Anda di halaman 1dari 7

ACCEPTANCE SAMPLING

(Penerimaan Sampel)

Rencana penerimaan sampel (Acceptance Sampling Plans) adalah prosedur yang


digunakan dalam mengambil keputusan terhadap produk-produk yang dihasilkan
perusahaan. Bukan merupakan alat pengendalian kualitas, namun alat untuk memeriksa
apakah produk yang dihasilkan tersebut telah memenuhi spesifikasi. Menurut Montgomery
adalah menjelaskan sampling penerimaan sebagai proses inspeksi dan pengklasifikasian
dari sampel unit yang telah dipilih secara acak dari batch/ lot yang lebih besar dan
keputusan utama tentang penempatan sebuah lot, biasanya terjadi pada 2 (dua) titik: bahan
baku yang masuk atau komponen-komponen atau produk akhir.
Beberapa alasan kenapa Sampling Penerimaan ini digunakan, yaitu jika :
1. Populasi / lot yang akan diuji berukuran besar.
2. Waktu pengujiannya singkat.
3. Jumlah tenaga kerja sedikit.
4. Biaya untuk melakukan pengujian terbatas ( mahal ).
5. Pengujian bersifat merusak ( destruktif ).
6. Inspeksi secara manual (dimana dpt mengakibatkan timbulnya kelelahan &
kebosanan sehingga menyebabkan makin banyak konsumen yang menerima produk
defektif).
Jenis-jenis Sampling Penerimaan :
1. Ditinjau dari Proses Pengambil Keputusan :
a. Sampling Tunggal ( Single Acceptance Sampling )
b. Sampling Ganda ( Double Acceptance Sampling )
c. Sampling Jamak ( Multiple Acceptance Sampling )
2. Ditinjau dari Tingkat Pemeriksaan :
a. Pemeriksaan Longgar
b. Pemeriksaan Normal
c. Pemeriksaan Ketat
3. Ditinjau dari Karakteristik Kualitas :
a. Variabel Acceptance Sampling
b. Attribute Acceptance Sampling
4. Ditinjau dari Proses Produksi :
a. Lot by lot Acceptance Sampling
b. Continuous Acceptance Sampling

Penggunaan Penerimaan Sampel


Penerimaan sampel dapat dilakukan untuk data atribut dan data variable. Acceptance
Sampling untuk data atribut dilakukan apabila inspeksi mengklasifikasikan sebagai produk
baik dan produk cacat tanpa ada pengklasifikasian tingkat kesalahan/cacat produk.
Penerimaan sampel untuk data variabel, karakteristik kualitas ditunjukkan dalam setiap
sample, sehingga dilakukan pula perhitungan rata-tata sampel dan penyimpangan atau
deviasi standar.
Teknik pengambilan sampel dalam penerimaan sampel yaitu:
a. Sampel tunggal : adalah rencana sampling dimana keputusan untuk menerima atau
menolak lot berdasarkan pada pemeriksaan 1x penarikan sampel.
b. sampel ganda : adalah suatu rencana sampling dimana keputusan untuk menerima atau
menolak lot berdasarkan pada pemeriksaan 2x penarikan sampel.
c. sampel banyak : adalah suatu rencana sampling dimana keputusan untuk menerima atau
menolak lot berdasarkan pada pemeriksaan beberapa penarikan sampel.
Sedangkan syarat pengambilan produk sebagai sampel adalah produk harus homogen,
produk yang diambil sebagai sample harus sebanyak mungkin, sampel yang diambil harus
dilakukan secara acak.
Untuk pengambilan sampel prosedur yang dilakukan :
a. Sejumlah produk yang sama N unit.
b. Ambil sample secara acak sebanyak n unit
c. Apabila ditemukan kesalahan d sebanyak maksimum c unit, maka sample diterima.
d. Apabila ditemukan kesalahan d melebihi c unit, maka sample ditolak, yang berarti seluruh
produk yang homogen yang dihasilkan tersebut juga ditolak.
Indeks Kualitas Dalam penerimaan sampel

1) AQL (Acceptance Quality Level atau tingkat kualitas yang dapat diterima menurut
produsen)

Merupakan proporsi maksimum dari cacat atau kesalahan yang diperbolehkan.


Produsen selalu menghendaki probabilitas penerimaan pada tingkat yang cukup tinggi
(biasanya 0,99 atau 0,95). Sehingga produsen menginginkan semua produk yang baik
dapat diterima atau meminimalkan risiko produsen.

Risiko produsen (α) adalah risiko yg diterima karena menolak produk baik dalam
inspeksinya. Dengan kata lain produsen menginginkan probabilitas penerimaan (Pa)
dekat dengan 1 (satu). Probabilitas kesalahan tipe I =α = 1 – Pa. Hal sebaliknya adalah
resiko Konsumen.

2) LQL (Limiting Quality Level atau tingkat kualitas menurut konsumen)

Merupakan kualitas ketidakpuasan atau tingkat penolakan. Probabilitas penerimaan


LQL harus rendah, probabilitas tersebut disebut risiko konsumen (β) atau kesalahan
tipe II, yaitu risiko yang dialami konsumen karena menerima produk yang cacat atau
tidak sesuai. LQL sering disebut dg LTPD (Lot Tolerance Percent Defective).

3) IQL (Indifference Quality Level )

Tingkat kualitas diantara AQL dan LQL atau tingkat kualitas pada probabilitas 0.5
untuk rencana sampel tertentu.

4) AOQL (Average Outgoing Quality Level)

Perkiraan hubungan yang berada diantara bagian kesalahan pada produk sebelum
inspeksi (incoming quality) atau p dari bagian sisa kesalahan setelah inspeksi
(outgoing quality) atau AOQ = p x Pa.
Apabila incoming quality baik, maka outgoing quality juga harus baik, namun bila
incoming quality buruk, maka outgoing quality akan tetap baik. Dengan kata lain
incoming quality baik atau buruk, outgoing quality akan cenderung baik.

Penerimaan Sampel Variabel


Pengambilan dan penerimaan data variabel didasarkan pada rata-rata dan standar deviasi,
serta distribusi frekuensi. Data variabel adalah karakterisk mutu pada skala numerik,
tekanan, suhu, panjang,dsb. Ada kondisi tertentu yang membutuhkan pengambilan sampel
untuk data variabel (misalnya: sampel harus berdistribusi normal). Pengambilan data
berdasarkan pada rata-rata, standar deviasi, dan distribusi frekuensi. Teknik ini dilakukan
jika:
a. Jika pengujian bersifat destruktif
b. High cost
c. Kebutuhan akan informasi seberapa jauh penyimpangan

Kelebihan dan kekurangan rencana penerimaan sampel variable. Kelebihannya adalah


jumlah sample lebih sedikit, menyediakan lebih banyak informasi terutama dapat
mengetahui seberapa jauh penyimpangan atau kesalahan yang terjadi, bermanfaat untuk
usaha perbaikan mutu. Sedangkan kekurangannya adalah pengambilan sample harus dibagi
ke dalam beberapa karakteristik proses, biaya administrasi lebih tinggi, seringkali terjadi
beberapa sample data variabel dapat digannti dengan hanya 1 sample atribut.

Jenis Perencanaan penerimaan sampel variable adalah:

a. Presentase ketidaksesuaian
 Plans that control the lot or process fraction defective (or nonconforming).
 Dirancang untuk menentukan proporsi produk yang berada di luar batas spesifikasi.
 Untuk menyelesaikan permasalahan ini dapat digunakan standar ANSI/ASQC ZI. 9 -1993
b. Parameter proses
 Plans that control a lot or process parameter (usually the mean).
 Dirancang untuk mengendalikan rata-rata dan penyimpangan atau standar deviasi dari
distribusi produk pada Mngkat tertentu.
 Untuk menyelesaikan masalah ini dapat digunakan metode acceptance control chart,
sampling for variable, dan hypothesis

ANSI/ASQC ZI.9 adalah perencanaan sample yang berdasar pada AQL yang
mengasumsikan bahwa distribusi normal dengan menggunakan variabel acak. Perencanaan
pengambilan sample ini ditunjukkan dengan nilai-nilai numerik dari AQL dengan jarak
0,10 % sampai dengan 10 %. Standar ini membuat ketentuan yang meliputi 9 prosedur
yang dapat digunakan untuk mengevaluasi

Langkah Perhitungan ANSI/ASQC Z1.9:

a. Pilih Mngkat pemeriksaan yang tepat


b. Tentukan nilai AQL yang akan digunakan untuk aplikasi
c. Tentukan ukuran sampel untuk populasi
d. Pilih sampel acak dari populasi
e. Sampel uji dan merekam parameter yang diinginkan
f. Tentukan mean dan standar deviasi untuk setiap populasi
g. Tentukan Indeks Kualitas (Qu dan Q)
h. Tentukan Pu dan Pl nilai menggunakan Qu dan Ql
i. Tambahkan ke Pu Pl untuk mendapatkan keMdaksesuaian persen yang sebenarnya (% ncf)
j. Bandingkan % ncf aktual dengan % ncf yang memungkinkan untuk menentukan status
diterima/ditolak

Tabel Konversi ukuran sampel:

Penerimaan Sampel Atribut

Acceptance Sampling untuk data atribut dilakukan apabila inspeksi mengklasifikasikan


sebagaiproduk baik dan produk cacat tanpa ada pengklasifikasian tingkat kesalahan/cacat
produk. Sampling ini biasanya digunakan untuk inspeksi keefektivan produk/proses dan
menentukan tingkat kebutuhan dengan kiteria yang telah ditentukan.
Sampling Attribute Menggunakan Standar ANSI/ASQ Z1.4-2008 ditujukan untuk:

 Produk Jadi
 Komponen dan bahan mentah (bahan baku/bahan aktif)
 Material dalam proses (produk antara)
 data dan rekaman/dokumen (data IPC/data batch record)

Terdiri dari 3 macam, normal, diperketat dan dikurangi. Inspeksi normal harus
dilakukan untuk memulai awal inspeksi. Inspeksi normal merupakan langkah default
dalam ANSI.

 Jika inspeksi normal dilakukan, inspeksi diperketat dapat dilakukan jika 2 dari 5 lot
berurutan gagal selama inspeksi normal.
 Ketika inspeksi diperketat dilakukan, inspeksi normal dapat dilakukan lagi bila 5 lot
berurutan LULUS inspeksi diperketat.
 Inspeksi dikurangi dapat dilakukan ketika inspeksi normal LULUS lebih dari 2 lot
berurutan.
 Inspeksti tidak dilanjutkan bila 10 lot berurutan dalam inspeksi diperketat

Tipe Rencana Sampling

Ada 3 rencana:

 Rencana Sampling Tunggal = rencana ini menerima atau menolak lot berdasarkan
satu sampel saja.
 Rencana Sampling Ganda = Dalam rencana ini mengkombinasikan dengan rencana
sampling tunggal. Dengan rencana sampling ganda terdapat 3 kesimpulan berbeda:
Menerima lot, menolak lot dan sampling ulang. Jika sampling ulang maka hasilnya
digabungkan dengan sampling pertama. Nomor level diterima/ditolak ditentukan dengan
sampling kedua. Diakhir sampling kedua lot akan diputuskan diterima atau ditolak.
 Rencana Sampling Multiple: hampir sama dengan rencana sampling ganda dimana
terdapat banyak kriteria sampling untuk menentukan lot diterima atau ditolak. Walaupun
rumit, awalnya, dapat dengan ukuran sampel yang kecil untuk menerima lot. Akan tetapi
bila lot ditolak maka rencana sampling multiple akan sangat rumit.
Prosedur inspeksi

Anda mungkin juga menyukai