Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGELASAN LANJUT

NAMA: IRENE MAY YOLANI SARAGIH


NIM: 4412111055
Kelas KP 2021 RMA
Pengajar:
Nurman Pamungkas, S.T., M.T.
Adhe Aryswan, S.Pd., M.Si.
Ir. Chandra Defta Rusdwinanto, S.Tr.
Asrafi, A.Md.T

LABORATORIUM PENGELASAN
PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI REKAYASA KONSTRUKSI PERKAPALAN
POLITEKNIK NEGERI BATAM
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mata kuliah pengelasan mempelajari penerapan prinsip keselamatan kerja pengelasan;
mahasiswa mengenal dan memahami proses fabrikasi dengan proses pengelasan yang terkait
dengan Welding Symbol, Welding Map, dan Inspection Test Plan. Mahasiswa memahami
semua variabel (esensial dan non esensial) yang terdapat pada WPS; Mahasiswa juga
mengetahui alur pembuatan WPS, memahami kelebihan dan kekurangan setiap proses
pengelasan yang umum dilakukan; Mahasiswa mampu memahami dan memeriksa proses fit-
up sebelum pengelasan, mampu mengelas grove, serta melakukan inspeksi visual hasil
pengelasan, mahasiswa juga mampu melakukan uji merusak (Destructive test) pada
pengelasan. Capaian Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep teoritis
pengelasan pada las busur manual dan semi otomatis secara mendalam. 2. Mahasiswa mampu
menerapkan prinsip rekayasa pembangunan kapal terkait proses pelaksanaan dan pengawasan
pekerjaan pengelasan menggunakan metode las busur manual dan semi otomatis.

Berisi tentang kompetensi khusus yang akan dicapai pada proses pembelajaran mata kuliah:
1) Mahasiswa mampu mengidentifikasi material serta memahami simbol pengelasan, geometri
sambungan
dan diskontinuiats pada pengelasan.
2) Mahasiswa mampu melakukan material testing dan material tracing untuk memastikan
material sesuai
dengan spesifikasi.
3) Mahasiswa mampu menjelaskan proses pengelasan pada fabrikasi terkait welding map dan
inspection test
plan.
4) Mahasiswa menjelaskan variabel-variabel pada WPS.
5) Mahasiswa mampu menjelaskan proses-proses pengelasan yang umum digunakan pada
fabrikasi.
6) Mahasiswa mampu mengelas fillet
7) Mahasiswa mampu mengelas groove.
8) Mahasiswa mampu melakukan pengujian hasil pengelasan secara visual dan membuat
laporan.
9) Mahasiswa mampu melakukan uji merusak (destructive test).
10) Mahasiswa mampu berkomunikasi timbal balik bekerjasama dengan baik dengan divisi
lain, pihak klas
kapal dan pihak pemilik kapal terkait koordinasi pekerjaan dan laporan hasil pekerjaan.

1.2. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pengelasan, mengetahui
penggunaan mesin las SMAW dan GTAW, serta untuk mengetahui safety penggunaan las.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengelasan merupakan suatu proses penyambungan antara dua bagian logam atau lebih
dengan menggunakan energi panas (Wiryosumarto, 2000). Berdasarkan definisi dari American
Welding Society (AWS) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan
yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Secara singkat, dapat dijabarkan bahwa
proses pengelasan merupakan sambungan dari beberapa batang logam dengan menggunakan
energi panas . Salah satu faktor yang mempengaruhi, kualitas hasil penyambungan logam
adalah sifat logam. Kondisi ini sangat bergantung pada perubahan suhu yang terjadi pada saat
proses penyambungan karena menggunakan panas yang mempunyai peran yang sangat sensitif
pada hasil pengelasan. Selama proses pengelasan berlangsung ,logam akan mengalami siklus
termal yaitu proses pemanasan dan pendinginan yang terjadi secara cepat di daerah pengelasan
sehingga terjadi proses metalurgi, deformasi yang berpengaruh pada kualitas hasil pengelasan
seperti jenis cacat yang dihasilkan, ketangguhan sambungan, kekuatan tarik (tensile strength)
serta struktur mikro logam (Teguh Wiyono, 2012).
Pengertian pengelasan busur listrik atau Shield Metal Arc Welding (SMAW) Shielded
Metal Arc Welding (SMAW) dikenal juga dengan istilah Manual Metal Arc Welding
(MMAW) atau Las elektroda terbungkus adalah suatu proses penyambungan dua keping logam
atau lebih, menjadi suatu sambungan yang tetap, dengan menggunakan sumber panas listrik
dan bahan tambah/pengisi berupa elektroda terbungkus. Pada proses las elektroda terbungkus,
busur api listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan logam induk/benda kerja (base metal)
akan menghasilkan panas.Panas inilah yang mencairkan ujung elektroda (kawat las) dan benda
kerja secara setempat. Busur listrik yang ada dibangkitkan oleh mesin las.Elektroda yang
dipakai berupa kawat yang dibungkus oleh pelindung berupa fluks. Dengan adanya pencairan
ini maka kampuh las akan terisi oleh logam cair yang berasal dari elektroda dan logam induk,
terbentuklah kawah cair, lalu membeku maka terjadilah logam lasan (weldment) dan terak
(slag).

1. Las SMAW (Shielded Metal Arc Welding)


Las busur listrik elektrode terbungkus ialah salah satu jenis proses las busur listrik elektrode
terumpan, yang menggunakan busur listrik sebagai sumber panas. Panas yang timbul pada
busur listrik yang terjadi antara elektrode dengan benda kerja, mencairkan ujung elekrode
(kawat) las dan benda kerja setempat, kemudian membentuk paduan, membeku menjadi lasan
(weld metal). Bungkus (coating) elektroda yang berfungsi sebagai fluks akan terbakar pada
waktu proses berlangsung, dan gas yang terjadi akan melindungi proses terhadap pengaruh
udara luar. Cairan pembungkus akan terapung dan membeku pada permukaan las yang disebut
slag, yang kemudian dapat dibersihkan dengan mudah (Riyadi dan Setyawan, 2011). Skema
peralatan pengelasan SMAW pada gambar

2. Las GMAW (Gas Metal Arc Welding)


Proses pengelasan ini jga disebut dengan MIG (Metal Inert Gas). Proses lain yang serupa
dengan MIG adalah MAG (Metal Active Gas). Perbedaannya adalah terletak pada gas
pelindung yang digunakan. Pada MIG digunakan gas pelindung berupa gas Inert seperti Argon
(Ar) dan Helium (He), sedangkan pada MAG digunakan gas-gas seperti Ar + CO2, Ar + O2
ATAU CO2. Prinsip dasar dari proses GMAW ini tidak jauh berbada dengan SMAW yaitu
penyambungan diperoleh dari proses pencairan sambungan logam induk dan elektroda yang
nantinya membeku membentuk logam las. Perbedaan lain yang cukup terlihat antara GMAW
dan SMAW adalah pada pemakaian jenis pelindung logam las. Pada SMAW pelindung logam
las berupa fluks, sedangkan pada GMAW pelindung ini berupa gas. Gas yang dimaksud bisa
berupa inert atau active. Dengan demikian karena tidak menggunakan fluks, maka hasil
pengelasannya tidak terdapat retak. Proeses GMAW ini selin dipakai untuk mengelas baja
karbon juga sangat baik dipakai untuk mengelas baja tahan karat atau stainlees steel dan
mengelas logam-logam lain yang afinitasnya terhadap Oksigen sangat besar seperti
Alumunium (Al).

Las GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) Proses ini termasuk pengelasan mencair dimana
sebagian logam induk mencair akibat pemnasan busur listrik. Seperti pada proses SMAW dan
GMAW, proses pada GTAW ini, busur listrik timbul diantara ujung elektroda dan permukaan
benda kerja. Prindip dasar dari proses GTAW ini tidak jauh berbeda dengan GMAW. Pada
proses ini juga digunakan gas pelindung seperti Argon dan Helium sebagai pelindung
kubangan logam las. Adapun perbedaan yang cukup nyata adalah pada penggunaan material
elektroda. Pada GMAW, elektroda juga berperan sebagai penyuplai logam las dan oleh
karenanya maka elektroda ini erbuat dari logam yang mirip dengan logam induk dan ikut
mencair. Pada GTAW, elektroda terbuat dari Tungsten ( Wolfram) yang ttidak ikut mencair.
Untuk menyuplai logam las diperlukan kawat las (logam pengisi/filler metal) yang diberikan
secara manual. Dengan demikian dapat ` disimpulkan bahwaprose GTAW ini, logam pengisi
atau kawat las dapat diberikan pada sambungan ataupun tidak sama sekali. Proses GTAW
kebanyakan digunakan untuk mengelas logam-logam seperti baja tahan karat (stainlees steel),
Alumuniumdan Titanium. Logam-logam tersebut memerlukan perhatian khusus selama proses
pengelasannya (Sonawan dan Suratman, 2006).

Perbedaannya dengan proses SMAW yaitu :


a. Pada proses ini kawat las di suplai terus-meneurs dari sebuah gulungan
kawat las, sehingga proses pengelasannya dapat berlangsung secra kontinu
tanpa ada penundaan waktu untuk mengganti kawat las.
b. Penggunaan arus lebih tinggi sehingga meningkatkan laju deposisi logam
las. Dengan kelebihannya ini, pengisian kampuh las dapat dilakukan
dengan waktu yang lebih singkat.
c. Akibat penggunaan arus las tinggi maka mempertinggi kecepatan
pengelasan.
d. Asap hampir tidak ada sekama proses pengelasan.
e. Kubangan logam las dan busur listrik tidak terlihat karena tertutupi oleh
serbuk fluks.
3. Elektroda
Saputro (2011) menyatakan bahwa pengelasan dengan menggunakan las
busur listrik memerlukan kawat las (elektroda) yang terdiri dari suatu inti terbuat
dari suatu logam dilapisi oleh lapisan yang terbuat dari campuran zat kimia, selain
berfungsi sebagai pembagkit, elektroda juga sebagai bahan tambah.

4. Arus Pengelasan
Arus pengelasan adalah besarnya aliran arus listrik yang keluar dari mesin
las. Besar kecilnya arus pengelasan dapat diatur dengan alat yang ada pada mesin
las. Arus oengelasan harus disesuaikan dengan jenis bahan dan diameter elektroda
yang digunakan dalam pengelasan. Penggunaan arus yang terlalu kecil akan
mengakibatkan penembusan atau penetrasi las yang rendah, sedangkan arus yang
terlalu besar akan mengakibatkan terbentuknya manik las yang terlalu besar dan
deformasi dalam pengelasan (Saputro, 2011).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Alat Pelindung Diri


Alat pelindung diri yang digunakan dalam praktikum ini adalah werpack, sarung tangan las
atau welding gloves, sepatu safety, cap las, dan masker.

3.2 Mesin dan Peralatan


Mesin dan peralatan yang digunakan selama satu semester dalam praktikum adalah
Plat, mesin cutting, gerinda, stick weld LB-52U, dan kawat las

3.2 Langkah-langkah praktikum


Praktikum 1: Kegiatan pada hari Senin 13 Februari 2023
Pemotongan plat dengan mesin cutting dilakukan dengan mengukur plat dengan
ukuran 15×10cm ketebalan plat 12mm . Setelah diukur pada benda kerja. Melakukan
pemotongan plat atau benda kerja dengan laser cuttting dan setelah terpotong benda kerja.
Benda di rapikan menggunakan Gerinda

Praktikum 2 : Senin, 20 Februari 2023

Kegiatan pada malam ini melakukan pengelasan dengan posisi 2f : melakukan


pengelasan pada benda kerja dengan cara mengelas 1 layer

Praktikum 3: 20 Maret 2023

Melanjutkan pengelasan pada 2f 3 plat

Praktikum 4: 15 Mei 2023

Praktikum 5: 5 Juni 2023

Melakukan pengelasan pada plat dengan posisi 1f , berkondisi bevel . Dengan potongan
fillet pada bevel bernilai 30 derajat . Pada pengelasan root menggunakan mode pengelasan
smaw , dan menggunakan stick weld LB-52U . Lalu di isi dengan hot pass menggunakan mode
smaw , baru beralih ke Gmaw untuk filler dan cap .

Praktikum 5: 12 Juni 2023


BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

4.1. Benda Kerja

20 maret (Pengerjaan penda pada gambar ini menggunakan pengelasan 2f 1 layer)

15 mei (Pengerjaan pada benda kerja ini menggunakan 2f 3 layer)


5 juni Melakukan pengelasan pada plat dengan posisi 1f , berkondisi bevel . Dengan
potongan fillet pada bevel bernilai 30 derajat . Pada pengelasan root menggunakan mode
pengelasan smaw , dan menggunakan stick weld LB-52U . Lalu di isi dengan hot pass
menggunakan mode smaw , baru beralih ke Gmaw untuk filler dan cap .

4.2. Kendala dan Solusi


Paparkan kendala yang dialami selama praktikum, dan solusi yang digunakan untuk
menyelesaikan kendala tersebut.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pengelasan adalah proses menyambungkan dua atau lebih bahan logam dengan
menggunakan panas atau tekanan. Teknik pengelasan penting dalam industri dan konstruksi
untuk menghasilkan sambungan yang kuat dan tahan lama antara bahan logam. MAW adalah
salah satu metode pengelasan yang paling umum digunakan. Ini melibatkan penggunaan
elektroda yang dilapisi untuk menghasilkan busur listrik yang melelehkan logam dasar dan
elektroda. Mesin SMAW mudah digunakan, portabel, dan cocok untuk berbagai jenis logam.
GTAW, juga dikenal sebagai TIG (Tungsten Inert Gas), adalah teknik pengelasan yang
menggunakan elektroda non-puitis tungsten dan gas inert untuk melindungi sambungan dari
kontaminasi. GTAW memberikan hasil yang berkualitas tinggi dengan kontrol panas yang
baik, dan cocok untuk pengelasan logam yang tipis atau sangat presisi. Pengelasan melibatkan
berbagai risiko kecelakaan, termasuk kebakaran, ledakan, radiasi, dan paparan bahan kimia
berbahaya. Oleh karena itu, penting untuk mengikuti prosedur keselamatan yang ketat saat
menggunakan mesin pengelasan, seperti memakai perlindungan mata dan tubuh, menyediakan
ventilasi yang baik, dan menjaga area kerja tetap bersih dan terorganisir.

5.2 Saran

Sebelum melakukan praktikum praktikan harus mempelajari teknik pengelasan dengan


seksama. Baca panduan, tonton tutorial video, atau minta bantuan dari pengajar atau instruktur.
Pastikan Anda memahami prinsip dasar dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai
sambungan pengelasan yang baik. Saat melakukan praktikum juga harus memahami dan
mengikuti semua prosedur keselamatan yang berlaku. Gunakan perlindungan diri yang sesuai,
seperti helm pengelasan, kacamata keselamatan, baju kerja tahan api, sarung tangan, dan sepatu
keselamatan. Jaga area kerja tetap bersih dan bebas dari bahan yang mudah terbakar. Jangan
mengambil risiko yang tidak perlu. Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan kepada pengajar
atau instruktur jika ada hal yang tidak jelas. Mintalah umpan balik setelah setiap praktikum
pengelasan untuk mendapatkan wawasan yang berharga dalam meningkatkan keterampilan
pengelasan
DAFTAR PUSTAKA

Teguh wiyono. (2012), Penentuan Pengelasan Dissimiliar Allumunium Dan Pelat Baja Karbon Rendah
Dengan Variasi Waktu Pengelasan Dan Arus Listrik. Jurnal Foundry Vol. 2 No. 1 April 2012
ISSN 2087-2259 :20 – 25
Wiryosumarto, H. dan Okumura, T. Teknologi Pengelasan Logam. 2000. Jakarta, PT. Pradya Paramita,

Anda mungkin juga menyukai