LAS 1G
Disusun Oleh :
KAKA ALMAYDA
NIM 22539141022
Pendahuluan ........................................................................................................................ 3
Penutup ............................................................................................................................... 19
5.1. Kesimpulan ................................................................................................................. 19
5.2. Saran ............................................................................................................................ 19
2
PENDAHULUAN
Pada era serba teknologi ini teknik pengelasan sangat diperlukan untuk berbagai proses
pengerjaan industri seperti, pemotongan logam dan penyambungannya, konstruksi bangunan
baja, dan konstruksi permesinan yang memang tidak dapat dipisahkan dengan teknologi
manufaktur. Teknologi pengelasan termasuk yang paling banyak digunakan karena memiliki
beberapa keuntungan seperti bangunan dan mesin yang dibuat dengan teknik pengelasan
menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses pembuatannya. Kualitas dari hasil pengelasan
sangat tergantung pada keahlian dari penggunanya dan persiapan sebelum pelaksanaan
pengelasaan
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam menjadi satu akibat panas
dengan atau tanpa pengaruh tekanan atau dapat juga didefinisikan sebagai ikatan metalurgi
yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Definisi las berdasarkan DIN (Deutche
Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam panduan yang
dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Secara umum pengelasan dapat didefinisikan
sebagai penyambungan dari beberapa batang logam dengan memanfaatkan energi panas
Penyambungan dua buah logam menjadi satu dilakukan dengan jalan pemanasan atau
pelumeran, dimana kedua ujung logam yang akan disambung di buat lumer atau dilelehkan
dengan busur nyala atau panas yang didapat dari busur nyala listrik (gas pembakar) sehingga
kedua ujung atau bidang logam merupakan bidang masa yang kuat dan tidak mudah dipisahkan
(Arifin, 1997).
Saat ini terdapat sekitar 40 jenis pengelasan. Dari seluruh jenis pengelasan tersebut hanya dua
jenis yang paling populer di Indonesia yaitu pengelasan dengan menggunakan busur nyala
listrik (Shielded metal are welding/ SMAW) dan las karbit (Oxy acetylene welding/OAW)
3
1.2. Rumusan Massalah
f. Mahasiswa mengetahui alat dan kelengkapan pada mesin las busur listrik Shielded metal
arewelding (SMAW) dan Oxy Asetiline Welding (OAW)
h. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara mengoperasikan mesin las busur listrik (Shielded
metal are welding (SMAW) dan Oxy Asetiline Welding (OAW)
i. Mahasiswa mengetahui penyebab dan kendala yang di alami selama kegiatan praktik
4
Dasar Teori
2.1. Pengertian pengelasan busur listrik atau Shield Metal Arc Welding (SMAW)
Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dikenal juga dengan istilah Manual Metal Are
Welding (MMAW) atau Las elektroda terbungkus adalah suatu proses penyambungan dua
keping logam atau lebih, menjadi suatu sambungan yang tetap, dengan menggunakan sumber
panas listrik dan bahan tambah/pengisi berupa elektroda terbungkus. Pada proses las elektroda
terbungkus, busur api listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan logam induk/benda kerja
(base metal) akan menghasilkan panas.
Panas inilah yang mencairkan ujung elektroda (kawat las) dan benda kerja secara
setempat. Busur listrik yang ada dibangkitkan oleh mesin las. Elektroda yang dipakai berupa
kawat yang dibungkus oleh pelindung berupa fluks. Dengan adanya pencairan ini maka
kampuh las akan terisi oleh logam cair yang berasal dari elektroda dan logam induk.
terbentuklah kawah cair, lalu membeku maka terjadilah logam lasan (weldment) dan terak
(slag)
Keuntungan pengelasan busur listrik atau Shield Metal Arc Welding (SMAW) :
Kekurangan dari pengelasan busur listrik atau Shield Metal Arc Welding (SMAW) :
5
2. Terdapat slag yang harus dihilangkan
6
Gambar 3. Gambar Kerja pembuatan las SMAW posisi down hand
A. Arus Pengelasan
Arus yang digunakan maka penetrasi akan semakin dalam dan sebaliknya jika arus semakin
kecil maka penetrasi semakin dangkal.
2. Arc Voltage
Arc Voltage atau tegangan busur ini sangat erat kaitannya dengan panjang busur las atau
jarak elektroda dengan benda kerja saat proses pengelasan berlangsung. Saat melakukan
7
pengaturan pada voltase maka dapat mempengaruhi hasil dari pengelasan baik kedalaman atau
lebarnya.
3. Kecepatan Pengelasan
Arus dan kecepatan harus seimbang agar didapat profil pengelasan yang baik, penetrasi,
serta sambungan las yang sesuai acceptance criteria. Semakin tinggi arus las maka kecepatan
las juga meningkat, karena arus yang tinggi akan menyebabkan elektroda juga semakin cepat
mencair sehingga travel speed juga ditingkatkan agar lebar lasan tidak berlebih.
4. Hasil Dari Parameter Pengelasan yang Tepat
8
Pengelasan yang terlalu lambar mengakibatkan hasilnya terlalu tinggi dan terlalu lebar.
Karena terlalu lambat ini mengakibatkan filler metal mencair menumpuk. f.
Jarak elektroda dengan benda kerja yang terlalu jauh saat proses pengelasan
menyebabkan panjang busur terlalu panjang. Hal ini mengkibatkan panas pengelasan juga
meningkat dan konsentrasi dari busur kurang terfokus, sehingga hasil pengelasan akan lebih
lebar dan biasanya terjadi banyak spatter.
Metode Praktikum
3.1. Alat dan Bahan
a. Alat :
1. Mesin Las
Mesin las adalah bagian terpenting dari peralatan las. Mesin ini harus dapat memberi jenis
tenaga listrik yang diperlukan dan tegangan yang cukup untuk terus melangsungkan suatu
lengkung listrik las.
2. Pemegang Elektroda
9
3. Tang Massa
Tang massa berfungsi untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja atau ke
meja kerja. Tang massa juga berfungsi sebagai alat untuk mengalirkan arus listrik dari kabel
massa ke benda kerja atau meja kerja. Oleh karena itu, tang massa harus dijepitkan pada
bagian yang bersih dan mampu menghantarkan arus listrik dengan baik
4. Kabel Las
Kabel las digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari sumber listrik ke mesin las atau
dari mesin las ke elektroda dan penjepit benda kerja. Kabel penghantar arus ini dirancang
khusus untuk pengelasan, dan harus mampu mengalirkan arus listrik yang besar dengan baik
dari mesin las ke pemegang elektroda maupun ke penjepit benda kerja. Inti dari kabel ini terbuat
dari kawat tembaga yang dipintal, dibungkus dengan isolator dan diberi penguat agar tidak
mudah patah dan terkelepas. Kabel ini harus fleksibel, tidak kaku supaya gerakan tangan
operator tidak terganggu
5. Elektroda
10
Fungsi Elektroda Sebagai pelindung busur las dari pengaruh atmosfir seperti oksigen, nitrogen
dan udara. Mencegah terjadinya ionisasi pada ujung elektroda. Menjaga busur tetap stabil
Menghasilkan terak dan slag Sebagai unsur pemadu Untuk mengontrol kecairan elektroda
Untuk mengontrol penetrasi pada sambungan las Untuk mengontrol profil atau kontur las
khususnya pada proses pengelasan yang menggunakan bahan tambah (filler metal).
b. Bahan : Plat strip baja karbon rendah 10 mm X 100 mm X 50 mm dan elektroda AWS
6013 Ǿ 3,2 mm.
11
3. Sarung tangan
Pekerjaan mengelas selalu berhubungan dengan panas dan tegangan listrik, kontak dengan
panas dan listrik sering terjadi yaitu melewati kedua tangan, contoh: penggantian elektroda
atau memegang sebagian dari benda kerja yang memperoleh panas secara konduksi dari
proses pengelasan. Untuk melindungi tangan dari percikan-percikan api las dan benda-
benda panas maka operator las harus menggunakan sarung tangan.
2. Sikat Baja
12
Sikat kawat berfungsi untuk membersihkan benda kerja yang akan dilas dan sisa-sisa terak
yang masih ada setelah dibersihkan dengan palu terak. Bahan tersebut terbuat dari kawat-
kawat baja yang tahan terhadap panas dan elastis, dengan tangkai dari kayu yang dapat
mengisolasi panas dari bagian yang disikat.
3. Tang Jepit
Tang Pnejepit digunakan untuk menjepit/memindahkan benda-benda yang panas yang
memperoleh panas dari pengelasan.
4. Meja Las
Meja Las digunakan sebagai alas benda kerja pada saat proses pengelasan berlangsung.
13
3.2. Langkah Kerja
Proses Pengelasan :
1. Isi terlebih dahulu identitas mahasiswa pada formulir yang telah disediakan
2. Ukur dimensi bahan praktik yang akan digunakan yaitu menggunakan dimensi 10 mm
X 150 mm X 50 mm
3. Isikan posisi pengelasan yang akan digunakan
4. Isikan parameter pengelasan yang akan digunakan
5. Siapkan alat dan bahan serta menggunakan APD yang lengkap
6. Bersihkan bahan dengan sikat baja
7. Rapikan setiap tepi benda kerja dengan menggunakan kikir atau mesin gerinda
8. Buat root face selebar 1 mm dengan menggunakan gerinda dan kikir, dan yakinkan
bahwa kedua bevel tersebut sama besar dan rata/sejajar satu sama lainnya.
9. Atur arus pengelasan tiap tahapan sesuai dengan jenis dan diameter elektroda yang
digunakan antara 50 – 120 Amper.
14
10. Atur peletakan benda kerja sesuai dengan posisi pengelasan
11. Buat tackweld pada setiap ujung benda kerja
12. Buat lapisan root gap tanpa ayunan menggunakan ampere 60
13. Bersihkan kerak hasil pengelasan
14. Gerinda bagian tepi kampuh
15. Buat lapisan filler dengan ayunan menggunakan ampere 90
16. Bersihkan kerak hasil pengelasan
17. Gerinda bagian tepi kampuh
18. Buat lapisan capping dengan ayunan menggunakan ampere 100
19. Bersihkan kerak hasil pengelasan
15
B. Hasil Pengelasan Kedua
Penyebab :
Solusi :
• Arus yang digunakan dalam pengelasan berlebih
• Kecepatan dalam pengelasan cukup tinggi
• Ukuran dari elektroda yang terlalu besar
• Serta sudut dari elektroda yang tidak benar
Kesalahan 2; spatter
16
Penyebab :
• Jarak busur las terlalu tinggi sehingga timbul percikan
Solusi :
• Dengan mengatur jarak busur las supaya tidak telalu tinggi
Penyebab :
• Sudut elektroda yang salah
• Kecepatan pada pengelasan yang tidak disesuaikan dengan arus
• Linier misalignment Solusi :
17
Penyebab :
Penyebab :
• Celah pada root yang terlalu kecil
• Ukuran elektroda yang terlalu besar untuk sambungan
• Sudut elektroda yang salah
Solusi :
• Lebar celah pada root disesesuaikan 2-4 mm
18
• Ukuran elektroda yang disesuaikan
• Memperbaiki posisi sudut elektroda
• Kecepatan pada pengelasan (travel speed) harus disesuaikan dengan WPS
Penyebab :
• Ampere terlalu tinggi.
• Jarak elektroda dengan logam dasar terlalu jauh.
• Elektroda lembab
Solusi :
Penutup
5.1. Kesimpulan
Dalam praktik pengelasan ini ada banyak hal yang harus diperhatikan mulai dari sebelum
melakukan praktik pengelasan, pada saat melakukan praktik pengelasan, dan setelah
19
melakukan praktik pengelasan. Sebelum praktik hal yang disiapkan misalnya APD lengkap.
Saat proses pengelasan hal yang harus diperhatikan yaitu elektroda yang digunakan, jenis
material benda kerja, kecepatan dan sudut elektroda dan masih banyak lagi, dan setelah
melakukan proses pengelasan benda kerja harap di bersihkan dari terak hasil pengelasan.
5.2. Saran
Sebaiknya dalam pengerjaan pengelasan harus memperhatikan benda kerja dan langkah kerja
yang benar agar hasil pengerjaan menndapatkan hasil yang maksimal. Selain itu kita juga harus
memperhatikan parameter pengelasan, karena tidak sedikit yang mengalami kesalahan dalam
pengelasan sehingga tidak sesuai dengan benda kerja. Serta, kita juga harus memperhatikan
Kesehatan dan Keselamatan kerja (k30 agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Daftar Pustaka
• https://id.scribd.com/document/427380514/LAPORAN-PRAKTIKUM-
PENGELASAN
• https://staffnew.uny.ac.id/upload/132299864/pengabdian/Materi+PPM+SMAW+pake
m.pdf
20
• https://www.pengelasan.net/parameter-pengelasan/
21