Anda di halaman 1dari 4

Tujuan :

Mengenal dan menghayati proses-proses manufaktur (casting, forming, metal powder,


machining) serta perancangan proses manufaktur (alasan pemilihan alternatif proses, penentuan
urutan proses, kelemahan dan kelebihan proses alternatif).

Materi :
Alasan pemilihan proses, macam-macam proses manufaktur, proses pengecoran, perautan,
pembentukan, teknologi serbuk, pengenalan proses pengelasan.

Referensi :
1. Kalpakjian Seroke, "Manufacturing Engineering and Technology", Addison-Wesley Pub.
Company, Last Edition.
2. Schey, John A., "Introduction to Manufacturing Processes", Mc Graw Hill Book Co. ,
Last Edition
3. Amstead, B.M. P.F. Ostwald, M.l. Bagenan, "Manufacturing Processes", John Wiley &
Sons., Last Edition
4. Hand-out dan lain-lain

DASAR-DASAR PROSES MANUFAKTUR

Perkembangan proses manufaktur modern dimulai sekitar tahun 1980-an. Terjadinya perang
sipil membuat banyak kemajuan proses manufaktur di Amerika. Eksperimen dan analisis
pertama dalam proses manufaktur dibuat oleh Fred W. Taylor ketika menerbitkan tulisan tentang
pemotongan logam yang merupakan dasar-dasar dari proses manufaktur. Kemudian diikuti oleh
Myron L., Begemen sebagai pengembangan lanjutan proses manufaktur

Sejak pertama digunakannya mesin-mesin perkakas, secara perlahan berkecenderungan untuk
menggunakan mesin lebih efisien, yaitu dengan mengkombinasikan proses manufaktur dan
semakin digunakannya mesin sebagai pengganti manusia untuk menurunkan waktu pemrosesan
dan jumlah tenaga kerja.

Sejalan dengan perkembangan mesin-mesin produksi, kualitas proses manufaktur menjadi
tuntutan. Berkembangnya pemahaman tentang inchangeable mengharuskan pengendalian
dimensi produk secara ketat, sehingga proses perakitan dapat berjalan cepat, biaya rendah
khususnya pada produksi massal. Untuk menjaga agar dimensi produk tetap terkendali, maka
mengharuskan penyediaan fasilitas inspeksi yang memadahi.

Untuk menghasilkan produk yang kompetitif, maka menjadi penting untuk merancang produk
yang lebih murah, berkaitan dengan material, proses manufaktur atau pemindahan dan
penyimpanannya. Suatu produk dirancang mempunyai kekuatan yang tinggi, tahan korosi,
mempunyai umur pakai yang panjang atau yang lain , namun demikian criteria ekonomis tetap
dipertimbangkan. Untuk komponen-komponen yang diproduksi secara masal, perancangan
disesuaikan denga mesin-mesin yang ada, yaitu untuk minimasi berbagai macam waktu set-.up.

Pemilihan mesin atau proses manufaktur untuk menghasilkan produk merupakan pengetahuan
tentang metode proses manufaktur. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan proses
manufaktur meliputi jumlah produk, kualitas akhir produk, dan keterbatasan dari peralatan yang
ada. Kenyataanya, suatu produk dapat dibuat melalui berbagai macam metode, tetapi secara
ekonomis biasanya ada satu jalan yang dipilih.

PROSES PROSES MANUFAKTUR
Proses manufaktur merupakan suatu proses pembuatan benda kerja dari bahan baku sampai
barang jadi atau setengah jadi dengan atau tanpa proses tambahan. Suatu produk dapat dibuat
dengan berbagai cara, di mana pemilihan cara pembuatannya tergantung pada :
- Jumlah produk yang dibuat akan mempengaruhi pemilihan proses pembuatan sebelum
produksi dijalankan. Hal ini berkaitan dengan pertimbangan segi ekonomis.
- Kualitas produk yang ditentukan oleh fungsi dari komponen tersebut. Kualitas produk yang
akan dibuat harus mempertimbangkan kemampuan dari produksi yang tersedia.
- Fasilitas produksi yang dimiliki yang dapat digunakan sebagai pertimbangan segi kualitas
dan kuantitas produksi yang akan dibuat.
- Penyeragaman (standarisasi), terutama pada produk yang merupakan komponen atau elemen
umum dari suatu mesin, yaitu harus mempunyai sifat mampu tukar (interchangeable).
Penyeragaman yang dimaksud meliputi bentuk geometri dan keadaan fisik.

Pada dasarnya proses manufaktur benda kerja terutama yang berasal dari bahan logam dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Proses pengecoran
2. Proses pembentukan
3. Proses pemotongan
4. Proses penyambungan
5. Proses perlakuan fisik
6. Proses pengerjaan akhir.

Proses Pemotongan
Proses pemotongan hingga saat ini masih tetap merupakan proses yang paling banyak digunakan
(60% sampai dengan 80%) di dalam membuat suatu komponen-komponen mesin yang lengkap.
Dengan demikian tidak mengherankan jika sampai kini berbagai penelitian mengenai proses
pemotongan tetap dilakukan untuk berbagai tujuan.
Proses pemotongan logam adalah merupakan suatu proses yang digunakan untuk menghilangkan
sebagian dimensi dari benda kerja dengan mempergunakan mesin perkakas potong dan pahat
potong sehingga terbentuk komponen seperti yang dikehendaki. Dalam istilah teknik, proses
pemotongan ini sering disebut dengan nama metal cutting process.

Klasifikasi Proses Pemotongan
Klasifikasi Proses Pemotongan Berdasarkan Jenis Pahat
Penggolongan dari proses pemotongan dapat ditinjau dari jenis pahat yang digunakan. Pahat
yang bergerak relatif terhadap benda kerja akan menghasilkan geram dan sementara itu
permukaan benda kerja secara bertahap akan terbentuk menjadi komponen yang dikehendaki.
Pahat tersebut dipasangkan pada suatu jenis mesin perkakas dan dapat merupakan salah satu dari
berbagai jenis pahat/perkakas potong disesuaikan dengan cara pemotongan dan bentuk akhir dari
produk. Untuk itu, kita klasifikasikan dua jenis pahat yaitu :
1. Pahat bermata potong tunggal (single point cutting tools)
2. Pahat bermata potong jamak (multiple points cutting tools)

Klasifikasi Proses Pemotongan Berdasarkan Gerak Relatif dari Pahat terhadap Benda
Kerja
Gerak relatif dari pahat terhadap benda kerja dapat dipisahkan menjadi dua macam gerakan yaitu
gerak potong (cutting movement) dan gerak makan (feeding movement). Menurut jenis kombinasi
dari gerak potong dan gerak makan, maka proses pemotongan dikelompokkan menjadi tujuh
macam proses yang berlainan, yaitu :
1. Proses membubut (turning)
2. Proses menggurdi (drilling)
3. Proses mengefreis (milling)
4. Proses menggerinda rata (surface grinding)
5. Proses menggerinda silindris (cylindrical grinding)
6. Proses menyekrap (shaping, planing)
7. Proses menggergaji atau memarut (sawing, broaching)

Klasifikasi Proses Pemotongan Berdasarkan Proses Generasi Permukaan
Selain ditinjau dari segi gerakan dan segi mesin yang digunakan, proses pemotongan dapat
diklasifikasikan berdasarkan proses terbentuknya permukaan (proses generasi permukaan).
Dalam hal ini proses tersebut dikelompokkan dalam dua garis besar yaitu :
1. Generasi permukaan silindris atau konis
2. Generasi permukaan rata lurus dengan atau tanpa putaran benda kerja.

Elemen Dasar Proses Pemotongan
Berdasarkan gambar teknik, di mana dinyatakan spesifikasi geometris suatu produk komponen
mesin, salah satu atau beberapa jenis proses pemotongan yang telah disinggung di atas harus
dipilih sebagai suatu proses atau urutan proses yang digunakan untuk membuatnya. Bagi suatu
tingkatan proses, ukuran obyektif ditentukan dan pahat harus membuang sebagian material benda
kerja sampai ukuran obyektif tersebut dicapai. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara
menentukan penampang geram (sebelum terpotong) dan selain itu setelah berbagai aspek
teknologi ditinjau, kecepatan pembuangan geram dapat dipilih supaya waktu pemotongan sesuai
dengan yang dikehendaki. Situasi seperti ini timbul pada setiap perencanaan proses pemotongan.
Dengan demikian dapat dikemukakan lima elemen dasar proses pemotongan, yaitu :
1. Kecepatan potong (cutting speed) : v (m / min)
2. Kecepatan makan (feeding speed) : vf (mm / min)
3. Kedalaman potong (depth of cut) : a (mm)
4. Waktu pemotongan (cutting time) : tc (min)
5. Kecepatan penghasilan geram (rate of metal removal) : Z (cm3 / min)

Elemen proses pemotongan tersebut (v, vf, a, tc, dan Z) dihitung berdasarkan dimensi benda
kerja dan/atau pahat serta besaran dari mesin perkakas. Besaran mesin perkakas yang dapat
diatur bermacam-macam tergantung dari jenis mesin perkakas. Oleh karena itu rumus yang
dipakai untuk menghitung setiap elemen proses pemotongan dapat berlainan.

Anda mungkin juga menyukai