Anda di halaman 1dari 16

SNI Ban Mobil Penumpang

SNI 06-0098-2002

Kelompok 7
Latar belakang
SNI Ban Mobil Penumpang disusun oleh asosiasi perusahaan ban
indonesia (APBI) dan telah dibahas dalam berbagai rapat teknis mapun
prakonsensus, secara garis besar alasan munculnya SNI pada ban
mobil adalah:
Kondisi jalan yang beraneka ragam
Kondisi musim yang kerap berubah
Ban import terkadang memiliki spesifikasi yang berbeda
Tingginya angka kecelakaan akibat kondisi jalan (total kecelakaan
berdasar data BPS pada tahun 2001 terdapat total 12.971)
SNI Wajib
SNI Ban Mobil Penumpang merupakan SNI Wajib sesuai dengan
keputusan yang tertuang pada Peraturan Menteri Perindustrian
No 68/M-Ind/PER/8/2014 tentang Pemberlakuan Standar
nasional Indonesia (SNI) Ban secara wajib yang ditandatangani
11 Agustus 2014
Revisi SNI
Standar Nasional Indonesia (SNI) Ban mobil penumpang
ini merupakan revisi SNI 06-0098-1996.
Hal-hal yang membedakan antara SNI lama dan SNI baru
ini antara lain pada pengujian ban, pengukuran dan lain-
lain.
Ruang Lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan:
Penandaan yang harus dipenuhi dan pengujian dimensi
Tinggi TWI
Bead unseating untuk ban tanpa ban dalam (tubeless)
Breaking energy
Ketahanan ban pada berbagai beban (Endurance) dan
kecepatan (High speed)
Acuan pengujian
Untuk prosedur pengujian menggunakan acuan sebagai berikut:
ECE (Economic Comission Europer) regulasi 30,54
FMVSS (Federal motor vechile safety standard) no 109,119
JIS (Japanese Industrial Standard) D4230
ISO 10911
JATMA safety standard
Syarat Penandaan Ban
Setiap ban mobil
penumpang harus
memiliki
identitas/penandaan yang
secara permanen tercetak
pada dinding samping
ban.
Minimal penandaan yang
harus terpenuhi adalah
seperti tabel:
Syarat Lulus Uji
1. Dimensi ban baru
Setiap ban baru harus memenuhi standar dimensi pada tabel dimensi dan
pelek atau standar dimensi lainnya seperti JATMA (The Japan Automobile
Tire Manufacturer's Association), ETRTO (The European Tyre and Rim
Technical Organization), TRA (The Tire and Rim Association), dan STRO
(The Scandinavian Tire & Rim Organization).

2. Batas kedalaman alur (TWI )


Setiap ban harus memiliki batas kedalaman alur dengan tinggi 1,6 mm.
3. Ketidakdudukan bead
(bead unseating) untuk
ban tanpa ban dalam
(tubeless)
Besarnya gaya untuk melepas
bead dari pelek tidak boleh
kurang dari :
4. Breaking energy
Setiap ban harus
memiliki breaking
energy tidak boleh
kurang dari :
5. Ketahanan ban pada berbagai beban (Endurance) dan
berbagai kecepatan (High Speed)
Setelah pengujian selesai, maka ban yang diuji harus terbebas dari
kerusakan - kerusakan seperti:
Pemisahan (separation)
Pengelupasan (chunking)
Sambungan terbuka (open splice)
Retak (cracking)
Benang putus (broken cord)
Tahapan pengujian
Dalam pengujian ban, terdapat
beberapa tahapan yaitu:
Pengujian dimensi
Pengujian TWI
Pengujian bead unseating ban
tanpa ban dalam (tubeless)
Pengujian energi penembusan
Tahapan pengujian
Dalam pengujian ban, terdapat beberapa tahapan yaitu:
Pengujian ketahanan berbagai beban

Pengujian ketahanan berbagai kecepatan


ICS Ban mobil penumpang
International classification for standards (ICS) adalah sebuah
sistem untuk mengelompokkan/mengklasifikasikan
standarisasi menjadi beberapa sektor dan sub sektor yang
berbeda dan digunakan dalam level Internasional oelh ISO
ICS terbaru dikeluarkan pada tahun 2005 dimana di dalamnya
terdapat beberapa kategori baru
ICS untuk bang mobil penumpang adalah nomor 83.160.10
dengan SNI 06-0098-2002
ICS 83
ICS 83 berisikan Standard mutu International mengenai
industri plastik dan karet
Dalam ICS 83 terbagi menjadi 10 sub bagian
ICS 83.160 membahas mengenai ban (including tubes
and valves)
ICS 83.160.10 membahas mengenai roda kendaraan
bermotor (termasuk ban sepeda, dan proses perbaikan)
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai