang bergerak maju secara teratur, akan menghasilkan chip (geram,
serpih, tatal). Gerakan tadi disebut feed motion.
3. Bila pahat dipasang dengan dalam pemotongan (depth of cutting), pahat
dimajukan ke arah melintang sampai kedalaman pemotongan yang
dikehendaki. Gerakan ini disebut adjusting motion.

B. Pengerjaan pada Mesin Bubut

Adapun macam pengerjaan yang dapat dilakukan pada mesin bubut adalah:
1. Membubut memanjang (longitudinal)
Saat membubut memanjang, pahat digerakkan sejajar sumbu putar benda
kerja sehingga dihasilkan bentuk silinder.
2. Membubut melintang (transversal)
Pahat bergerak tegak lurus terhadap sumbu putar benda kerja sehingga
bahan terpotong menjadi dua bagian atau meratakan dari sisi benda kerja.
3. Membubut tirus/membubut konus
Pada waktu membubut tirus, pahat terlebih dulu diputar beberapa derajat,
dengan demikian dihasilkan bentuk silinder tirus.
4. Membubut ulir
Pada waktu membubut ulir, pahat digerakkan dari kanan ke kiri dan
sebaliknya. Pada waktu bergerak ke kiri pahat melakukan pemotongan,
sedangkan pada saat kembali tidak melakukan pemotongan.

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 18


Laboratorium Proses Produksi

5. Membubut profil
Dipergunakan pahat khusus untuk membuat profil dengan gerakan pahat
tegak lurus sumbu putar dari benda kerja.

C. Peralatan dan Mesin yang digunakan


Bagian-bagian mesin bubut adalah:
1. Kepala tetap (head stock) digunakan untuk kedudukan cekam, bisa juga
untuk perlengkapan-perlengkapan lain misalnya centre tetap (dead centre),
face plate, colet dan lain-lain.
2. Kepala lepas (tail stock) digunakan untuk menempatkan centre jalan (live
centre), untuk menyangga benda kerja yang panjang, untuk kedudukan
chuck bor (drill chuck), untuk kedudukan reamer, bisa juga untuk proses
pembuatan tirus.
3. Eretan atas digunakan untuk kedudukan tool holder, bisa juga untuk
proses pembuatan tirus.
4. Eretan lintang (cross slide) berfungsi untuk proses pemotongan melintang,
baik untuk pemotongan benda kerja maupun proses facing (transfersal
turning).
5. Eretan memanjang berfungsi untuk penyayatan memanjang (longitudinal
turning).
6. Bed mesin berfungsi untuk tempat kedudukan pembawa (carried).
7. Sumbu pengatur jarak kisar (lead screw) berfungsi untuk proses pembuatan
ulir (threading turning).
8. Sumbu pengatur gerak maju pemotongan (feed shaft)
Berfungsi untuk menggerakkan pahat secara otomatis baik memanjang
maupun melintang.

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 19


Laboratorium Proses Produksi

Gambar 4.1 Mesin Bubut dan Bagian-Bagiannya

Pahat bubut digunakan untuk mengurangi benda kerja. Pahat ini terbuat dari
unalloyed tool steel, alloy tool steel, cemented carbide, diamond tips, ceramic
cutting material. Umurnya tergantung dari jenis bahan dasar pahat, bentuk sisi
potong, dan pengasahannya. Sifat-sifat dasar pahat bubut adalah:
1. Keras
2. Ulet
3. Tahan panas
4. Tahan lama
Adapun macam-macam pahat bubut adalah untuk setiap jenis pengerjaan
diperlukan pahat yang tepat. Oleh sebab itu harus dipilih pahat roughing,
finishing, boring, thread cutting, dan sebagainya. Kebanyakan pahat bubut sudah
distandarisasikan. Beberapa jenis pahat bubut adalah:
1. Pahat roughing (roughing tool). Selama pengerjaan kasar, pahat harus
memotong benda dalam waktu sesingkat mungkin. Oleh sebab itu pahat ini
harus dibuat kuat. Bentuknya dapat lurus atau bengkok.
2. Pahat finishing (finishing tool). Permukaan yang halus dari benda kerja
akan diperoleh jika menggunakan pahat finishing. Untuk keperluan ini
dipergunakan pahat finishing titik dengan sisi potong bulat dan pahat
finishing datar dengan sisi potong rata. Setelah digerinda, sisi potong pahat
finishing harus digosok dengan oil stone secara hati-hati, kalau tidak
permukaan benda kerja tidak akan halus.

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 20


Laboratorium Proses Produksi

Pahat bubut harus disimpan sedemikian rupa sehingga sisi potongnya tidak
mudah rusak. Sisi potong yang tumpul menyebabkan getaran yang besar, sehingga
menyebabkan panas dan permukaan yang kasar. Oleh sebab itu janganlah
menunggu sampai sisi potong tumpul.
Cara memasang pahat bubut adalah selama pengerjaan, pahat ditekan oleh
tenaga potong (cutting force). Besarnya tenaga ini tergantung dari besarnya benda
kerja dan ukuran penampang chip. Dengan memasang pahat pada baut pengunci
(clamping bolt), terjadilah getaran yang kuat di antara permukaan penyangga
pahat dengan penjepit pahat. Getaran tersebut menyebabkan pahat bergerak.
Untuk menghindari bergesernya pahat selama pengerjaan, pahat harus dipegang
dengan kuat dan aman. Untuk pemasangan pahat dapat digunakan pelat-pelat tipis
sebagai ganjal.

Gambar 4.2 Posisi Pahat


Alat ukur digunakan untuk mengukur benda kerja yang akan dikerjakan.
Alat ukur yang tersedia antara lain vernier caliper dan micrometer.

D. Kecepatan Potong
Untuk menentukan kecepatan potong, hal-hal berikut ini harus diperhatikan:
1. Bahan dasar dari benda kerja
2. Bahan dari pahat
3. Penampang dari chip
4. Pendingin
5. Macam mesin bubut
Benda kerja yang besar biasanya sukar dipegang, maka harus digunakan
kecepatan potong yang sesuai. Jenis pengerjaannya pun harus dipertimbangkan.

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 21


Laboratorium Proses Produksi

III.2. Gerinda

Proses menggerinda adalah proses menggosok, mengauskan dengan gesekan


atau mengasah, dan menghaluskan (memperbaiki kehalusan atau kekasaran
permukaan). Dalam manufaktur, ditunjukkan dengan pelepasan logam oleh suatu
roda amplas putar.
Penyebab mesin gerinda dapat menghasilkan permukaan yang sangat halus
karena roda gerinda yang digunakan dalam penggerindaan mempunyai sisi potong
yang sangat banyak dan pemotongannya sedikit demi sedikit (proses finishing)
sehingga lebih tepatnya disebut pengikisan. Gerakan roda mirip dengan pemotong
fris. Roda pemotong terdiri dari banyak butiran kecil yang dilekatkan bersama,
masing-masing butiran berlaku sebagai mata potong miniatur. Proses
menggerinda menggunakan perkakas gerinda yang gerakan rodanya berputar
dengan tekanan terhadap benda yang kecil.

Proses menggerinda (grinding) mempunyai keuntungan sebagai berikut:


1. Merupakan metode yang umum dari pemotongan bahan seperti baja yang
dikeraskan. Suku cadang yang memerlukan permukaan keras pertama kali
dosmisin untuk memberi bentuk selama logam dalam keadaan dilunakkan,
hanya sejumlah kecil dari kelebihan bahan yang diperlukan untuk proses
menggerinda. Besarnya kelegaan ini tergantung pada ukuran, bentuk, dan
kecenderungan suku cadang untuk melengkung selama operasi perlakuan
panas. Pengasahan pahat tangan pemotong merupakan kegunaan yang
penting dalam proses ini.
2. Disebabkan banyaknya mata potong kecil pada roda maka menimbulkan
penyelesaian yang sangat halus dan memuaskan pada permukaan singgung
dan permukaan bantalan. Kekasaran permukaan yang umum dicapai adalah
0,4 sampai 2200 m.
3. Penggerindaan dapat menyelesaikan pekerjaan sampai ukuran teliti dalam
waktu singkat. Karena hanya sejumlah kecil bahan yang dilepas, maka
mesin gerinda memerlukan pengaturan roda yang halus.
4. Tekanan pelepasan logam dalam proses ini kecil, sehingga memperbolehkan
untuk menggerinda benda kerja yang mudah pecah dan benda kerja yang

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 22


Laboratorium Proses Produksi

cenderung untuk melenting menjauhi perkakas. Sifat ini memungkinkan


untuk menggunakan pencekam magnetis untuk memegang benda kerja
dalam banyak operasi penggerindaan.

IV. Tugas Pendahuluan


1. Jelaskan pengertian dari mesin bubut serta jelaskan juga apa yang Anda
ketahui tentang proses membubut!
2. Jelaskan pengertian dari kecepatan makan, kedalaman makan, dan
hubungannya dengan putaran spindle (kepala tetap)!
3. Jelaskan komponen-komponen utama dalam mesin bubut, sertakan dengan
gambar! (min 7)
4. Jelaskan macam-macam jenis pembubutan!
5. Jelaskan jenis-jenis mata pahat yang dapat digunakan dalam mesin bubut,
sertakan dengan gambar dan fungsinya!
6. Jelaskan hal-hal yang memperngaruhi kecepatan potong pada mesin bubut!
7. Apa yang anda ketahui mengenai Gerinda, sebutkan juga jenis dan
fungsinya!
8. Buatlah gambar Peluru (dapat dilihat di modul bab 4) yang akan dikerjakan
(Pandangan: Eropa)!
*) : Desain gambar dengan menggunakan AutoCAD, diprint dan dikirim ke email
(harianto.2012ti013@civitas.ukrida.ac.id / stefanus.2012ti019@civitas.ukrida.ac.id )
*) : Soal wajib ditulis ulang!

V. Prosedur Kerja
1. Siapkan gambar dan ukuran peluru.
10 mm 50 mm 30 mm

4 mm 6 mm

6 mm 2 mm

4 mm 6 mm

14 mm
2 mm 6 mm

Gambar 4.3 Proofprint proses

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 23


Laboratorium Proses Produksi

2. Siapkan benda kerja untuk proses pembuatan tangga (benda kerja masih
dalam bentuk silinder, lakukan proses bubut untuk melakukan penghalusan
permukaan dengan ukuran tinggi 90 mm dan diameter 14 mm).
3. Lakukan proses pembubutan bertingkat (pembuatan tangga), lalu lakukan
proses gerinda untuk membuat dimensi miring.
4. Lakukan pembuatan bagian belakang peluru sampai membentuk tangga
sampai dimensi yang diinginkan.
5. Lakukan proses penghalusaan permukaan dengan kikir dan amplas.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Priambodo, Bambang. Teknologi Mekanik. Jakarta: Erlangga, 1986.

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 24


Laboratorium Proses Produksi

BAB V
CNC

I. Tujuan

1. Mahasiswa mengerti cara mengoperasikan mesin CNC.


2. Mahasiswa dapat membuat sebuat formula program sederhana.
3. Mahasiswa mengetahui cara kerja mesin EMCOTRONIC TM 02.

II. Alat dan Bahan

1. Almunium cylinder
2. Jangka sorong
3. Mesin CNC
4. Mistar

III. Teori Pendukung


III.1. Penjelasan Dasar sistem Computer Numerically Control
Numeric Control merupakan suatu sistem pengoperasian suatu mesin kerja
seperti frais, bubut dan sebagainya dengan menggunakan software pengendali
otomatis yang menggunakan kumpulan kode kode huruf dan angka.

Gambar 5.1 Mesin CNC EMCOTRONIC TM 02


Salah satu contoh proses pemotongan logam adalah proses bubut. Proses ini
terjadi dengan cara alat potong bergerak translasi terhadap benda kerja yang
berputar bersama pencekam (chuck), sehingga terjadi pemotongan logam dan
menghasilkan geram. Proses penyayatan dengan mata pahat ini bisa menghasilkan

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 25


Laboratorium Proses Produksi

proses pemesinan yang lebih cepat dibandingkan dengan mesin lainnya. Hasil
pemotongan dengan mesin ini bisa lebih fleksibel bentuknya, bisa berbentuk
datar, menyudut, atau melengkung. Keunggulan utama dari kombinasi ini adalah
bisa menyelesaikan benda dengan kombinasi dari beberapa bentuk.

Gambar 5.1 Skematis proses pembubutan


Gambar 5.1 adalah skematis dari sebuah proses bubut dimana n adalah
putaran poros utama, f adalah pemakanan, dan a adalah kedalaman potong, lt
adalah jarak makan, do adalah diameter awal benda kerja, dan dm adalah
diameter benda kerja yang sudah melalui proses pemakanan.

III.2. Elemen Mesin

Secara umum mesin bubut CNC dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
mesin bubut CNC Training Unit (TU) dan Mesin bubut Production Unit
(PU). Kedua jenis mesin tersebut pada prinsip kerjanya sama hanya dalam
penerapan dan penggunaannya yang berbeda. Mesin EMCOTRONIC TM 02 yang
terdapat di Laboratorium Proses Produksi Ukrida adalah mesin yang dibuat oleh
perusahaan EMCO Austria yang banyak digunakan untuk training unit untuk
latihan pembubutan dasar mengerjakan pekerjaan ringan dan ukuran benda kerja
yang relatif lebih kecil.

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 26


Laboratorium Proses Produksi

Sistem pengendali merupakan bagian dari mesin CNC berupa panel yang
terdiri dari tombol-tombol dan dilengkapi dengan monitor. Selain itu sistem
pengendali juga dilengkapi dengan perlengkapan tambahan. Sistem pengendali
merupakan layanan langsung untuk berhubungan dengan operator. Bagan panel
pengendali terlihat seperti gambar di bawah ini.

Gambar 5.3 Bagan panel pengendali mesin bubut CNC EMCOTRONIC TM 02

Fungsi dari setiap bagian dari pengendali diatas adalah sebagai berikut:
1. Monitor atau layar berfungsi untuk menampilkan informasi tentang mode
utama, submode, sajian dalam mm atau inci, nomor program, status
program, alarm, sajian tombol-tombol pengendali yang aktif, pengaturan
sumbu utama, dan penunjukkan kunci-kunci yang tidak terlihat dibalik layar
(softkey).
2. Dek kaset berfungsi sebagai tempat pemasangan kaset pada mesin untuk
pembacaan dan penyimpanan program ke kaset atau floppy disk.
3. Tombol mode berfungsi untuk mengatur mode utama mesin, terdiri dari empat
tombol yaitu mode eksekusi, edit, manual dan otomatis.
4. Tombol alamat (address) berfungsi untuk mengetik perintah address, terdiri
dari tombol N, G, M, X, Z, U, W, V, F, S, T dan masing-masing dilengkapi

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 27


Laboratorium Proses Produksi

fungsi kedua yaitu O, PSO, P, I, K, R, /, D, L dan TO.


5. Tombol angka berfungsi untuk memasukkan data berupa angka, terdiri dari
tombol 0 sampai dengan 9, titik (.) dan +/-.
6. Tombol fungsi berfungsi untuk mengatur fungsi-fungsi tertentu, terdiri dari
tombol STORE NEXT, PREV, MAN JOG, tombol pengatur kecepatan
poros utama dan pengatur feed.
7. Tombol softkey berfungsi untuk memilih kunci-kunci yang tidak terlihat
dibalik layar dan tergantung pada mode yang sedang aktif.
8. Tombol jalan manual berfungsi untuk menggerakkan eretan secara manual.
9. Tombol kecepatan poros utama berfungsi untuk mengatur kecepatan poros
utama.
10. Tombol perlengkapan berfungsi untuk mengaktifkan peralatan dan
perlengkapan antara lain tombol pelumas dan penggerak bantu.
11. Tombol reset berfungsi untuk membersihkan tampilan layar dan
menghentikan jalannya program.
12. Tombol mulai siklus berfungsi untuk memulai program.
13. Tombol feedhold berfungsi untuk menghentikan sementara gerakan feed.
14. Tombol kecepatan pengasutan berfungsi untuk mengatur kecepatan
pengasutan.
15. Tombol darurat berfungsi untuk menghentikan jalannya mesin (program)
dalam keadaan darurat.

III.3. Dasar Proses Operasi


Program NC pada intinya adalah perintah kepada mata pahat (alat
pemotong) untuk bergerak dari titik koordinat awal ke titik kordinat yang
diinginkan sehingga akhirnya menghasilkan bentuk benda kerja sesuai yang
diharapkan oleh program. Bahasa perintah pada sistem numeric control tersusun
dari kode-kode numeris yakni kode berupa huruf dan angka tertentu yang akan
diubah oleh pengendali mesin CNC menjadi sinyal-sinyal listrik yang
menggerakan.

Mesin bubut CNC EMCOTRONIC MT 02 ini menggunakan sistem


persumbuan dengan dasar sistem koordinat Carthesius (searah jarum jam). Sistem

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 28


Laboratorium Proses Produksi

persumbuan tersebut seperti terlihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 5.2 Sumbu-sumbu mesin bubut CNC EMCOTRONIC MT 02

Prinsip kerja mesin bubut CNC ini adalah benda kerja berputar
sedangkan tool bergerak kearah horizontal maupun vertikal. Untuk arah
gerakan persumbuan tersebut diberi lambang persumbuan sebagai berikut:
1. Sumbu X bergerak ke arah vertikal (melintang) terhadap garis sumbu
spindel mesin.
2. Sumbu Z bergerak ke arah horizontal (memanjang) terhadap garis sumbu
spindel mesin.

III.4. Pengoperasian Mesin Bubut CNC EMCOTRONIC MT 02

Pada mesin bubut CNC ini terdapat 4 mode operasi yaitu mode
otomatis, edit, eksekusi, dan manual, dimana masing masing mode diaktifkan
dengan tombol AUTOMATIC, EDIT, EXC dan MAN.
1. Mode EDIT berfungsi untuk melakukan penulisan program secara langsung
maupun dari disket. Pada mode edit juga memungkinkan untuk mengedit
program yang telah tersimpan.
2. Pada mode manual (MAN), mesin dapat dioperasikan secara manual
contohnya menggerakkan eretan (mata pahat), memutar poros spindel, dan
sebagainya. Hal ini dimungkinkan dengan cara menekan tombol yang sesuai
dengan gerakan yang diinginkan.
3. Pada mode eksekusi (EXC) dan AUTOMATIC, mesin dapat dioperasikan
dengan cara menjalankan program yang telah tersimpan dalam memori
mesin dengan terlebih dahulu membuka program tersebut pada mode edit.

Mesin Bubut CNC EMCOTRONIC MT 02 hanya dapat dioperasikan


melalui panel pengendali. Panel pengendali adalah panel yang terdiri dari tombol-
tombol yang berfungsi untuk mengendalikan operasi mesin. Panel pengendali

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 29


Laboratorium Proses Produksi

terdiri dari beberapa kelompok tombol antara lain:


1. Tombol alamat (address)
Tabel 5.1 Tombol alamat dan fungsinya

2. Tombol mode
Tombol mode berfungsi sebagai tombol untuk memilih mode yang akan
diaktifkan. Tombol mode terdiri atas beberapa tombol, yaitu :
Tabel 7.2 Tombol mode dan fungsinya

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 30


Laboratorium Proses Produksi

3. Tombol softkey
Tombol softkey berfungsi untuk memilih sub menu dari masing-masing
mode dan tertera pada bagian bawah layar monitor.
Softkey pada mode manual antara lain grafik hidup, status, mode sajian,
referensi dan ganti alat potong
Softkey pada mode eksekusi antara lain grafik hidup, status, dan mode
sajian
Softkey pada mode edit antara lain port kaset, port RS 232 dan port
paralel
Softkey pada mode otomatis antara lain grafik hidup, status, mode
sajian, penjajagan, tunggal dan lompat.
4. Tombol fungsi
Tombol fungsi berfungsi sebagai tombol yang berhubungan dengan
penulisa program maupun perintah pada mesin.
Tabel 5.3 Tombol fungsi dan fungsinya

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 31


Laboratorium Proses Produksi

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 32


Laboratorium Proses Produksi

5. Tombol pengendali.
Tombol pengendali adalah tombol yang digunakan untuk
mengendalikan mesin

Tabel 5.4 Tombol pengendali dan fungsinya

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 33


Laboratorium Proses Produksi

Cara pengendalian mesin CNC itu sebenarnya merupakan proses menyusun


informasi, yang terdiri dari huruf-huruf dan angka-angka, dalam fungsi masing-
masing dan gerakan-gerakan. Persyaratan agar hasil benda kerja sesuai keinginan
perancang adalah bahwa cara-cara pengendalian itu telah berisi informasi dengan
cara yang benar. Informasi tersebut dibedakan menjadi :
1. Informasi Geometri
Informasi geometri adalah informasi yang berhubungan dengan bentuk dan
ukuran dari benda kerja. Informasi ini berisi koordinat-koordinat atau titik
posisi sumbu benda kerja. Ada tiga jenis koordinat yang harus diperhatikan
pada saat mengoperasikan mesin bubut CNC EMCOTRONIC MT 02 :
a. Point entry (positioning) adalah posisi peletakan awal tool sebelum
penyayatan
b. Toolpath adalah titik-titik koordinat yang dilintasi oleh tool
c. Point exit adalah posisi (koordinat) pembebasan tool setelah
penyayatan.
2. Informasi Teknologi
Informasi teknologi berisi antara lain tentang kecepatan pemakanan dan
kecepatan putaran spindel.
3. Informasi Penghubung
Informasi penghubung ini mempunyai informasi yang saling berkaitan
dengan informasi teknologi. Informasi ini berisi data mata pahat, pemilihan
mata pahat yang digunakan dan arah putaran spindel.

III.5. Struktur Program EMCOTRONIC TM 02

Terdapat beberapa istilah dasar pada pemrograman pada mesin bubut CNC
antara lain karakter, kata, blok dan program. Pada mesin bubut CNC
EMCOTRONIC MT 02 istilah-istilah tersebut disertai ketentuan yang harus
diikuti dalam memrogram mesin bersangkutan.
1. Karakter
Tiap unsur informasi, dalam hal ini dapat huruf, angka, titik, tanda plus atau
minus atau karakter khusus.

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 34


Laboratorium Proses Produksi

2. Aturan (blok) :
Suatu aturan terdiri dari kumpulan kata-kata dan berisi semua
informasi untuk melaksanakan sebuah pengerjaan. Sebuah aturan atau
kaidah disebut juga blok. Dalam petunjuk pemrograman mesin,
dicantumkan pula berbagai fungsi yang dapat diprogram dalam satu aturan.
Untuk mencapai struktur program yang jelas, dianjurkan menyusunnya
dengan logis. Suatu blok biasanya terdiri atas beberapa kata.
3. Alamat (address)
Sebuah alamat (address) adalah suatu huruf yang berhubungan dengan
arti yang tertentu. Sejumlah kata-kata dapat membentuk suatu cara
pengendalian instruksi yang dapat dilaksanakan. Dalam sebuah aturan
program dapat terjadi informasi sebagai berikut:

Gambar 5.5 Struktur program pada sebuah blok


4. Kata (word):
Suatu kata terdiri dari sebuah huruf dan beberapa angka (alamat dan
sebuah bilangan). Kata terdiri atas satu huruf (address) dan kombinasi
angka. Setiap alamat (address) mempunyai arti tertentu, menurut harga
gabungan numeris yang sesuai. Address-address dan artinya, diuraikan
dalam petunjuk pemrograman mesin yang bersangkutan.

III.6. Uraian Tentang Alamat (Address)

1. Alamat N
Nomor aturan dipakai untuk menetapkan aturan-aturan. Pekerjaan
diselesaikan menurut aturan yang diprogramkan, jadi tidak dalam urutan
angka, tetapi dalam urutan seperti yang dituliskan. Nomor aturan menjadi

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 35


Laboratorium Proses Produksi

penting dalam pengerjaannya mengingat program-program di bawahnya


atau untuk menginformasikan aturan-aturan yang harus diulangi.
2. Alamat X, Z, U, W, I dan K
Titik tujuan dalam sistem koordinat absolut ditetapkan dengan X dan
Z. Sistem koordinat aslinya adalah M (titik nol mesin) atau titik W (titik nol
benda kerja) yang dapat ditentukan dengan PSO. Jika menggunakan sistem
incremental ditetapkan dengan U dan W, sedangkan I dan K adalah
parameter interpolasi untuk pemrograman busur lingkaran.
3. Alamat S
Besar putaran atau kecepatan potong di program dengan alamat S
(Speed). Pada mesin-mesin bubut mempunyai beberapa kemungkinan,
tergantung dari program yang diaktifkan. Contoh : S100 artinya kecepatan
konstan 100m/menit
4. Alamat F
Kecepatan pemakanan di program dengan alamat F (feed). Pada mesin
bubut, kecepatan tersebut dinyatakan dalam m/putaran. Contoh : F100
berarti kecepatan pemakanan dalam sebuah program bubut tersebut 100
m/putaran atau sama dengan 0,1 mm/putaran.
5. Alamat G
Alamat G merupakan fungsi persiapan yang bertujuan agar mesin
mempersiapkan diri untuk melaksanakan perintah-perintah tertentu.
Tabel 5.5 Struktur status fungsi G

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 36


Laboratorium Proses Produksi

6. Alamat M
Alamat M (Miscellaneous) merupakan fungsi pembantu yang
memberi informasi tentang arah putaran, pendingin, proses gerak dan
memasukkan atau mencabut saklar fungsi-fungsi mesin tertentu. Dengan
alamat M, fungsi pemindah atau fungsi lain dapat dipanggil.
Tabel 7.6 Struktur status fungsi M

Catatan :
* = Efektif secara blok
** = Status mula-mula
7. Alamat R, P dan D
Pada R dituliskan radius ujung pahat. Jenis pelaksanaan khusus dalam
siklus diprogram dengan parameter P dan D.

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 37


Laboratorium Proses Produksi

8. Alamat O
Alamat O ditetapkan untuk nomor-nomor program NC. Nomor
program ini dipakai sebagai tanda pengenal, misal dari program yang
tersimpan pada kaset dan sebagai tanda awal program.
9. Alamat T
Alamat T (tool) dilengkapi dengan sebuah bilangan untuk
memberikan informasi mata pahat yang harus diaktifkan. Pada beberapa
cara pengendalian, nomor mata pahat diikuti langsung oleh nomor koreksi
tool (tool offset). Dengan kata T, alat potong (posisi revolver pahat) dan data
pahat dipanggil. Misalnya T0101 memiliki arti mata pahat nomor 01 dan
data tool yang aktif adalah nomor 01.
10. Alamat L
Dalam kebanyakan cara-cara pengendalian, huruf L (loop) digunakan
untuk membuat sebuah pengulangan. Dengan menempatkan L di
belakangnya, maka dapat mengulangi blok yang diinginkan. Alamat L juga
dipakai sebagai pencatat posisi pahat.
11. Tanda belah(/) atau blockship
Untuk beberapa hal (percobaan pemotongan, produksi masal) adalah
bermanfaat jika blok-blok dapat dilompati. Blok-blok yang dilompati
ditandai dengan garis miring. Garis miring ini harus ditempatkan setelah
nomor bloknya.

Beberapa ketentuan tambahan yang berlaku:


1) Beberapa fungsi G dan M dari kelompok yang sama
Jika dua atau lebih fungsi G atau M dari kelompok yang sama dari satu blok
(tak berarti) fungsi yang diprogram terakhir efektif.
2) Kata-kata yang sama dalam satu blok
Selain dari kata G dan M, yang berlaku yang dimasukan terakhir.
3) Kata G dan M yang sama dari kelompok yang sama dalam satu blok.
Dengan kata G dan M dari kelompok yang sama yang berlaku adalah yang
dimasukkan terakhir.

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 38


Laboratorium Proses Produksi

4) Pemrograman titik desimal


Harga harga X, Z, U, W, Po, P2,1, K harus diprogram dengan titik
desimal, tanpa titik desimal harga-harga akan dianggap sebagai m.

Teori Pendukung dalam penggunaan CNC


1. Menghidupkan Mesin.
a. Putar kunci operasi pada panel kontrol sampai mesin utama hidup
dan display utama menyala.
b. Buka emergency tombol ke posisi bebas.
c. Pastikan tidak ada benda kerja pada mesin utama.
d. Hidupkan main rotor utama dengan menekan aux on .
e. Hilangkan alarm yang diberitahukan pada layar dengan cara menekan
tombol (C.E.).
f. Jika pada display terdapat pemberitahuan alarm 460 (Reference belum
aktif) maka lakukan proses referensi dengan cara :
1) Tekan mode manual. Buka pengatur kecepatan atau asutan.
2) Arahkan spindel mata pahat sampai menyentuh titik referensi
berwarna merah. ( untuk mengarahkan tekan man jog
bersamaan dengan tombol arah )
3) Tekan soft key reference lalu tekan cycle start.
g. Jika pada display terdapat pemberitahuan alarm 060 (tool turret belum
siap) maka ganti mata pahat dengan menekan man jog bersamaan
dengan tombol pengganti mata pahat .
h. Lalu panaskan mesin dengan memutar spindel (maks kecepatan 200
mm/min). input s 200 + tekan cycle start + tekan on .
2. Mematikan Mesin.
a. Lepaskan benda kerja yang menempel pada spindel utama.
b. Arahkan spindel tool turret ke posisi referensi.
c. Hilangkan semua alarm dengan menekan tombol C.E.
d. Reset seluruh program dengan menekan tombol Res.
e. Matikan main rotor utama dengan menekan aux off.
f. Putar switch kunci ke arah off.
3. Setting PSO.

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 39


Laboratorium Proses Produksi

PSO adalah suatu titik acuan yang dikenali oleh program sebagai titik 0
benda kerja, dalam program kita dapat memilih menggunakan G54 atau
G55.
a. Masuk ke mode manual.
b. Ukur benda kerja yang menjadi bahan acuan referensi.
c. Arahkan spindel tool turret ke spindel utama dan jepit benda kerja
acuan tadi dengan allowence kertas.
d. Catat titik referensi PSO yang tampil di layar lalu kembalikan spindel
tool turret ke posisi referensi.
e. Ukur jarak antara permukaan spindel utama dengan ujung chunk
penjepit. Lalu masuk ke menu edit.
f. Tekan PSO dan Isikan data - data :
1) G54 : Titik referensi PSO panjang benda kerja.
2) G55 : Titik G54 + jarak antara permukaan spindel utama dengan
ujung chunk penjepit.
3) G 57 : sama seperti G54 (Berupa pembatalan G54)
4) G 58 : sama seperti G55 (Berupa pembatalan G55)
g. Tekan tombol Res.
4. Setting Koordinat Tool.
a. Siapkan teropong pemeriksa tool.
b. Arahkan spindel tool turret sejajar dengan teropong sesuai dengan
gambar 5.1.
c. Tekan nomor referensi yang ingin disimpan (Misalnya : 01,02....99)
d. Lakukan hal yang sama ke semua tool turret.
5. Titik Koordinat.

E
60
D C
40
B A 20

60 30
90

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 40


Laboratorium Proses Produksi

a. Absolute
Menghitung jarak dari satu titik yang tetap. Pada sumbu x mengukur
bedasarkan diameter. Kelebihannya adalah mudah untuk melacak
koordinat suatu titik, dan kekurangannya adalah terlalu rumit untuk
pemrograman. Catatan program yang harus diketik adalah :
Posisi X Z
O 0 0
A 40 0
B 40 -30
C 80 -30
D 80 -60
E 120 -90

b. Incremental
Menghitung perpindahannya dari titik awal ke koordinat selanjutnya.
Lebih sederhana saat buat program karena jaraknya lebih pendek, dan
kelebihannya tidak bisa melacak asal suatu titik. Catatan program
yang harus diketik adalah :
Posisi U W
O 0 0
A 20 0
B 0 -30
C 40 0
D 0 -30
E 20 -30

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 41


Laboratorium Proses Produksi

6. Pembuka & Penutup Program


N0010 G55 G92 Z 80,5
Panjang bendang diukur
titik koordinat awal diletakan di Memberikan eksekusi
dari chuck sampai ujung
ujung chuck (G55). perintah.
benda (G55).
Keterangan
Jika Menggunakan G54 maka jika menggunakan (G54)
titik koordinat diletakan di panjang benda diukur
ujung spindel utama. utuh saat dilepas.
N0020 G59
Memerintahkan titik koordinat
Keterangan
awal ke ujung benda Pembuka
N0030 T0505 s1000 F100 M04 M08 Program
arah putaran spindel
Memerintahkan untuk
kecepatan putaran (M03 = searah jarum jam,
menggunakan tool pada chuck Kecepatan makan Menghidupkan coolant
spindel M04 = berlawanan jarum
offset ke 5 dan di memory ke 5.
jam)
Keterangan
T0505 = Tool ofsset,nomor letak
tool pada chuck offset,Nomor
memory settingan tool yang
disimpan
N0040
N0050 Lanjutkan Program
N0060
N0070 M05 M09
Keterangan Mematikan Putaran spindel Mematikan lubrikasi
N0080 G53 G56 T0000
Membatalkan G54 dan
G55, mengirimkan Menggubah tool ke
Keterangan Membatalkan G92.
koordinat awal ke posisi kondisi awal
awal mesin.
N0090 M30
Keterangan mereset ulang semua settingan

7. Program Pembuatan Tangga.

Keterangan :
a) G00 = Memerintahkan spindel tool turret dengan kecepatan maksimum
mesin.
b) G01 = Memerintahkan spindel tool turret dengan kecepatan yang kita
input.

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 42


Laboratorium Proses Produksi

No Program No Program
N0010 G55 G92 Z 100 N0380 G01 Z-60
N0020 G59 N0390 G01 X17
N0030 T0505 s1000 F100 M04 M08 N0400 G00 Z2
N0040 G00 X24 Z2 N0410 G00 x15
G00 = Perintah Feed cepat sesuai kecepatan maksimum mesin N0420 G01 Z-30
Keterangan
G01 = Perintah Feed sesuai dengan kecepatan input N0430 G01 X16
N0050 G00 X23 Z2 N0440 G00 Z2
N0060 G01 Z-86,25 N0450 G00 X14
N0070 G01 x24 N0460 G01 Z-30
N0080 G00 Z2 N0470 G01 X15
N0090 G01 U-1 N0480 G00 Z4 X26
N0100 G01 W-84,5 N0490 G01 X24
N0110 G01 U1 N0500 G01 Z0
N0120 G00 W84,5 N0510 G01 X0
N0130 G00 X21 N0520 G01 X14
N0140 G01 Z-78,75 N0530 G01 Z-30
N0150 G01 X22 N0540 G01 X16
N0160 G00 Z2 N0550 G01 Z-60
N0170 G00 X20 N0560 G01 X24 Z-90
N0180 G01 Z-75 N0570 G01 X25
N0190 G01 X21 N0580 G00 Z2
N0200 G00 Z2 N0590 T0606 S750 F75
N0210 G00 X20 T0606 = mengganti tool ke nomor 6 dengan nomor memory 6
N0220 G01 Z-71,25 Keterangan S750 = menurunkan kecepatan ke 750 RPM
N0230 G01 X21 F 75 = Kecepatan makan diturunkan ke 75 mm/min
N0240 G00 Z2 N0600 G00 Z1
N0250 G00 X19 N0610 G01 Z0
N0260 G01 Z-67,25 N0620 G01 X0
N0270 G01 X20 N0630 G01 X14
N0280 G00 Z2 N0640 G01 Z-30
N0290 G00 X18 N0650 G01 X16
N0300 G01 Z-63,75 N0660 G01 Z-60
N0310 G01 X19 N0670 G01 X24 Z-30
N0320 G00 Z2 N0680 G00 X25
N0330 G00 X17 N0690 G00 Z5
N0340 G01 Z-60 N0700 M05 M09
N0350 G01 X18 N0710 G53 G56 T0000
N0360 G00 Z2 N0720 M30
N0370 G00 X16

8. Pembuatan program Siklus

12

10
6

60 30

Keterangan :
G84 X(titik target) Z(titik target) P0(selisih jarak titik target di X
dengan titik terendah di X) P2(selisih jarak titik target di Y dengan
titik terendah di Y) D0 (allowance di X dalam m) D2 (allowance di
Y dalam m) D3 (Deep of Cut)

No Program
N0010 G55 G92 Z 100
N0020 G59
N0030 T0505 s1000 F100 M04 M08
N0040 G00 X24 Z2

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 43


Laboratorium Proses Produksi

N0050 G84 x20 Z-30 Po-4 P2-30 Do 100


D2 100 D3 750
N0060 G01 X24
N0070 G00 Z2
N0080 T0606 S750 F75
N0090 G01 X25
N0100 G01 Z0
N0110 G01 X0
N0120 G01 X12
N0130 G01 X20 Z-30
N0140 G01 X24 Z-60
N0160 G01 X24 Z5
N0170 M05 M09
N0180 G53 G56 T0000
N0190 M30

IV. Tugas Pendahuluan


1. Apa kepanjangan dari CNC?
2. Apakah perbedaan CNC dengan mesin bubut biasa?
3. Apakah pengerjaan mesin bubut biasa dapat dilakukan juga oleh mesin
bubut CNC? Sebutkan jenis pengerjaan yang dapat dilakukan oleh CNC!
4. Apa saja jenis CNC yang anda ketahui? Sebutkan dan Jelaskan
kegunaannya!
5. Sebutkan dan jelaskan fungsi dari bagian utama komponen mesin CNC
beserta gambarnya (min. 8 yang mendukung dalam proses pengoperasian
alat tersebut)
6. Sebutkan fungsi program G dan M yang dipakai dalam mesin bubut CNC
(masing-masing min. 5)!
7. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dalam bekerja dengan menggunakan
CNC!
8. Menurut anda, apakah mesin CNC sangat memudahkan penggunanya
dalam menyelesaikan suatu proses pekerjaan? Mengapa?
9. Menurut Anda, CNC cocok untuk digunakan dalam industry yang seperti
apa? Jelaskan alasan anda yang logis!
10. Buatlah gambar Autocad sesuai dengan lampiran benda CNC!

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 44


Laboratorium Proses Produksi

*) : Desain gambar dengan menggunakan AutoCAD, diprint dan dikirim ke email


(harianto.2012ti013@civitas.ukrida.ac.id / stefanus.2012ti019@civitas.ukrida.ac.id )
*) : Soal wajib ditulis ulang!

V. Prosedur Kerja

1. Siapkan baja silinder untuk proses pengerjaan dan pasang mesin CNC.
2. Siapkan nilai yang akan kita masukkan seperti gambar di bawah ini (buat
langkah langkah pemprograman yang sesuai dengan perancangan benda
kerja di bawah ini)

Gambar 5.6 Benda kerja


3. Inputkan data ke dalam sistem pemrograman CNC.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Mesin frais CNC TU-3A, Blogspot Online, Homepage online, tersedia dari
http://yohan46.blogspot.com/2012/03/mesin-frais-cnc-tu-3a.html; internet;
diakses tanggal 14 oktober 2012.
[2]. Mengoperasikan dan Memprogram mesin CNC TU-3A Frais, Blogspot
Online, Homepage online, tersedia dari http://dedi-rusfendi.blogspot.com/
2009/08/mengoperasikan-dan-memprogram-mesin-cnc.html/; internet;
diakses tanggal 14 oktober 2012.

TEKNIK INDUSTRI UKRIDA 45

Anda mungkin juga menyukai