Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

MESIN PENGANGKAT DAN PENGANKUT


PERANCANGAN PONDASI DAN METODE
PEMASANGAN TOWER CRANE

Disusun Oleh :
Azis Maulana SP 2016030032
Rahma Mustofa 2016030411
Sigit Purnomo 2016030030
Sopyan Koswara 2016030184
Wiwit Dwi Saputro 2016030457
Herdian Arif Shohih 2016030200

PROGRAM STUDI : TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
2019
Jln. Surya Kencana No.1 Pamulang – Tangerang Selatan

i
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberkati kami sehingga makalah ini dapat dikerjakan dan
diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak
kelompok dan dosen yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Tugas ini kami susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian
mata kuliah Mesin Pengangkat dan Pengangkut .Tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini dan kepada
Bapak Mutasyar Perkasa selaku dosen mata kuliah tersebut.Kami mengakui bahwa
kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh
karena itu tidak ada hal yang dikerjakan secara sempurna. Begitu pula dengan
makalah ini yang telah kami selesaikan masih jauh dari sempurna. Tetapi kami terus
melakukannya secara maksimal dengan kemampuan yang kami miliki. Dimana
kami juga memiliki keterbatasan kemampuan diri.

Karena makalah ini masih jauh dari sempurna, kami perlu menerima kritik
dan saran dari pembaca semua. Kami akan menerima semua kritik dan saran
tersebut sebagai pedoman yang dapat memperbaiki makalah kami dimasa datang.
Sehingga makalah lain yang kami buat dapat diselesaikan dengan hasil yang jauh
lebih baik.

Dengan menyelesaikan makalah ini kami mengharapkan banyak manfaat


yang dapat diambil dan dimengerti dari makalah ini. Semoga dengan adanya
makalah ini dapat memberi pengetahuan dan pemahaman kepada para pembaca
Mesin Pengankat & Pengangkut Perancangan Pondasi dan Metode Pemasangan
Tower Crane.

Pamulang, 8 November 2019

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................ i

Kata Pengantar ................................................................................................. ii

Daftar Isi........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujusn dan Manfaat Penulisan .................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tower Crane............................................................................ 3


2.2 Prinsip Kerja Tower Crane ....................................................................... 4
2.2.1 Mekanisme Kerja ............................................................................ 5

2.3 Kontruksi Umum Tower Crane .................................................................. 7

2.3.1 Komponen Utama Tower Crane ...................................................... 7

2.3.2 Pembangkit Listrik ........................................................................... 13

2.3.3 Kapasitas Alat .................................................................................. 13

2.4 Jenis Tower Crane ...................................................................................... 14

2.5 Penggunaan Tower crane ........................................................................... 15

2.5.1 Spesifikasi Peralataan Tower Crane .............................................. 15

2.5.2 Rencana Penenmpatan Tower Crane ............................................. 15

2.5.3 Pemasangan Tower Crane ............................................................. 16

2.5.4 Cara Pembongkaran Tower Crane ................................................. 18

iii
BAB III PERHITUNGAN PONDASI TOWER CRANE

3.1 Perencanaan Pondasi Tower Crane ............................................................ 20

3.2 Perhtungan Pondasi Tower Crane .............................................................. 20

3.3 Perhitungan Tulang Poer ............................................................................ 21

3.4 Perhitungan Tulang Puntir ......................................................................... 21

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ............................................................................................... 23

4.2 Saran ........................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan
didukung dengan bantuan tenaga orang-orang atau hewan, seperti keledai.Crane ini
digunakan untuk pembangunan gedung-gedung tinggi.Crane yang lebih besar
kemudian berkembang, pada abad pertengahan crane diperkenalkan untuk bongkar
muat kapal dan untuk membantu konstruksi seperti membangun menara batu dan
lainnya. Crane yang pertama dibangun dari kayu, tapi kemudian berkembang dan
di buat dari besi dan baja pada masa revolusiindustri.

Selama berabad-abad pergerakan crane dengan bantuan kekuatan manusia dan


hewan, seperti keledai digunakan untuk mengangkat beban dan memindahkan
beban.Kekuatan mesin pertama kali dikenalkan pada abad 18 atau 19 dengan daya
yang disediakan mesin uap.Untuk crane modern menggunakan daya listrik dan
sistem hidrolik untuk memberikan kemampuan mengangkat jauh lebih besar
darisebelumnya.

Tower crane digunakan untuk mengangkat muatan secara vertikal,


menahannya apabila diperlukan, dan menurunkan muatan ke tempat lain yang
ditentukan dengan mekanisme pendongkrak (luffing), pemutar (slewing), dan
pejalan (travelling).Dalam pelaksanaan proyek konstruksi bangunan bertingkat,
tower crane sering digunakan sebagai alat bantu untuk pemindahan material
secara vertikal dan horisontal. Untuk efisiensi biaya proyek, perkiraan jadwal dan
waktu penggunaan tower crane perlu dilakukan sebelum pelaksanaankonstruksi.
Pada proyek bangunan bertingkat tower crane pada umumnya digunakan untuk
pekerjaan pengangkatan tulangan, pekerjaan pengecoran, pengangkatan bekisting,
pengangkatan dinding precast, pasir, batu bata, atap rangka baja, unit- unit
elektrikal dan mekanikal. Dalam penggunaan tower crane untuk banyaknya

1
pekerjaan yang dapat dilakukan tower crane maka dibutuhkan tinjauan ke lapangan
untuk menghitung efektivitas dan produktivitas penggunaan tower crane.

Dengan mempelajari karakteristik dan spesifikasi tower crane beserta observasi


lapangan akan ditinjau optimasi jumlah yang dapat membantu kontraktor untuk
menghitung efektivitas dan produktivitas penggunaan tower crane pada proyek
bangunan bertingkat. Perkiraan waktu penggunaan tower crane mencakup waktu
untuk gerakan vertikal (hoist), berputar (swing) dan horisontal (trolley) dapat
dihitung secara matematis untuk setiap jenis pekerjaan tower crane, dengan
memperhitungkan faktor kondisi pekerjaan dan kondisi manajemen. Dari
penjelasan diatas penulis menjadi tertarik kepada pembahasan mengenai TOWER
CRANE.

1.2 RUMUSAN MASALAH

• Apa saja jenis – jenis tower crane ?


• Bagaimana cara memasang tower crane ?
• Bagaimana mekanisme tower crane?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT

• Membantu mahasiswa menjadi lebih kreatif dan berkembang dalam


berwawasan.
• Membantu mahasiswa lebih luas ilmu dan wawasannya dalam mengetahui
jenis – jenis crane serta cara memasang tower crane.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN TOWER CRANE

Tower Crane adalah suatu alat bantu yang ada hubungannya dengan akses
bahan dan material konstruksi dalam suatu proyek. Bila dijabarkan lebih lanjut,
fungsinya lebih dekat terhadap alat mobilisasi vertikal-horisontal yang amat sangat
membantu didalam pelaksanaan pekerjaan struktur. Menurut Rostiyanti (2002),
Tower Crane merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengangkat material
secara vertikal dan horizontal ke suatu tempat yang tinggi pada ruang gerak
terbatas. Disebut Tower karena memiliki rangka vertikal dengan bentuk standard
dan ditancapkan pada perletakan yang tetap. Fungsi utama dari tower crane adalah
mendistribusikan material dan peralatan yang dibutuhkan oleh proyek baik dalam
arah vertikal ataupun horizontal.

Tower crane merupakan peralatan elektromotor, artinya menggunakan listrik


sebagai penggeraknya. Tenaga gerak tersebut diperoleh dari PLN maupun
generator set. Tower crane memiliki fungsi untuk mengangkat material atau bahan
konstruksi suatu bangunan, seperti beton, baja, dan generator, dari bawah menuju
ke atas (hoisting mechanism) sampai batas maksimum ketinggian tower crane
tersebut. Selain mengangkat dari bawah menuju ke atas, tower crane juga mampu
memindahkan material secara horizontal (trolleying) sesuai dengan panjang jib
(working arm) dan memiliki slewing unit yang memungkinkan crane untuk
berputar 360°. Seperti yang terlihat pada gambar diatas, tower crane banyak
digunakan pada proyek pembangunan gedung-gedung bertingkat. Dengan
menggunakan tower crane, maka pekerjaan akan lebih cepat dan mudah dibanding
menggunakan sistem konvensional.

Di dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat, tower crane sangat cocok


dipakai untuk pelayanan bangunan bertingkat (high rise building) untuk melayani
daerah konstruksi sesuai luas lahan. Tower crane menjadi sentral atau alat yang

3
paling utama karena dalam proyek gedung bertingkat tower crane digunakan untuk
mengangkat muatan secara horisontal maupun vertikal, menahannya apabila
diperlukan, dan menurunkan muatan ke tempat lain yang ditentukan dengan
mekanisme pendongkrak (luffing), pemutar (slewing), dan pejalan (travelling).

Tower crane yang memegang peranan penting soal kecepatan dan percepatan
pekerjaan. Seluruh operasional proyek sangat dipengaruhi oleh berfungsinya tower
crane, disebabkan peranannya yang dominan untuk kelancaran jalannya
pembangunan proyek. Untuk efisiensi biaya proyek, perkiraan jadwal dan waktu
penggunaan tower crane perlu dilakukan sebelum pelaksanaan konstruksi. Pada
proyek bangunan bertingkat tower crane pada umumnya digunakan untuk pekerjaan
pengangkatan tulangan, pekerjaan pengecoran, pengangkatan bekisting,
pengangkatan dinding precast, pasir, batu bata, atap rangka baja, unit-unit elektrikal
dan mekanikal. Banyaknya pekerjaan yang dapat dilakukan tower crane maka
dibutuhkan perhitungan yang dapat menghitung efektivitas penggunaan tower
crane. Dengan mempelajari karakteristik dan spesifikasi tower crane beserta
observasi lapangan. Untuk keperluan operasional, ketinggian tower crane minimal
harus lebih tinggi 4-6 meter dari ketinggian maksimum pekerjaan yang dilayani.

2.2 PRINSIP KERJA TOWER CRANE

Prinsip kerja tower crane berdasarkan kekuatan mesin (genset), keseimbangan


beban, momen dan tegangan tarik kabel, serta sifatnya dapat berputar 360 derajat.
Pada prinsipnya, tower crane merupakan pesawat pengangkat dan pengangkut yang
memiliki mekanisme gerakan yang cukup lengkap yakni : kemampuan mengangkat
muatan (lifting) menggeser (trolleying), menahannya tetap di atas bila diperlukan
dan membawa muatan ke tempat yang ditentukan (slewing dan travelling). Operasi
kerja yang identik dan muatan yang seragam yang diangkutnya, memungkinkan
fasilitas transport dilakukan secara otomatis. Bukan hanya untuk memindahkan,
melainkan juga untuk proses bongkar muatan. Tower crane mampu menjangkau
tempat yang jauh, mempunyai kapasitas angkut yang besar, dan dapat diatur
mengikuti ketinggian bangunan. Pemilihan dan penempatan tower crane harus
sebaik mungkin agar dapat mengangkut material secara maksimal dan menjangkau

4
seluruh wilayah proyek 2-3 dengan menggunakan panjang lengan (jib length).
Semakin jauh radius jib, maka kemampuan angkat menurun. Pada Tower Crane
terdapat dua buah limit switch :

1. Switch beban maksimum : untuk memonitor pada kabel dan memastikan


tidak terjadinya overload.

2. Switch momen beban : untuk memastikan operator tidak melebihi rating ton-
meter bagi crane, ketika beban bergerak pada jib. Sebuah alat yang dinamakan “cat
head assembly” pada slewing unit, dapat mendeteksi secara dini bila terjadi kondisi
overload.

2.2.1 Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja dari tower crane terbagi menjadi 3, antara lain :

1. Mekanisme pengangkatan (hosting mechanism)

Gambar. 1 motor penggerak crane

Mekanisme ini digunakan untuk mengangkat atau menurunkan


beban yang dikehendaki. Cara kerja mekanisme ini pada tower crane
adalah; motor penggerak menggerakkan atau memutar drum
penggulung kabel baja yang bekerja untuk menarik atau mengulur kabel
baja tersebut. Kemudian, dari drum tersebut akan diteruskan sistem puli.
Pada ujung kabel baja tersebut akan di pasang kait (hook), yang
berfungsi untuk mengait muatan yang akan dipindahkan. Dengan
demikian, proses pengangkatan atau penurunan beban dapat dilakukan
dengan mengoperasikan motor penggerak yang akan memutar drum
penggulung baja.

5
2. Mekanisme penjalan ( trolleying mechanism)

Gambar. 2 jib/working arm

Mekanisme ini digunakan untuk memindahkan muatan sepanjang


lengan crane (jib / working arm) secara horizontal. Cara kerja
mekanisme ini adalah motor penggerak yang dihubungkan dengan
lengan drum penggulung kabel baja pada mekanisme berjalan yang
bekerja menarik atau mengulur kabel baja. Kabel baja tersebut
dihubungkan dengan sistem puli yang mana pada ujung kabel baja
tersebut disambungkan dengan trolley yang dapat bergerak sepanjang
lengan pengangkat tersebut.

3. Mekanisme pemutar (slewing mechanism)


Mekanisme ini digunakan untuk memindahkan muatan sejauh
radius lengan pengangkatnya secara rotasi. Mekanisme ini
memungkinkan lengan crane untuk berputar sampai 360o. Cara kerja
mekanisme pemutar adalah dengan motor penggerak. Motor tersebut
dihubungkan dengan sistem roda gigi yang tujuannya untuk
menurunkan kecepatan putar motor penggerak sehingga akan terjadi
kenaikan torsi. Hal ini dilakukan karena yang dibutuhkan adalah torsi
yang besar, bukan kecepatan putar yang tinggi. Roda gigi tersebut
kemudian dihubungkan dengan slewing unit yang ada pada bagian
sambungan antara menara atau tiang utama dengan lengan. Apabila
ingin mengoperasikan mekanisme putar, maka motor penggerak
dihidupkan sehingga memutar roda gigi tersebut.

6
2.3 KONTRUKSI UMUM TOWER CRANE

Konstruksi utama Tower Crane memiliki bagian-bagian penting yang


tentunya dirancang sedemikin rupa agar dapat memenuhi keinginan atau
memudahkan pekerjaan yang akan dilakukan. Adapun bagian-bagian penting
tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

2.3.1 Komponen – komponen Utama Tower Crane

Sebuah tower crane terdiri dari beberapa bagian, antara lain :


1. Base (dasar) tower crane
Gambar. 3 Base Crane

Dasar tower crane dipasang pada pondasi beton yang besar dan
kuat. Pondasi inilah yang akan menopang tower crane dan beban yang
bekerja padanya.

Gambar diatas adalah bagian terpenting pada kontruksi Tower


Crane sendiri, karena pada bagian ini yang menopang berdirinya Tower

Crane sehingga dapat berdiri dengan kokoh. Sehingga dasar penopang


tersebut diberikan pondasi beton cor yang besar dan kuat.

2. Mast (tower)

Gambar.4 Mast Crane

7
Bagian ini yang memberikan ketinggian pada tower crane. Dalam
sebuah tower crane terdiri dari beberapa mast yang disusun secara
vertikal ke atas. Penyusunan banyaknya mast tergantung dari kebutuhan
ketinggian. Selain itu, kecepatan angin juga mempengaruhi banyaknya
mast yang diperbolehkan pada suatu tower crane. Semakin cepat
kecepatan angin pada suatu daerah, maka jumlah mast tidak boleh
terlalu banyak sehingga tower crane tidak terlalu tinggi. Berikut adalah
mast.

Gambar diatas adalah bagian Tower Crane yaitu Mast, bagian ini
adalah kerangka yang menyusun berdirinya tower crane. Sehingga
penyusunan kerangka ini juga harus menetukan faktor angin, sehingga
semakin banyak angin maka mast tidak boleh terlalu tinggi.

3. Slewing Unit

Gambar. 5 Slewing Unit

Slewing unit dipasang pada bagian paling atas dari mast. Dengan
adanya slewing unit, maka sebuah tower crane dapat berotasi sampai

360 o. Pada slewing unit, terdapat roda gigi dan motor yang berfungsi
untuk melakukan gerakan berputar. Gambar diatas adalah bagian yang
berfungsi untuk membelokkan Tower Crane agar dapat mencapai posisi
yang diinginkan dengan mudah. Alat ini digerakkan oleh motor yang

8
terdapat pada bagian samping roda gigi tersebut, sehingga dapat berotasi
hingga 360° sesuai dengan posisi yang diinginkan.

4. Jib (working arm)

Gambar. 6 Horizontal Jib

Merupakan bagian dari tower crane yang berfungsi untuk menahan


beban. Sebuah troli akan bergerak sepanjang jib ( gerakan horizontal )
menjauhi atau mendekati pusat crane. Gambar diatas adalah lengan
yang menopang troyel dan hook sehingga beban yang dibawa dapat
dipindah sesuai dengan posisi yang diinginkan. Lengan tersebut
menahan adanya beban yang dibawa oleh mesin ini. Sehingga beban
dapat terangkat.

5. Counter Weight

Gambar. 7 Counter Weight

Counter-weight merupakan beton yang dipasang pada ujung lengan


pendek tower crane. Counter weight berfungsi sebagai pemberat

9
sehingga menciptakan keseimbangan momen saat ada beban pada jib.
Dengan demikian, momen yang dirasakan pada base dan pondasi tidak
begitu besar.

Gambar diatas adalah bagian Counter Weight yang berada ujung


lengan tower yang pendek. Pemberat ini berfungsi sebagi penyeimbang
sehingga beban yang dibawa tower pada lengan yang pajang dapat
terbawa dengan seimbang dengan kapasitas beban yang lebih
banyak, karena pemberat ini berfungsi untuk menyeimbangkan beban
yang dibawa pada tower.

6. Cabin Operator

Gambar. 8 Cabin operator

Melalui kabin ini, seorang operator mengoperasikan crane. Semua


motor pada crane dikendalikan melalui kabin ini untuk mengatur jarak
jangkau dan arah gerakan. Gambar tersebut adalah tempat control
Tower Crane sehingga beban yang dibawa dapat diarahkan pada tempat
yang dibutuhkan.

7. Hook, Trolley, dan pulley

Gambar. 9 Hook, Trulley, dan Pulley

10
Ketiga bagian ini memiliki peran penting dalam mengangkat
muatan. Hook berguna sebagai pengait pada muatan. Puli (pulley)
berfungsi meneruskan kabel baja dari drum. Sementara trolley berfungsi
melakukan gerakan trolleying. Hook berfungsi sebagai pengkait beban
yang akan dibawa pada Tower Crane tersebut, Hook ini terdapat
gulungan baja dan Pulley sebagai penerus kabel baja dari gulungan
tersebut sehingga hook dapat naik dan turun untuk mencapai material
yang akan dipindahkan seperti yang terlihat pada gambar 3.2
tersebut. Sedangkan trolley berfungsi untuk memindahkan beban ag
terkait oleh hook secara horizontal mengikuti lintasan yang ada pada
jib/lengan tower tersebut.

8. Drum dan Kabel Baja

Gambar. 10 Drum dan Kabel Baja

Drum berfungsi untuk menggulung atau mengulurkan kabel baja


sehingga beban dapat naik ataupun turun. Sementara kabel baja
berfungsi untuk menopang beban yang di angkat oleh crane.

Gambar gulungan baja tersebut berguna untuk mengulur dan


menarik kawat baja sehingga beban ang terkait pada hook dapat
terangkat, tentunya dengan spesifikasi berat yang telah ditentukan dan
tidak melebihi kapasitas mesin tersebut. Gulungan baja tersebut
digerakkan leh sebuah motor listrik, sehingga apabila aliran listrik
tersebut dialirkan maka motor bergerak menggerakkan gulungan

11
tersebut, dan apabila aliran dihilangkan maka motor berhenti dan
mengunci gulungan tersebut agar tidak jatuh.

9. Motor Crane

Gambar. 11 Motor Crane

Pada tower crane, juga terdapat motor yang berguna untuk


melakukan hoisting mechanism (winch motor), slewing mechanism dan
trolleying mechanism. Gambar diatas adalah fungsi kerja motor listrik
yang menggerakkan bagian- bagian komponen pada tower crane
tersebut. Adapun fungsi motor listrik tersebut adalah :

1. Whinch Motor (Hostng Mechanism)


Motor tersebut berfungsi untuk menggerak gulungan kawat
baja seperti yang terlihat pada gambar 2.16 sehingga kawat
dapat menarik dan mengulur kawat.
2. Trolleying Mechanism
Motor yang terlihat pada gambar tersebut berfungsi untuk
menggerakkan/memindahkan muatan sepanjang lengan/jib
pada tower crane. Sehingga motor tersebut bergerak secara
horizontal sepanjang lintasan yang ada pada lengan tower
crane.
3. Slewing Mechanism
Motor tersebut berfungsi menggerakkan kerangka dengan
gerak rotasi hingga 360°. Sehinnga tower crane dapat berputar.

12
2.3.2 Pembangkit Listrik

Pembangkit listrik ini berfungsi sebagai sumber utama untuk


mengoprasikan Tower Crane tersebut. Pembangkit tersebut menggunakan
Generator Set, yang merupakan alat pembangkit tenaga listrik dengan
mesin diesel. Generator ini digunakan sebagai sumber listrik untuk tower
crane, selain dapat digunakan sebagai sumber listrik untuk penerangan pada
lokasi proyek. Generator yang digunakan adalah dengan kapasitas 150 KVA.

2.3.3 Kapasitas Alat

Besarnya muatan yang dapat diangkat oleh Tower Crane telah diatur
dan ditetapkan dalam manual operasi Tower Crane yang dikeluarkan oleh
pabrik pembuat Tower Crane. Prinsip dalam penentuan beban yang bisa
diangkat adalah berdasarkan prinsip momen. Jadi jarak dan ketinggian
tertentu Tower Crane memiliki momen batas yang tidak boleh dilewati.
Panjang lengan muatan dan daya angkut muatan merupakan suatu
perbandingan yang bersifat linier. Perkalian panjang lengan dan daya angkut
maksimum pada setiap titik adalah sama dan menunjukkan kemampuan
momen yang bisa diterima Tower Crane tersebut. semakin berat beban yang
haru diangkut maka radius operasi yang dapat dicapai juga akan semakin kecil.

Sehingga kapasitas Tower Crane bergantung pada beberapa faktor.


Yang perlu diperhatikan adalah bahwa jika material yang diangkut oleh
crane melebihi kapasitasnya maka tower crane akan terjungkir. Oleh karena
itu berat material yang diangkut sebaiknya ± 85% dari kapasitas alat. Adapun
beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan kapasitas alat
adalah berikut ini :

1. Ayunan angin terhadap alat.


2. Ayunan beban pada saat di pindahkan.
3. Kecepatan pemindahan material.
4. Pengereman mesin dalam pergerakannya.

13
2.4 JENIS TOWER CRANE

Menurut Rostiyanti (2002), Jenis jenis tower crane dibagi berdasarkan


cara crane tersebut berdiri Yaitu :

1. Free Standing Crane


Crane yang berdiri bebas (free standing crane) berdiri di atas pondasi yang
khusus dipersiapkan untuk alat tersebut. Jika crane harus mencapai ketinggian
yang besarmaka kadang – kadang digunakan pondasi dalam seperti tiang
pancang.
2. Rail Mounted Crane
Penggunaan rel pada rail mounted crane mempermudah alat untuk
bergerak sepanjang rel tersebut. Tetapi supaya tetap seimbang gerakan crane
tidak dapat terlalu cepat. Kelemahan dari crane tipe ini adalah harga rel yang
cukup mahal, rel harus diletakkan pada permukaan yang datar
sehingga tiang tidak menjadi miring.
3. Climbing Tower Crane
Crane ini diletakkan didalam struktur bangunan yaitu pada core atau inti
bangunan. Crane ini bergerak naik bersamaan dengan struktur naik.
Pengangkatan crane dimungkinkan dengan adanya dongkrak hidrolis atau
hydraulic jacks. Dengan lahan terbatas maka alternative penggunaan crane
climbing.
4. Tied In crane
Crane tipe ini mampu berdiri bebas pada ketinggian kurang dari 100 meter.
Jika diperlukan crane dengan ketinggian lebih dari 100 meter, maka crane
harus ditambatkan atau dijangkar pada struktur bangunan. Fungsinya untuk
menahan gaya horizontal.
Dari berbagai tipe ini prinsip kerjanya hampir sama, mengangkat pada
gerakan horisontal, berputar, bergerak secara radial dan sebagainya. Hampir
semua fasilitas transport memindahkan muatan dengan berbagai sudut atau
secara vertikal dapat dilakukan.

14
2.5 PENGGUNAAN CRANE

2.5.1 Spesifikasi Peralatan Tower Crane

Penentuan tipe dan jenis peralatan ( spesifikasi peralatan )


merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum menghitung kapasitas
operasi peralatan dan waktu pelaksanaan, serta biaya pelaksanaan.
Spesifikasi dari tower crane yang digunakan adalah tipe Free Standing Crane
karena tipe tower crane ini mampu berdiri bebas dengan pondasi khusus untuk
tower crane itu sendiri : dengan Lifting capacity ; 2,4 ton di ujung jib dan
maximum capacity ; 8 ton dan memiliki jib radius 61,5 m yang karena mampu
menjangkau 100% area proyek.

2.5.2 Rencana Penempatan Tower Crane

Penempatan alat yang tepat pada lokasi proyek akan dapat


memperlancar kegiatan proyek. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menganalisa kondisi lokasi proyek, diantaranya jalur mobilisai alat tersebut
terhadap perencanan tata letak atau penempatan baik itu penimbunan
material, gudang, kantor dan lainnya. Dimana penempatan alat ini harus
mampu dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam proses
pelaksanaan proyek tersebut. Posisi operasional tower crane adalah
penempatan tower crane pada suatu lokasi proyek untuk melakukan
pekerjaan pengangkatan, pengecoran dan lain – lain. Dimana radius
perputaran dari tower crane tersebut dapat mampu menjangkau seluruh lokasi
proyek sehingga tower crane dapat menyelesaikan pekerjaan sefektif
mungkin. Menurut (Nugraha dkk,1985), dalam menentukan tata letak alat
tower crane harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut ini :

1. Arah gerak atau lintasan tower crane sebaiknya sejajar


dengan arah memanjang dari bangunan.
2. Tower crane berada di samping kanan bangunan dari tampak utara
dengan free standing setinggi 50 m supaya tidak membentur
bangunan lain pada saat proses kerja.

15
3. Jarak tower crane dari bangunan disesuaikan dengan data teknis
dari tipe tower crane yang digunakan.
2.5.3 Cara Pemasangan Tower Crane

Cara pemasangan tower crane dapat dilakukan dengan


metode kerja sebagai berikut:

1. Pemasangan fine angle dan base section


Cara pemasangan crane yang pertama kali di lakukan adalah
penanaman fine angle dan base section kedalamlubang pondasi.
Yaitu sebelum pemasangan tower crane, harus di siapkan pondasi
dari semen yang di cor, untuk ukuran dan kedalaman tergantung dari
tower crane yang akan di gunakan. Pada bagian dasar pondasi di
tanamkan fine angle dari besi cor berkualitas tinggi, yang berfungsi
untuk memperkokoh pondasi. Kemudian di lakukan pengecoran
beton terhadap pondasi tersebut.

Gambar.12 fixing angle

Setelah fondasi selesai dibuat, perlu waktu 1 minggu untuk


menunggunya menjadi keras dan kering, sebelum diinstal
keseluruhan rangkaian alat tersebut. Dan Tower crane akan berdiri
dan di ‘baut’ dengan pondasi untuk menjaga stabilitasnya, kemudian
dihubungkan dengan bagian menara (tower) penopang tower crane
tersebut.

16
2. Pemasangan Mast Section
Pemasangan mast section menggunakan bantuan mobile crane untuk
membantu melakukan pemasangan awal mast section dengan cara
mengangkat dan menempatkan mast section pada base section
tower crane. untuk penambahan mast section Apabila sesuai
spesifikasi free standing crane, maka langsung dapat dirakit bagian
per- bagian menggunakan pertolongan sebuah mobile-crane. Jika
crane yang dirakit lebih tinggi atau terjadi penambahan maka crane
menggunakan proses ” self assembly “. Biasanya di gunakan pada
pemasangan Crane yang di tambatkan pada bangunan (tied-in tower
crane).

Gambar. 13 Mast Section


3. Pemasangan Climbing Frame Crane
Pemasangan climbing frame crane menggunakan mobile crane.
Mobile crane melakukan pemasangan climbing frame crane yang
digunakan untuk self assembly. Dimana climbing frame crane
akan mengangkat slewing unit ke atas sehingga terdapat ruang
kosong di antara slewing unit dan mast section kemudian jib akan
mengangkat sebuah mast section untuk kemudian diletakan pada
ruang kosong diantara slewing unit dan mast section. Kedua proses
tersebut akan terus berlanjut hingga mendapat ketinggian yang
diinginkan.

17
Gambar. 14 Climbing frame crane
4. Pemasangan Joint Pin
Setelah pemasangan climbing frame crane Kemudian mobile crane
melakukan pemasangan joint pin diatas climbing crane.
5. Pemasangan Jib dan Counter Jib
Setelah pemasangan joint pin Kemudian mobile crane melakukan
Pemasangan jib dan counter jib.
6. Pemasngan Counter Weight
Setelah pemasangan jib dan counter jib Kemudian mobile crane
melakukan Pemasangan counter weight. Kebanyakan tower crane
dirakit untuk mencapai ketinggian yang diinginkan, sejak pertama
alat tersebut dirakit dan digunakan. Kemudian, alat tersebut akan
tumbuh semakin tinggi bersamaan dengan tumbuhnya bangunan
yang sedang dibangun. Dan jika struktur yang dibangun sangat
tinggi, maka tower crane dapat juga dihubungkan pada bangunan,
untuk mendapatkan tambahan kestabilan.

2.5.4 Cara Pembongkaran Tower Crane

Apabila pekerjaan telah selesai dan sudah waktunya untuk membongkar


tower crane tersebut. Tahapan pembongkaran tower crane adalah kebalikan
dari pemasangannya. Mula-mula hooke akan melepaskan bagian section
terakhir, sehingga timbul ruang kosong antara slewing dengan section ke 2

18
terakhir dan teleskop diturunkan perlahan-lahan hingga menyatu dengan
section berikutnya. Kemudian hooke melepaskan section berikutnya, sehingga
timbul slewing dengan section ke 3 terakhir. Proses ini dilakukan terus
menerus hingga slewing menyatu dengan section 1.

Dengan bantuan mobil crane, tower crane dilepaskan satu per-satu.


Dimulai dari hoist dilepaskan 3 buah terlebih dahulu, setelah itu jib beserta
perlengkapannya dilepaskan. Berikutnya, counter jib dilepaskan beserta
perlengkapannya. Tower crane menjadi bentuk ( I ) kembali. Top head dan
slewing dilepaskan dengan mobil crane, dilanjutkan dengan teleskop, section
1 hingga basic master. Setelah selesai pembongkaran hanya menyisakan
pondasi tower crane, selanjutnya dibongkar dengan menggunakan alat berat
untuk mengambil fine angel yang akan digunakan kembali untuk mendirikan
tower crane berikutnya.

19
BAB III
PERHITUNGAN PONDASI TOWER CRANE

3.1 PERENCANAAN PONDASI TOWER CRANE


Di rencanakan ukuran poer pondasi sebagai berikut :
d = kedalaman (lihat panjang minimum angkur tower crane)
B = lebar (5.0)
L = panjang

Berat pondasi tower crane 5.0 x 5.0 x1.4 x 2400 kg/m3


= 81000 kg
= 81 KN

Total gaya aksial yang bekerja 636 + 81


= 717 KN

3.2 PERHITUNGAN PONDASI


Perhitungan pondasi
Control terhadap guling :
∑M = 0
VM + V.L/2+H.d/2=0
ML = (( M + H.d/2)2)/717
H1.35L=({1730=21.6}2)/717
=3503,2/717
=4,89m
Jadi ukuran pondasi tower crane = 4,89x4,89x1,4 M
(B = lebar ) 4,9
4,9 (L=panjang)

1,4 (d = kedalaman)

20
3.3 PERHITUNGAN TULANG POER

Mu lentur = 1730 KN = 1730000 kg


Rn =Mu /( 0.85* fc )
= 1186556927 KN / m2
= 0.001186557 kg/mm2
m = fy /(0.85 * fc )
= 16.19925078

P perlu = 1/ m ( 1- √ (1-(2*m*Rn ) / fy ))
=1.1865 E-05
P min = 1.4 / fy
= 0.0035 > p perlu

As perlu = p * b * d
=0.0035 * b * d
= 0.023085941 m2
= 23085.94142 mm2

Dipakai tulangan diameter = 25 mm


As terpasang = 490.625 mm2 /btg
Jumlah (b) = 47.05414812
= 47 bh
Jarak tulangan = 0.103835979 m
=103.8359788 mm
=104 mm

3.4 PERHITUNGAN TULANG PUNTIR


Mu puntir = 0 KN
Rn = Mu / (0.8 * b*d)
= 0 KN /m2

21
= 0 kg / mm2
M = fy / ( 0.85 * fc )
= 16 .19925078
P perlu = 1/m ( 1 - √ (1-(2*m *Rn )/fy))
=0
P min = 1,4 / fy
= 0.0035 > p perlu

As perlu = p * b * d
= 0.0035* b*d
=0.023085941 m2
=2308594142 mm2

Di pakai tulangan diameter = 25 mm


As terpasang = 490.625 mm2/btg]
Jumlah (b) = 47.05414812
= 47 bh

Jarak tulangan = 0.103835979 m


= 103.8359788 mm
= 104 mm

Jadi tulangan pondasi tower crane = D 25 - 104

22
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Menurut Rostiyanti (2002), Tower Crane merupakan suatu alat yang
digunakan untuk mengangkat material secara vertikal dan horizontal ke suatu
tempat yang tinggi pada ruang gerak terbatas. Disebut Tower karena memiliki
rangka vertikal dengan bentuk standard dan ditancapkan pada perletakan yang
tetap. Fungsi utama dari tower crane adalah mendistribusikan material dan
peralatan yang dibutuhkan oleh proyek baik dalam arah vertikal ataupun
horizontal. Tower crane merupakan peralatan elektromotor, artinya menggunakan
listrik sebagai penggeraknya. Tenaga gerak tersebut diperoleh dari PLN maupun
generator set.

Prinsip kerja tower crane berdasarkan kekuatan mesin (genset), keseimbangan


beban, momen dan tegangan tarik kabel, serta sifatnya dapat berputar 360 derajat.
Pada prinsipnya, tower crane merupakan pesawat pengangkat dan pengangkut
yang memiliki mekanisme gerakan yang cukup lengkap yakni : kemampuan
mengangkat muatan (lifting) menggeser (trolleying), menahannya tetap di atas bila
diperlukan dan membawa muatan ke tempat yang ditentukan (slewing dan
travelling).

Serta sesuai rumus dan perhitungan dalam membuat pondasi untuk memasang
tower crane pada bab 3 agar pondas kokoh maka di dapat hasil yang sudah di
jabarkan di atas.

4.2 SARAN

Saran kami pada mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini yaitu hendaknya
dalam perancangan pondasi dan metode pemasangan tower crane ini data yang di
dapatkan lebih akurat sehingga tidak terdapat kesalahan perhitungan dan tahapan
saat pembuatan makalah.

23
DAFTAR PUSTAKA

Batulicin, Detik. 2013. Pentingnya Pemeriksaan Alat Berat. http://strong-


indonesia.com/artikel/alat-bantu-angkat-barang/ , diakses pada 5 April
2018.

Berat, Alat. 2014. Jenis dan Type Mobile Crane Beserta Fungsinya.
http://www.alatberat.com/blog/jenis-dan-type-mobile-crane-beserta-
fungsinya/, diakses pada 5 April 2018.

Berat, Alat. 2014. Jenis dan Type Mobile Crane Beserta Fungsinya.
http://www.alatberat.com/blog/mengenal-tentang-macam-alat-berat-
untuk-lifting-pengangkat/ , diakses pada 5 April 2018.

24

Anda mungkin juga menyukai