Anda di halaman 1dari 22

JENIS PERANCAH (SCAFFOLDING) PADA KEGIATAN

KONSTRUKSI
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Safety Konstruksi dengan
dosen Andri Raharjo, SKM

oleh:
1. Rangga Surya Nugraha 15020089
2. Maharani Citra Nur A. 15020090
3. Rendrani Putri M. 15020091
4. Roni Fajar K. 15020093
5. Indra Hadyan K. 15020094
6. Winda Rima P. 15020095
7. Karisno 15020095
8. Apriani Qodriah 15020096
9. M. Rizki Jayana 13020154
10. M. Bhagja Soedja 13020174

FIRE AND SAFETY C

AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN

INDRAMAYU

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat,hidayah
beserta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah safety
kontruksi yaitu Jenis Perancah atau Scaffolding. Kami berharap makalah ini dapat
diterima dan bermanfaat untuk pembaca khususnya kami mahasiswa.

Kami mengucapkan terima kasih pada dosen mata kuliah Safety Kontruksi dan
para pembaca yang telah bersedia membaca makalah ini. Kami minta maaf
apabila dalam penyusunan makalah tersebut belum sesuai yang di harapkan dan
banyak kekuranganaya karena hanya bersumber pada internet .kami menyadari
hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan kami. Oleh karena kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.

Terimakasih…

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................i

Daftar Isi................................................................................................................ii

BAB I: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2

1.3 Tujuan...............................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Scaffolding.....................................................................................3

2.2 Fungsi Scaffolding...........................................................................................4

2.3 Jenis-jenis Scaffolding.....................................................................................4

2.4 kondisi karat pada scaffolding........................................................................13

2.5 Panduan penggunaan scaffolding...................................................................14

2.5 Kecelakaan Pada Scaffolding.........................................................................17

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................18

3.2 Saran...............................................................................................................18

Daftar Pustaka....................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang diketahui , berdasarkan data statistik, kasus kecelakaan yang
terjadi di tempat kerja dalam pekerjaan konstruksi sangat tinggi. Hal ini
disebabkan karena masih banyak pengurus maupun tenaga kerja belum mengenal
dan memahami peraturan K3 yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Dengan
demikian perlu adanya upaya pengendalian, pembinaan, penyuluhan dan pelatihan
tentang K3 dalam bidang konstruksi sehingga dapat dicapai kondisi dan
lingkungan kerja yang aman. Dalam kontruksi tidak terlepas dari perancah atau
scaffolding.

Perancah atau scaffolding dibuat untuk menunjang dan mendukung sebuah


proyek konstruksi bangunan sebagai media angkut para pekerja dan material
bahan bangunan yang diperlukan. Tujuan dibuatnya scaffolding adalah untuk
menyediakan tempat yang aman saat bekerja, dengan akses yang aman dan cocok
untuk pekerjaan yang tidak mudah untuk dijangkau. Selain itu adanya scaffolding
juga dapat menunjang pengerjaan desain bangunan yang sudah dibuat, sehingga
struktur bangunan menghasilkan sebuah gedung atau proyek yang dibangun
sesuai dengan gambar dan tujuan fungsinya. Atas dasar hal tersebut banyak pihak
yang lebih memilih untuk melakukan rental scaffolding ataupun membelinya,
dengan tujuan lebih mengutamakan keamanan kerja dan ketepatan waktu
pengerjaan konstruksi bangunan sesuai dengan jadwalnya.

Scaffolding merupakan instrumen yang sangat penting bagi para pekerja


bangunan dalam melakukan tugasnya untuk mengerjakan proyek yang sulit untuk
dijangkau, apalagi saat membuat bangunan besar dan bertingkat seperti untuk
gedung perkantoran, mall dan lainnya. tenaga ahli dan profesional dipercaya
untuk mendirikan scaffolding dengan stabil agar saat bergerak dan digunakan
sebagai akses terasa aman dan nyaman untuk para pekerja. Scaffolding ini banyak
dipilih daripada bambu yang digunakan pada jaman dulu, karena alat ini dapat
membantu konstruksi bangunan lebih cepat terselesaikan.
1
Pentingnya penggunaan perancah atau scaffolding dalam sebuah proyek
pembangunan didasari atas sesuatu hal yang sangat berharga yaitu nyawa, karena
tempat kerja dianggap sebagai suatu tempat yang aman untuk melindungi para
pekerjanya, Apalagi sebagai pekerja bangunan sebuah gedung bertingkat dan
besar. Oleh karena itu pengetahuan tentang jenis scaffolding dan bagaimana aspek
keselamatan suatu scaffolding.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian Scaffolding?

1.2.2 apa saja jenis-jenis scaffolding?

1.2.3 apa saja kondisi karat pada scaffolding?

1.2.4 Bagaimana Panduan penggunaan scaffolding?

1.2.5 Bagaimana Kecelakaan Pada Scaffolding?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah agar pembaca dan khususnya mahasiswa
dapat memahami apa saja jenis scaffolding dan bagaimana aspek keselamatan
kerjanya dengan mengertahui prosedur penggunaan scaffolding tersebut.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Scaffolding

Scaffolding atau biasa disebut sebagai perancah adalah suatu struktur


sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam
konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya.
Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam,
meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain. Di beberapa negara Asia
seperti RRC dan Indonesia, bambu masih digunakan sebagai perancah.

Sedangkan pengertian Scaffolding menurut Peraturan Menteri Tenaga


Kerja dan Transmigrasi No PER.01/MEN/1980 tentang keselamatan dan
kesehatan kerja konstruksi bangunan, Perancah (scaffolding) ialah Bangunan
pelataran (platform) yang dibuat untuk sementara dan digunakan sebagai
penyangga tenaga kerja, bahan bahan serta alat-alat pada setiap pekerjaan
konstruksi bangunan termasuk pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran.

Perancah (scaffolding) atau steger merupakan konstruksi pembantu pada


pekerjaan bangunan gedung. Perancah dibuat apabila pekerjaan bangunan gedung
sudah mencapai ketinggian 2 meter dan tidak dapat dijangkau oleh
pekerja. Perancah adalah work platform sementara.

Scaffolding sendiri terbuat


dari pipa - pipa besi yang dibentuk
sedemikian rupa sehingga
mempunyai kekuatan untuk
menopang beban yang ada di
atasnya. Dalam pengerjaan suatu
proyek, butuh atau tidaknya
penggunaan scaffolding bisa
tergantung kepada pemilik proyek.

3
Karena adanya perbedaan antara biaya menggunakan bambu dan scaffolding.
Scaffolding digunakan sebagai pengganti bambu dalam membangun suatu
proyek. Keuntungan penggunaan scaffolding ini adalah penghematan biaya dan
efisiensi waktu pemasangan scaffolding.

Supported scaffolds, yaitu platform yang disangga oleh tiang, yang


dilengkapi dengan pendukung lain seperti sambungan-sambungan, kaki-kaki,
kerangka-kerangka dan outriggers

 Suspended scaffolds, yaitu platform tergantung dengan tali atau lainnya

 Aerial Lifts, penopang untuk mengangkat seperti “Man Baskets” atau


keranjang manusia

2.2 Fungsi Perancah

 Sebagai tempat untuk bekerja yang aman bagi tukang / pekerja sehingga
keselamatan kerja terjamin.

 Sebagai pelindung bagi pekerja yang lain, seperti pekerja di bawah harus
terlindung dari jatuhnya bahan atau alat.

2.3 Jenis Perancah

1. Perancah Andang.

Perancah atau andang digunakan pada pekerjaan yang tingginya 2,5 – 3 m.


Apabila pekerjaan lebih tinggi maka tidak digunakan andang lagi. Macam -
macam perancah andang:

 Perancah andang kayu cara


membuatnya cepat dan dapat
dipindah pindahkan. Untuk tinggi
perancah tetap tidak dapat disetel.

4
Biasanya pada pekerjaan yang tingginya tidak lebih dari 3 m, untuk
pekerjaan lebih tinggi dari 3 m menggunakan perancah tiang.

 Perancah andang bambu


dapat dipindah-pindah dan
sebagai pengikatnya memakai
tali ijuk, karena tali ijuk ini
tahan terhadap air, panas dsb.
Pada perancah andang bambu ini
sudah disetel terlebih dahulu,
sehingga tinggi dan panjangnya tidak dapat distel kembali. Biasanya
andang bambu dapat dipakai pada ketinggian pekerjaan tidak lebih dari 3
m, mengenai kaki andang bambu ada yang pakai 2 atau 3 pasang.

2. Perancah Tiang.

Perancah tiang digunakan apabila pekerjaan sudah mencapai diatas 3 m,


Perancah tiang bisa dibuat sampai 10 m lebih tergantung dari kebutuhan. Perancah
tiang ada 3 macam:

a. Perancah tiang dari bambu.

 Pada umumnya
perancah bambu banyak dipakai
oleh pekerja di lapangan, baik
pada bangunan bertingkat
maupun tidak. Alasannya adalah:

 Bambu mudah didapat,


kuat, dan murah.

 Pemasangan perancah

5
bambu mudah dibongkar dan dapat dipasang kembali tanpa merusak
bambu.

 Bahan pengikatnya pakai tali ijuk.

b. Sistem perancah bambu dengan konsol dari besi.

Sistem perancah
bambu dengan konsol besi
hanya ditahan oleh satu tiang
bambu saja, berbeda dengan
perancah yang ditahan oleh
beberapa tiang.

Keuntungannya adalah sbb :

 Tidak terlalu banyak bambu yang dibutuhkan,

 Cara pemasangannya lebih cepat daripada perancah bambu,

 Lebih praktis dan menghemat tempat.

 Pemasangan konsol dapat dipindah dari tingkat 1 ketingkat diatasnya,

 Untuk tiang bambu tidak perlu dipotong,

c. Perancah tiang besi atau pipa.

Pada perancah tiang dari besi atau pipa alat penyambungnya memakai
kopling, untuk penyetelannya lebih cepat dibandingkan perancah tiang bambu.

3. Perancah Besi Beroda

6
Perancah besi beroda ini
terbuat dari pipa galvanis. Pada
perancah besi beroda dapat dipasang
di lapangan atau didalam ruangan.
Fungsi rodanya adalah untuk
memindahkan perancah. Pada
perancah besi beroda sedikit lain dari
perancah yang ada, karena disini
bagian-bagian dari tiangnya sudah
berbentuk kusen, sehingga
penyetelan / pemasangannya lebih
mudah dan praktis.

4.Perancah Besi tanpa Roda.

Perancah ini terdiri dari komponen-


komponen; Kaki pipa berulir, kusen
bangunan, penguat vertikal, tiang sandaran,
sambungan pasak, papan panggung,
panggung datar, Papan pengaman, tiang
sandaran, penutup sandaran, konsol
penyambung, penopang, konsol keluar, tiang
sandaran tangga, pinggiran tangga, anak
tangga, sandaran tangga, dan sandaran
dobel.

5. Perancah Menggantung

7
Pada perancah menggantung
digunakan pada pekerjaan pemasangan
eternit, pekerjaan finishing pengecatan
eternit, plat beton, dst. Jadi perancah
menggantung digunakan pada
pekerjaan bagian atas saja dan
pelaksanaannya perancah digantungkan
pada bagian atas bangunan dengan

memakai tali atau rantai besi.

6. Perancah Frame

Frame ini biasanya terbuat dari pipa


atau tabung logam. Perancah ini
dapat disusun sedemikian rupa
menjadi satu kesatuan perancah yang
tinggi untuk menopang pekerja dalam kegiatan konstruksi berlokasi tinggi.
Perancah ini dapat disusun sedemikian rupa menjadi satu kesatuan perancah yang
tinggi untuk menopang pekerja dalam kegiatan konstruksi berlokasi tinggi.

7. Perancah Dolken

Merupakan perancah
yang berbahan kayu
dolken. Kayu bulat/
dolken Biasanya
digunakan untuk tiang-
tiang perancah dan ukuran
yang biasanya digunakan
adalah berdiameter 6 – 10
cm.

8. Independent Scaffold

8
 Suatu perancah dengan dua
baris standar jarak 1.2m

 Mempunyai daya dukung


sendiri

 Satu baris mendukung


bagian luar dan bagian dalam dari
deck dengan jarak 1.2m hingga
2.4m

 Balok lintang tidak


dipasang ke dinding dari gedung

 Tetapi tidak berdiri sendiri, ini ditopang oleh struktur gedung

 Independent scaffold memerlukan ties untuk stabilitas lateral.

 Tanpa beban vertikal yang dialihkan pada gedung.

 Pasangan standards yang dihubungkan dengan gedung

 sejajar horizontal dengan horizontal tubes called ledgers.

 Ledgers berjarak vertikal pada the working height of 2m.

 Bagian dalam dan luar dari standar (tiang) dihubungkan dengan dengan
transoms.

 Transoms umumnya dihubungkan dengan dengan standar di atas ledgers.

 Transoms dapat berjarak dari tiang 250mm untuk menyesuaikan panjang


papan.

9. Birdcage Scaffold

9
 Terdiri dari dua baris tiang
yang semuanya dihubungkan
dengan Ledgers, Transoms and
Braces

 Biasanya digunakan pada


pemasangan plafon dan pengecatan.

 Hand rail and toe boards


dipasang di bagian luar dari
perimeter dari scaffold platform

10. Access Tower Scaffold

 Scaffold yang hanya digunakan


untuk access.

 Digunakan untuk menimbun


material atau peralatan tidak
diperbolehkan.

 Dibangun dengan pipa-pipa dan


fittings atau berupa modul-modul A-
Frames.

 Terutama digunakan untuk safe


access to elevated areas.

 Access menggunakan tangga atau papan-papan

 Aluminium steps setiap level.

 Tidak diperuntukkan sebagai papan kerja.


10
 Tergantug dari tingginya access tower umumnya ringan dan digunakan
untuk medium duty.

 Bila lebih dari 15m harus diperhitungkan dan di setujui penanggung


jawab.

 Handrail, mid-rails and kick boards harus dipasang pada setiap level.

 Tower harus dikencangkan (secured) dengan gedung atau structure setiap


dua lift.

 Tower tidak dapat berdiri sendiri.

 Pembebanan peralatan or materials menggunakan tower ini tidak praktis.

 Ladders harus bersandar pada sudut 1-4 lean, not vertical

 Ladders harus dikencangkan pada top and bottom.

11. Cantilever Scaffold

1. Cantilever scaffold
ditopangkan atau disangga
pada salah satu ujungnya
2. Cantilever scaffold
umumnya dibangun dengan
pipa (tubular) dan fittings, tetapi
sistem lain dari scaffod dapat
digunakan juga.

12. Putlog Scaffold

 Ditumpu oleh jajaran tiang


sebelah dan yang sebelah
ditopang oleh gedung, berbeda
dari independent scaffold.

11
 Jajaran tiang berjarak from 1.5 to 2.1m apart.
 Scaffold didirikan 1.2 m dari dinding structure

 Ledgers dipasang pada tiang

 Ketinggian Lift 1.8 to 2m.

 Putlog tubes dipasang (ditempelkan) pada tiang.

 Panjang pipa (Transoms) 1.5m

17. Suspended Scaffold

 Suspended scaffold ditopang dari


atas

 Tidak ada penyangga dari bawah

 Digunakan pada bukaan yang


tinggi

 Panjang suspended scaffold tidak


boleh lebih dari 6m

 Semua suspended tubes perlu selalu diperiksa safety fittings

 Digunakan terutama pada tempat di atas air dimana scaffolding tidak dapat
dibangunan di atas tanah

13. Mobile Scaffold

Mobile work platform digunakan


pekerjaan yang pindah dari satu tempat ke tempat
lain

 Alasnya harus 2 kali lipat tingginya untuk


yang lebih tinggi lebih dari 3 m

12
 Tiang-tiangnya dipasang dengan roda

 Penggunaan ban (berisi angin) tidak diperkenankan

 Caster wheels harus mempunyai manual brake untuk lock wheels in place.

 Biasanya menggunakan concrete floors atau hard surfaces untuk


mempermudah moveability

contoh mobile scaffold:

 Castor wheels (roda) harus


mempunyai locking brake

 Jumlah roda tidak dibatasi sesuai


kebutuhan

 Ladder access dapat ditambahkan

 Plan, side and heel and toe


bracing harus dipasang sebagai bagian
dari scaffold

2.4 Kondisi Karat Pada Scaffolding

Kondisi Karat Pada Scaffolding,sebelum saya membahas mengenai hal ini


alangkah baiknya kita mengingat kembali pelajaran selanjutnya yaitu mengenai
Bagian Bagian Perancah Scaffolding. Jadi dengan mengingat hal tersebut maka
akan lebih mudah mempelajarinya.

Tipe Kondisi Karat Pada Scaffolding

Berikut ini adalah kondisi karat pada scaffolding :

1. Kondisi Karat Stadium I


2. Kondisi Karat Stadium II
3. Kondisi Karat Stadiun III

13
Ciri Ciri Kondisi Karat pada Masing Masing Stadium

Kondisi Karat Stadium I

Ciri-cirinya :

 Warna cat pada pipa frame sangat jelas.


 Karat hanya terjadi pada sebagian kecil saja.
 Tidak terjadi keropos atau lubang
 Kondisi ini sangat dianjurkan

Kondisi Karat Stadium II

Ciri cirinya :

 Warna cat masih terlihat namun tidak terlalu jelas karena mengelupas.
 Karat terjadi sebagian besar pada pipa frame
 Tidak terjadi keropos atau lubang
 Kondisi ini masih dianjurkan

Kondisi Karat Stadium III

Ciri cirinya :

 Warna cat sudah tidak terlihat lagi (mengelupas)


 Seluruh badan frame tertutup oleh karat
 Sudah terjadi keropos atau lubang
 Kondisi ini sudah tidak dianjurkan.

2.5 Panduan Menggunakan Perancah Atau Scaffolding Di Tempat Kerja


Untuk Menghindari Seringnya Kecelakaan Kerja Yang Terjadi

Berikut beberapa panduan dalam penggunaan perancah di tempat kerja ;

1. Perancah harus dibuatkan untuk semua pekerjaan, yang tidak bisa dijamin
keamanannya bila dikerjakan secara aman pada suatu ketinggian dan / atau
setiap ketinggian pekerjaan yang melebihi 2 meter harus menggunakan
perancah yang memenuhi standar.

2. Papan untuk perancah harus tahan retak atau pecah.


14
3. Paku harus mempunyai panjang dan tebal yang cukup.

4. Paku besi yang getas (cast iron) tidak boleh digunakan.

5. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan perancah harus disimpan


dengan baik dan jauh dari material yang berbahaya.

6. Perancah harus dihitung dengan faktor pengaman (safety factor) sebesar 4 kali
beban maksimal.

7. Perancah harus diberi tangga pengaman untuk tempat berjalan dan lain-lain
fasilitas yang aman.

8. Perancah harus cukup diberi penguat (Brace).

9. Semua kerangka berdirinya perancah bangunan harus berdasarkan standard


konstruksi; mempunyai pondasi yang kuat dan cukuup tertanam dan diberi
penguat untuk kesetabilan.

10. Batu bata, pipa yang rusak, bahan pembuat cerobong asap dan bahan-bahan
lain yang tidak semestinya dipakai untuk penahan perancah, tidak boleh
dipakai.

11. Paku-paku harus ditanam penuh, tidak boleh separuh dan kemudian
dibengkokkan.

12. Paku tidak boleh menerima gaya tegangan langsung.

13. Tali baja yang digunakan untuk perancah, tidak boleh terkena asam atau bahan
kimia, yang memudahkan keadaan korosi (karat) dan bahan ini tidak boleh
digunakan, untuk tali perancah kayu yang terbuat dari serat tidak dapat
digunakan atau yang dapat mengundang bahaya.

14. Bila terpaksa menggunakan perancah kayu karena ketiadaan perancah yang
terbuat dari besi/pipa, maka pemilihan bahan harus berurat lurus, padat, tidak
ada mata kayu yang besar-besar, kering tidak membusuk, tidak ada lubang
ulat dan lain-lainya yakni tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan
runtuhnya susunan perancah.

15. Untuk perancah yang berdiri sendiri harus terdiri atas gelagar memanjang dan
melintang yang dihubungkan dengan kuat pada tiang penyanggah, ke atas
atau ke samping, bergantung pada pemakaiannya untuk menjamin kesetabilan
sampai perancah dapat dilepas.

16. Setiap bagian dari perancah harus diperiksa sebelum dipasang.

15
17.Setiap bentuk dan komposisi perancah harus diperiksa sebelumnya oleh
petugas K3L untuk meyakinkan:

a. dalam kondisi yang stabil

b. bahan yang dipakai tidak rusak

c. cukup baik untuk digunakan, dan

d. sudah diberi pengaman.

18.Pemeriksaan perancah harus dilaksanakan oleh petugas K3L dan


didokumentasikan:

a. sedikitnya seminggu sekali

b. sesudah cuaca buruk, atau gangguan dalam masa pembangunan yang


agak lama

19. Setiap bagian harus dipelihara dengan baik dan teratur sehingga tidak ada
yang rusak atau membahayakan waktu dipakai.

20. Perancah tidak boleh sebagian dibuka dan ditinggal terbuka, kecuali kalau hal
itu tetap menjamin keselamatan.

21. Perancah yang tidak bebas harus dikaitkan ke bangunan dengan sistem jepit
(rigid connections) yang kuat dengan jarak tertentu.

22. Perancah yang tidak boleh terlalu tinggi di atas angker yang tertinggi, karena
dapat membahayakan kesetabilan dan kekuatannya.

23. Pada waktu mengangkat perlengkapan yang digunakan pada perancah:

a. Bagian-bagian dari perancah harus diperiksa dengan cermat dan kalau


perlu diperkuat.

b. Setiap penggeseran dan penyanggah ( putlog ) harus dicegah.

c. Tiang penyanggah harus dihubungkan erat pada bagian bangunan yang


kuat, di tempat alat pengangkat dipasang.

24. Dalam melakukan kegiatan pemasangan perancah dan pembongkaran


perancah hanya boleh dilakukan oleh petugas yang telah memiliki keahlian
dalam pekerjaan perancah dan wewenang dalam melakukan kegiatan tersebut.

16
25. Setiap tahapan pekerjaan perancah harus mengikuti urutan sesuai ketentuan
teknis yang telah ditentukan oleh petugas yang mempunyai wewenang.

26. Tahapan atau urutan yang dibuat oleh tenaga teknis berkeahlian pekerjaan
perancah harus di dokumentasikan.

a. Tenaga ahli perancah yang mempunyai sertifikat perancah dan / atau

b. Petugas K3L khusus perancah/petugas K3L konstruksi

2.6 Kecelakaan Pada Scaffolding

Kecelakaan yang sering terjadi pada proyek pembangunan scaffolding


dikarenakan tidak memperhatikan hal-hal diatas atau prosedur yang telah
ditetapkan wajib untuk ditaati setiap konsumennya.Robohnya suatu perancah
atau scaffolding sering kali dikatakan karena adanya angin kencang yang
membuat pondasi tersebut tidak kuat dan roboh begitu saja.Hal tersebut
membuat banyaknya di kalangan masyarakan mulai khawatir dan resah ketika
melihat ada scaffolding atau perancah yang didirikan di dekat rumah mereka
untuk mendirikan sebuah bangunan disana.

Kecerobohan-kecerobohan yang dilakukan oleh satu pihak tersebut dapat


merugikan konsumen sendiri dan juga tentu berdampak pada
produsen.Produsen akan dianggap kurang professional dalam mendirikan
sebuah perancah yang harusnya aman digunakan dimanapun dan dapat
dipindah dari satu tempat ke tempat lain sesuai dengan kebutuhan
pekerja.Penggunaan scaffolding yang tidak memenuhi tata cara yang baik dan
benar juga akan mengakibatkan kecelakaan kerja yang berakibat fatal pada
keselamatan para kontruksi bangunan. Bahkan dapat menimbulkan kematian.

Oleh karena itu, pastikan anda dapat menggunakan atau merangkai


scaffolding dengan baik dan benar, sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Perhatikan juga dimana tempat anda membeli scaffolding tersebut, pastikan
penjual telah bekerja sama dengan para ahli dibidangnya atau memang sudah
mahir dalam bidang scaffolding.Telah banya penjual yang melakukan
pemasaran dengan menggunakan fasilitas online yang dapat anda manfaatkan
kapan saja anda butuhkan.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perancah (scaffolding) atau steger merupakan konstruksi pembantu pada


pekerjaan bangunan gedung. Perancah dibuat apabila pekerjaan bangunan
gedung sudah mencapai ketinggian 2 meter dan tidak dapat dijangkau oleh
pekerja. Perancah adalah work platform sementara.Scaffolding merupakan
instrumen yang sangat penting bagi para pekerja bangunan dalam melakukan
tugasnya untuk mengerjakan proyek yang sulit untuk dijangkau, apalagi saat
membuat bangunan besar dan bertingkat seperti untuk gedung perkantoran,
mall dan lainnya.

Pentingnya penggunaan perancah atau scaffolding dalam sebuah proyek


pembangunan didasari atas sesuatu hal yang sangat berharga yaitu nyawa,
karena tempat kerja dianggap sebagai suatu tempat yang aman untuk
melindungi para pekerjanya, Apalagi sebagai pekerja bangunan sebuah
gedung bertingkat dan besar. Kondisi Karat Stadium I dan Kondisi Karat
Stadium II masih dianjurkan pada scaffolding. Sedangkan untuk Kondisi
Karat Stadium III sudah tidak dianjurkan lagi alias tidak boleh
digunakan. Oleh karena itu pengetahuan tentang jenis scaffolding dan
bagaimana aspek keselamatan suatu scaffolding yaitu berupa panduan
bagaimana menggunakan scaffolding agar terhindar dari kecelakaan.

3.2 Saran

Saran kami agar pembaca lebih kritis dalam memahami apa yang telah
kami sampaikan pada makalah ini karena kami sadar makalah kami masih
banyak kekurangannya. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
semua. Mohon kritik dan saran untuk makalah ini.

18
Daftar Pustaka

file:///C:/Users/WIN 8.1/Documents/scaffolding/Informasi & Artikel Teknik Sipil


Pengertian Perancah atau Scaffolding dan Jenisnya.htm

file:///C:/Users/WIN 8.1/Documents/scaffolding/KONTRUKSI BANGUNAN


Scaffolding.htm

file:///C:/Users/WIN%208.1/Documents/scaffolding/Makalah%20Perancah%20%
E2%80%93%20FUTSAL.htm

file:///C:/Users/WIN%208.1/Documents/scaffolding/Panduan%20Menggunakan%
20Perancah%20Atau%20Scaffolding%20Di%20Tempat%20Kerja%20_%20
bussineswoman99.htm

19

Anda mungkin juga menyukai