Anda di halaman 1dari 10

ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) CARGO

HANDLING UDARA DI PT. ANGKASA PURA LOGISTIK


BANDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

PAPER TUGAS AKHIR

oleh

Maharani Citra Nur Avkarina


NIM 15020090

PROGRAM STUDI FIRE AND SAFETY


AKADEMIK MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2019
ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) CARGO
HANDLING UDARA DI PT. ANGKASA PURA LOGISTIK
BANDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

PAPER TUGAS AKHIR

oleh

Maharani Citra Nur Avkarina


NIM 15020090

PROGRAM STUDI FIRE AND SAFETY


AKADEMIK MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2019
Paper Of Final Assignment – AKAMIGAS Balongan

Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Cargo Handling Udara di PT.
Angkasa Pura Logistik Bandara Internasional Juanda Surabaya

Maharani Citra Nur Avkarina *), Andri Raharjo, Ahmad Zaelani Adhan

D-III of Fire and Safety, Balongan Oil and Gas Academy, Indramayu 16424, Indonesia
*)
E-mail: macivri9@gmail.com

Abstrak

Keselamatan penerbangan ditentukan oleh berbagai faktor yang terkait dengan faktor manusia, baik saat
preflight dan in-flight service. Cargo Handling merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kecelakaan
pesawat di udara. Keselamatan tenaga kerja dan perlindungan aset perusahan merupakan alasan utama mengapa aspek
K3 perlu diterapkan diperusahaan. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui program K3, prosedur, dan
implementasi dalam cargo handling. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi lapangan , metode
wawancara, dan studi literatur dimana data yang diperolah diolah dengan metode deskriptif. PT. Angkasa Pura Logistik
adalah perusahaan pelayanan jasa penerbangan dibidang logistik, Terminal Cargo, dan Regulated Agent. PT. Angkasa
Pura Logistik memiliki 5 program K3 yaitu Cargo Handling Dangerous Goods, 5 R ( Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan
Rajin ), Perbaikan dan Pemeliharaan Fasilitas Bongkar Muat Cargo, Pengadaan Alat Pelindung Diri, dan Analisis
Risiko. Adapun prosedur dalam program tersebut adalah Prosedur Penanganan dan Pemeriksaan Kiriman Barang
berbahaya atau Dangerous Goods, Dokumen HSE Manual BAB VIII tentang 5 R, Dokumen Preventive Maintenance,
dan Dokumen HSE Manual BAB VII tentang APD. Dapat disimpulkan bahwa implementasi program K3 dilakukan
sesuai prosedur yang mengacu pada regulasi yang diterapkan diperusahaan. Disarankan agar PT. Angkasa Pura Logistik
tetap meningkatkan kinerja dalam program K3 dan menunjukkan komitmennya dalam menjalankan program K3
dengan dukungan nyata dalam bentuk sumber daya yang diperlukan.

Kata Kunci : K3 , Cargo Handling,Terminal Cargo, Bandara, & Dangerous Goods

Abstract
Flight safety is determined by various factors related to human factors, both during preflight and in-flight service. Cargo
Handling is one of the factors that influence aircraft accidents in the air. Worker safety and protection of company
assets are the main reasons why OSH aspects need to be applied in the company. The purpose of this Final Project is to
find out the K3 program, procedures, and implementation in cargo handling. Data collection is done by the method of
field observation, interview methods, and literature studies where the data collected is processed using descriptive
methods. PT. Angkasa Pura Logistik is a flight services company in the field of logistics, Cargo Terminal, and
Regulated Agent. PT. Angkasa Pura Logistik has 5 K3 programs, namely Cargo Handling Dangerous Goods, 5 R
(Compact, Neat, Clean, Clean and Diligent), Repair and Maintenance of Cargo Loading and Unloading Facilities,
Procurement of Personal Protective Equipment, and Risk Analysis. The procedures in the program are Handling and
Inspection Procedures for Shipment of Dangerous Goods, HSE Manual Chapter VIII about 5 R, Preventive
Maintenance Documents, and HSE Manual Chapter VII about PPE. It can be concluded that the implementation of the
K3 program is carried out according to procedures that refer to regulations that are applied in the company. It is
recommended that PT. Angkasa Pura Logistik continues to improve performance in the K3 program and shows its
commitment in carrying out the K3 program with real support in the form of needed resources.

Keyword : Health and Work Safety , Cargo Handling, Cargo Terminal, Airport, & Dangerous Goods

1st Advisor 2nd Advisor English Spv Maharani Citra Nur Avkarina
Sign/date 15020090
Paper Of Final Assignment – AKAMIGAS Balongan

1. Pendahuluan e. Melakukan gerakan berulang atau teknik manual


handling yang tidak tepat sehingga mengakibatkan
Keselamatan penerbangan tidak berdiri sendiri, tetapi cedera tulang belakang, radang otot dan keseleo,
hingga cedera pada jaringan lunak seperti saraf,
terkait dengan faktor manusia, baik pre flight maupun
ligamen, dan tendon
in flight service. Cargo Handling merupakan salah satu Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang perlu
kontributor dari kecelakaan pesawat di udara. Banyak diperhatikan menurut (OSHA) 3220-10N 2004 yaitu
kasus kecelakaan terjadi, karena adanya cargo pengoprasioan forklift, penyimpanan barang dan
handling yang tidak sesuai dengan prosedur. ( Jurnal penyusunan palet, pengangkatan atau penanganan
Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - manual, hazard communication, ergonomi, dan alat
pelindung diri.
Vol. 03 No. 1, Maret 2016 ). [1]
Dari beberapa kecelakaan kerja yang terjadi, dapat kita 2.1 Cargo Handling
ketahui bahwa keselamatan tenaga kerja dan Cargo handling adalah suatu rangkaian proses
perlindungan aset perusahan merupakan alasan utama pekerjaan penyelesaian cargo saat mulai diterima
mengapa aspek K3 perlu diterapkan diperusahaan. Hal sampai dimuat ke dalam pesawat untuk diangkut dari
ini demi mencegah kecelakaan kerja yang dapat suatu kota ke kota lain dalam dan di luar negeri, yaitu
mempengaruhi produktivitas perusahan. Keamanan penerimaan, timbang barang, pembuatan dokumen
angkut, build up/breakdown, penarikan dari gudang
dan keselamatan penerbangan itu saling berkaitan
dan sebaliknya, loading ke pesawat dan unloading ke
karena keamanan di darat sangat mempengaruhi pesawat, penyimpanan,dan pengiriman. (Suharto dan
keselamatan penerbangan saat di udara. Untuk itu Eko, 2019) [2]
keamanan penerbangan juga harus diperketat baik dari
sisi penumpang maupun cargo sejak dari bandara. 2.2 Jenis Cargo
AVSEC (Aviation Security ) harus memahami aturan
yang berlaku dan memberlakukannya di lapangan a. General cargo, adalah barang-barang kiriman biasa
sehingga tidak memerlukan penangan secara khusus,
dengan baik, tegas dan cermat (Departemen
namun demikian tetap harus memenuhi persyaratan
Perhubungan, 2018). Tujuan dari laporan tugas akhir yang ditetapkan dalam hal pengepakan supaya isinya
ini adalah : dapat ditampung dalam cargo space.

1. Mengetahui program yang berkaitan dengan Aspek b. Special cargo, adalah barang-barang kiriman yang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memerlukan penangan secara khusus. Barang-barang,
2. Mengetahui prosedur yang berkaitan dengan Aspek benda atau bahan yang termasuk dalam kategori ini
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam salah satunya adalah Dangerous Goods. Khusus untuk
Cargo Handling dangerous goods penanganannya dengan cara
3. Mengetahui Implementasi dari Aspek Kesehatan dipisahkan ditempat yang khusus untuk dangerous
dan Keselamatan Kerja (K3) Cargo Handling goods. Pemuatan dangerous goods ini sendiri
tergantung dari kebijakan airlines operator. Ada
airlines operator yang mengizinkan dangerous goods
2. Dasar Teori diangkut di pesawatnya (dengan batasan tertentu),
Kegiatan material handling dilakukan pada setiap namun ada juga airlines yang tidak mengijinkan sama
departemen, gudang, atau pabrik di dalam perusahaan. sekali dangerous goods diangkut di pesawatnya. Untuk
Material handling adalah salah satu pekerjaan yang Kuatifikasi personel dan dokumen penanganan
dilakukan oleh hampir setiap pekerja di industri , Dangerous Good, telah diatur dalam Peraturan
sebagai pekerjaan utama atau sebagai bagian dari Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor
pekerjaan lainnya, baik menggunakan tangan ataupun PM 153 Tahun 2015 Tentang Pengamanan Kargo
menggunakan bantuan peralatan mekanis (Boedi dan Pos Serta Rantai Pasok (Supply Chaim) Kargo
2011:145). Didalam Occupational Safety & Health dan Pos Yang Diangkut Dengan Pesawat Udara
Administration (OSHA) 3220-10N 2004 [1] telah dalam pasal 37. [4]
mengidentifikasi penyebab umum terjadinya
kecelakaan di gudang, antara lain: 3. Metodologi
3.1 Pendahuluan
a. Kesalahan saat mengoperasikan forklift
b. Penyimpanan dan penyusunan palet atau barang Dalam melaksanakan tugas akhir yang pelaksanaannya
tidak tepat atau tidak aman dilakukan pada tanggal 08 April – 30 April 2019,
c. Menggunakan alat pelindung diri (APD) yang tidak mahasiswa melakukan studi kasus, yaitu mengangkat
sesuai atau lalai menggunakan APD suatu kasus yang dijumpai ditempat tugas akhir
d. Prosedur K3 yang dirancang manajemen tidak menjadi suatu kajian sesuai dengan bidang keahlian
memadai yang ada
3.2 Pengambilan Data

1st Advisor 2nd Advisor English Spv Maharani Citra Nur Avkarina
Sign/date 15020090
Paper Of Final Assignment – AKAMIGAS Balongan

3.2.1 Sumber data yang diperoleh penulis untuk Goods) yang sangat signifikan dan membutukan
menyusun laporan berasal dari data berikut : pengendalian yang sangat ketat udara. Cargo
A. Data Primer Handling Dangerous Goods harus memenuhi
Data yang diperoleh dari observasi lapangan dan persyaratan sesuai dengan peraturan yang
tanya jawab dengan divisi Mutu, Kesehatan dan berlaku, termasuk aturan kemasan dan cara
Keselamatan Kerja, dan Lingkungan (MK3L) pengemasannya, pemberian label serta
perusahaan atau karyawan PT. Angkasa Pura penyimpanan dan pemuatannya. Pelaksana
Logistik-Surabaya. utama dalam program ini adalah divisi
B. Data Sekunder Regulated agent yang dilakukan oleh personil
Data yang diperoleh dari dokumen dan catatan AVSEC (Aviation Security) yang memiliki
perusahaanyang berhubungan dengan aspek tugas dan tanggung jawab untuk memeriksa
Kesehatan dan Keselamatan (K3) dalam cargo Dangerous Goods, Apabila tidak memenuhi
handling di perusahaan. persyaratan yang berlaku, maka cargo tersebut
ditolak untuk masuk ke area gudang (storage)
3.2.2 Pengumpulan data dilakukan dengan metode dan dilarang diangkut dengan pesawat udara.
sebagai berikut : B. Pembahasan
A. Metode Observasi Lapangan Cargo Dangerous Goods, masuk kedalam
Dimana data yang diperoleh adalah dari kategori Special Cargo yang artinya
pengamatan secara langsung di lapangan hal-hal memerlukan penanganan secara khusus karena
yang berkaitan dengan Aspek Kesehatan dan memiliki tingkat risiko tinggi. Program Cargo
Keselamatan Kerja (K3) dalam Cargo Handling di Handling Dangerous Goods telah memenuhi
perusahaan. aspek K3 didalam (OSHA) 3220-10N 2004 [3]
B. Metode Wawancara dimana setiap bahaya pada proses pemeriksaan,
Metode ini digunakan dalam pengumpulan data- penanganan dan penyimpanan Dangerous
data dengan cara memberi pertanyaan-pertanyaan Goods dilakukan pengendalian dengan adanya
secara spontan atau memberikan questioner yang limitasi atau batasan dari suatu cargo, fasilitas
berhubungan dengan Aspek Kesehatan dan penyimpanan Dangerous Goods, dan didukung
Keselamatan Kerja (K3) dalam Cargo Handling. oleh personel yang berkompetensi
C. Studi Literatur
Metode Studi literatur dengan mencari rujukan teori 2. Program 5 R ( Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan
yang relefan dengan judul dari tugas akhir ini. Rajin )
Referensi ini dicari dari buku, jurnal, artikel laporan A. Hasil
penelitian, dan situs-situs di internet. Output dari Pelaksanaan Program 5R merupakan tanggung
studi literatur ini ialah pengumpulan rujukan yang jawab seluruh karyawan perusahaan dan
relefan dengan judul. diawasi oleh divisi MK3L.
B. Pembahasan
3.3 Pengolahan Data Menurut OSHA 3220-10N 2004 [3], bahaya
Data yang diperolah diolah dengan Metode Deskriptif dalam penyimpanan barang apabila tidak
yaitu dengan cara menggambarkan atau menganalisis disimpan dengan benar adalah dapat jatuh dan
hasil pengamatan berdasarkan fakta-fakta yang tampak melukai pekerja. Pengendalian dilakukan
atau apa adanya yang berhubungan dengan Aspek dengan pengaturan tempat kerja yang rapi,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam Cargo aman, dan teratur. Oleh karena itu program 5 R
Handling di PT. Angkasa Pura Logistik Bandara merupakan salah upaya satu pengendalian yang
Internasional Juanda-Surabaya. Kamudian, penulis dilakukan dalam aktivitas cargo handling
membandingkan dengan regulasi / standart / jurnal untuk menghindari kemungkinan kecelakaan
penelitian yang lainnya. pada pekerja dan kerusakan pada cargo.

4. Hasil dan Pembahasan 3. Program Perbaikan dan Pemeliharaan Fasilitas


4.1 Program yang berkaitan dengan Aspek Bongkar Muat Cargo
A. Hasil
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa
Cargo Handling peralatan yang digunakan selalu aman untuk
Dari Pelaksanaan Tugas Akhir ini, didapatkan mendukung kegiatan operasional dalam cargo
bahwa perusahaan memiliki 5 program K3 dimana handling. Semua Peralatan bongkar muat
pelaksanaannya diawasi oleh divisi MK3L dan cargo yang ada, dirawat dan dipelihara oleh
supervisor disetiap area kerja. Program tersebut yaitu : salah satu divisi yaitu Facility Readiness.
Divisi Facility Readiness adalah divisi yang
1. Program Cargo Handling Dangerous Goods memiliki tugas dan tanggung jawab untuk
A. Hasil memelihara dan melakukan perbaikan seluruh
Program ini merupakan penanganan dan fasilitas yang dimiliki perusahaan dikawasan
pemeriksanaan cargo berbahaya (Dangerous Terminal Cargo.

1st Advisor 2nd Advisor English Spv Maharani Citra Nur Avkarina
Sign/date 15020090
Paper Of Final Assignment – AKAMIGAS Balongan

5. Program Analisis Risiko Dalam Cargo Handling


A. Hasil
Tabel 1 Fasilitas Peralatan dan Perlengkapan Bongkat Perusahaan melakukan analisis risiko terhadap
Muat Cargo potensi bahaya yang ada diperusahaan. Analisis
risiko yang ada diperusahaan dilakukan pada
No Peralatan Regulated Terminal Cargo (storage) aktivitas operasional dibeberapa di area
Agent Domesti Internasional Terminal Cargo dan dinilai oleh divisi MK3L.
k
Penilaian risiko dan kategori risiko
digambarkan dengan metode kualitatif .
1 Pallet 65 unit 364 unit 141 unit B. Pembahasan
Plastics Menurut OSHA, penilaian risiko perlu
2 Hand Pallet 4 unit 32 unit 9 dilakukan untuk mengidentifikasi potensi
3 Hand Stacker 1 unit - - bahaya yang ada diarea kerja. PT. Angkasa Pura
telah melakukan penilaian risiko yang dilakukan
4 Truck 5 unit - -
dengan metode kualitatif, Program Penilaian
5 Reach Truck - - 1 unit risiko cargo handling ini dapat digunakan
6 Forklift - 1 unit 3 unit sebagai informasi wawasan dalam
mengendalikan resiko.
B. Pembahasan
4.2 Prosedur yang berkaitan dengan Aspek
Aktivitas pengangkatan atau penanganan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
manual yang merupakan salah satu aspek K3,
Cargo Handling
dapat dilakukan dengan bantuan peralatan untuk
meminimalkan risiko cedera tulang belakan. PT.
1. Prosedur Cargo Handling Dangerous Goods
Angkasa Pura Logistik mendukung aktivitas
A. Hasil
kerja dengan penyediaan sarana peralatan
Khusus penanganan Cargo Dangerous Goods
bongkat muat cargo, didalam OSHA 3220-10N
PT. Angkasa Pura Logistik memiliki Prosedur
2004 [3] telah disebutkan bahwa untuk
Penanganan dan Pemeriksaan Kiriman
mendukung kegiatan operasional yang dibantu
Barang berbahaya atau Dangerous Goods
peralatan mekanis, maka harus dilakukan
yang didalamnya juga menjelaskan prosedur
pemeliharaan peralatan dan PT. Angkasa Pura
Penanganan Kondisi darurat Terkait Dangerous
logistik telah melakukan upaya tersebut dengan
Goods
adanya program Perbaikan dan Pemeliharaan
B. Pembahasan
Peralatan Bongkar Muat Cargo.
Maksud dan tujuan dari prosedur tersebut
4. Program Pengadaan Alat Pelindung Diri
adalah agar dipastikan barang Dangerous
A. Hasil
Goods dianggap aman untuk dapat diangkut
Salah satu bahaya dari aktivitas cargo handling
melalui pesawat udara dan memperoleh
adalah terkena tumpahan atau percikan bahan
keseragaman dalam penanganan dan
kimia dari Cargo Dangerous Goods, terkena
pemeriksaaan barang berbahaya. Untuk
jatuhan cargo dari atas, terpelet atau tersandung.
prosedur mengenai syarat dan tata cara
Oleh karena itu PT. Angkasa Pura Logistik
menerima, menyusun barang kiriman ke pallet
membuat program pengadaan Alat Pelindung
dan kontainer serta menarik dan memuat barang
diri yang sesuai dengan potensi bahaya di area
ke pesawat secara korporasi terdapat dalam
kerja. APD yang disediakan oleh PT. Angkasa
manual Airlines setiap maskapai penerbangan.
Pura yaitu Helm Safety, Sarung Tangan, Safety
Pemeriksaaan label yang ada pada cargo yang
Glasses, Rompi, Safety Shoes, dan Ear Muff
berisi gambar dan tulisan serta petunjuk lain
B. Pembahasan
yang merupakan instruksi untuk dilaksanakan
Alat pelindung diri merupakan urutan terakhir
atau ditaati dan kemudian akan di cocokkan
dari 5 hierarki pengendalian bahaya, dalam
dengan list of Dangerous Goods untuk
aktivitas cargo handling APD berfungsi sebagai
mengetahui apakah limitasi atau batasan suatu
pencegahan terhadap bahaya terpelet,
cargo Dangerous Goods sudah sesuai ketentuan
tersandung, kejatuhan benda, dan terkena
yang berlaku
percikan dari bahan kimia. Didalam OSHA
3220-10N 2004 [3], pemakaian APD
2. Prosedur 5 R ( Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan
merupakan salah satu aspek K3 yang perlu
Rajin )
diperhatikan, penyediaan APD harus sesuai
A. Hasil
dengan potensi bahaya dan jenis paparan yang
Prosedur 5 R terdapat didalam Dokumen HSE
ada. oleh sebab itu adanya Program Pengadaaan
Manual BAB VIII
APD di PT. Angkasa Pura Logistik telah
B. Pembahasan
memenuhi indikator dari aspek K3 dalam cargo
Prosedur 5R yang terdapat di dalam Dokumen
handling.

1st Advisor 2nd Advisor English Spv Maharani Citra Nur Avkarina
Sign/date 15020090
Paper Of Final Assignment – AKAMIGAS Balongan

HSE Manual BAB VIII telah sesuai dengan melakukan suatu pekerjaan dan menjadi dasar
langkah penerapan program 5 R yang ada pada hukum yang kuat bila suatu saat terjadi sebuah
referensi, dimana setiap indikator 5 R memiliki penyimpangan dalam pekerjaan, memberikan
fungsi masing-masing pada setiap area kerja pengetahuan tentang hambatan yang akan dihadapi
yang ada di PT. Angkasa Pura Logistik. oleh pegawai, serta memberikan arahan kepada
3. Prosedur Perbaikan dan Pemeliharaan Fasilitas pegawai agar saling menjaga kedisiplinan ketika
Bongkar Muat Cargo bekerja.
A. Hasil
Prosedur Perawatan peralatan terdapat didalam 4.3 Implementasi dari Aspek Kesehatan dan
Dokumen Preventive Maintence dari divisi Keselamatan Kerja (K3) Cargo Handling
Facility Readyness . Prosedur apabila terdapat
peralatan yang rusak yaitu : 1. Implementasi Cargo Handling Dangerous Goods
1) Apabila terdapat peralatan yang rusak, A. Hasil
koordinator pada setiap unit kerja tersebut Di dalam implementasinya, Cargo Handling
akan mengisi Form jasa perbaikan yang Dangerous Goods yang ada di PT. Angkasa
disediakan oleh divisi FR (Facility Pura Logistik dilakukan sesuai prosedur yang
Readiness) berlaku dimana pelaksanaannya dilakukan
2) Setelah dikonfirmasi kepada divisi FR pengawasan oleh supervisor di setiap area.
(Facility Readiness), kemudian akan B. Pembahasan
dilakukan perbaikan Pemeriksaaan Cargo Dangerous Goods
3) Setelah perbaikan selesai, form harus didukung oleh personil yang berkompetensi dan
diserahkan oleh unit terkait kepada FR telah memiliki lisensi. Untuk Kuatifikasi
(Facility Readiness) dan akan personel yang berkompetensi dalam Cargo
ditandatangani oleh Supervisor On Duty dan Handling Dangerous Goods, hal ini telah diatur
Staf FR (Facility Readiness) sebagai bukti dalam Peraturan Menteri Perhubungan
bahwa perbaikan telah dilaksanakan. Republik Indonesia Nomor PM 153 Tahun
4) Form akan diarsipkan oleh FR (Facility 2015 Tentang Pengamanan Kargo dan Pos
Readiness) sebagai bukti tertulis apabila Serta Rantai Pasok (Supply Chaim) Kargo
terdapat complain atau dibutuhkan saat audit dan Pos Yang Diangkut Dengan Pesawat
B. Pembahasan Udara pada pasa 37, disebutkan bahwa salah
Untuk Jadwal pemeliharaan peralatan terdapat satu persyaratan teknis dalam cargo handling
didalam dokumen Facility Maintenance Plan yaitu adanya 1 orang berlisensi Dangerous
divisi FR (Facility Readiness) . Kegiatan ini Goods.
dilakukan dan didokumentasikan melalui
pengisian form ceklis untuk setiap peralatan 2. Implementasi 5 R (Resik, Rapi,Ringkas, Rawat, dan
guna tindak lanjut dan kepentingan audit. No Uraian Prosedur Implementasi dilapangan
Pemeliharaan didukung oleh tabel indikator 1. Ringkas : Dalam implementasinya
a) Memisahkan item perusahaan menyediakan storage
pemeriksaan dari setiap peralatan. (barang) untuk penyimpanan peralatan
diperlukan yang telah rusak dan ruangan
4. Prosedur Pengadaan Alat Pelindung Diri b) Mengatur item untuk penyimpanan cargo titipan
Berdasarakan hasil observasi dari dokumen yang yang diperlukan dari perusahaan lain baik di
seefektif mungkin lokasi Regulated Agent,
ada, Prosedur Pengadaan Alat Pelindung Diri ditempat kerja Terminal Cargo Internasional
terdapat didalam Dokumen HSE Manual BAB c) Identifikasi semua maupun Terminal Cargo
VII. Dapat dibahas oleh penulis bahwa prosedur ini item domestik. Pengawas MK3L
di susun oleh konsultan, hal tersebut hasil dari menunjuk 1 koordinator pada
setiap divisi sebagai penanggung
wawancara saat melakukan tugas akhir. Didalam jawab storage tersebut.
prosedur menjelaskan fungsi dari APD tersebut dan
kewajiban penggunaan APD dilokasi yang telah
ditentukan. Rajin)
A. Hasil
5. Prosedur Analisis Risiko Cargo Handling Implementasi dari program 5 R yang diuraikan
Hasil dari pelaksanaan tugas akhir, tidak ditemukan didalam prosedur adalah sebagai berikut :
prosedur yang menjadi pedoman dalam melakukan
analisis risiko .Dokumen pendukung yang menjadi Tabel 2 Implementasi Indikator Ringkas
dasar bahwa program analisis risiko ini ada, adalah
Tabel Analisis Risiko. Dapat dibahas bahwa
perusahaan diharapkan menyusun prosedur untuk B. Pembahasan
program ini mengingat fungsi utama dari SOP Implementasi dari indikator rapi, khusus di
adalah sebagai pedoman karyawan untuk terminal cargo Internasional (Import), penulis
mengetahui langkah-langkah apa yang harus berpendapat bahwa penyusunan cargo yang
dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan ketika berada dilantai tidak rapi karena tidak ada

1st Advisor 2nd Advisor English Spv Maharani Citra Nur Avkarina
Sign/date 15020090
Paper Of Final Assignment – AKAMIGAS Balongan

jarak antara 1 tumpukan dengan lainnya, hal mengetahui beban maksimum dari peralatan
ini juga dikarenakan jumlah cargo yang ada yang dioperasikan dan selalu
tidak sebanding dengan luas area storage. memperhatikannya agar tidak terjadi
Dari hasil wawancara, keterangan salah satu kecelakaan kerja.
supervisor Terminal Cargo Internasional
bahwa luas terminal cargo internasional 4. Implementasi Pengadaan Alat Pelindung Diri
terutama dibagian impor memang belum A. Hasil
ideal, dikarenakan volume cargo yang masuk
tidak sebanding dengan tempat penyimpanan Tabel 3 Implementasi program Pengadaan APD
yang tersedia, hal ini berpengaruh terhadap dilapangan dengan prosedur yang ada
penyusunan cargo yang terkesan tidak rapi.
No. Alat Implementasi dilapangan
Pelindung
3. Implementasi Perbaikan dan Pemeliharaan Fasilitas Diri
Bongkar Muat Cargo 1 Helm Tidak sesuai, karena :
A. Hasil Safety
Untuk jadwal pemeliharaan peralatan bongkar a. Perusahaan tidak menyediakan
muat cargo dilakukan setiap 1 minggu sekali helm safety untuk seluruh
menggunakan daftar ceklis dan didukung pegawai, sedangkan didalam
prosedur disebutkan bahwa
inspeksi harian oleh setiap karyawan perusahaan menyediakan helm
operasional untuk mengetahui kelengkapan dan safety untuk seluruh pegawai.
kesiapan fasilitas yang ada. Khusus perbaikan b. Penyediaan helm safety hanya
dari Forklift dan restruck, dibantu oleh pihak terdapat di area Terminal Kargo
Internasional dan saat penulis
vendor yaitu dari PT Karya Teknik. melakukan observasi, APD
B. Pembahasan tersebut tidak digunakan.
Berdasarkan pedoman pencegahan kecelakaan
industri (Boedi 2011 : 249 ) perusahaan telah
mengimplementasikan, pencegahan kecelakaan
peralatan yaitu : B. Pembahasan
1) Pemeliharaan dan Perbaikan peralatan
secara sistematis yang ada didukung oleh Dari data diatas ditemukan bahwa keterangan
program perawatan berkala dan prosedur dalam program pengadaan Alat
perbaikan,dan prosedur sebagai pedoman Pelindung Diri masih diperlukan evaluasi dan
dalam laporan tertulis setiap dilakukan perbaikan karena tidak sesuai dengan
inspeksi yang kemudian disimpan untuk implementasi dilapangan. Dari keterangan
mengetahui perkembangan tentang Pengawas MK3L, program pengadaan APD
kerusakan pada peralatan tersebut. untuk Safety Shoes dan Rompi bagi pekerja
Persyaratan memiliki dokumen untuk operasional sudah diajukan kepada manajemen
pemeliharaan peralatan juga disebutkan sejak tahun lalu, namun belum ada progres. Dan
dalam Peraturan Menteri Perhubungan sistem pengadaan APD sejauh ini dilakukan
Republik Indonesia Nomor PM 153 Tahun oleh masing-masing divisi yang memiliki biaya.
2015 Tentang Pengamanan Kargo dan Pos Diharapkan pimpinan puncak dapat
Serta Rantai Pasok (Supply Chaim) Kargo menunjukkan komitmennya dalam menjalankan
dan Pos Yang Diangkut Dengan Pesawat program K3 dengan dukungan nyata dalam
Udara pasal 37 ayat d [4] bentuk sumber daya yang diperlukan, karena
2) Adanya operator yang terlatih, dalam tanpa adanya komitmen seluruh program yang
implementasinnya untuk operator forklift ada tidak akan terlaksana.
dipastikan berkompensi dengan memiliki Didalam peraturan menteri ketenagakerjaan RI
SIO yang berlaku (lampiran). Sehingga No. 05 Tahun 2018 tentang keselamatan dan
dapat dipastikan memiliki kompetensi dan kesehatan kerja lingkungan [5].Salah satu
pengetahuan jika terjadi kerusakan pada alat pengendalian lingkungan kerja adalah
tersebut. pemakaian APD yang berfungsi untuk
3) Adanya petugas pemeliharaan dan perbaikan mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari
yang terlatih. Petugas bagian pemeliharaan sumber bahaya, pada implementasinya
dan perbaikan dalam hal ini Facility pengadaan APD masih sangat terbatas.
Readyness melaksanakan kegiatan inspeksi Pengadaan APD merupakan salah satu aspek K3
secara periodik dan secara teliti dengan yang sangat penting terutama bagi Personil
didukung oleh ceklis komponen operasional yang berisiko mengalami
pemeriksanaan peralatan. kecelakaan kerja. Evaluasi kebutuhan dan
4) Disetiap peralatan juga terdapat keterangan pengadaan APD harus segera dilaksanakan
kapasitas daya angkat beban (lampiran) demi menjamin terlaksananya proses cargo
sehingga setiap operator atau pekerja handling dengan penerapan K3.

1st Advisor 2nd Advisor English Spv Maharani Citra Nur Avkarina
Sign/date 15020090
Paper Of Final Assignment – AKAMIGAS Balongan

implementasinya saat penulis melakukan


wawancara terhadap 3 orang porter dilokasi
5. Implementasi Analisis Risiko
yang berbeda, mereka menyatakan belum
Dari hasil tabel analisis risiko PT. Angkasa Pura pernah dilakukan sosialisasi terkait cara kerja
Logistik, dapat penulis bahas sebagai berikut : dengan aman dan selamat. Padahal didalam
OSHA disebutan bahwa dalam Penanganan
Tabel 4 Analisis Risiko PT. Angkasa Pura Logistik Manual yang merupakan aspek K3, dengan
potensi bahaya cidera punggung telah
Bagian Kegiatan Identifikasi Bahaya disebutkan pengendalian yang perlu dilakukan
kejadi penyebab dampak adalah memberikan pelatihan terkait dengan
an
MK3L Bongkar Kejatu Pengangkatan Cidera pada ergonomi. Oleh sebab itu, perusahaan perlu
muat an barang secara pekerja mengadakan program sosialisasi terkait manual
barang barang manual handling. Namun menurut penulis risiko cidera
kargo punggung telah di minimalkan dengan bantuan
Penilaian pengendalian Waktu
frekuen konsek risiko pelaksanaan
peralatan mekanis, karena dalam
si uensi implementasinya kegiatan bongkar muat cargo
Jarang sedang rendah Sosialisasi 2019 sudah dibantu dengan peralatan yang ada.
terkait Didalam OSHA disebutkan bahwa setiap aspek
manual
K3 perlu dilakukan Penilaian risiko dan
handling
kepada diharapakan dapat dilakukan secara rinci untuk
karyawan setiap aktivitas, proses, lokasi kerja atau
peralatan . oleh karena itu, diharapkan
perusahaan menyusun prosedur secara rinci
1) Identifikasi bahaya dilakukan hanya pada untuk program analisa risiko sesuai dengan
beberapa aktivitas pekerjaan padahal ada standart yang berlaku, karena hasil dari
beberapa potensi bahaya yang belum disebutkan identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian
seperti pengoprasian forklift. Mengingat risiko akan membantu perusahaan untuk
kegiatan cargo handling di PT. Angkasa Pura menentukan objektif dan sasaran K3 yang akan
cukup kompleks, program identifikasi bahaya dilaksanakan oleh perusahaan. Hasil penilaian
hendaknya mampu menjangkau seluruh potensi risiko juga akan menentukan apa program K3
bahaya yang ada didalam kegiatan perusahaan . yang diperlukan untuk mengendalikan bahaya
2) Pada tabel identifikasi bahaya, dampak risiko tersebut.
yang ada hanya menyebutkan potensi kerusakan
pada peralatan dan potensi kecelakaan pada 5. Kesimpulan
manusia. Padahal masih ada risiko lain yang Berdasarkan hasil dan pembahasan dari Program
belum disebutkan seperti : K3 dan prosedur yang telah di implementasikan
a. Dampak terhadap kerusakan cargo di oleh PT. Angkasa Pura Logistik maka dapat
bandara tujuan dapat mengakibatkan cargo ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
tersebut harus dilakukan pengemasan ulang
atau dikirim kembali ke negara asal. Hal ini 1. PT. Angkasa Pura Logistik memiliki 5
berarti pengirim/eksportir harus Program K3 yang berkaitan dengan Cargo
mengeluarkan biaya tambahan yang sangat Handling yaitu Cargo Handling Dangerous
besar. Goods , 5 R ( Ringkas, Rapi, Resik, Rawat
b. Dampak terhadapat aspek K3, bila cargo dan Rajin ), Perbaikan dan Pemeliharaan
tersebut berupa DG, dapat menyebabkan Fasilitas Bongkar Muat Cargo, Pengadaan
kebakaran bahkan ledakan sehingga Alat Pelindung Diri dan Analisis Risiko
mengkibatkan kecelakaan kerja dan Cargo Handling. Pelaksanaan program
kerusakan lingkungan tersebut, diawasi oleh divisi M3KL dan
c. Citra perusahaan akan buruk, sehingga supervisor disetiap area kerja.
menurunkan produktivitas kerja.
2. Prosedur yang menjadi pedoman dalam
3) Pada tabel penilaian risiko, peringkat risiko
pelaksanaan setiap Program K3 yang
digambarkan dengan tingkat risiko rendah,
berkaitan dengan Cargo Handling adalah
sedang, dan tinggi. Hanya sekedar kata-kata,
sebagai berikut :
sehingga pembaca atau pihak terkait masih
a. Prosedur Penanganan dan Pemeriksaan
harus mereka reka dan menafsirkannya sendiri
menurut persepsinya masing-masing (Ramli, Kiriman Barang berbahaya atau
Dangerous Goods yang mengacu pada
2010 : 83 ) [5]
persyaratan ICAO, aturan terkait
4) Keterangan dalam tabel pengendalian risiko dari
keamanan penerbangan dan dangerous
kegiatan pengangkatan barang secara manual
goods internasional.
adalah dengan sosialisasi terkait manual
b. Dokumen HSE Manual BAB VIII tentang
handling kepada karyawan. Dalam
5R

1st Advisor 2nd Advisor English Spv Maharani Citra Nur Avkarina
Sign/date 15020090
Paper Of Final Assignment – AKAMIGAS Balongan

c. Dokumen Preventive Maintenance


d. Dokumen HSE Manual BAB VII tentang
Alat Pelindung Diri
3. PT Angkasa Pura logistik melaksanakan
program K3 yang berkaitan dengan cargo
handling sesuai prosedur yang ada dimana
dalam implementasinya telah memenuhi
peraturan perundangan serta persyaratan
Aspek K3 yang mengacu pada OSHA 3220-
10N 2004.

Daftar Pustaka

[1] Agustini, Endang Dwi. Lita Maulina., dan Ali


Murtadho. Jurnal Perhubungan Udara
[Online]
https://media.neliti.com/media/publications/23412
1-efektifitas-dan-efisiensi-biaya-logistik-
8d30aa7a.pdf (diakses pada 01 Oktober 2019)
[2] Majid, Suharto Abdul dan Eko Probo. 2009.
Ground Handling Manajemen Pelayanan Darat
Perusahaan Penerbangan. Depok : PT
RajaGrafindo Persada
[3] Occupational Safety and Health
Administration.2004. OSHA 3220 Worker Safety
Series Warehousing. USA : OSHA. Tersedia
[online]
https://www.osha.gov/Publications/3220_Wareho
use.pdf (diakses pada 15 September 2019)
[4] Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia No. PM 153 Tahun 2015 Tentang
Pengamanan Kargo dan Pos Serta Rantai Pasok
(Supply Chain) kargo dan pos yang diangkut
dengan pesawat udara
[5] Peraturan menteri ketenagakerjaan RI No. 05
Tahun 2018 tentang keselamatan dan kesehatan
kerja lingkungan
[6] Ramli, Soehatman. 2010. Manajemen Risiko
Dalam Perspektif K3 OHS Risk Management.
Jakarta : Dian Rakyat
[7] Rijanto, B.Boedi.2011. Pedoman Pencegahan
Kebakaran di Industri. Jakarta : Mitra Wacana
Media

1st Advisor 2nd Advisor English Spv Maharani Citra Nur Avkarina
Sign/date 15020090

Anda mungkin juga menyukai