Anda di halaman 1dari 26

POLITEKNIK

NEGERI PADANG

LAPORAN LABOR
SPARK TEST
SEMERTER 3

NAMA : MEILENY TRINANDA PUTRI

No. BP : 1901011036

KELAS : 2A D3 TEKNIK MESIN

KELOMPOK : 4

DOSEN : DADDY BUDIMAN , ST., M.Eng :

JURUSAN TEKNIK MESIN


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini tepat pada waktunya .Laporan ini merupakan aplikasi dari hal
pengujian di labor bahan dan metrologi yang dituangkan dalam bentuk tulisan
guna untuk menjelaskan data-data yang diperoleh dari praktikum di labor tersebut.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada instruktur yang telah


membimbing penulis selama menjalankan pengambilan data di labor bahan dan
metrologi, dan kepada teman-teman yang telah membantu penulis untuk
menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat pad waktunya

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini jauh dari sempurana
karena masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan dalam penulisanya. Oleh
Karen itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari
pembaca guna untuk kesempurnaan dimasa yang akan datang.

Padang, 28 Desember 2020

MEILENY TRINANDA PUTRI


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Tujuan Praktikum
BAB II. LANDASAN TEORI
II.1 Landasan Teori
II.2 Prinsip Terjadinya Bunga Api
II.3 Karakteristik Percikan Api
BAB III. PERALATAN
III.1 Alat yang digunakan
BAB IV. LANGKAH-LANGKAH PENGERJAAN
IV.1 Langkah-Langkah Pengerjaan
IV.2 Data Percobaan
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Di zaman era globalisasi ini, persaingan di dunia industri sangatlah ketat


sehingga menuntut kita untuk menjadi sosok individu yang
berkompeten.politeknik merupakan salah satu wadah yang memiliki tujuan untuk
mendidik menuju hal tesebut. Dalam proses prosesnya politeknik menyediakan
aplikasi-aplikasi yang dapat membantu meningkatkan keterampilan para
mahasiswa, salah satu aplikasi yang disediakan adalah praktikum labor bahan.

Salah satu dari praktikum di pengujian bahan adalah SPARK TEST. Spark
test adalah suatu pengujian bahan yang bertujuan untuk menentukan kadar karbon
suatu bahan dengan cara merusak bahan yang akan diujikan atau diteliti. Dalam
prakteknya pengujian bahan dengan menggunakan metode Spark test ini yang
perlu di perhatikan adalah bentuk dari bunga api,panjang jangkauan bunga
api,warna bunga api.

I.2 Tujuan Praktikum

Setelah selesai melakukan praktek dengan referensi yang ada triner dapat :

1. Mengetahui kandungan karbon logam dengan melihat pecikan bungan api,


2. Mengetahui karakteristik logam dengan perantara pada loncatan bunga api
yang timbul pada waktu pengerjaan,
3. Membedakan jenis logam yang diuji,
4. Membedakan kekerasan logam lewat pengamatan loncatan bungan api,
5. Menganalisa percobaan dengan referensi yang ada.
BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Landasan Teori

Spark Test adalah proses pengujian logam secara visual untuk


mengklarifikasikan berbagai macam baja paduan sesuai dengan komposisi kimia
yang dikandung oleh logam tersebut

Penggerindaan benda uji maksudnya adalah supaya kita bias mengamati


percikan bungan api yang dihasilkan pada waktu penggerindaan. Cara pengetesan
sangatlah mudah jika dibandingkan dengan metode analisa kimia.
Pengelompokkan benda uji didasarkan atas percikan bunga api yang dihasilkan
pada waktu penggerindaan.

Hasil yang kita peroleh dapat dibandingkan dengan contoh yang ada pada
literature, akhirnya kita dapat menentukan maksud kelompok mana benda uji
tersebut. Pengujian Spark Test ini dilakukan untuk hamper semua bahan paduan
hasil produksi seperti : besi tempa, billat dan sebagainya.

II.2 Prinsip terjadinya bunga api

Pada uji benada yang digerinda tentu akan menghasilkan bunga api, karena
beda uji lebih lunak dari batu gerindanya maka bram hasil gerindanya panas yang
dihasilkan oleh gesekkan roda gerinda dengan benda uji itu akan menghasilkan
percikan yang akan terlempar keluar dan terbakar, terjadilah oksidasi dengan
udara luar. Selama percikan bunga api menyalakan adanya unsure oksigen pada
udara bebas sehingga partikel karbon yang sangat kecil itu terbakar dan
menghasilkan asap karbon dioksida
II.3 Karakteristik Percikan Api
Secara umum tipe bunga api dari logam adalah : bercabang (dua/ tiga), spt.
ujung panah terputus, tajam/runcing, memancar/ aliran, berujung embel-embel,
dan garis pendek dengan warna sinar merah, oranye, putih, dan kuning.
Baja karbon mempunyai karakteristik bunga api bercabang berwarna
kuning dengan bintang berwarna putih di ujungnya. Kandungan karbon dalam
baja karbon dapat diperkirakan dari berapa banyak jumlah bintang berwarna putih
pada saat pengujian. Sedang besi murni hanya akan kelihatan bunga api bercabang
berwarna kuning.
Jika besi dengan unsur paduan tungsten, maka bunga apinya akan
berwarna merah terang; dan jika unsur paduannya nikel, maka warna bunga
apinya akan tergantung pada jumlah kandungan paduannya, yaitu mulai putih
sampai oranye.
Adapun untuk bunga api besi tuang adalah berupa pancaran warna merah
dengan sedikit lengkungan-lengkungan berwarna kekuning-kuningan, serta nikel
adalah berwarna oranye berbentuk tajam yang pendek berombak.
Secara garis besar percikan bunga api dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
 Percikan yang dekat batu gerinda
 Percikan tengah
 Ujung percikan terjatuh

Komponen percikan bunga api yang di mata adalah :


 Panjang dan lebarnya percikan ( garis nyala)
 Melebar menyempitkan percikan
 Jenis dan warna percikan
 Bunga/kembang api yang dihasilkan banyak sedikitnya bunga api yang
dihasilkan.
Semua komponen merupakan lapisan berpijar yang dapat berubah-ubah
intensitasnya tergantung dari paduan/kandungan karbon yang ada benda uji
tersebut
Gambar. 1 menunjukkan besi cor, yang memiliki merah kusam, non-
ledakan percikan yang mengental menjelang akhir.

Gambar, 2 menunjukkan besi tempa, yang spark cerah, seperti yang


ditunjukkan, dan memiliki ekstremitas bercahaya. Jika ada jejak karbon yang
ditemukan pada besi, ekstremitas dapat mengungkapkan ledakan atau garpu.

Gambar. 3 menunjukkan baja ringan. Percikan, besi tebal bercahaya rusak


oleh percabangan karena karbon

Gambar. 4 menunjukkan satu sen 0,60 per. percikan baja karbon.


Kecenderungan telah hampir lenyap, dan karbon bercabang terjadi dekat ke roda
gerinda

Gambar. 5 menunjukkan alat kelas baja karbon tinggi mengandung.

Gambar. 6 adalah baja kecepatan tinggi alat. Sebuah percikan karbon


ganjil atau keduanya harus dilihat, namun sisanya dimodifikasi oleh elemen
paduan lainnya. Bunga api ini dari sebuah rona oranye, dan bervariasi dalam
kecerahan saat mereka melakukan perjalanan, memberikan efek garis terputus,
sementara mereka memiliki tip lebih bercahaya.

Gambar. 7 adalah baja mangan tinggi. Dalam hal ini memicu berbeda dari
yang dari karbon spark karena partikel bahan peledak meninggalkan garis
bercahaya di sebelah kanan-sudut. dan sub-divisi dari ledakan juga di 90 derajat,
seperti terhadap 40-50 derajat karbon bunga api pada Gambar. 3. Gambar. 6
adalah diri hardering Mushet baja. Berikut sebuah percikan mangan terlihat aneh,
dan persentase tungsten yang relatif tinggi muncul untuk memberikan
diskontinuitas untuk menyulut

Gambar. 9 adalah baja magnet tungsten. Di sini dapat dirasakan masing-


masing percikan tungsten mangan dan sejenisnya
Keterangan gambar

A. High carbon steel


B. Magnesee steel
C. Tungsten steel
D. Molybdenum steel

Keterangan gambar
A. Erought iron
B. Mild steel
C. Steel with 0,6.0,8 Carbon
D. Hight Carbon Steel
E. Hight-speed steel
F. Magness steel
G. Mushet steel
H. Special magnet steel
Satuan paduan (alloy)ialah campuran bahan yang memiliki sifat-sifat
logam yang terdiri dari dua atau lebih komponen (unsur) yang sedikitnya satu
komponen utamanya adalah logam. Suatu system yang terdiri dari semua paduan
yang dapat dibuat. Paduan dapat diklasifikasikan menurut diagram keseimbangan
(diagram fasa) satuan merupakan campuran yang homogem. Jika berupa susunan
yang homogem paduan akan berdiri dari satu fase tunggal dan bila campuran
maka paduan akan terdiri dari bebarapa fase (multi fase)
Fase (phase) ialah bagian dari material yang homogeny komposisi
kimianya dan strukturnya, dapat dibedakan secara fisik,dapat dipisahkan secara
mekanik dari bagian lain material tersebut, suatu fase dapat dibedakan dari fase
yang lain dengan melihat keadaan fisiknya, ada fase gas,cair dan padat.Bagian
dari material dari fase yang berbeda mengandung komposisi kimia yan berbeda.
Struktur lantice jga membedakan suatu fase dengan fase lainnya. Sebagai contoh
logam mempunyai sifat allotropi, setiap bentuk allotropi merupakan fase
tersendiri,walaupun komposisi kimia dan fisiknya sama. Lantice adalah gambaran
3 dimensi yang menghubungkan antara atom dan grafis imaginer. Sedangkan
alloytropi adalah suatu material yang dapat mempunyai lebih dati satu Kristal
tetapi tetap dalam keadaan padat (solid) yang tergantung pada temperatur.

Pada paduan logam dalam keadaan padat ada 3 kemungkinan fase yaitu

a. Logam murni

Pada kondisi equiliorium,suatu logam murni akan mengalami perubahan


fase pada suatu temperature tertentu, perubahan fase padat ke cair akan terjadi
pada temperatur tertentu ( dinamakan titik cair) dan perubahan ini berlangsung
pada temperatur tetap hingga seluruh perubahan selesai.

b. Senyawa

Ialah gabungan dari beberapa usur dari perbandingan tetap, ada 3 macam
senyawa yang umumnya dijumpai antara lain

1. Intermatallic campunik
2.Interstatital compound

3. Electron compound

a. Solid solution (larutan padat)

Satuan larutan terdiri dari 2 bagian yaitu (terlatur) dan solvent


pelaut.

 Mereduksi ukuran butur atau penghalusan buturan ( Grain


Refinement)
 Pemaduan dengan laruan lain
 Pengerasan renggasan
 Prestipasi hardening
 Perlakuan panas ( heat treatment)

Sifat mekanik hanya tergantung pada komposisi kimia suatu paduan tetapi jga
tergantung strukutur mikronya. Satuan paduan dengan komposisi kimia yang
sama akan memiliki struktur mikro yang berbeda dan sifat mekanik yang berbeda,
proses laku panas pada dasarnya terdiri dari beberapa tahapan dimulai dari
pemanasan samai beberapa saat, kemudian baru dilakukan pendinginan dengan
kecepatan tertentu. Heat treatmen secara garis besar digolongkan dalam dua jenis
yaitu :

1. Near Equiloiorium (mendekati keseimbanan)

Tujuan umun perlakuan panas ini adalah untuk melakukan tegangan


struktur Kristal, menghaluskan buturan,menghilangkan tegangan dalam dan
memperbaiki mechineability jenis ini dimisalkan: full aneling, stersrelif proses
aneling, spoeri dixing dan homogenizing.

2. Non Equilioring ( tidak seimbang )

Tujuan umumnya adalah mendapatkan kekerasan dan kekuatan tinggi


missal hardening,tempering,surface hardening dan sebagainya.
Secara umum pergeseran diagram isothermal dipengaruhi oleh:

1. Kadar Carbon

Semakin besar maka nose akan semakin kanan

2. Unsur paduan

Unsure paduan seperti ini : Mo;V;dll menggeser nose akan semakin


bergeser kekanan sedang kobalt akan menggeser nose ke kiri

3. Penggeseran ukuran butiran

Penggeseran ukuran butiran austenite mempunyai efek yang sama


penambahan unsure paduan, ukuran butir yang kasar akan mengurangi
ketangguhan baja.

Ditinjau dari komposisi kimianya baja diklarifikasikan dalam :

1. Plain carbon steel yaitu suatu jenis baja dengan unsure utamanya adalah berupa
Fe dan C tetapi masih terdapat unsure lain dalam jumlah yang relative kecil, yang
tidak mempengaruhi sifatnya, misalnya Mn ( 1%)

 Low carbon steel ( karbon kurang dari 03 % )


 Medium carbon steel ( kadar karbonnya 0,3%-0,6)
 High carbon steel ( kadar carbonnya 0,6%-1%)
 Ultra high carbon steel ( kadar karbonnya 1%-2%)

2. Alloy steel yaitu suatu jenis baja yang mengandung unsur-unsur lain selain
carbon yang sengaja ditambahkan untuk mendpakan sifat-sifat tertentu missal :
Ni, Si, Al, P, Cu, Mn, Cr, dll

Ditinjau dari kadarnya alloy steel diklasifikasikan dalam 2 jenis yaitu

 Low alloy steel ( total paduanyya kurang dari 5%)


 High carbon steel ( total paduannnya lebih dari 5%)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari diagram neraequilibium ferrite –
cemenitide di atas misalnya :
a. Kandungan carbon
0,008% batas kelarutan maksimum karbon pada ferrit
0,025% batas kelarutan maksimum carbon
0,83% titik eutectoid
2% batas kelarutan carbon pada besi gamma temperature 1130oC
4,3% titik eutectoid
0,1% batas kelarutan carbon pasa delta pada temperature 1493oC

b. garis –garis

 Garis liquids ialah garis yang yang menunjukkan awal dari


prosespendinginan
 Garis slids ialah garis yang menunjukkan akhir dari proses pembekun
 Garis solvus ialah garis yang menunjukkan batas antara fase padat dan fase
padat
 Garis Acm adalah garis kelarutan carbon pada besi gamma
 Garis A3 ialah garis temperature dimana terjadi perubahan ferita menjadi
autenita (gamma) pada pemanasan
 Garis A1 ialah garis temperature dimana terjadi perubahan austenite
(gamma) menjadi ferrit pada pendinginan
 Garis A0 ialah garis temperature dimana terjadi transfformasi magnetic
pada ferrit
 Garis A2 ialah garis temperature dimana terjadi transformasi magnetic
pada ferrit

c. Struktur mikro

Ferrite ialah komposisi logam yang mempunyai batas maksimum


kelarutan carbon 0,025%oC pada temperature 723 C struktur kristalnya BCC
(bodi centre cubic) dan pada tempat kamar mempunyai batas kelarutan carbon
0,008%C.Austenit ialah suatu larutan padat yang mempunyai batas kelarutan
maksimum caron 2%C pada temperature 1130 C stuktur kristalnya FCC (Face
centre cubic).

Cementid adala senyawa yang terdiri dari unsure Fe dan C dengan


perbandingan tertentu dan struktur kristalnya adalah erthenebic. Lediburite adalah
campuran eustetic antara besi gamma dengan sementit yang dibentuk pada
temperature 1130 C dengan kandungan carbon 0,3 % C.

Perelit adalah campuran eutectoid dengan sementit yang dibentuk pada


temperature 723 C dengan kandungan carbon 0,83%C

Diagram transformasi baja pada kondisi equilibrium memberikan


sedikit sekali pengetahuan tentang perbandingan baja pada kondisi equilibrium.
Diagram tranformasi dapat dipakai untuk meramalkan struktur yang aka terjadi ini
maka pada diagram tansformasi digambarkan kurva perbandingan yang akan
dialami baja itu. Sebagai contoh pada gambar dibawa ini digambarkan dengan
beberapa kurva pendingin pada diagram transformasi dari baja eutectoid (0,8%C)
Kurva pendingin pada diagram isothermal transformasi (IT) tidak
dapat karna transformasi yang digambarkan dengan diagram isotearmal.
Transformastion adalah transformasi dalam keadaan konstan, sedangkan
pendinginan yag dialami suatu benda pada proses laku panas biasa nya
pendinginan yang countinue letak kurva transformasi akan bergeser bila
transformasi pada temperature yang menurun karena itu dibuat suatu diagram
transformasi pada pendinginan countinue.
Diagram transformasiseperti ini dinamakan diagramtransformasi
pendinginan countinue datau diagram CCT ( countinue cooling transformation)
kurva transformation tergeser sedikit kekanan bawah dan pada baja carbon tidak
terdapat daerah transformasi sustenit-bainit. Ini disebabkan karena kurva awal
transformasi austenit-perlit.
BAB III

PERALATAN

III.1 Alat yang digunakan

 Portable Stationary Gringding Machine, dengan putaran 2900 rpm

 Roda/batu gerinda

 Test piece ( alumunium,baja tuang, besi tuang, ST 37, ST 41, kuningan,

HSS, Timah)

 Sefety Equitment (kaca mata)

 Alat ukur ( meteran )


BAB IV

LANGKAH-LANGKAH PENGERJAAN

VI.1 Langkah-Langkah Pengerjaan

Berikut ini merupakan langkah-langkah pelaksanaan praktek Spark Test :


 Siapkan benda uji yang akan diuji
 Hidupkan mesin gerinda dengan menekan sakelar On/Off
 Biarkan batu gerinda berputar sampai putaran konstan
 Tempelkan test piece pada batu gerinda sampai terjadi percikan bunga api
yang bisa diamati dengan jelas
 Ukurlah panjag percikan api
 Catatlah pengamatan pada table pengamaan dalam job sheet
 Lakukan langkah yang sama pada semua benda uji yang telah disediakan
hingga semua data diperoleh dengan tepat.

VI.2 Data Percobaan


Benda ke 1

Benda ke 2

Benda ke 3
Benda ke 4

Benda ke 5

Benda ke 6
Benda ke 7

Benda ke 8

Benda ke 9
Benda ke 10
Adapun data-data yang didapatkan adalah sebagai berikut :

No. Nama Sebar Jangkauan Keterangan


Bahan an (α) (L)

1 Machine 32 80 Hitam, kembang api mengembang, jenis


steel percikan memanjang dan putus putus.

2 High speed 49 120 Abu abu kecoklatan, kembang api


steel mengembang, jenis percikan memanjang
dan putus putus.

3 Carboon 51 130 Hitam, kembang api lancip, jenis percikan


stool steel memanjang dan putus putus.

4 Stainlees 40 110 Coklat, kembang api mengembang jauh,


steel jenis percikan memanjang.

5 Cooper 0 0 Silver, kembang api tidak ada, jenis


percikan tidak ada.

6 Kuningan / 0 0 Gold, kembang api tidak ada, jenis


Brass percikan tidak ada.

7 Gray eats 31 70 Abu2, kembang api mengembang, jenis


iron percikan pendek

8 Carbon tool 47 120 Hitam, kembang api mengembang, jenis


steel percikan pendek

9 Aluminium 0 0 Silver , kembang api tidak ada, percikan


tidak ada.

10 Tungsten 50 100 Abu2, kembang api mengembang, jenis


chrome die percikan memanjang dan putus2.
style
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan referensi yang ada dapat disimpulka bahwa :

1. Semakin besar kandungan karbon suatu bahan maa percikan api yang
dihasilkan akan semakin banyak dan semakin berwarna merah, tetapi
sebaliknya logam yang tidak memilik unsur karbon tidak akan
menghasilkan percikan api
2. Unsur carbon merupakan unsur yang menentukan tingkat kekerasan suatu
logam, semakin tinggi kandungan carbon maka akan semakin keras bahan
tersebut, tetapi bahan akan bersifat getas
3. Semakin panjang percikan api hasil penggerindaan semakin rendah carbon
suatu bahan dan sebaliknya

V.2 Saran

Beberapa saran yang akan bermanfaat untuk kesempurnaan pada


penelitian sebagai berikut

 Pengujian spark test ini sebaikya dilakukan di dalam ruangan yang


mempunyai imtensitas cahaya yang rendah karna yang diamati adalah
percikan bunga apinya.
 Pakailah alat pelindung diri agar kecelakaan kerja dapat dicegah.
DAFTAR PUSTAKA

POLITEKNIK NEGERI PADANG. 2020. COURSE NOTE LABOR


PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI I. PADANG, Jurusan Teknik Mesin

www.google.com

Anda mungkin juga menyukai