Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTROPATING

MATA KULIAH
PERMESINAN INDUSTRI DAN ELEKTROPATING

Disusun oleh:

KELAS C-D/ROMBEL 06
BAYU EKA ADIANSYAH (2140502122)
EDGAR STEFANUS TAMTELAHITU (2140502095)
ZANUAR RIFKI SUBAGIYO (2140502155)
AJIB UBAIDILLAH (1910502084)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN (S1)


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TIDAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Elektropating. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan sebagai berikut:

1. Tuhan yang Maha Esa.


2. Orang tua penulis yang senantiasa mendoakan dan membantu dalam proses
belajar selama masa perkuliahan.
3. Ibu Nila Nurlina selaku dosen pengampu mata kuliah permesinan industri dan
elektropating .
4. Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin S1 Fakultas Teknik Universitas
Tidar yang telah membantu proses praktikum elektropating ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari kata sempurna
karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penyusunan laporan untuk
kedepannya lebih baik. Akhir kata dari penulis, semoga laporan ini dapat menambah
wawasan, bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca.

Magelang, 8 Maret 2023

Kelompok 4

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum proses produksi ini telah diperiksa dan disetujui oleh
dosen dan asisten dosen Praktikum Permesinan Industri dan Elektroplanting Fakultas
Teknik Jurusan S1 Teknik Mesin Universitas Tidar Magelang sebagai syarat lulus
mata kuliah Praktikum Permesinan Industri dan Elektroplanting.

Magelang, 1 Maret 2023

Menyetujui,
Asisten Dosen Praktikan

Yoga Anggara Putra Kelompok 04


2010502025

Dosen

Nila Nurlina, S.T., M.T.


NIDN. 0724109102

ii
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………
……………......i
LEMBAR
PENGESAHAN………………………………………………………………………
……………ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................3
D. Manfaat ...............................................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Elektroplating .....................................................................................................4
B. Larutan Elektrolit................................................................................................5
C. Asam Hidroklorida.............................................................................................6
D. Asaam Sulfat......................................................................................................7
E. Klasifikasi Pelapisan Logam.............................................................................7
F. Tujuan Pelapisan Logam....................................................................................8
G. Kelebihan dan Kekurangan Proses Elektroplating............................................8
BAB III METODE PELAKSANAAN
A. Tempat dan Waktu Praktikum…
...........................................................................
……………………………………………………..9
B. Alat dan Bahan...................................................................................................9
C. Rencana Pelaksanaan Praktikum........................................................................11
D. Langkah-langkah Pengerjaan.............................................................................11

iii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum ..................................................................................................13
B. Pembahasan........................................................................................................14

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................................15
B. Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................16
LAMPIRAN...............................................................................................................17

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak sekali barang-barang yang menggunakanan logam sebagai bahan
utama. Namun penggunaan logam menjadi kurang maksimal jika logam tersebut
mengalami korosi dan cepat aus baik dilihat dari segi kekuatan fisik/mekanik dan dari
segi keindahan. Dengan adanya hal tersebut maka perlunya dilakukan pelapisan pada
logam yaitu untuk meningkatkan sifat teknis/mekanis dari suatu logam, yang kedua
melindungi logam dari korosi, dan ketiga memperindah tampilan (decorative). Ada
beberapa macam cara pelapisan logam, salah satunya adalah elektroplating.
Elektroplating adalah proses pelapisan logam dengan menggunakan bantuan arus
listrik dan senyawa tertentu guna memindahkan partikel logam pelapis ke logam yang
dilapis. Pelapisan logam dapat berupa lapis seng (zink), galvanis, perak, emas, brass,
tembaga, nikel dan krom. Penggunaan lapisan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan
dan kegunaan masing-masing material.
Perkembangan teknologi rekayasa pelapisan listrik telah banyak memberikan
konstribusi yang cukup signifikan terhadap laju pertumbuhan industri kecil menengah
dan pada saat ini proses electroplating yang dilakukan oleh Industri electroplating
dalam menghasilkan produknya adalah dengan melapiskan logam krom pada bahan
dasar/ baja carbon dengan system satu lapis atau krom keras yaitu bahan dasar
dibentuk kemudian dihaluskan kemudian langsung diplating dengan krom (Raharjo.
2010). Penggunaan baja pada masa sekarang ini mengalami kemajuan sangat pesat
dan umumnya baja banyak digunakan untuk alat-alat permesinan, konstruksi, pipa
oli /gas, cetakan kue (obat), peralatan kesehatan, tempat obat, poros-poros mesin
industri pangan, sifat mekanis pada permukaan baja tersebut dapat dinaikan.
Peningkatan sifat-sifat fisis dapat dilakukan dengan proses pelapisan menggunakan
metode electroplating.
Sekarang banyak orang mengira bahwa proses elektroplating hanya berfungsi
membuat benda-benda tampak lebih menarik. Pada kenyataannya, peranan utama

1
elektroplating adalah melindungi logam dari korosi. Di samping itu, dapat menambah
daya tahan gesekan dan menambah kekerasan. Perkembangan teknologi rekayasa
pelapisan listrik (electroplating) telah banyak memberikan kontribusi yang cukup
signifikan terhadap laju pertumbuhan industri kecil dan menengah termasuk bengkel
fabrikasi, jasa alat berat, dan modifikasi berbagai kendaraan. Elektroplating
merupakan suatu teknologi yang relatif mudah dikerjakan dengan menggunakan
peralatan yang sederhana dan membutuhkan pekerja yang relatif sedikit. Kemudahan-
kemudahan ini menarik parawirausahawan untuk bergerak dibidang ini. Pada
dasarnya elektroplating dilakukan dengan maksud memberian perlindungan terhadap
bahaya korosi, membentuk sifat keras permukaan, dan sifat teknis atau mekanis
tertentu, terhadap logam dasar.
Di dunia industri, bukan hanya kekuatan produk yang diinginkan pasar, tetapi
penampilan logam yang menarik akan sangat membantu terhadap keberhasilan
produk di pasaran. Dengan kata lain, suatu produk pelapisan logam membutuhkan
hasil dengan penampilan yang baik, misalnya dikaitkan dengan penampilan produk
yang bagus, mengkilat dan cemerlang. Proses elektroplating adalah suatu proses
pelapisan dimana terjadi pengendapan suatu lapisan logam tipis pada permukaan
yang dilapisi dengan menggunakan arus listrik. Biasanya proses electroplating
dilakukan dalam suatu bejana atau cawan yang terdiri dari elektroda yang
dihubungkan dengan arus listrik searah (DC) dimana rangkaian ini disebut sel
elektrolisa. Adapun logam yang digunakan sebagai pelapis adalah nikel, kromium,
mangan, arsen, platinum, aurum, plumbun dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pelapisan logam dengan metode electroplating?
2. Apa yang perlu diperhatikan dalam proses electroplating?
3. Bagaimanakah hasil proses electroplating menggunakan pelapis
tembaga/nikel(pilih salah satu sesuai percobaan masing-masing) pada
praktikum mata kuliah pelapisan logam?
4. Bagaimana perbedaan hasil elektroplating selama 5 menit dan 15 menit?

2
C. Tujuan
1. Mengetahui proses pelapisan logam dengan metode electroplating.
2. Mengetahui hal-hal perlu diperhatikan dalam proses electroplating.
3. Mengetahui hasil proses electroplating menggunakan pelapis
tembaga/nikel(pilih sesuai percobaan kelompok masing-masing) pada
praktikum mata kuliah pelapisan logam.
4. Mengetahui perbedaan hasil antara proses elektroplating 5 menit dan 15
menit
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui proses pelapisan logam dengan metode electroplating.
2. Dapat mengetahui hal-hal perlu diperhatikan dalam proses electroplating.
3. Dapat mengetahui hasil proses electroplating menggunakan pelapis
tembaga/nikel pada praktikum mata kuliah pelapisan logam.
4. Dapat mengetahui pengaruh waktu terhadap hasil proses elektroplating

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Elektroplating
Elektroplating merupakan proses pelapisan bahan padat dengan logam lainnya
menggunakan bantuan arus listrik melalui suatu elektrolit dengan tujuan
memindahkan partikel logam pelapis ke material yang akan dilapisi.

Gambar 2.1. Skema proses pelapisan logam (Pria Gautama, 2009: 1)


Prinsip kerja dasar pelapisan logam adalah penempatan ion-ion logam pelapis
diatas substrat yang akan dilapisi melalui metode elektrolisis yakni dengan adanya
arus searah maka senyawa kimia akan terurai dalam larutan elektrolit. Ion-ion positif
akan bergerak ke katoda dan ion-ion negatif akan bergerak menuju anoda sehingga
terjadi pelapisan pada substrat atau benda yang akan dilapisi. Anoda merupakan
elektroda yang menghasilkan elektron sedangkan katoda adalah elektroda yang
menerima elektron yang merupakan tempat pengendapan pada saat elektroplating.
Sebagai anoda digunakan platina karena bersifat inert sedangkan katodanya
merupakan substrat yang dipakai untuk membuat lapisan tipis, misalnya jika ingin
melapisi bahan dengan Cr maka larutan elektrolitnya asam kromat dan sebagai
anodanya adalah Cr (Helmy Alian, 2010).

4
Reaksi yang terjadi pada katoda adalah sebagai berikut :
Mn+ + ne  M0
Reaksi yang terjadi pada anoda adalah sebagai berikut :
M0  Mn++ ne
Dalam operasi pelapisan, kondisi operasi penting untuk diperhatikan, karena
kondisi tersebut akan menentukan berhasil atau tidaknya proses pelapisan serta mutu
lapisan yang dihasilkan.
Kondisi pelapisan yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Rapat Arus ( Current Density)
Makin tinggi rapat arus, makin tinggi kecepatan pelapisan dan
memperkecil ukuran benda kerja. Bila rapat arus terlalu tinggi maka
lapisannya akan kasar dan nampak hitam.
b. Tegangan Arus (Voltage)
Digunakan umumnya 3 - 9 Volt. Untuk pelapisan nikel digunakan 6 - 9
Volt. Sebaiknya arus yang digunakan adalah setabil karena dapat
mempengaruhi mutu dari hasil pelapisan.
c. Suhu Larutan
Kenaikan suhu larutan menyebabkan bertambahnya ukuran kristal.
Keuntungannya : - pengurangan garam logam
- mengurangi terserapnya H2
Kerugiannya : - viskositas larutan menurun
- lapisan menjadi kasar
d. PH larutan
Tujuan menentukkan derajat keasaman adalah untuk mengecek
kemampuan larutan dalam menghasilkan larutan yang baik. Larutan
bersifat basa bila PHnya = 11 - 14 dan bersifat asam bila PHnya = 4,5 - 5,6.
B. Larutan Elektrolit
Umumnya berupa larutan garam yang logamnya akan dilapiskan dan mudah
larut. Aktivitas ion logam ditentukan oleh konsentrasi garam logamnya, derajat
disosiasi dan konsentrasi unsur lain. Pengaturan PH dengan penambahan bahan
penggabungan (buffer) dimaksudkan untuk mendapatkan sifat lapisan yang :

5
a. Kenampakan (Appearance)
b. Keuletan (Ductility)
c. Kekerasan (Hardness)
Larutan elektrolit harus bersifat ;
a. Covering Power
Adalah kemampuan elektrolit untuk mengendapkan logam pada katoda.
b. Throwing Power
Adalah kemampuan elektrolit untuk menghasilkan lapisan dengan tebal
yang sama.
c. Levelling
Adalah kemampuan elektrolit untuk menghasilkan lapisan yang lebih
tebal pada lekukan.
C. Asam Hidroklorida
Asam hidroklorida adalah asam kuat dan merupakan larutan akuatik dari gas
hidrogen klorida (HCl). Asam ini sangat larut dalam air, asam HCl pekat mempunyai
konsentrasi 12 M mengandung sekitar 38% massa HCl, memiliki titik didih -85 bau
yang tajam pada suhu 25 dan sangat korosif sehingga harus ada penanganan yang
tepat. HCl dapat berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali sehingga disebut asam
monoprotik. H+ akan bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium,
H3O+:
HCL (aq) + H2O (l)  H3O+ (aq) + Cl- (aq)
Asam monoprotik memiliki satu tetapan disosiasi asam, K a, mengindikasikan
tingkat disosiasi zat tersebut dalam air. Untuk asam kuat seperti HCl, nilai Ka cukup
besar yaitu ̴ 107. Asam hidroklorida juga sulit mengalami reaksi redoks dan
merupakan reagen pengasam yang sangat baik karena pada konsentrasi menengah
cukup stabil untuk disimpan dan konsentrasinya tetap stabil. Pada konsentrasi pekat
asam klorida dapat melarutkan banyak jenis logam dan menghasilkan logam klorida
dan gas hidrogen.
Cr larut dalam (HCl) encer atau pekat. Jika tak terkena udara, akan terbentuk ion-ion
kromium(II) (Vogel, 1990: 270):

6
Asam klorida (encer maupun pekat) dan asam sulfat encer, melarutkan nikel dengan
membentuk hidrogen (Vogel, 1990: 281):

D. Asam Sulfat
Asam sulfat merupakan asam mineral anorganik dan memiliki sifat larut
dalam air dengan semua perbandingan. Asam sulfat ini mempercepat sampel untuk
mengalami oksidasi. Asam sulfat diproduksi dari belerang, oksigen, dan air melalui
proses kontak. Asam sulfat panas melarutkan nikel dengan membentuk belerang
dioksida (Vogel, 1990: 281):
Ni (s) + H2SO4 (aq) + 2H + (aq) → Ni2+ (aq) + SO2 (s) + 2H2O (l)
Asam sulfat pekat panas akan melarutkan kromium dengan cepat, sedangkan asam
sulfat encer reaksinya berlangsung pelan :
2Cr (s) + 6H2SO4 (aq) → 2Cr3+(aq) + 3SO42- (aq) + 6SO2(g) + 12 H2 O (L)
E. Klasifikasi Pelapisan Logam
Klasifikasi pelapisan logam antara lain:
1. Secara pelelehan (celup panas/hot dip), Logam pelapis dipanaskan sampai
meleleh, kemudian logam yang akan dilapisi dicelupkan ke dalam logam
tersebut atau dengan cara mengalirkan lelehan logam pelapisan pada
logam, yang akan dilapis, pada proses ini dibutuhkan temperatur tinggi.
2. Secara semprot (metal spraying), adalah dengan menyemprotkan gas
bertekanan tinggi dan panas terhadap logam pelapis, sehingga logam akan
meleleh dan membentuk partikel-partikel halus, kemudian melekat pada

benda yang dilapis.

7
3. Secara spheradizing, merupakan proses sementasi, yaitu dengan cara
membedaki bahan yang akan dilapisi dengan serbuk pelapis, kemudian
dipanaskan sampai dibawah titik leleh.
4. Rich Coating, pelapisan dengan menggunakan debu bahan pelapis yang
dicampur dengan bahan pengikat organic atau bahan anorganik.
5. Secara listrik (electroplating) merupakan proses pelapisan logam atau non
logam dengan menggunakan arus searah (DC) melalui methode
elektrolisa. Lapis listrik memberikan perlindungan logam dengan
menggunakan logam tertentu sebagai pelindung/pelapis misalnya Cupper,
nickel, chromium, zinc, kuningan, perungu.
F. Tujuan Pelapisan Logam
1. Meningkatkan ketahanan logam dasar terhadap gesekan (abrasi).
2. Memperbaiki tampak rupa (decorative) misalnya lapis emas, kuningan,
perak, perunggu.
3. Memperbaiki kehalusan permukaan dan toleransi logam dasar misalnya
nikel, chromium.
4. Melindungi logam dasar dari korosi.
A. Melindungi logam dasar dengan logam yang lebih mulia misalnya
lapis emas, perak, platina, pada baja.
B. Melindungi logam dasar dengan logam yang kurang mulia misal lapis
zinc, cadnium, perak pada baja.

G. Kelebihan dan Kekurangan Proses Elektroplating


Kelebihan dari proses elektroplating antara lain:
1. Temperatur proses rendah.
2. Kondisi proses pada lingkungan atmosfir biasa.
3. Peralatan relatif murah.
4. Komposisi larutan yang digunakan banyak terjual dipasaran.
5. Laju pengendapan cepat.
6. Porositas pada lapisan relatif rendah.
7. Dapat menghasilkan beberapa lapisan.

8
Kekurangan dari proses elektroplating antara lain:
1. Terbatas pada logam dan paduannya.
2. Perlu perlakuan awal terhadap benda kerja.
3. Terbatas pada benda kerja yang bersifat konduktor.

BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Tempat dan waktu praktikum


Waktu dan tempat penelitian di laksanakan di :
Hari/Tanggal : 8 Maret 2023
Waktu : 07.00-09.30
Tempat : E.02.1.01

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Rectifier
Sebagai sumber arus searah (DC) dan penurun tegangan.
b. Bak pelapisan
Sebagai penampung larutan elektrolit pada proses elektroplating.
c. Bak larutan HCL
Sebagai penampung larutan HCL pada proses elektroplating..
d. Bak Air
Sebagai penampung air
e. Bak larutan sabun
Sebagai penampung larutan sabun
f. Mesin gerinda untuk polishing logam

9
Mesin gerinda yang digunakan adalah mesin gerinda duduk. Pada porosnya
diikat kain untuk pemolesan.
g. Kain poles
Digunakan untuk memoles benda kerja serta menghilangkan goresan dan
geram, kain ini dipasang pada mesin gerinda.
h. Amplas
Amplas yang digunakan yaitu amplas dengan nomor 200, 400, 1000 untuk
proses finishing pengerjaan mekanik.

i. Stopwatch
Digunakan untuk menghitung lamanya perendaman spesimen
j. Termometer
Digunakan untuk mengukur temperatur larutan elektrolit.
2. Bahan
Bahan penelitian dalam hal ini adalah bahan yang termasuk habis pakai atau
satu kali pakai dalam proses elektroplating yang meliputi : spesimen , larutan
elektrolit dan bahan pelapis (anoda).
2.1 Spesimen Uji
Spesimen uji berupa besi berbentuk plat .
2.2 Penghantar arus/pengait
Sewaktu proses elektroplating saat pencelupan spesimen kedalam elektrolit
diperlukan pengait dan sekaligus penghantar arus listrik dari sumber tegangan.
Dalam hal ini digunakan kawat tembaga agar tidak terjadi resistansi yang tinggi
sehingga voltase lebih terjaga sewaktu berlangsungnya proses elektroplating.
Kawat tembaga yang dipersiapkan berukuran panjang 200 mm dan Ǿ2mm.
2.3 Elektrolit
Elektrolit yang digunakan dalam penelitian ini yaitu elektrolit untuk pelapisan
tembaga ±4.5 liter. Komposisi elektrolit tembaga dalam 1 liter air terdiri dari
tembaga sianida ±53 gr/l. Bahan-bahan tersebut dilarutkan dalam aquades agar
cepat larut dan merata.
2.4 Anoda

10
Anoda sebagai bahan pelapis yaitu tembaga. Anoda dipotong dengan ukuran
penampang tidak terlalu jauh dengan penampang spesimen, hal ini dimaksudkan
agar bidang muka spesimen (katoda) dan anoda dapat diletakkan dengan posisi
sejajar.

2.5 Detergen/Sunlight
Detergent pada praktikum ini berfungsi sebagai metalcleaner, karena air sabun
merupakan larutan NaOH

C. Rencana pelaksanaan praktikum.


1. Diagram alir praktikum
(buat diagram alur)

D. Langkah-langkah pengerjaan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang di butuhkan untuk praktikum.
2. Melakukan proses pengamplasan, yang pertama benda kerja harus diratakan
menggunakan gerinda tangan, kemudian diamplas dengan amplas nomor 200,
400, dan terakhir 1000 untuk finishing. Setelah itu benda kerja dihaluskan
dengan proses polishing dengan mesin gerinda duduk yang sudah terpasang
kain poles.
3. Timbang spesimen sebelum melakukan Pre-Treatment
4. Pre – Treatment atau Pembersihan Awal.
a. Degreasing
Membersihkan kotoran (lemak, debu, dan lain-lain)
 Mencelupkan benda kerja kedalam air sabun (alkali)
 Mencelupkan benda kerja kedalam air
b. Pickling
Membersihkan korosi yang ada pada benda kerja.
 Mencelupkan benda kerja kedalam larutan asam HCL

11
 Mencelupkan benda kerja kedalam soda api
 Mencelupkan benda kerja kedalam kedalam air (sambil digosok-
gosok) dan dicuci menggunakan detergent.
c. Mengeringkan benda kerja dengan udara bebas
5. Melakukan aktivasi pada logam, proses ini bertujuan agar spesimen yang akan
di plating bebas dari lemak dan permukaanya aktif, tidak tertutup oleh
oksidan. Pengaktifan ini sering disebut proses Leaching, yaitu memasukan
logam kedalam larutan alkali dan asam secara bergantian. Larutan yang
digunakan biasanya larutan sod cyanide dan asam sulfat yang kemudian
dibilas dengan air mengalir.

6. Treatment atau Pelapisan Tembaga I (Cu)


a. Menghubungkan benda kerja dengan kutub negatif / katoda rectifier.
b. Menghubungkan logam anoda (Cu) dengan kutub positif / anoda pada
rectifier.
c. Mencelupkan kedua elektroda kedalam larutan elektrolit dengan
komposisi Copper Cyanide 15 gr/ltr, Sodium Cyanide 23 gr/ltr, Natrium
Carbonate 15 gr/ltr.
d. Jarak antara anoda dan katoda tidak boleh terlalu dekat gunakan jarak 10
– 15 cm
e. Menghidupkan rectifier dengan memperhatikan Current density atau
arusnya serkitaar 1 – 4 ampere
f. Setelah sekitar 10 – 15 menit benda kerja diangkat dari bak
electroplating dan dicelupkan kedalam air.

anoda katod
a

Larutan +
_
elktrolit
(ZnSO4) Cu rectifier

12
Gambar 3.2. Komponen Elektroplating
7. Melakukan proses pengerjaan akhir, spesimen dikeringkan.
8. Timbang spesimen setelah percobaan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum
Secara teoritis

Massa atom (Cu) =63,546 ,valensi 1

Perhitungan Arus

Luas benda kerja : L=PxL=….dm²


P
Arus yang digunakan :…dm² x ketetapan arus(A/dm²) = ….A

13
Tabel Hasil Pengamatan
No Benda Kerja Larutan I t G1 ( gr ) G2 ( Keterangan
(Ampere) (menit) gr)
1 Plat besi 1 Tembaga(CU) 2 5 10,25 10,35 Terlapis Cu S
ecara
Elektropating
2 Plat besi 2 Tembaga(CU) 2 15 10,80 10,90 Terlapis Cu
Secara
Elektropating

B. Pembahasan

G = e.i.t/96500
= 63,541. 2 Ampere. 900 detik /96500
= 114373,8 / 96500
= 1,185 gram

%Kesalahan = (1,185 g – 1 g/ 1,185g) x 100 % = 0,1562 %

Jadi berat pelapisan benda kerja secara teori adalah 1,185 gram dengan pesentase
kesalahan 0,1562%

14
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan laporan elektropating menggunakan larutan
Tembaga (Cu) disimpulkan:
1. Proses electroplating merupakan salah satu proses elektrolisis karena saat dialirkan
arus listrik searah, terjadi reaksi sel elektrolisis antara elektrolit H2SO4 dengan anoda
berupa pelat logam tembaga dan katoda berupa pelat logam besi.

2. Nilai besarnya tegangan yang mengalir pada proses electroplating mempengaruhi


banyaknya deposit atau pelapisan pada logam yang berperan sebagai katoda.

3. Lama proseselectroplatingberbanding terbalik dengan penambahandeposit atau


pelapisan pada logam yang berperan sebagai katoda

B. Saran
Saran untuk percobaan pelapisan tembaga yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut:
1.Sebaiknya praktikan lebih menguasai modul serta teori yang bersangkutan
dengan percobaan yang akan dilakukan agar lebih memahami terkait percobaan
yang akan dilakukan.

15
2. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam menjalankan prosedur percobaan serta
pada saat pengamatan dan pencatatan data agar tidak mengalami kesalahan dan
kecelakaan kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Helmy Alian, 2010, Pengaruh Tegangan pada proses elektroplating baja


dengan pelapisnseng dan krom terhadap kekerasan dan laju korosinya, Jurusan
Teknik Mesin, FT, Palembang: Universitas Sriwijaya
Pria gautama, 2009, Mengenal Cara Pelapisan Logam, Jurusan Teknik Mesin,
FT, Bandung: Institut Teknologi Bandung
Samsudin Raharjo, 2010, Pengaruh Variasi Tegangan Listrik Dan Waktu
Proses Elektroplating Terhadap Ketebalan Serta Kekasaran Lapisan Pada Baja
Karbon Rendah Dengan Krom, Jurusan Teknik Mesin, FT, Semarang: Universitas
Diponegoro

16
LAMPIRAN

17

Anda mungkin juga menyukai