Disusun Oleh :
BP : 2001012055
Kelas : 1A
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Yang manaberkat izin dan ridho
dariNyalah laporan inidapat di selesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini disusun untuk
memberi pengetahuan dasar tentang , ”LAS LISTRIK” . Dan juga untuk memperkaya
pengetahuan, mahasiswa disarankan untuk menggunakan laporan ini sebagai bahan
tambahan dalam menguasai materi yang telah disebutkan di atas. Harapan penyusun,
semogalaporan ini dapat dimanfaatkan oleh pembaca sebagai media pengetahuan.Penyusun
sadar jika penulisan ini masih banyak kekurangannya, kritikandan saran yangbersifat
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan darilaporan ini. Terimakas
MUHAMMAD JALIL
2001012055
DAFTAR ISI
HALAMAN AWAL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. Tujuan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman era globalisasi ini, persaingan di dunia industri sangatlah ketat sehingga
menuntut kita untuk menjadi sosok individu yang berkompeten. Politeknik merupakan salah
satu wadah yang memiliki tujuan untuk mendidik menuju hal tesebut. Dalam prosesnya
politeknik menyediakan aplikasi-aplikasi yang dapat membantu meningkatkan keterampilan
para mahasiswa, salah satu aplikasi yang disediakan adalah praktikum labor bengkel
mekanik. Tujuan dan harapan dari Politeknik Negeri Padang yaitu, menciptakan lulusan-
lulusan yang berkompeten, tidak hanya mengerti teori semata kan tetapi juga memahami
pratek kerja langsung ke lapangan. Salah satu dari praktikum di labor bengkel mekanik yaitu
adalah pratikum LAS LISTRIK. LAS LISTRIK adalah suatu proses penyambungan logam
dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Penyambungan logam sudah ada
sejak 5000 th yang lalu, orang sudah dapat melakukan penyambungan logam dengan cara
memanasi dua buah logam tersebut sampai suhu kritis. Kemudian keduanya ditumpangkan
dan setelah itu dipalu yang akhirnya membentuk ikatan yang kuat. Api pemanasnya untuk
penyambungan diperoleh dari pembakaran kayu atau arang kayu. Dapat dibayangkan, berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu yang dapat memasakkan logam sampai
suhu kritis. Tentu cara semacam ini tidaklah efektif untuk digunakan dalam pengerjaan
pengelasan yang sangat banyak dan bervariasi. Seiring dengan kemajuan zaman dan
perkembangan teknologi khususnya di bidang penyambungan logam yang sekarang ini telah
ditemukan dan digunakan seperti mesin las listrik bertenaga motor dan listrik yang praktis,
efektif dan efisien sehingga bisa mempercepat kerja dan meringankan kerja karyawan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pratikum LAS LISTRIK, yaitu sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengerti memahami dan dapat mengoperasikan mesin las listrik.
2. Mahasiswa mengerti setiap komponen-komponen dan fungsinya.
3. Mahasiswa dapat melakukan kerja secara efisien.
4. Ketepatan waktu (dikerjakan yang terlebih utama).
5. Ketelitian ukuran.
6. Ketelitian dalam pengelasan.
7. Mahasiswa harus memahami bagaimana posisi yang tepat pada saat melakukan
pengelasan dengan baik
BAB II
LANGKAH PENGERJAAN
Dalam melakukan pengelasan ada beberapa peralatan yang sering digunakan dalam
pekerjaan las listrik diantaranya adalah sebagai berikut:
LANDASAN TEORI
listrik Las listrik adalah suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga
listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan dengan las Iistrik ini adalah merupakan
sambungan tetap.Pada pengelasan dengan las listrik, panas yang dihasikan berasal dari busur
listrik yang timbul dari menempelnya benda kerja dengan elektroda. Elekttroda pengisian
dipanaskan mencapai titik cair dan diendapkan pada sambungan, hingga terbentuk
sambungan las. Panas yang dihasilkan oleh busur listrik mencapai 55000 C.Pada saat
pengelasan menggunakan las listrik, dilepaskan energi dalam jumlah yang sangat besar dalam
bentuk panas dan cahaya ultraviolet.
b. Las listrik dengan elektroda berselaput Busur listrik yang terjadi antara ujung
elektroda dan bahan dasar (plat) akan mencairkan ujung elektroda dan sebagian
dasar selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas
yang melindungi ujung elektroda kawat las, dan daerah las disekitar busur listrik
terhadap daerah udara luar.
c. Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas) atau MIG Padalas TIG ini menggunakan
elektroda wolfram. Busur yang terjadi antara elektroda dan bahan dasar merupakan
sumber panas bentuk pengelasan. Untuk melindungi hasil pengelasan digunakan
gas pelindung, seperti argon, helium ataucampuran gas tersebut.
d. Las Listrik MIG Las listrik MIG adalah juga las busur listrik dimana panas yang
ditimbulkan oleh busur listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar,karena adanya
Arus Listrik. Elektrodanya adalah merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol
yang gerakannya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motor listrik.
Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai Ias
dilengkapi dengan nosal logam untuk menyemburkan gas pelindung yang dialirkan
dari botol gas malalui selang gas. Gas yang dipakai adalah C02 untuk pengelasan
baja lunak dan baja, argon atau campuran argon dan helium untuk pengelasan
Aluminium dan bajatahan karat. Proses pengelasan MIG ini dapat secara semi
otomatik atau otomatik. Semi otomatik dimaksudkan pengelasan secara manual
sedangkan otomatik adalah pengelasan di mana seluruh pekerjaan Ias dilaksanakan
secaraotomatis.
1. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk
mengatur jarak busur listrik agar tetap.
2. Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las
yang dikehendaki Gerakan elektroda
1) Melingkar Gambar Ayunan melingkar.
2) Zig-zag Gambar Ayunan zig-zag.
3) Tarpesium Gambar Ayunan gipsum.
Mesin las umumnya mempunyai tegangan 60 – 80 Volt sebelum terjadi busur nyala.
Tegangan ini disebut tegangan terbuka atau tegangan atau tegangan pembakar.Bila busur
nyala telah terjadi (sedang mengelas) maka tegangan turun menjadi 20 – 40 Volt. Ini
dinamakan tegangan kerja. Tegangan kerja disesuikan dengan diameter elektroda.
Pengelasan ditentukan oleh: diameter elektroda, tebal bahan, jenis elektroda dan posisi
pengelasan. Pengaturan arus dilakukan dengan memutar handel atau knop. Arus pengelasan
yang dipakai dapat dilihat/ dibaca pada skala arus, yang terdapat pada mesin las. Perkiraan
arus yang dipakai untuk mengelas, dapat dilihat pada table yang tertera pada setiap bungkus
elektroda, misalnya sebagai berikut:
diameter (mm) x panjang daerah polaritas arus elektroda (A) 2,6 x 350 45 – 95 Ac atau Dc
Tabel. Kuat arus dan Tebal bahan dan dia elektrode . No Tipe logam dan tebal (inchi)
Diameter elektroda (inchi) Kuat arus (ampere)
1 . Pelat logam tipis (Outer sheet metal, etc; sampai tebal 7/64 inchi) 1/16 5/64 3/32 10 – 30
25 – 45 40 – 70
2 . Baja lunak tipis (Struktur bodi dalam, dsbnya, tebal 7/64 sampai 3/16 inchi) 1/8 5/32 3/16
50 – 130 90 – 180 130 – 230
3 . Baja lunak tebal (Rangka, dsbnya, tebal 3/16 sampai 5/16 inchi) 1/8 5/32 3/16 ¼ 60 – 120
90 – 160 120 – 200 190 – 300 8.
1. Posisi mendatar
3. Posisi tegak
KESELAMATAN KERJA
1. Helem dan tabir Digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las
(sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata. Sinar Ias
yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai jarak 16
meter. Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra
violet dan ultra merah tersebut. Ukuran kaca Ias yang dipakai tergantung pada
pelaksanaan pengelasan. Untuk melindungi kaca penyaring ini biasanya pada bagian
luar maupun dalam dilapisi dengan kaca putih.
2. Sarung tangan Dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang
elektroda, juga melindungi tangan dari panas. Pada waktu mengelas harus selalu
dipakai sepasang sarung tangan.
3. Baju las/apron Baju las/apron dibuat dari kulit atau dari asbes. Baju las yang lengkap
dapat melindungi badan dan sebagian kaki. Bila mengelas pada posisi diatas kepala,
harus memakai baju las yang lengkap. Pada pengelasan posisi lainnya dapat dipakai
apron.
4. Sepatu las Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api. Bila
tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.
5. Kamar las Kamar Ias dibuat dari bahan tahan api. Kamar las penting agar orang yang
ada di sekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las. Untuk mengeluarkan gas,
sebaiknya kamar las dilengkapi dangan sistem ventilasi yaitu di dalam kamar las
ditempatkan meja Ias. Meja las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah terbakar
agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran oleh percikan terak las dan
bunga api.
6. Masker las Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka
gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun.
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Hasil pengelesan yang baik akan di dapat bila proses penyetelan ampere listrik
pada mesin las di lakukan dengan tepat dan benar,
2. Besar arus di pengaruhi dengan jenis elektroda dan ketebalan benda kerja,
3. Terak akan lengket pada benda kerja, dan susah di hilangkan bila penyetelan arus
kurang pas.
4. Jarak ujung elektroda kebenda kerja sangat mempengaruhi hasil las.
5. Untuk dapat mengelas dengan hasil las yang baik, perlu latihan dalam waktu yang
tidak cepat.
6. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil las, jika
cepat tembusan lasnya dangkal, oleh karena itu kecepatan saat mengelas harus
stbil dan benar.
7. Pada akhir penulisan ini dapat kita ketahui las listrik dengan pengertiannya,
alatalat yang digunakan posisi pengelasan, tingkat kesulitan las lisstrik, dan
keselamatan kerja yang semestinya.
5.2 Saran
Bekerjalah dengan hati-hati dan serius, karena pabila kita bermin-main dapat
menyebabkankecelakaan baik bagi diri sendiri dan lingkungan kerja. Aturlah arus mesin las
dengan baik agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Jika ditemukan kendala saat
pengerjaan, seperti :
DAFTAR PUSTAKA
Course Note, BENGKEL
Google Searching, LAS LISTRIK.