NEGERI PADANG
LAPORAN LABOR
SPARK TEST
SEMERTER 3
No. BP : 1901011036
KELOMPOK : 4
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini tepat pada waktunya .Laporan ini merupakan aplikasi dari hal
pengujian di labor bahan dan metrologi yang dituangkan dalam bentuk tulisan
guna untuk menjelaskan data-data yang diperoleh dari praktikum di labor tersebut.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini jauh dari sempurana
karena masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan dalam penulisanya. Oleh
Karen itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari
pembaca guna untuk kesempurnaan dimasa yang akan datang.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Tujuan Praktikum
BAB II. LANDASAN TEORI
II.1 Landasan Teori
II.2 Prinsip Terjadinya Bunga Api
II.3 Karakteristik Percikan Api
BAB III. PERALATAN
III.1 Alat yang digunakan
BAB IV. LANGKAH-LANGKAH PENGERJAAN
IV.1 Langkah-Langkah Pengerjaan
IV.2 Data Percobaan
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Salah satu dari praktikum di pengujian bahan adalah SPARK TEST. Spark
test adalah suatu pengujian bahan yang bertujuan untuk menentukan kadar karbon
suatu bahan dengan cara merusak bahan yang akan diujikan atau diteliti. Dalam
prakteknya pengujian bahan dengan menggunakan metode Spark test ini yang
perlu di perhatikan adalah bentuk dari bunga api,panjang jangkauan bunga
api,warna bunga api.
Setelah selesai melakukan praktek dengan referensi yang ada triner dapat :
LANDASAN TEORI
Hasil yang kita peroleh dapat dibandingkan dengan contoh yang ada pada
literature, akhirnya kita dapat menentukan maksud kelompok mana benda uji
tersebut. Pengujian Spark Test ini dilakukan untuk hamper semua bahan paduan
hasil produksi seperti : besi tempa, billat dan sebagainya.
Pada uji benada yang digerinda tentu akan menghasilkan bunga api, karena
beda uji lebih lunak dari batu gerindanya maka bram hasil gerindanya panas yang
dihasilkan oleh gesekkan roda gerinda dengan benda uji itu akan menghasilkan
percikan yang akan terlempar keluar dan terbakar, terjadilah oksidasi dengan
udara luar. Selama percikan bunga api menyalakan adanya unsure oksigen pada
udara bebas sehingga partikel karbon yang sangat kecil itu terbakar dan
menghasilkan asap karbon dioksida
II.3 Karakteristik Percikan Api
Secara umum tipe bunga api dari logam adalah : bercabang (dua/ tiga), spt.
ujung panah terputus, tajam/runcing, memancar/ aliran, berujung embel-embel,
dan garis pendek dengan warna sinar merah, oranye, putih, dan kuning.
Baja karbon mempunyai karakteristik bunga api bercabang berwarna
kuning dengan bintang berwarna putih di ujungnya. Kandungan karbon dalam
baja karbon dapat diperkirakan dari berapa banyak jumlah bintang berwarna putih
pada saat pengujian. Sedang besi murni hanya akan kelihatan bunga api bercabang
berwarna kuning.
Jika besi dengan unsur paduan tungsten, maka bunga apinya akan
berwarna merah terang; dan jika unsur paduannya nikel, maka warna bunga
apinya akan tergantung pada jumlah kandungan paduannya, yaitu mulai putih
sampai oranye.
Adapun untuk bunga api besi tuang adalah berupa pancaran warna merah
dengan sedikit lengkungan-lengkungan berwarna kekuning-kuningan, serta nikel
adalah berwarna oranye berbentuk tajam yang pendek berombak.
Secara garis besar percikan bunga api dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
Percikan yang dekat batu gerinda
Percikan tengah
Ujung percikan terjatuh
Gambar. 7 adalah baja mangan tinggi. Dalam hal ini memicu berbeda dari
yang dari karbon spark karena partikel bahan peledak meninggalkan garis
bercahaya di sebelah kanan-sudut. dan sub-divisi dari ledakan juga di 90 derajat,
seperti terhadap 40-50 derajat karbon bunga api pada Gambar. 3. Gambar. 6
adalah diri hardering Mushet baja. Berikut sebuah percikan mangan terlihat aneh,
dan persentase tungsten yang relatif tinggi muncul untuk memberikan
diskontinuitas untuk menyulut
Keterangan gambar
A. Erought iron
B. Mild steel
C. Steel with 0,6.0,8 Carbon
D. Hight Carbon Steel
E. Hight-speed steel
F. Magness steel
G. Mushet steel
H. Special magnet steel
Satuan paduan (alloy)ialah campuran bahan yang memiliki sifat-sifat
logam yang terdiri dari dua atau lebih komponen (unsur) yang sedikitnya satu
komponen utamanya adalah logam. Suatu system yang terdiri dari semua paduan
yang dapat dibuat. Paduan dapat diklasifikasikan menurut diagram keseimbangan
(diagram fasa) satuan merupakan campuran yang homogem. Jika berupa susunan
yang homogem paduan akan berdiri dari satu fase tunggal dan bila campuran
maka paduan akan terdiri dari bebarapa fase (multi fase)
Fase (phase) ialah bagian dari material yang homogeny komposisi
kimianya dan strukturnya, dapat dibedakan secara fisik,dapat dipisahkan secara
mekanik dari bagian lain material tersebut, suatu fase dapat dibedakan dari fase
yang lain dengan melihat keadaan fisiknya, ada fase gas,cair dan padat.Bagian
dari material dari fase yang berbeda mengandung komposisi kimia yan berbeda.
Struktur lantice jga membedakan suatu fase dengan fase lainnya. Sebagai contoh
logam mempunyai sifat allotropi, setiap bentuk allotropi merupakan fase
tersendiri,walaupun komposisi kimia dan fisiknya sama. Lantice adalah gambaran
3 dimensi yang menghubungkan antara atom dan grafis imaginer. Sedangkan
alloytropi adalah suatu material yang dapat mempunyai lebih dati satu Kristal
tetapi tetap dalam keadaan padat (solid) yang tergantung pada temperatur.
Pada paduan logam dalam keadaan padat ada 3 kemungkinan fase yaitu
a. Logam murni
b. Senyawa
Ialah gabungan dari beberapa usur dari perbandingan tetap, ada 3 macam
senyawa yang umumnya dijumpai antara lain
1. Intermatallic campunik
2.Interstatital compound
3. Electron compound
Sifat mekanik hanya tergantung pada komposisi kimia suatu paduan tetapi jga
tergantung strukutur mikronya. Satuan paduan dengan komposisi kimia yang
sama akan memiliki struktur mikro yang berbeda dan sifat mekanik yang berbeda,
proses laku panas pada dasarnya terdiri dari beberapa tahapan dimulai dari
pemanasan samai beberapa saat, kemudian baru dilakukan pendinginan dengan
kecepatan tertentu. Heat treatmen secara garis besar digolongkan dalam dua jenis
yaitu :
1. Kadar Carbon
2. Unsur paduan
1. Plain carbon steel yaitu suatu jenis baja dengan unsure utamanya adalah berupa
Fe dan C tetapi masih terdapat unsure lain dalam jumlah yang relative kecil, yang
tidak mempengaruhi sifatnya, misalnya Mn ( 1%)
2. Alloy steel yaitu suatu jenis baja yang mengandung unsur-unsur lain selain
carbon yang sengaja ditambahkan untuk mendpakan sifat-sifat tertentu missal :
Ni, Si, Al, P, Cu, Mn, Cr, dll
b. garis –garis
c. Struktur mikro
PERALATAN
Roda/batu gerinda
HSS, Timah)
LANGKAH-LANGKAH PENGERJAAN
Benda ke 2
Benda ke 3
Benda ke 4
Benda ke 5
Benda ke 6
Benda ke 7
Benda ke 8
Benda ke 9
Benda ke 10
Adapun data-data yang didapatkan adalah sebagai berikut :
V.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan referensi yang ada dapat disimpulka bahwa :
1. Semakin besar kandungan karbon suatu bahan maa percikan api yang
dihasilkan akan semakin banyak dan semakin berwarna merah, tetapi
sebaliknya logam yang tidak memilik unsur karbon tidak akan
menghasilkan percikan api
2. Unsur carbon merupakan unsur yang menentukan tingkat kekerasan suatu
logam, semakin tinggi kandungan carbon maka akan semakin keras bahan
tersebut, tetapi bahan akan bersifat getas
3. Semakin panjang percikan api hasil penggerindaan semakin rendah carbon
suatu bahan dan sebaliknya
V.2 Saran
www.google.com