Disusun Oleh :
Azis Maulana SP 2016030032
Rahma Mustofa 2016030411
Sigit Purnomo 2016030030
Sopyan Koswara 2016030184
Wiwit Dwi Saputro 2016030457
Herdian Arif Shohih 2016030200
i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberkati kami sehingga makalah ini dapat dikerjakan dan
diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak
kelompok dan dosen yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Tugas ini kami susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian
mata kuliah Mesin Pengangkat dan Pengangkut .Tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini dan kepada
Bapak Mutasyar Perkasa selaku dosen mata kuliah tersebut.Kami mengakui bahwa
kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh
karena itu tidak ada hal yang dikerjakan secara sempurna. Begitu pula dengan
makalah ini yang telah kami selesaikan masih jauh dari sempurna. Tetapi kami terus
melakukannya secara maksimal dengan kemampuan yang kami miliki. Dimana
kami juga memiliki keterbatasan kemampuan diri.
Karena makalah ini masih jauh dari sempurna, kami perlu menerima kritik
dan saran dari pembaca semua. Kami akan menerima semua kritik dan saran
tersebut sebagai pedoman yang dapat memperbaiki makalah kami dimasa datang.
Sehingga makalah lain yang kami buat dapat diselesaikan dengan hasil yang jauh
lebih baik.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
iii
BAB III PERHITUNGAN PONDASI TOWER CRANE
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan
didukung dengan bantuan tenaga orang-orang atau hewan, seperti keledai.Crane ini
digunakan untuk pembangunan gedung-gedung tinggi.Crane yang lebih besar
kemudian berkembang, pada abad pertengahan crane diperkenalkan untuk bongkar
muat kapal dan untuk membantu konstruksi seperti membangun menara batu dan
lainnya. Crane yang pertama dibangun dari kayu, tapi kemudian berkembang dan
di buat dari besi dan baja pada masa revolusiindustri.
1
pekerjaan yang dapat dilakukan tower crane maka dibutuhkan tinjauan ke lapangan
untuk menghitung efektivitas dan produktivitas penggunaan tower crane.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tower Crane adalah suatu alat bantu yang ada hubungannya dengan akses
bahan dan material konstruksi dalam suatu proyek. Bila dijabarkan lebih lanjut,
fungsinya lebih dekat terhadap alat mobilisasi vertikal-horisontal yang amat sangat
membantu didalam pelaksanaan pekerjaan struktur. Menurut Rostiyanti (2002),
Tower Crane merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengangkat material
secara vertikal dan horizontal ke suatu tempat yang tinggi pada ruang gerak
terbatas. Disebut Tower karena memiliki rangka vertikal dengan bentuk standard
dan ditancapkan pada perletakan yang tetap. Fungsi utama dari tower crane adalah
mendistribusikan material dan peralatan yang dibutuhkan oleh proyek baik dalam
arah vertikal ataupun horizontal.
3
paling utama karena dalam proyek gedung bertingkat tower crane digunakan untuk
mengangkat muatan secara horisontal maupun vertikal, menahannya apabila
diperlukan, dan menurunkan muatan ke tempat lain yang ditentukan dengan
mekanisme pendongkrak (luffing), pemutar (slewing), dan pejalan (travelling).
Tower crane yang memegang peranan penting soal kecepatan dan percepatan
pekerjaan. Seluruh operasional proyek sangat dipengaruhi oleh berfungsinya tower
crane, disebabkan peranannya yang dominan untuk kelancaran jalannya
pembangunan proyek. Untuk efisiensi biaya proyek, perkiraan jadwal dan waktu
penggunaan tower crane perlu dilakukan sebelum pelaksanaan konstruksi. Pada
proyek bangunan bertingkat tower crane pada umumnya digunakan untuk pekerjaan
pengangkatan tulangan, pekerjaan pengecoran, pengangkatan bekisting,
pengangkatan dinding precast, pasir, batu bata, atap rangka baja, unit-unit elektrikal
dan mekanikal. Banyaknya pekerjaan yang dapat dilakukan tower crane maka
dibutuhkan perhitungan yang dapat menghitung efektivitas penggunaan tower
crane. Dengan mempelajari karakteristik dan spesifikasi tower crane beserta
observasi lapangan. Untuk keperluan operasional, ketinggian tower crane minimal
harus lebih tinggi 4-6 meter dari ketinggian maksimum pekerjaan yang dilayani.
4
seluruh wilayah proyek 2-3 dengan menggunakan panjang lengan (jib length).
Semakin jauh radius jib, maka kemampuan angkat menurun. Pada Tower Crane
terdapat dua buah limit switch :
2. Switch momen beban : untuk memastikan operator tidak melebihi rating ton-
meter bagi crane, ketika beban bergerak pada jib. Sebuah alat yang dinamakan “cat
head assembly” pada slewing unit, dapat mendeteksi secara dini bila terjadi kondisi
overload.
5
2. Mekanisme penjalan ( trolleying mechanism)
6
2.3 KONTRUKSI UMUM TOWER CRANE
Dasar tower crane dipasang pada pondasi beton yang besar dan
kuat. Pondasi inilah yang akan menopang tower crane dan beban yang
bekerja padanya.
2. Mast (tower)
7
Bagian ini yang memberikan ketinggian pada tower crane. Dalam
sebuah tower crane terdiri dari beberapa mast yang disusun secara
vertikal ke atas. Penyusunan banyaknya mast tergantung dari kebutuhan
ketinggian. Selain itu, kecepatan angin juga mempengaruhi banyaknya
mast yang diperbolehkan pada suatu tower crane. Semakin cepat
kecepatan angin pada suatu daerah, maka jumlah mast tidak boleh
terlalu banyak sehingga tower crane tidak terlalu tinggi. Berikut adalah
mast.
Gambar diatas adalah bagian Tower Crane yaitu Mast, bagian ini
adalah kerangka yang menyusun berdirinya tower crane. Sehingga
penyusunan kerangka ini juga harus menetukan faktor angin, sehingga
semakin banyak angin maka mast tidak boleh terlalu tinggi.
3. Slewing Unit
Slewing unit dipasang pada bagian paling atas dari mast. Dengan
adanya slewing unit, maka sebuah tower crane dapat berotasi sampai
360 o. Pada slewing unit, terdapat roda gigi dan motor yang berfungsi
untuk melakukan gerakan berputar. Gambar diatas adalah bagian yang
berfungsi untuk membelokkan Tower Crane agar dapat mencapai posisi
yang diinginkan dengan mudah. Alat ini digerakkan oleh motor yang
8
terdapat pada bagian samping roda gigi tersebut, sehingga dapat berotasi
hingga 360° sesuai dengan posisi yang diinginkan.
5. Counter Weight
9
sehingga menciptakan keseimbangan momen saat ada beban pada jib.
Dengan demikian, momen yang dirasakan pada base dan pondasi tidak
begitu besar.
6. Cabin Operator
10
Ketiga bagian ini memiliki peran penting dalam mengangkat
muatan. Hook berguna sebagai pengait pada muatan. Puli (pulley)
berfungsi meneruskan kabel baja dari drum. Sementara trolley berfungsi
melakukan gerakan trolleying. Hook berfungsi sebagai pengkait beban
yang akan dibawa pada Tower Crane tersebut, Hook ini terdapat
gulungan baja dan Pulley sebagai penerus kabel baja dari gulungan
tersebut sehingga hook dapat naik dan turun untuk mencapai material
yang akan dipindahkan seperti yang terlihat pada gambar 3.2
tersebut. Sedangkan trolley berfungsi untuk memindahkan beban ag
terkait oleh hook secara horizontal mengikuti lintasan yang ada pada
jib/lengan tower tersebut.
11
tersebut, dan apabila aliran dihilangkan maka motor berhenti dan
mengunci gulungan tersebut agar tidak jatuh.
9. Motor Crane
12
2.3.2 Pembangkit Listrik
Besarnya muatan yang dapat diangkat oleh Tower Crane telah diatur
dan ditetapkan dalam manual operasi Tower Crane yang dikeluarkan oleh
pabrik pembuat Tower Crane. Prinsip dalam penentuan beban yang bisa
diangkat adalah berdasarkan prinsip momen. Jadi jarak dan ketinggian
tertentu Tower Crane memiliki momen batas yang tidak boleh dilewati.
Panjang lengan muatan dan daya angkut muatan merupakan suatu
perbandingan yang bersifat linier. Perkalian panjang lengan dan daya angkut
maksimum pada setiap titik adalah sama dan menunjukkan kemampuan
momen yang bisa diterima Tower Crane tersebut. semakin berat beban yang
haru diangkut maka radius operasi yang dapat dicapai juga akan semakin kecil.
13
2.4 JENIS TOWER CRANE
14
2.5 PENGGUNAAN CRANE
15
3. Jarak tower crane dari bangunan disesuaikan dengan data teknis
dari tipe tower crane yang digunakan.
2.5.3 Cara Pemasangan Tower Crane
16
2. Pemasangan Mast Section
Pemasangan mast section menggunakan bantuan mobile crane untuk
membantu melakukan pemasangan awal mast section dengan cara
mengangkat dan menempatkan mast section pada base section
tower crane. untuk penambahan mast section Apabila sesuai
spesifikasi free standing crane, maka langsung dapat dirakit bagian
per- bagian menggunakan pertolongan sebuah mobile-crane. Jika
crane yang dirakit lebih tinggi atau terjadi penambahan maka crane
menggunakan proses ” self assembly “. Biasanya di gunakan pada
pemasangan Crane yang di tambatkan pada bangunan (tied-in tower
crane).
17
Gambar. 14 Climbing frame crane
4. Pemasangan Joint Pin
Setelah pemasangan climbing frame crane Kemudian mobile crane
melakukan pemasangan joint pin diatas climbing crane.
5. Pemasangan Jib dan Counter Jib
Setelah pemasangan joint pin Kemudian mobile crane melakukan
Pemasangan jib dan counter jib.
6. Pemasngan Counter Weight
Setelah pemasangan jib dan counter jib Kemudian mobile crane
melakukan Pemasangan counter weight. Kebanyakan tower crane
dirakit untuk mencapai ketinggian yang diinginkan, sejak pertama
alat tersebut dirakit dan digunakan. Kemudian, alat tersebut akan
tumbuh semakin tinggi bersamaan dengan tumbuhnya bangunan
yang sedang dibangun. Dan jika struktur yang dibangun sangat
tinggi, maka tower crane dapat juga dihubungkan pada bangunan,
untuk mendapatkan tambahan kestabilan.
18
terakhir dan teleskop diturunkan perlahan-lahan hingga menyatu dengan
section berikutnya. Kemudian hooke melepaskan section berikutnya, sehingga
timbul slewing dengan section ke 3 terakhir. Proses ini dilakukan terus
menerus hingga slewing menyatu dengan section 1.
19
BAB III
PERHITUNGAN PONDASI TOWER CRANE
1,4 (d = kedalaman)
20
3.3 PERHITUNGAN TULANG POER
P perlu = 1/ m ( 1- √ (1-(2*m*Rn ) / fy ))
=1.1865 E-05
P min = 1.4 / fy
= 0.0035 > p perlu
As perlu = p * b * d
=0.0035 * b * d
= 0.023085941 m2
= 23085.94142 mm2
21
= 0 kg / mm2
M = fy / ( 0.85 * fc )
= 16 .19925078
P perlu = 1/m ( 1 - √ (1-(2*m *Rn )/fy))
=0
P min = 1,4 / fy
= 0.0035 > p perlu
As perlu = p * b * d
= 0.0035* b*d
=0.023085941 m2
=2308594142 mm2
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Menurut Rostiyanti (2002), Tower Crane merupakan suatu alat yang
digunakan untuk mengangkat material secara vertikal dan horizontal ke suatu
tempat yang tinggi pada ruang gerak terbatas. Disebut Tower karena memiliki
rangka vertikal dengan bentuk standard dan ditancapkan pada perletakan yang
tetap. Fungsi utama dari tower crane adalah mendistribusikan material dan
peralatan yang dibutuhkan oleh proyek baik dalam arah vertikal ataupun
horizontal. Tower crane merupakan peralatan elektromotor, artinya menggunakan
listrik sebagai penggeraknya. Tenaga gerak tersebut diperoleh dari PLN maupun
generator set.
Serta sesuai rumus dan perhitungan dalam membuat pondasi untuk memasang
tower crane pada bab 3 agar pondas kokoh maka di dapat hasil yang sudah di
jabarkan di atas.
4.2 SARAN
Saran kami pada mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini yaitu hendaknya
dalam perancangan pondasi dan metode pemasangan tower crane ini data yang di
dapatkan lebih akurat sehingga tidak terdapat kesalahan perhitungan dan tahapan
saat pembuatan makalah.
23
DAFTAR PUSTAKA
Berat, Alat. 2014. Jenis dan Type Mobile Crane Beserta Fungsinya.
http://www.alatberat.com/blog/jenis-dan-type-mobile-crane-beserta-
fungsinya/, diakses pada 5 April 2018.
Berat, Alat. 2014. Jenis dan Type Mobile Crane Beserta Fungsinya.
http://www.alatberat.com/blog/mengenal-tentang-macam-alat-berat-
untuk-lifting-pengangkat/ , diakses pada 5 April 2018.
24