Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PENGELASAN LISTRIK (D4)


Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Praktikum Pengelasan

Disusun oleh:

Nama : Muh Sabda Paduppai


NIM : 220203602013
kelas : D4 Teknik Otomotif (2022)

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
UNIVERSITAS NEGERI MKAKASSAR
2023
Kata Pengantar...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
Lembar asistensi......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................1
B. Tujuan pembelajaran...........................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian pengelasan listrik
B. Jenis- jenis pengelasan listrik.
1. Pengelasan MIG (Metal Inert Gas)
(Pengertian, gambar las mig,kelebihan dan kekurangan,contoh penerapan, diuraiakan
semua)
2. Pengelasan TIG (Tungsten Iner Gas )
Pengertian, gambar las mig,kelebihan dan kekurangan,contoh penerapan,
diuraiakan semua)
3. Pengelasan SMAW ( Shielded Metal Arc Welding )
Pengertian, gambar las mig,kelebihan dan kekurangan,contoh penerapan,
diuraiakan semua)
C. Keselamatan Kerja
Uraikan keselamatan kerja dalam pengelasan, tuliskan minimal 5 alat k3
lengkap dengan gambar :
1. …….
2. ……
3. ……
4. …….
5. …….dst
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Belajar mengoprasikan mesin las listrik dan menyalakan busurnya
B. Membuat Rigi-rigi (Gerigi) Las pada logam Tebal
C. Menyambung dua buah logam menggunakan las listrik
D. Membuat benda karya.
(Uraikan ABCD kembangkan berdasarkan analisa anda lengkapi dengan
gambar, foto anda & tabel semua bab 3)

Daftar pustaka

catatan :
-di asistensi (nanti di infokan di grup WA)
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
Laporan ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan Banyak
terima kasih Kepada Bapak Muhammad bhilal, s.pd., m.pd selaku dosen pengampu
mata kuliah Teknik Pengelasan Listrik
Saya Sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar Laporan ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi Saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan Laporan ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Saya.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan Laporan.

Makassar, 22 November 2023

Penulis

ASISTENSI LAPORAN KERJA


TEKNIK PENGELASAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

KAMPUS II. JL. DAENG TATA RAYA PARANG TAMBUNG, MANNURUKI, KEC. TAMALATE, KOTA MAKASSAR

Nama : Muhammad Sabda Paduppai

Nim : 220203602013
Judul Laporan : Teknik Pengelasan Listrik

Prodi : D4 Teknik Otomotif (2022)

Pembimbing I : Muh iskandar musa spd mt

Pembimbing II : Muhammad bhilal spd mpd

HARI/TANGGAL KETERANGAN PARAF

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengelasan merupakan proses penyambungan antara dua bagian logam atau
lebih dengan menggunakan energi panas. Karena proses ini maka di daerah
sekitar lasan mengalami siklus termal cepat yang menyebabkan terjadinya
perubahanperubahan metalurgi yang rumit, deformasi, dan tegangantegangan
termal (Zamrhoni 2011). Sebagai teknik penyambungan logam pengelasan pada
dasarnya merupakan ikatan metalurgi pada sambungan antar logam paduan
yang dilaksanakan pada keadaan lumer atau cair maka teknik pengelasan
mempunyai keistimewaan dan keunggulan dibandingkan dengan sistem
penyambungan logam yang lain seperti keeling (Okumura dan
Wiryasumarto1996). Salah satu jenis las yang sering digunakan adalah
pengelasan SMAW (shielded metal arc welding). Dalam pengelasan ini, logam
induk mengalami pencairan akibat pemanasan dari busur listrik yang timbul
antara ujung elektroda dan permukaan benda kerja. Busur listrik yang ada
dibangkitkan dari suatu mesin las. Elektroda yang dipakai berupa kawat yang
dibungkus oleh pelindung berupa fluks dan karena itu elektroda las kadang-
kadang disebut kawat las. Elektroda ini selama pengelasan akan mengalami
pencairan bersama-sama dengan logam indukyang menjadi bagian kampuh las.
Dengan adanya pencairan ini maka kampuh las akan terisi oleh logam cair yang
berasal dari elektroda dan logam induk (katsas 2005). Untuk menghasilkan
kualitas sambungan las yang baik, salah satu faktor yang harus diperhatikan
yaitu kampuh las. Kampuh las ini berguna untuk menampung bahan pengisi 2
agar lebih banyak yang merekat pada benda kerja. Dengan demikian kekuatan
las akan terjamin. Sebelum memulai proses pengelasan terlebih dahulu
ditentukan jenis sambungan las yang akan dipilih. Hal-hal yang harus
diperhatikan bahwa sambungan yang dibuat akan mampu menerima beban
(beban statis, beban dinamis, atau keduanya). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pengelasan SMAW (shielded metal arc welding) pada
bentuk kampuh K dan kampuh X, pada uji tarik dan mikro struktur. Bahan yang
di gunakan adalah plat strip ST.42 dengan dimensi ukuran 200 x 25 x 4 mm.

B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Pengelasan secara umum
mengacu pada isi Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU
SPN) pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan
pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama
untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Secara khusus tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Pengelasan
adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan
dan sikap agar kompeten:
1.Menghasilkan lulusan yang berkompeten dalam bidang
Pengelasan .
2.Memiliki keahlian dalam bidang Pengelasan sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
3.Memiliki sikap dan kepribadian yang kreatif dan inovatif yang
mendukung pelayanan Pengelasan.
4.Mengembangkan kemampuan dan kemandirian dalam berwirausaha
dibidang Pengelasan.
5..Menjalin kerjasama dengan Dunia Usaha atau Dunia Industri
(DU/DI) dalam penyaluran tenaga kerja.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pengelasan Listrik adalah sebuah proses pengelasan yang sumber panasnya
diperoleh dari energi listrik. Dari Energi Listrik kemudian diterima oleh mesin las dan
dirubah menjadi energi panas saat kutub elektroda dan benda kerja bertemu sehingga
terjadi pertukaran ion yang menyebabkan terjadinya busur listrik.
B. Jenis - jenis pengelasan listrik
1. Pengelasan MIG (Metal Inert Gas)
Las MIG ( Metal Inert Gas ) yaitu merupakan proses penyambungan dua material
logam atau lebih menjadi satu melalui proses pencairan setempat, dengan
menggunakan elektroda gulungan (filler metal) yang sama dengan logam dasarnya
(base metal) dan menggunakan gas pelindung ( inert gas ). Las MIG (Metal Inert
Gas) merupakan las busur gas yang menggunakan kawat las sekaligus sebagai
elektroda. Elektroda tersebut berupa gulungan kawat ( rol ) yang gerakannya diatur
oleh motor listrik. Las ini menggunakan gas argon dan helium sebagai pelindung
busur dan logam yang mencair dari pengaruh atmosfir.

 Kelebihan Las MIG ( Metal Inert Gas )

Penggunaan Las MIG ( Metal Inert Gas ) dalam berbagai pengelasan memiliki
beberapa kelebihan antara lain dapat disebutkan berikut ini :

A. Sangat efisien dan proses pengerjaan yang cepat

B. Dapat digunakan untuk semua posisi pengelasan (welding positif

C. Tidak menghasilkan slag atau terak,layaknya terjadi pada las SMAW

D. Memiliki angka deposisi (deposition rates) yang lebih tinggi dibandingkan


SMAW

E. Membutuhkan kemampuan operator yang baik

F. Proses pengelasan MIG ( metal inert gas )sangat cocok untuk pekerjaan

konstruksi
G. Membutuhkan sedikit pembersihan post-weld

 Kelemahan Las MIG ( Metal Inert Gas )

Pada proses pengelasan MIG ( Metal Inert Gas ) memiliki beberapa kelemahan ,
antara lain :

A.Wire-feeder yang memerlukan pengontrolan yang kontinou

B.Sewaktu waktu dapat terjadi Burnback

C.Cacat las porositi sering terjadi akibat pengunaan kualitas gas pelindung yang
tidak baik.

D.Busur yang tidak stabil, akibat ketrampilan operator yang kurang baik.

E.Pada awalnya set-up pengelasan merupakan permulaan yang sulit

 contoh penerapannya antara lain: pengelasan lembaran logam, pengelasan pipa,


perbaikan otomotif, struktur baja, dan konstruksi berat seperti jembatan
dan bahan bangunan.

2. Pengelasan TIG (Tungsten Iner Gas)

Pengelasan Tungsten Inert Gas TIG atau Gas Tungdten Arc Welding GTAW adalah
proses penyambungan logam yang menggunakan elektroda berbahan tungsten dengan
sumber energi panasnya dihasilkan dari busur listrik yang terbentuk di antara
elektroda dengan benda kerja akibat adanya aliran arus listrik serta menggunakan gas
bersifat inert sebagai pelindung dari kontak dengan udara bebas.Pada pengelasan in
menggunakan elektroda berbahan tungsten atau wolfram yang tahan panas sehingga
tidak ikut mencair atau leleh dan disebut dengan istilah non consumable
electrode.Sedangkan bahan pengisi logam las atau kawat las atau filler metal terbuat
dari bahan yang sama atau sejenis dengan bahan yang dilas atau benda kerja yang
diumpan secara terpisah. Untuk mencegah kontaminasi dari atmosfer sekitar atau
oksidasi, maka busur listrik dan lelehan logam las dilindungi oleh gas bersifat inert
berupa gas argon dengan kemurnian sekitar 99,99 persen. Gas pelindung mampu
menghasilkan logam las bebas dari oksidasi, sehingga las TIG dapat digunakan untuk
pengelasan logam logam reaktif seperti titanium dan zirconium.Pengelasan dengan
metoda TIG tidak dihasilkan slag, sehingga tidak memerlukan pembersihan hasil las.
 Kelebihan proses TIG atau GTAW :

•Dapat dihasilkan hasil las yang bagus dan bermutu/berkualitas tinggi pada bahan non
ferrous dan ferrous

•Dalam atmosfir terdapat berbagai pengotor yang dapat mengurangi kualitas hasil las.
Jika teknik pengelasan dilakukan degan tepat, maka semua pengotor tersebut bisa
dihilangkan

•Dapat digunakan untuk membuat root pass yang berkualitas/bermutu tinggi dari arah
1 sisi pada beragam jenis bahan

•Dibandingkan dengan SMAW, kecepatan gerak TIG/GTAW lebih rendah sehingga


pengamatan untuk mengendalikan logam las ketika penyatuan dan pengisian
menjadi lebih mudah.

 Kekurangan proses TIG atau GTAW :


•Dibandingkan dengan proses las lainnya, laju pengisian TIG/GTAW lebih rendah

• Agar pada pengelasan dari arah 1 sisi dihasilkan hasil las yang berkualitas tinggi,
diperlukan kontrol kelurusan sambungan yang lebih ketat

• Agar terhindar dari cacat-cacat gas dan porosity, TIG/GTAW membutuhkan


kebersihan sambungan yang tentunya lebih baik

• Untuk kecepatan udara di atas 5 mph, perlu perlindungan ekstra hati-hati guna
mempertahankan perlindungan inert gas di atas kawah las

 Contoh Penerapan pengelasan TIG (tungsten inert gas) antara lain:


1.Industri Otomotif: Pengelasan TIG digunakan untuk merakit sistem pembuangan,
tangki bahan bakar, dan komponen mesin.

2.Industri Dirgantara: Digunakan pada komponen pesawat terbang seperti suku


cadang mesin, anggota struktural aluminium dan titanium, dan saluran bahan bakar.
3.Industri Fabrikasi: Untuk berbagai proyek fabrikasi, pengelasan TIG digunakan
untuk menyambung logam non-ferrous seperti aluminium, tembaga, dan lain-lain.

3. Pengelasan SMAW ( Shielded Metal Arc Welding )


SMAW (Shielded Metal Arc Welding) atau las busur logam terlindung adalah
suatu proses pengelasan busur listrik dimana energi panas untuk pengelasan
dibangkitkan oleh busur listrik yang terbentuk antara elektroda logam yang
terbungkus dan benda kerja.Logam pengisi yang ada di dalam elektroda dibungkus
oleh slag yang akan menjadi pelindung logam lasan saat proses pengelasan
berlangsung. Las SMAW biasa disebut juga dengan istilah las MMA (Manual Metal
Arc) atau stick welding. Diagram proses pengelasan SMAW dapat dilihat pada
ilustrasi berikut. Kata shielded metal arc welding (SMAW) merujuk pada proses
penyambungan dua buah logam atau penambahan logam pada permukaan logam
yang ada. Masing-masing kata dalam SMAW memiliki makna, shielded maksudnya
kemampuan untuk menghilangkan udara di sekitar lasan agar terhindar dari efek-
efek yang menurunkan kualitas lasan.Dalam hal lain, kata shielded di sini juga dapat
ditunjukkan pada inti elektroda yang terbungkus dengan flux. Kata metal
maksudnya adalah inti dari elektroda berupa logam atau batang konduktor yang
kemudian mencair dan mengisi kolam las; arc atau busur mengacu pelepasan
plasma yang merubah energi listrik menjadi panas. Sedangkan kata welding
menunjukkan penyambungan logam dilakukan secara fusi.Aksi perlindungan pada
pengelasan SMAW dan klasifikasi bagian / lapisan pengelasan SMAW
diilustrasikan pada gambar dibawah. Ada dua mekanisme yang bekerja untuk
mencegah efek merugikan pada kolam las yang disebabkan oleh gas yang
terkandung di udara. Pertama adalah perpindahan paksa udara oleh gas yang
dihasilkan oleh pembakaran dan dekomposisi penutup elektroda. Kedua adalah aksi
selimut pada logam lasan dengan fluks atau terak, yang mencegah difusi konstituen
udara ke dalam logam cair.
 Kelebihan Pengelasan SMAW
Ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh pengelasan SMAW, di antaranya
adalah:

 Proses ini cocok untuk sebagian besar logam dan paduan yang tersedia secara
komersial.
 Tidak perlu banyak persiapan sebelum pengelasan.
 Peralatannya relatif murah dan portabel.
 Peralatannya relatif sederhana.
 Proses pengelasan SMAW bisa dimanfaatkan untuk semua area pengelasan.
 Proses pengelasan SMAW sangat fleksibel dan dapat diterapkan pada
berbagai pengaturan dan posisi sambungan.
 Tidak perlu pelindung gas terpisah.
 Dapat digunakan untuk pengelasan pada semua jenis sambungan.
 Kurang sensitif terhadap angin sehingga jika digunakan di area terbuka yang
banyak anginnya tidak akan menjadi masalah
 Dapat digunakan di area manapun dengan akses terbatas (elektroda dapat
ditekuk dan bahkan cermin dapat digunakan di ruang sempit)

 Kekurangan Metode SMAW

Selain memiliki kelebihan, ada juga kekurangan yang dimiliki oleh metode SMAW,
di antaranya :

 Satu elektroda saja bisa menghasilkan logam las sekitar sepuluh sampai lima
belas sentimeter.
 Tingkat deposisi rendah dari GMAW dan FCAW
 Dibutuhkan lebih banyak operator las yang terampil daripada banyak proses
las lainnya.
 Tidak cocok untuk logam reaktif seperti Titanium, Zirkonium, Tantalum, dan
Niobium.
 Tidak cocok untuk logam dengan suhu leleh rendah seperti Timbal, Timah
dan Seng dan paduannya.
 Proses SMAW tidak dapat diotomatisasi.
 Lebih banyak terak karena elektroda terlindung fluks.
 Penggantian elektroda yang dikonsumsi berulang kali dengan yang baru
membuat proses ini cukup lambat jika dibandingkan dengan GMAW.
 Kemungkinan Cacat las yang timbul cukup besar, sehingga terkadang
memerlukan pengujian material lasan untuk memastikan kualitasnya.

Anda mungkin juga menyukai