KONSTRUKSI
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Safety Konstruksi dengan
dosen Andri Raharjo, SKM
oleh:
1. Rangga Surya Nugraha 15020089
2. Maharani Citra Nur A. 15020090
3. Rendrani Putri M. 15020091
4. Roni Fajar K. 15020093
5. Indra Hadyan K. 15020094
6. Winda Rima P. 15020095
7. Karisno 15020095
8. Apriani Qodriah 15020096
9. M. Rizki Jayana 13020154
10. M. Bhagja Soedja 13020174
INDRAMAYU
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat,hidayah
beserta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah safety
kontruksi yaitu Jenis Perancah atau Scaffolding. Kami berharap makalah ini dapat
diterima dan bermanfaat untuk pembaca khususnya kami mahasiswa.
Kami mengucapkan terima kasih pada dosen mata kuliah Safety Kontruksi dan
para pembaca yang telah bersedia membaca makalah ini. Kami minta maaf
apabila dalam penyusunan makalah tersebut belum sesuai yang di harapkan dan
banyak kekuranganaya karena hanya bersumber pada internet .kami menyadari
hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan kami. Oleh karena kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.
Terimakasih…
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................18
3.2 Saran...............................................................................................................18
Daftar Pustaka....................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang diketahui , berdasarkan data statistik, kasus kecelakaan yang
terjadi di tempat kerja dalam pekerjaan konstruksi sangat tinggi. Hal ini
disebabkan karena masih banyak pengurus maupun tenaga kerja belum mengenal
dan memahami peraturan K3 yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Dengan
demikian perlu adanya upaya pengendalian, pembinaan, penyuluhan dan pelatihan
tentang K3 dalam bidang konstruksi sehingga dapat dicapai kondisi dan
lingkungan kerja yang aman. Dalam kontruksi tidak terlepas dari perancah atau
scaffolding.
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah agar pembaca dan khususnya mahasiswa
dapat memahami apa saja jenis scaffolding dan bagaimana aspek keselamatan
kerjanya dengan mengertahui prosedur penggunaan scaffolding tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Karena adanya perbedaan antara biaya menggunakan bambu dan scaffolding.
Scaffolding digunakan sebagai pengganti bambu dalam membangun suatu
proyek. Keuntungan penggunaan scaffolding ini adalah penghematan biaya dan
efisiensi waktu pemasangan scaffolding.
Sebagai tempat untuk bekerja yang aman bagi tukang / pekerja sehingga
keselamatan kerja terjamin.
Sebagai pelindung bagi pekerja yang lain, seperti pekerja di bawah harus
terlindung dari jatuhnya bahan atau alat.
1. Perancah Andang.
4
Biasanya pada pekerjaan yang tingginya tidak lebih dari 3 m, untuk
pekerjaan lebih tinggi dari 3 m menggunakan perancah tiang.
2. Perancah Tiang.
Pada umumnya
perancah bambu banyak dipakai
oleh pekerja di lapangan, baik
pada bangunan bertingkat
maupun tidak. Alasannya adalah:
Pemasangan perancah
5
bambu mudah dibongkar dan dapat dipasang kembali tanpa merusak
bambu.
Sistem perancah
bambu dengan konsol besi
hanya ditahan oleh satu tiang
bambu saja, berbeda dengan
perancah yang ditahan oleh
beberapa tiang.
Pada perancah tiang dari besi atau pipa alat penyambungnya memakai
kopling, untuk penyetelannya lebih cepat dibandingkan perancah tiang bambu.
6
Perancah besi beroda ini
terbuat dari pipa galvanis. Pada
perancah besi beroda dapat dipasang
di lapangan atau didalam ruangan.
Fungsi rodanya adalah untuk
memindahkan perancah. Pada
perancah besi beroda sedikit lain dari
perancah yang ada, karena disini
bagian-bagian dari tiangnya sudah
berbentuk kusen, sehingga
penyetelan / pemasangannya lebih
mudah dan praktis.
5. Perancah Menggantung
7
Pada perancah menggantung
digunakan pada pekerjaan pemasangan
eternit, pekerjaan finishing pengecatan
eternit, plat beton, dst. Jadi perancah
menggantung digunakan pada
pekerjaan bagian atas saja dan
pelaksanaannya perancah digantungkan
pada bagian atas bangunan dengan
6. Perancah Frame
7. Perancah Dolken
Merupakan perancah
yang berbahan kayu
dolken. Kayu bulat/
dolken Biasanya
digunakan untuk tiang-
tiang perancah dan ukuran
yang biasanya digunakan
adalah berdiameter 6 – 10
cm.
8. Independent Scaffold
8
Suatu perancah dengan dua
baris standar jarak 1.2m
Bagian dalam dan luar dari standar (tiang) dihubungkan dengan dengan
transoms.
9. Birdcage Scaffold
9
Terdiri dari dua baris tiang
yang semuanya dihubungkan
dengan Ledgers, Transoms and
Braces
Handrail, mid-rails and kick boards harus dipasang pada setiap level.
1. Cantilever scaffold
ditopangkan atau disangga
pada salah satu ujungnya
2. Cantilever scaffold
umumnya dibangun dengan
pipa (tubular) dan fittings, tetapi
sistem lain dari scaffod dapat
digunakan juga.
11
Jajaran tiang berjarak from 1.5 to 2.1m apart.
Scaffold didirikan 1.2 m dari dinding structure
Digunakan terutama pada tempat di atas air dimana scaffolding tidak dapat
dibangunan di atas tanah
12
Tiang-tiangnya dipasang dengan roda
Caster wheels harus mempunyai manual brake untuk lock wheels in place.
13
Ciri Ciri Kondisi Karat pada Masing Masing Stadium
Ciri-cirinya :
Ciri cirinya :
Warna cat masih terlihat namun tidak terlalu jelas karena mengelupas.
Karat terjadi sebagian besar pada pipa frame
Tidak terjadi keropos atau lubang
Kondisi ini masih dianjurkan
Ciri cirinya :
1. Perancah harus dibuatkan untuk semua pekerjaan, yang tidak bisa dijamin
keamanannya bila dikerjakan secara aman pada suatu ketinggian dan / atau
setiap ketinggian pekerjaan yang melebihi 2 meter harus menggunakan
perancah yang memenuhi standar.
6. Perancah harus dihitung dengan faktor pengaman (safety factor) sebesar 4 kali
beban maksimal.
7. Perancah harus diberi tangga pengaman untuk tempat berjalan dan lain-lain
fasilitas yang aman.
10. Batu bata, pipa yang rusak, bahan pembuat cerobong asap dan bahan-bahan
lain yang tidak semestinya dipakai untuk penahan perancah, tidak boleh
dipakai.
11. Paku-paku harus ditanam penuh, tidak boleh separuh dan kemudian
dibengkokkan.
13. Tali baja yang digunakan untuk perancah, tidak boleh terkena asam atau bahan
kimia, yang memudahkan keadaan korosi (karat) dan bahan ini tidak boleh
digunakan, untuk tali perancah kayu yang terbuat dari serat tidak dapat
digunakan atau yang dapat mengundang bahaya.
14. Bila terpaksa menggunakan perancah kayu karena ketiadaan perancah yang
terbuat dari besi/pipa, maka pemilihan bahan harus berurat lurus, padat, tidak
ada mata kayu yang besar-besar, kering tidak membusuk, tidak ada lubang
ulat dan lain-lainya yakni tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan
runtuhnya susunan perancah.
15. Untuk perancah yang berdiri sendiri harus terdiri atas gelagar memanjang dan
melintang yang dihubungkan dengan kuat pada tiang penyanggah, ke atas
atau ke samping, bergantung pada pemakaiannya untuk menjamin kesetabilan
sampai perancah dapat dilepas.
15
17.Setiap bentuk dan komposisi perancah harus diperiksa sebelumnya oleh
petugas K3L untuk meyakinkan:
19. Setiap bagian harus dipelihara dengan baik dan teratur sehingga tidak ada
yang rusak atau membahayakan waktu dipakai.
20. Perancah tidak boleh sebagian dibuka dan ditinggal terbuka, kecuali kalau hal
itu tetap menjamin keselamatan.
21. Perancah yang tidak bebas harus dikaitkan ke bangunan dengan sistem jepit
(rigid connections) yang kuat dengan jarak tertentu.
22. Perancah yang tidak boleh terlalu tinggi di atas angker yang tertinggi, karena
dapat membahayakan kesetabilan dan kekuatannya.
16
25. Setiap tahapan pekerjaan perancah harus mengikuti urutan sesuai ketentuan
teknis yang telah ditentukan oleh petugas yang mempunyai wewenang.
26. Tahapan atau urutan yang dibuat oleh tenaga teknis berkeahlian pekerjaan
perancah harus di dokumentasikan.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran kami agar pembaca lebih kritis dalam memahami apa yang telah
kami sampaikan pada makalah ini karena kami sadar makalah kami masih
banyak kekurangannya. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
semua. Mohon kritik dan saran untuk makalah ini.
18
Daftar Pustaka
file:///C:/Users/WIN%208.1/Documents/scaffolding/Makalah%20Perancah%20%
E2%80%93%20FUTSAL.htm
file:///C:/Users/WIN%208.1/Documents/scaffolding/Panduan%20Menggunakan%
20Perancah%20Atau%20Scaffolding%20Di%20Tempat%20Kerja%20_%20
bussineswoman99.htm
19