PENGELASAN LANJUT
LABORATORIUM PENGELASAN
PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI REKAYASA KONSTRUKSI PERKAPALAN
POLITEKNIK NEGERI BATAM
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Berisi tentang kompetensi khusus yang akan dicapai pada proses pembelajaran mata kuliah:
1) Mahasiswa mampu mengidentifikasi material serta memahami simbol pengelasan, geometri
sambungan
dan diskontinuiats pada pengelasan.
2) Mahasiswa mampu melakukan material testing dan material tracing untuk memastikan
material sesuai
dengan spesifikasi.
3) Mahasiswa mampu menjelaskan proses pengelasan pada fabrikasi terkait welding map dan
inspection test
plan.
4) Mahasiswa menjelaskan variabel-variabel pada WPS.
5) Mahasiswa mampu menjelaskan proses-proses pengelasan yang umum digunakan pada
fabrikasi.
6) Mahasiswa mampu mengelas fillet
7) Mahasiswa mampu mengelas groove.
8) Mahasiswa mampu melakukan pengujian hasil pengelasan secara visual dan membuat
laporan.
9) Mahasiswa mampu melakukan uji merusak (destructive test).
10) Mahasiswa mampu berkomunikasi timbal balik bekerjasama dengan baik dengan divisi
lain, pihak klas
kapal dan pihak pemilik kapal terkait koordinasi pekerjaan dan laporan hasil pekerjaan.
1.2. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pengelasan, mengetahui
penggunaan mesin las SMAW dan GTAW, serta untuk mengetahui safety penggunaan las.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengelasan merupakan suatu proses penyambungan antara dua bagian logam atau lebih
dengan menggunakan energi panas (Wiryosumarto, 2000). Berdasarkan definisi dari American
Welding Society (AWS) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan
yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Secara singkat, dapat dijabarkan bahwa
proses pengelasan merupakan sambungan dari beberapa batang logam dengan menggunakan
energi panas . Salah satu faktor yang mempengaruhi, kualitas hasil penyambungan logam
adalah sifat logam. Kondisi ini sangat bergantung pada perubahan suhu yang terjadi pada saat
proses penyambungan karena menggunakan panas yang mempunyai peran yang sangat sensitif
pada hasil pengelasan. Selama proses pengelasan berlangsung ,logam akan mengalami siklus
termal yaitu proses pemanasan dan pendinginan yang terjadi secara cepat di daerah pengelasan
sehingga terjadi proses metalurgi, deformasi yang berpengaruh pada kualitas hasil pengelasan
seperti jenis cacat yang dihasilkan, ketangguhan sambungan, kekuatan tarik (tensile strength)
serta struktur mikro logam (Teguh Wiyono, 2012).
Pengertian pengelasan busur listrik atau Shield Metal Arc Welding (SMAW) Shielded
Metal Arc Welding (SMAW) dikenal juga dengan istilah Manual Metal Arc Welding
(MMAW) atau Las elektroda terbungkus adalah suatu proses penyambungan dua keping logam
atau lebih, menjadi suatu sambungan yang tetap, dengan menggunakan sumber panas listrik
dan bahan tambah/pengisi berupa elektroda terbungkus. Pada proses las elektroda terbungkus,
busur api listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan logam induk/benda kerja (base metal)
akan menghasilkan panas.Panas inilah yang mencairkan ujung elektroda (kawat las) dan benda
kerja secara setempat. Busur listrik yang ada dibangkitkan oleh mesin las.Elektroda yang
dipakai berupa kawat yang dibungkus oleh pelindung berupa fluks. Dengan adanya pencairan
ini maka kampuh las akan terisi oleh logam cair yang berasal dari elektroda dan logam induk,
terbentuklah kawah cair, lalu membeku maka terjadilah logam lasan (weldment) dan terak
(slag).
Las GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) Proses ini termasuk pengelasan mencair dimana
sebagian logam induk mencair akibat pemnasan busur listrik. Seperti pada proses SMAW dan
GMAW, proses pada GTAW ini, busur listrik timbul diantara ujung elektroda dan permukaan
benda kerja. Prindip dasar dari proses GTAW ini tidak jauh berbeda dengan GMAW. Pada
proses ini juga digunakan gas pelindung seperti Argon dan Helium sebagai pelindung
kubangan logam las. Adapun perbedaan yang cukup nyata adalah pada penggunaan material
elektroda. Pada GMAW, elektroda juga berperan sebagai penyuplai logam las dan oleh
karenanya maka elektroda ini erbuat dari logam yang mirip dengan logam induk dan ikut
mencair. Pada GTAW, elektroda terbuat dari Tungsten ( Wolfram) yang ttidak ikut mencair.
Untuk menyuplai logam las diperlukan kawat las (logam pengisi/filler metal) yang diberikan
secara manual. Dengan demikian dapat ` disimpulkan bahwaprose GTAW ini, logam pengisi
atau kawat las dapat diberikan pada sambungan ataupun tidak sama sekali. Proses GTAW
kebanyakan digunakan untuk mengelas logam-logam seperti baja tahan karat (stainlees steel),
Alumuniumdan Titanium. Logam-logam tersebut memerlukan perhatian khusus selama proses
pengelasannya (Sonawan dan Suratman, 2006).
4. Arus Pengelasan
Arus pengelasan adalah besarnya aliran arus listrik yang keluar dari mesin
las. Besar kecilnya arus pengelasan dapat diatur dengan alat yang ada pada mesin
las. Arus oengelasan harus disesuaikan dengan jenis bahan dan diameter elektroda
yang digunakan dalam pengelasan. Penggunaan arus yang terlalu kecil akan
mengakibatkan penembusan atau penetrasi las yang rendah, sedangkan arus yang
terlalu besar akan mengakibatkan terbentuknya manik las yang terlalu besar dan
deformasi dalam pengelasan (Saputro, 2011).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Melakukan pengelasan pada plat dengan posisi 1f , berkondisi bevel . Dengan potongan
fillet pada bevel bernilai 30 derajat . Pada pengelasan root menggunakan mode pengelasan
smaw , dan menggunakan stick weld LB-52U . Lalu di isi dengan hot pass menggunakan mode
smaw , baru beralih ke Gmaw untuk filler dan cap .
5.1 Kesimpulan
Pengelasan adalah proses menyambungkan dua atau lebih bahan logam dengan
menggunakan panas atau tekanan. Teknik pengelasan penting dalam industri dan konstruksi
untuk menghasilkan sambungan yang kuat dan tahan lama antara bahan logam. MAW adalah
salah satu metode pengelasan yang paling umum digunakan. Ini melibatkan penggunaan
elektroda yang dilapisi untuk menghasilkan busur listrik yang melelehkan logam dasar dan
elektroda. Mesin SMAW mudah digunakan, portabel, dan cocok untuk berbagai jenis logam.
GTAW, juga dikenal sebagai TIG (Tungsten Inert Gas), adalah teknik pengelasan yang
menggunakan elektroda non-puitis tungsten dan gas inert untuk melindungi sambungan dari
kontaminasi. GTAW memberikan hasil yang berkualitas tinggi dengan kontrol panas yang
baik, dan cocok untuk pengelasan logam yang tipis atau sangat presisi. Pengelasan melibatkan
berbagai risiko kecelakaan, termasuk kebakaran, ledakan, radiasi, dan paparan bahan kimia
berbahaya. Oleh karena itu, penting untuk mengikuti prosedur keselamatan yang ketat saat
menggunakan mesin pengelasan, seperti memakai perlindungan mata dan tubuh, menyediakan
ventilasi yang baik, dan menjaga area kerja tetap bersih dan terorganisir.
5.2 Saran
Teguh wiyono. (2012), Penentuan Pengelasan Dissimiliar Allumunium Dan Pelat Baja Karbon Rendah
Dengan Variasi Waktu Pengelasan Dan Arus Listrik. Jurnal Foundry Vol. 2 No. 1 April 2012
ISSN 2087-2259 :20 – 25
Wiryosumarto, H. dan Okumura, T. Teknologi Pengelasan Logam. 2000. Jakarta, PT. Pradya Paramita,