Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PRAKTEK LABOR BAHAN

( Uji lantak Tekan )

Disusun Oleh :

Nama : RISKA BIMANTORO

BP : 2001011008

Jurusan : TEKNIK MESIN

Prodi : D3 TEKNIK MESIN

Kelas : 1A

Kelompok : 2

Dosen pembimbing : NUSYIRWAN , ST.MT

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

POLITEKNIK NEGERI PADANG PRODI D III TEKNIK MESIN

SEMESTER GANJIL 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat,nikmat, serta
taufik dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan
laporan praktek lapbor bahan meteology pada semester ganjil tahun 2021 saat ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu serta
membimbing dalam melaksanakan perkuliahan praktikum kerja bengkel sampai laporan yang
telah dibuat saat ini antara lain penulis mengucapkan kepada

1. Mahasiswa atau teman-teman yang telah membantu dalam melaksanakan praktikum


hingga selesai.
2. Orang tua yang telah mendukung serta mu support dalam melaksanakan praktikum
pada semester ganjil tahun 2021 ini.
Penulis menyadari dan mohon maaf apabila masih terdapat kekurangan dan kesalahan
dalam pembuatan laporan ini karena apabila tidak sesuai dengan kenyataannya. saat praktek
mudah-mudahan dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kedepannya
saya akhiri Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Padang, September 2021

RISKA BIMANTORO
NIM : 200101100
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Teori Dasar

BAB III PROSES PERCOBAAN

A. Bahan dan Peralatan

B. Langkah Kerja

C. Gambar Benda Uji

BAB IV DATA HASIL PERCOBAAN

BAB V KESELAMATAN KERJA

A. Keselamatan pekerja

B. Keselematan Benda dan Peralatan

C. Keselamatan Lingkungan

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sehubungan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang sudah semakin pesat


yang mengharuskan setiap orang untuk memiliki pengetahuan dan keahlian khusus demi
menjadi SDM yang lebih baik. Untuk itu sangat diperlukan pembelajaran baik itu secara ter
tulis maupun tidak tertulis yang akan ditekuni di lapangan kerja nantinya.

Politeknik ,erupakan suatu lembaga yang mengeluarkan lulusan – lulusan sebagai salah
satu SDM yang berkualitas memberikan bimbingan dan pelatihan berbentuk praktek yang
kompeten pada masalah yang akan dihadapi di lapangan atau pekerjaan nantinya.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktek percobaan uji tekan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kemampuan bahan terhadap beban tekan kekuatan tekan bahan.
2. Untuk mempelajari karakteristik mekanik optimal bahan.
3. Untuk mengetahui angka poisson bahan.
4. Melakukan Analisa terhadap Hasil pengujian tekan.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. TEORI DASAR

Pengujian tekan adalah proses pengujian bahan dengan memberikan beban tekan
dengan menekan benda uji (bahan) yang berbentuk silinder dengan arah tekan sejajar
sumbu benda uji yang diamati dan dipelajari pada pengujian ini adalah:

1. Kuat tekan bahan : pemberian bahan tekan dilakukan sampai benda uji mengalami
pecah/retak.karena bahan yang dapat pecah/retak adalah bahan yang bersifat getas,
maka pengujian kuat tekan hanya dilakukan pada benda uji/material yang bersifat
getas
2. Kuat lantak bahan: pemberian beban tekan dilakukan secara teratur sampai
pendekatan tertentu. Pada pemulaan pembebanan akan terjadi perubahan bentuk
karena sifat elastis bahan kuat lantak diperlukan untuk menguji bahan paku keeling
supaya selama di bentuk tidak pecah atau retak

Batang uji untuk pengujian ini adalah:

a. kuat tekan: lo=2.d0 dimana; lo = tinggi benda uji (mm)

b. kuat lantak: lo=do do= Diameter benda uji (mm)

 Stress (tegangan) dan Strain (regangan)


Setiap benda yang diberi gaya tekan akan mengalami tegangan dan regangan.
Rumus tegangan dan regangan yang digunakan adalah sama dengan yang dipakai
di uji tarik, hanya pada pengujian tekan arah beban adalah negative.

Tegangan tekan bahan :

F
σ= dimana, σ = tegangan tekan bahan (N/mm2)
Ao

F = gaya tekan (N)

AO = luas penampang (mm)

Regangan memanjang :
∆l
ε= dimana : ε = regangan memanjang
lo

∆ d = perubahan panjang (mm)

lo = panjang mula-mula (mm)

Regangan melintang :

∆d
δ= dimana : δ=¿ regangan melintang
do

∆ d = perubahan diameter (mm)

do = diameter mula-mula (mm)

 Angka poisson / Poisson’s ratio (µ)

Perbandingan antara regangan melintang terhadap regangan memanjang


disebut perbandingan poisson . yaitu suatu konstanta elastis yang menggambarkan
kompresibilitas suatu material yang arahnya tegak lurus terhadap arah beban (stress)
yang dikenakan. Disebut juga ratio antara regangan latitudinal terhadap longitudinal.

δ
µ= ε dimana : δ = regangan melintang
ε = regangan memanjang

 Deformasi Elastis

Besarnya deformasi atau regangan yang terjadi pada naham tergantung kepada
besarnya tegangan yang diberikan / yang bekerja pada bahan. Pada sebagian besar
metal, tegangan dan regangan adalah proposional dengan hubungan : σ = E.ε
dimana E = modulus elastisitas . rumus ini dikenal sebagai hukum hooke.

Bahan mengalami deformasi elastis jika tegangan dan regangan yang


terjadinya besarnya proposional. Deformasi elastis tidak permanent, artinya jika
beban dilepaskan maka bahan kembali ke bentuk semula. Pada kebanyakan logam,
deformasi elastis hanya terjadi sampai regangan 0,005.

 Deformasi plastis
Jika bahan berdeformasi melewati batas elastis, tegangan tidak lagi
proposionalterhadap regangan, maka bahan mengalami deformasi plastis. Deformasi
plastis adalah permanent, artinya jika beban dilepaskan maka bahan tidak kembali ke
bentuk semula, baik sempurna maupun tidak.

Hubungan Poisson’s dengan Modulus Elastisitas

Poisson’s ratio memiliki hubungan dengan K= Modulus Bulk, G = Modulus


geser , dan E = Modulus youngs dalam bentuk rumusan berikut :

µ = (3K – 2G) / (6K + 2G )

E = 2G (1 + µ)

Material Poisson’s Ratio

Copper 0,34 / 0,37

Alumunium 0,35

Brass 0,33

Steel 0,29
BAB III
PROSES PERCOBAAN

A. Bahan Dan Peralatan

 Bahan yang di gunakan:


1. Kuningan besi cor
2. ST 37 Tembaga , baja

 Peralatan:
1. Satu unit universal testing machine / GALDABINI
2. Landasan dan penekannya.
3. Jangka sorong.
4. Spidol permanen.
5. High gauge.

B. Langkah Kerja

1. Pengujian Kuat Tekan

a. Persiapkan benda uji untuk pengujian tekan.

i. Ukur dan catat diameter dan tinggi benda uji.

ii. Warnai permukaan silinder / benda uji dengan spidol permanen sampai rata,
kemudian bagi menjadi lima bagian sama besar dengan menggarisnya.

b. Hubungkan kabel loadcell dan kabel elongation pada socketnya masing – masing
dibelakang alat ukur.

c. Periksa katup load dan katup unload pada mesin Galdabini dalam keadaan terkunci/
tertutup .

d. Hidupkan mesin, biarkan beberapa menit sebagai pemanasan awal sampai putaran
mesin normal.

e. Letakkan benda uji ditengah – tengah.

f. Naikkan posisi penekan dengan memutar katup Load kekiri perlahan lahan
sampai benda uji mendekati landasan. Kunci kembali katup load.
g. Adjust alat ukur pada posisi nol, dengan menekan tombol RESET, LOAD , dan
DPL pada alat ukur. Pastikan dalam keadaan nol.

h. Sentuhkan benda uji pada landasan dengan membuka katup load pada mesin
GALDABINI perlahan-lahan sampai beban pada alat ukur menunjukkan angka 1-2
kg (0,001-0,002 t). kemudian tutup katup load.

i. Adjust kembali alat ukur dengan menekan tombol RESET, LOAD , dan DPL pada
alat ukur. Pastikan LOAD dan DPL dalam keadaan nol.

j. Untuk memulai pengujian tekan tombol START pada alat ukur, buka katup load
perlahan lahan sampai beban tekan bekerja pada benda uji.

k. Catat Load dan elongation yang terjadi pada setiap kelipatan 50 kg, sampai benda
uji pecah,retak sesuai tabel.

l. Setelah benda uji pecah / retak , segera tutup katup load pada mesin dan tekan
tombol STOP pada alat ukur.

2. Pengujian Kuat Lantak

a. Lakukan langkah dari a sampai j

b. catat Load dan elongation yang terjadi pada setiap kelipatan 50 kg sesuai

tabel data .

Catatan : berikan beban penekanan sampai 80% dari kuat tekan, kemudian

beban di tahan sampai beberapa detik ( sampai 30 detik untuk bahan

yang bersifat duclile, sampai 15 detik untuk bahan yang bersifat

brittle),kemudian lanjutkan pembebanan sampai 85% dari kuat

tekan, atau pengurangan Panjang terjadinya sampai sebesar 0,2%

atau lebih catat setiap perubahan pembebanan dan pertambahan

perpendekan pada daerah yield setelah pembebanan sampai 85%

kuat tekan, segera tutup katup load pada mesin dan tekan tombol

stop pada alat ukur


C. Gambar Benda Uji

• Baja • kuningan • besi st-37

BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN
UJI TEKAN

 Bahan 1 : Kuningan
D = 6 mm
T = 12 mm

N Gaya( kgf ) Elongasi (mm) No Gaya( kgf ) Elongasi (mm)


O

1 50 0,17 20 1000 0,27

2 100 0,17 21 1050 0,28

3 150 0,18 22 1100 0,29

4 200 0,18 23 1150 0,30

5 250 0,19 24 1200 0,31

6 300 0,20 25 1250 0,34

7 350 0,20 26 1300 0,37

8 400 0,20 27 1350 0,42

9 450 0,21 28 1400 0,49

10 500 0,21 29 1450 0,54

11 550 0,22 30 1500 0,65

12 600 0,22 31 1550 0,81

13 650 0,22 32 1600 1,01

14 700 0,23 33 1650 1,22

15 750 0,24 34 1700 1,38

16 800 0,25 35 1750 1,51

17 850 0,25 36 1800 1,63

18 900 0,26 37 1850 1,75

19 950 0,27 38 1900 1,87


39 1950 2,05
40 2000 2,20 Jadi benda kerja pecah, Diameter setelah
pecah = D1 = 6,60
50 2050 2,34
L1 = 9,40
60 2150 2,49
70 2200 2,83
80
 Bahan 2 : besi NSI
D = 6 mm
T = 12 mm

N Gaya ( kgf ) Elongasi (mm) No Gaya ( kgf ) Elongasi (mm)


O

1 50 0,00 20 1000 0,07

2 100 0,00 21 1050 0,08

3 150 0,00 22 1100 0,12

4 200 0,00 23 1150 0,22

5 250 0,00 24 1200 0,29

6 300 0,00 25 1250 0,33

7 350 0,00 26 1300 0,37

8 400 0,00 27 1350 0,40

9 450 0,00 28 1400 0,42

10 500 0,00 29 1450 0,57

11 550 0,00 30 1500 0,58

12 600 0,01 31 1550 0,64

13 650 0,02 32 1600 0,72

14 700 0,03 33 1650 0,80

15 750 0,04 34 1700 0,93

16 800 0,04 35 1750 1,01

17 850 0,05 36 1800 1,32

18 900 0,06 37 1850 2,55

19
39 950
1950 0,07
3,53 38 1900 3,00

40 2000 3,57
41 2050 4,06
Jadi hasil yang di dapat : bahan pecah karena bahan baja lunak

D1 = 7,5 mm

L1 = 7 mm

 Bahan 3 : besi baja


D = 6 mm
T = 12 mm

NO Gaya( kgf ) Elongasi (mm)

1 50 0,20

2 100 0,24

3 150 0,25

4 200 0,25

5 250 0,29

6 300 0,30

7 350 0,31

8 400 0,34

9 450 0,36

10 500 0,37

11 550 0,42

12 600 0,53

13 650 0,74

14 700 1,20 Jadi hasil yang di dapat : bahan tidak


pecah.
15 750 2,31
D = 7 mm
16 800 2,45
T = 8,33 mm
17 850 3,23

18 900 3,66

19 950 4,07

DATA HASIL PERCOBAAN


UJI LANTAK TEKAN
Benda kerja : kuningan
D awal = 6mm
L awal = 6,2 mm

35 N 1750
Gaya ( kgf ) Elongasi (mm)
0,88 No Gaya ( kgf ) Elongasi (mm)
O
36 1800 0,93
1 50 0,30 18 900 0,44
37 1850 1,00
2 100 0,35 19 950 0,45
38 1870 1,11
3 150 0,36 20 1000 0,46

4 200 0,36 21 1050 0,48

5 250 0,36 22 1100 0,49

6 300 0,37 23 1150 0,52

7 350 0,37 24 1200 0,53

8 400 0,38 25 1250 0,55

9 450 0,38 26 1300 0,56

10 500 0,38 27 1350 0,58

11 550 0,39 28 1400 0,61

12 600 0,39 29 1450 0,64

13 650 0,40 30 1500 0,67

14 700 0,40 31 1550 0,70

15 750 0,41 32 1600 0,74

16 800 0,42 33 1650 1,79

17 850 0,43 34 1700 1,78

A. Jadi benda berhenti selama 10 detik uji lantak 80% x 2200 = 1760 dengan
penekanan hingga 1,00 mm. Tidak menyebabkan pecah pada benda kerja.
B. Pada akhir proses benda kerja uji lantak 85% x 2200 = 1870. Benda kerja tidak
pecah akan tetpi mengalami perubahan diameter dan tinggi benda kerja.
D akhir setelah uji lantak = 6,3 mm
L akhir setelah uji lantak = 5,6 mm
Benda kerja : besi bangunan

Diameter awal = 5,6 mm


Tinggi awal = 5,8 mm

NO Gaya( kgf ) Elongasi (mm) No Gaya( kgf ) Elongasi (mm)

1 50 0,27 20 1000 0,55

2 100 0,29 21 1050 0,57


39 2000 1,47
3 150 0,30 22 1100 0,59
40 2050 1,59
4 200 031 23 1150 0,62
41 2100 1,60
5 250 0,31 24 1200 0,67
42 2150 1,67
6 300 0,32 25 1250 0,70
43 2200 1,71
7 350 0,33 26 1300 0,74
44 2250 1,77
8 400 0,34 27 1350 0,78
45 2300 1,85
9 450 0,34 28 1400 0,83
46 2350 1,96
10 500 0,35 29 1450 0,87
47 2400 2,09
11 550 0,36 30 1500 0,89
48 2450 2,10
12 600 0,38 31 1550 0,93
49 2500 2,10
13 650 0,39 32 1600 0,97
50 2207 2,10
14 700 0,39 33 1650 1,03

15 750 0,41 34 1700 1,11

16 800 0,42 35 1750 1,15

17 850 0,43 36 1800 1,20

18 900 0,46 37 1850 1,26

19 950 0,51 38 1900 1,33

A. Jadi benda berhenti selama 10 detik uji lantak 80% x 2950 = 2360 dengan
penekanan hingga 1,00 mm. Tidak menyebabkan pecah pada benda kerja.
B. Pada akhir proses benda kerja uji lantak 85% x 2950 = 2507. Benda kerja tidak
pecah akan tetpi mengalami perubahan diameter dan tinggi benda kerja.
D akhir setelah uji lantak = 6,8 mm
L akhir setelah uji lantak = 4 mm
Benda kerja : aluminium
D awal = 6 mm
L akhir = 6 mm
NO Gaya( kgf ) Elongasi (mm) A. Jadi benda berhenti selama 10 detik
uji lantak 80% x 950= 760 dengan
1 50 0,04 penekanan hingga 1,00 mm. Tidak
2 100 0,07 menyebabkan pecah pada benda
kerja.
3 150 0,10 B. Pada akhir proses benda kerja uji
lantak 85% x 950 = 807. Benda kerja
4 200 0,11 tidak pecah akan tetpi mengalami
5 250 0,11 perubahan diameter dan tinggi
benda kerja.
6 300 0,12 D akhir setelah uji lantak = 6,6 mm
L akhir setelah uji lantak = 5,2 mm
7 350 0,13

8 400 0,14

9 450 0,15

10 500 0,17

11 550 0,20

12 600 0,26

13 650 0,36

14 700 0,58

15 750 0,83

16 800 0,88

17 850 0,99
BAB V
KESELAMATAN KERJA

A. Keselamatan Pekerja

Adapun keselamatan dan kesehatan kerja yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut :

1. Gunakan selalu Alat Pelindung Diri (APD)


2. Memperhatikan petunjuk – petunjuk pengerjaan sesuai dengan instruksi dari
instruktur
3. Bekerja dengan teliti, hati-hati dan bertanggung jawab

B. Keselamatan Benda dan Peralalatan

Adapun keselamatan kerja yang perlu diperhatikan adalah :

1. Gunakan peralatan yang layak pakai


2. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsi yang seharusnya
3. Jangan letakkan benda kerja di sembarang tempat
4. Bersihkan peralatan setiap selesai melakukan pekerjaan
5. Simpan peralatan pada tempat yang semestinya

C. Keselamatan Lingkungan
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga agar lingkungan tempat
bekerja selalu bersih dan rapi :
1. Jangan meletakkan benda kerja di sembarang tempat
2. Selalu bersihkan tempat kerja setiap selesai melakukan pekerjaan
3. Buanglah sampah pada tempat yang telah disediakan
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan praktek kerja uji tarik ini
adalah :
1. Dengan melaksanaan praktek kerja ini penulis dapat memahami cara dan langkah
percobaan uji tekan
2. Teiliti dan berhati-hati serta bertanggung jawab merupakan salah satu usaha
untuk mencegah terjadinya kecelakaan, baik pada pekerja, peralatan, benda kerja,
maupun pada lingkungan tempat kerja
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan kali ini adalah sebagai
berikut :
1. Sebaiknya mesin yang digunakan adalah mesin yang layak pakai agar tidak ada
kendala sewaktu melaksanakan praktek karena terkadang mesin yang sering macet
2. Pahami landasan teori terlebih dahulu
3. Ikuti petunjuk dan langkah-langkah yang sesuai dengan instruksi yang diberikan
oleh instruktur
4. Apabila tidak ada yang tidak dimengerti tanyakanlah kepada instruktur
5. Utamakan keselamatan kerja
DAFTAR PUSTAKA

 JOOB SHEET POLITEKNIK NEGERI PADANG.2021/2022.


 JOOB SHEET LABOR PENGUJIAN BAHAN DAN METAROLOGI
2021/2022.JURUSAN TEKNIK MESIN

Anda mungkin juga menyukai