Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PELAPISAN DAN PENGECTAN

“PELAPISAN LOGAM SECARA LISTRIK”

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Nilai Tugas dari Mata Kuliah Pelapisan dan
Pengecatan pada Semester 7

Dosen pengampu : Ir.Husin Bugis, M.Si

Disusun Oleh :

Muhammad Emir ( K2515045)

Muchlis Taufiq AW (K2515048)

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas anugerahNya makalah
tentang pelapisan dan pengecatan body kendaraan yang berjudul “Pelapisan Logam
Secara Listrik“ ini bisa terselesaikan dengan baik dan tanpa suatu halangan apapun.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu
penulisan outline makalah ini sehingga dapat tersusun dengan baik.
Makalah ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang kami peroleh dari
beberapa referensi dengan harapan agar orang yang membaca dapat memahami
tentang pelapisan dan pengecatan body kendaraan lebih mendalam.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas dari segala
kekurangan dan kesalahan yang ada dalam diri penulis, mulai dari kesalahan
penulisan, kesalahan dari segi isi maupun pembahasan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun guna untuk untuk
perbaikan penulisan laporan yang akan datang.
Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan makalah “Pelapisan Logam
Secara Listrik” ini dapat bermanfaat bagi pembaca, pihak-pihak yang
berkepentingan serta masyarakat banyak.

Surakarta, 14 Desember 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Elektroplating ...................................................................................... 3
B. Prinsip dasar electroplating ................................................................. 3
C. Skema proses electroplating ................................................................ 3
D. Bahan pelapis ...................................................................................... 5
E. Proses pelapisan .................................................................................. 7
BAB III PENUTUP
A. Simpulan .......................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada kehidupan yang dewasa manusia ini tidak bisa terlepas dari benda-
benda yang dibuat dengan menggunakan proses plating. Teknologi plating atau
yang lebih dikenal dengan pelapisan logam telah berkembang dengan pesat
mewarnai kehidupan masyarakat modern ini. Komponen dan berbagai
aksesoris mebel, kendaraan bermotor, berbagai alat perkantoran, alat pertanian,
alat-alat perindustrian, alat-alat kesehatan dan aksesoris rumah tangga
sebagaian kecil merupakan produk plating. Masyarakat pada umumnya lebih
mengenal dengan istilah-istilah veerzinc, veernickel, veerchrome untuk
pelapisan seng, nickel serta krom daripada istilah electroplating. Sehingga
apabila kita membicarakan electroplating kemungkinan masih banyak yang
belum memahami dengan jelas mengenai elektroplating. Sedangkan istilah
baku yang digunkan untuk elektroplating adalah lapis listrik. Elektroplating
merupakan proses pelapisan logam dengan menggunakan bantuan arus listrik
dan senyawa tertentu yang berfungsi untuk memindahkan partikel logam
pelapis ke logam yang dilapis.
Perkembangan teknologi rekayasa pelapisan listrik telah banyak
memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap laju pertumbuhan
industri kecil menengah dan pada saat ini proses elektropating yang dilakukan
oleh industri elektroplating dalam menghasilkan produknya adalah dengan
melapiskan logam krom pada logam dasar/ baja karbon dengan sistem satu
lapis atau krom keras yaitu bahan dasar dibentuk kemudian dihaluskan
kemudian langsung diplating dengan krom (Raharjo.2010). pada saat ini
banyak orang yang beranggapan bahwa proses elektropating hanya memiliki
fungsi untuk membuat benda-benda agar lebih menarik. Namun pada
kenyataannya, peran utama elektroplating adalah untuk melindungi logam dari
korosi. Selain itu elektroplating juga berfungsi untuk menambah daya tahan
gesekan dan menambah kekerasan.

A. Rumusan Masalah

1
Adapun rumusan masalah dilihat dari latar belakang masalah diatas
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari elektroplating?
2. Apa saja bahan pelapis electroplating?
3. Bagaimana proses elektro plating?

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah dengan judul “Pelapisan Logam
Secara Listrik“ adalah sebagai berikut.
1. Mampu menjelaskan tentang elektroplating.
2. Mampu menjelaskan bahan pelapis electroplating
3. Mampu menjelaskan proses elektroplating.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Electroplating
Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating dikategorikan
sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing). Secara
sederhana, electroplating dapat diartikan sebagai proses pelapisan logam,
dengan menggunakan bantuan arus listrik dan senyawa kimia tertentu guna
memindahkan partikel logam pelapis ke material yang hendak dilapis.
Pelapisan logam dapat berupa lapis seng (zink), galvanis, perak, emas,
brass, tembaga, nikel dan krom. Penggunaan lapisan tersebut disesuaikan
dengan kebutuhan dan kegunaan masing-masing material. Perbedaan utama
dari pelapisan tersebut selain anoda yang digunakan, adalah larutan
elektrolisisnya. Dalam penelitian yang baru belakangan ini (tahun 2004),
dilakukan oleh Tadashi Doi dan Kazunari Mizumoto, mereka menemukan
larutan baru (elektrolisis) yang dinamakan larutan citrate ( kekerasan deposit
mencapai 440 VHN)
Proses electroplating mengubah sifat fisik, mekanik, dan sifat teknologi
suatu material. Salah satu contoh perubahan fisik ketika material dilapis dengan
nikel adalah bertambahnya daya tahan material tersebut terhadap korosi, serta
bertambahnya kapasitas konduktifitasnya. Adapun dalam sifat mekanik, terjadi
perubahan kekuatan tarik maupun tekan dari suatu material sesudah mengalami
pelapisan dibandingkan sebelumnya. Karena itu, tujuan pelapisan logam tidak
luput dari tiga hal, yaitu untuk meningkatkan sifat teknis/mekanis dari suatu
logam, yang kedua melindungi logam dari korosi, dan ketiga memperindah
tampilan (decorative)

B. Prinsip Dasar Electroplating


Kita mengenal istilah anoda, katoda, larutan elektrolit. Ketiga istilah
tersebut digunakan seluruh literatur yang berhubungan dengan pelapisan
material khususnya logam.

3
 Anoda adalah terminal positif, dihubungkan dengan kutub positif dari
sumber arus listrik. Anoda dalam larutan elektrolit ada yang larut dan ada
yang tidak. Anoda yang tidak larut berfungsi sebagai penghantar arus listrik
saja., sedangkan anoda yang larut berfungsi selain penghantar arus listrik,
juga sebagai bahan baku pelapis.

 Katoda dapat diartikan sebagai benda kerja yang akan dilapisi, dihubungkan
dengan kutub negatif dari sumber arus listrik.

 Elektrolit berupa larutan yang molekulnya dapat larut dalam air dan terurai
menjadi partikel-partikel yang bermuatan positf atau negatif.
Karena electroplating adalah suatu proses yang menghasilkan lapisan
tipis logam di atas permukaan logam lainnya dengan cara elektrolisis, maka
perlu kita ketahui skema proses electroplatingtersebut.
C. Skema Proses Electroplating
Perpindahan ion logam dengan bantuan arus listrik melalui larutan
elektrolit sehinnga ion logam mengendap pada benda padat yang akan dilapisi.
Ion logam diperoleh dari elektrolit maupun berasal dari pelarutan anoda logam
di dalam elektrolit. Pengendapan terjadi pada benda kerja yang berlaku sebagai
katoda. Reaksi kimia yang terjadi pada proses electroplating seperti yang
terlihat pada Gambar 1 dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 1. Reaksi Kimia Elektroplanting

4
Pada KATODA
Pembentukan lapisan Nikel
Ni2+ (aq) + 2e– →Ni (s)
Pembentukan gas Hidrogen
2H+ (aq) + 2e– →H2 (g)
Reduksi oksigen terlarut
½ O2 (g) + 2H + →H2O (l)
Pada ANODA
Pembentukan gas oksigen
H2O (l) →4H + (aq) + O2 (g) + 4e–
Oksidasi gas Hidrogen
H2 (g) →2H+(aq) + 2e–

Mekanisme terjadinya pelapisan logam adalah dimulai dari dikelilinginya ion-


ion logam oleh molekul-molekul pelarut yang mengalami polarisai. Di dekat
permukaan katoda, terbentuk daerah Electrical Double Layer (EDL) yang
bertindak seperti lapisan dielektrik. Adanya lapisan EDL memberi beban
tambahan bagi ion-ion untuk menembusnya. Dengan gaya dorong beda
potensial listrik dan dibantu oleh reaski-reaksi kimia, ion-ion logam akan
menuju permukaan katoda dan menangkap electron dari katoda, sambil
mendeposisikan diri di permukaan katoda. Dalam kondisi equilibrium, setelah
ion-ion mengalami discharge menjadi atom-atom kemudian akan
menempatkan diri pada permukaan katoda dengan mula-mula menyesuaikan
mengikuti susunan atom dari material katoda.

Sumber : https://novadany11.wordpress.com/2015/06/04/teknologi-
pelapisan-logam-secara-listrik/

D. Bahan Pelapis
1. Pelapisan Tembaga
Dalam pelapisan tembaga digunakan bermacam-macan larutan elektrolit,
yaitu:

5
a. Larutan asam
b. Larutan sianida
c. Larutan fluoborat
d. Larutan pyrophosphat
Diantara empat macam larutan di atas yang paling banyak digunakan
adalah larutan asam dan larutan sianida
2. Pelapisan Timah Putih
Pelapisan timah putih pada besi dengan cara listrik (elektroplating) sudah
sangat lama dilakukan untuk kaleng-kaleng makanan, minuman dan
sebagainya. Pelapisan secara listrik pada umumnya sudah menggantikan
pelapisan secara celup panas, karena pelapisan secara celup panas
menghasilkan lapisan yang tebal dan kurang merata (kurang halus)
sedangkan pelapisan secara listrik dapat menghasilkan lapisan yang tipis
dan lebih merata/halus. Dengan keuntungan tersebut pada saat ini lebih
banyak industri yang melakukan pelapisan timah putih secara listrik dari
pada secara celup panas (Hot Dip Galvanizing).
3. Pelapisan Seng
Seng sudah lama dikenal sebagai pelapis besi yang tahan korosi, murah
harganya, dan mempunyai tampak permukaan yang cukup baik. Pelapisan
seng pada besi dilaksanakan dengan beberapa cara seperti galvanizing,
sherardizing, atau metal spraying. Namun pelapisan secara listrik
(elektroplating) lebih disukai karena mempunyai beberapa keuntungan
bila dibandingkan dengan cara-cara pelapisan yang lain, diantaranya :
a. Lapisan lebih merata
b. Daya rekat lapisan lebih baik
c. Tampak permukaan lebih baik
Karena beberapa keuntungan itulah maka lebih banyak dilaksanakan
pelapisan secara listrik daripada cara-cara lainnya. Pelapisan seng secara
listrik kadang juga disebut elektro-galvanizing. Larutan elektrolit yang
sering digunakan ada dua macam yaitu larutan asam dan larutan sianida.
Bila kedua larutan tersebut dibandingkan maka permukaan lapisan hasil
dari penggunaan larutan sianida adalah lebih baik jika dibandingkan

6
dengan larutan asam. Namun larutan asam digunakan bila dikehendaki
kecepatan pelapisan yang tinggi dan biaya yang lebih murah. Larutan lain
yang sering digunakan pada pelapisan adalah larutan alkali zincat dan
larutan pyrophosphat.
4. Pelapisan Nikel
Pada saat ini, pelapisan nikel pada besi banyak sekali dilaksanakan baik
untuk tujuan pencegahan karat ataupun untuk menambah keindahan.
Dengan hasil lapisannya yang mengkilap maka dari segi ini nikel adalah
yang paling banyak diinginkan untuk melapis permukaan. Dalam
pelapisan nikel selain dikenal lapisan mengkilap, terdapat juga jenis
pelapisan yang buram hasilnya. Akan tetapi tampak permukaan yang
buram inipun dapat juga digosok hingga halus dan mengkilap. Jenis lain
dari pelapisan nikel adalah pelapisan yang berwarna hitam. Warna hitam
inipun tampak menarik dan digunakan biasanya untuk melapis laras
senapan dan lainnya.
5. Pelapisan Khrom
Selain nikel, maka pelapisan khrom banyak dilaksanakan untuk
mendapatkan permukaan yang menarik. Karena sifat khas khrom yang
sangat tahan karat maka pelapisan khrom mempunyai kelebihaan
tersendiri bila dibandingkan dengan pelapisan lainnya. Selain sifat
dekoratif dan atraktif dari pelapisan khrom, keuntungan lain dari pelapisan
khrom adalah dapat dicapainya hasil pelapisan yang keras. Sumber logam
khrom didapat dari asam khrom, tapi dalam perdagangan yang tersedia
adalah khrom oksida (Cr O3) sehingga terdapatnya asam khrom adalah
pada waktu khrom oksida bercampur dengan air

7
E. PROSES PELAPISAN
1. Pembersihan bahan

Bahan dan Peralatan

1. Benda yang akan dilapis.


2. Sikat, mesin gosok atau bahan-bahan kimia untuk membersihkan kotoran.

Adapun jenis kotoran yang perlu dibersihkan dengan bahan kimia :

a) Minyak dan sejenisnya, termasuk gemuk, parafin, paslin, dan jenis bahan
organic lainnya
b) Karat dan oksida logam lainnya. Karat adalah oksida besi atau disebut
juga korosi. Sedangkan pada logam lain juga terdapat oksida yang
menempel pada permukaan logam tersebut.

Cara Pembersihan

A. Pembersihan secara kimia ada beberapa cara, yaitu :

1. Penguapan

Cara ini dilakukan dengan menggunakan uap senyawa khlor


hidrokarbon(chlorinated hydrocarbon) sebagai pembersih atau pengurai
minyak. Penggunaan uap tersebut mempunyai keuntungan-keuntungan sbb :

 kestabilan komposisi yang tinggi


 penguraian minyak atau paslin yang baik
 kepadatan uap yang tinggi
 tidak dapat terbakar atau menyala

2. Pencelupan

Pembersihan karat atau oksida logam yang lain biasanya menggunakan


larutan kimia seperti asam chlorida, asam sulfat dan asam nitrat dengan
konsentrasi larutan, suhu dan lama pencelupan yang berbeda-beda
tergantung kepada jenis logam yang akan dibersihkan.

3. Pembersihan secara Listrik

8
Pembersihan secara listrik dibagi dua yaitu, pembersihan dari kotoran
dan penghalusan atau sering disebut pemolesan secara listrik
(elektropolishing).

2. Pendinginan dan Pemanasan Elektrolit

Pelapisan logam pada satu jenis elektrolit mungkin bekerja pada suhu 50
derajat celsius, tapi pada jenis lain justru tidak boleh bekerja pada suhu
panas,atau dengan perkataan lain harus bekerja pada suhu yang dingin.
Karena keadaan-keadaan itulah maka dibutuhkan pemanasan atau
pendinginan elektrolit. Untuk pemanasan elektrolit biasanya digunakan
pemanas celup (immersion heater) yang dapat diatur suhunya.

Biasanya, pendinginan cairan elektrolit lebih jarang dilaksanakan


dibandingkan dengan pemanasan. Penyebabnya adalah bahwa operasi
electroplating lebih sering dilaksanakan pada suhu panas dari pada dilakukan
dalam suhu ruangan. Sedangkan untuk pendinginan elektrolit digunakan
pipa-pipa pendingin. Cairan elektrolit diisap sehingga mengalir dalam pipa-
pipa yang dicelup air atau didinginkan oleh udara. Sedangkan untuk
pendinginan elektrolit digunakan pipa-pipa pendingin. Cairan elektrolit
diisap sehingga mengalir dalam pipa-pipa yang dicelup air atau didinginkan
oleh udara.

3. Penyaringan

Pada saat pencampuran bahan kimia untuk membuat elektrolit, mungkin saja
masih ada sisa bahan kimia yang tidak larut dan mengendap atau mengapung
dalam cairan eletrolit. Oleh karena itu, sebelum maupun selama proses
electroplating seringkali harus dilaksanakan penyaringan. Penyaringan pada
tahap pertama (sebelum proses pelapisan) dilakukan dengan 2 macam
prosedur, yaitu :

1. Penyaringan dengan kain penyaring

2. Penyaringan dengan mesin penyaring

9
Cara pertama dilakukan untuk proses pelapisan pada tangki kecil. Adapun
prosedurnya sebagai berikut : pencampuran bahan kimia dilakukan di tangki
lain kemudian tuangkan elektrolit yang suedah jadi ke tangki elektrolit utama
melalui kain penyaring.

Penyaringan elektrolit dengan kain penyaring dan mesin penyaring


Sedangkan cara kedua dilakukan untuk proses pelapisan pada tangki besar.
Prosedurnya dilakukan pencampuran bahan kimia langsung pada tangki
elektrolit utama. Setelah itu masukan slang-slang pengisap kedalam larutan.
Kemudian operasikan mesin penyaring selama kurang lebih setengah jam,
sambil dilakukan pengadukan pada larutan elektrolit.

4. Pengadukan

Pada saat proses pelapisan logam berlangsung maka akan timbul gelembung-
gelembung gas hidrogen (H2). Selain itu juga akan timbul kotoran-kotoran
akibat proses. Gas hidrogen dan kotoran yang timbul dapat mengganggu
proses pelapisan yang buruk. Gas hidrogen yang timbul akan menyeabkan
lobang-lobang kecil berupa titik-titik hitam atau buram pada permukaan hasil
pelapisan. Hal ini sering disebut

“pitting”. Kadang juga kotoran akan menempel pada benda yang dilapis,
sehingga permukaannya menjadi jelek dan berlapis. Untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut maka selama proses pelapisan harus dilakukan
pengadukan. Dengan adanya pengadukan maka gas hidrogen maupun
kotoran tidak akan menempel pada permukaan benda yang dilapis sehingga
tidak akan ada “pitting”. Pitting yang disebabkan oleh adanya gas hidrogen
tersebut selain menjadikan hasil pelapisan menjadi tampak buruk, juga
menyebabkan kerapuhan hasil pelapisan. Sifat rapuh ini akan nampak bila
benda kerja dibengkokan, maka logam pelapis menjadi patah atau retak.
Pengadukan yang dilakukan terhadap elektrolit dikategorikan ke dalam 3
jenis

menurut caranya, yaitu :

10
a. Pengadukan mekanik

Yang dimaksud dengan pengadukan mekanik adalah pengadukan dengan


alat- alat mekanik, seperti : kipas, lempengan ayun dan lain sebagainya.

b. Pengadukan dengan udara

Cara pengadukan ini paling sering digunakan pada industri-industri karena


mempunyai banyak kelebihan apabila dibandingkan dengan cara
pengadukan mekanik. Dengan cara pengadukan udara, maka bagian yang
masuk ke dalam elektrolit (untuk melakukan pengadukan) adalah hanya
sebuah slang plastik.

Adapun proses pengadukannya yaitu, udara dikompresikan ke dalam


kompresor, kemudian udara kompresinya dialirkan kedalam elektrolit
dengan menggunakan slang plastik yang tahan bahan kimia. Karena adanya
udara bertekanan tadi, maka elektrolit akan teraduk. Dengan mengatur
tekanan udara yang keluar dari kompresor maka besar atau kuatnya
pengadukan juga dapat diatur.

c. Pengadukkan Katoda

Berbeda dengan kedua cara pengadukan tadi, maka cara pengadukan katoda
ini dilakukan tanpa mengaduk zat cair (elektrolit). Dalam hal ini, yang
bergerak /bergoyang adalah katodanya. Dalam beberapa proses
pelapisannya, justru ada yang lebih disarankan menggunakan cara ini dari
pada menggunakan cara pengadukan dengan udara. Penggunaan cara
pengadukan katoda umumnya dilakukan pada proses pelapisan yang tidak
banyak menimbulkan gas hidrogen atau lainnya. Proses pelapisan dengan
menggunakan cara pengadukan katoda diantaranya adalah pelapisan
tembaga.

Sumber : https://www.scribd.com/document/34480645/Pelapisan-Logam-
Secara-Listrik

11
5. Proses Lapis Listrik

Setelah benda kerja benar-benar terbebas dari pengotor, maka benda kerja
tersebut sudah siap untuk dilapisi. Adapun rangkaian sistem pelapisan dapat
dilihat seperti gambar berikut :

Gb. 2 Skematis rangkaian proses pelapisan


Sumber : Google

Dalam proses operasi pelapisan, kondisi operasi sangat perlu


diperhatikan. Karena kondisi tersebut yang akan menentukan berhasil atau
tidaknya proses pelapisan yang akan dihasilkan. Kondisi operasi yang perlu
diperhatikan antara lain yaitu :

a. Rapat arus (Current Density)


Rapat arus merupakan bilangan yang meyatakan jumlah arus listrik yang
mengalir perluas elektroda. Rapat arus terbagi dalam dua macam yaitu
rapat arus anoda dan rapat arus katoda. Pada proses elektroplating yang
perlu diperhatikan adalah rapat arus katoda. Rapat arus katoda, yaitu
banyaknya arus listrik yang diperlukan untuk mendapatkan atom-atom
logam pada tiap satuan luas benda yang akan dilapis. Rapat arus tersebut
dapat diatur, semakin tinggi rapat arus maka semakin meningkat kecepatan
pelapisan dan dapat memperkecil ukuran atau bentuk Kristal. Tetapi

12
apabila rapat arus terlalu tinggi maka akan mengakibatkan lapisan kasar,
bersisik dan akan terbakar hitam. Satuan arus dinyatakan dalam Amp/ dm2
atau Amp/ ft2 atau Amp/in2.
b. Tegangan arus (Voltage)
Tegangan arus yang digunakan haruslah konstan sehingga yang
divariabelkan hanyalah amperenya saja. Maksunya yaitu apabila luas
permukaan benda kerja bervariasi, maka rapat arusnya yang divariasikan
sesuai dengan ketentuan, sedangkan voltagenya tetap. Sebagai contoh pada
pelapisan tembaga, rapat arus ditentukan 3,6 A/dm2, voltage 6 volt,
sedangkan luas benda yang akan dilapisi 10 dm2 maka rapat arus yang
digunakan adalah 36 A/dm2, tetapi tegangan yang digunakan tetap 6 volt.
Biasanya tegangan yang digunakan pada operasi lapis listrik yaitu berkisar
antara 6 sampai dengan 12 volt.
c. Temperatur/ suhu larutan
Temperatur larutan dapat mempengaruhi hasil lapisan. Kenaikan
temperatur larutan yang terjadi akan menyebabkan bertambahnya ukuran
Kristal. Pada temperatur yang tinggi daya larut bertambah besar dan terjadi
penguraian logam yang akan menjadikan tingginya konduktivitas serta
akan menambah mobilitas ion logam, tetapi viskositas menjadi berkurang,
sehingga endapan dari ion logam pada katoda akan lebih cepat
sirkulasinya. Sebagai contoh pengaruh temperatur terhadap lapisan, yaitu
bila temperatur larutan pada pelapisan chromium decorative lebih rendah
dari 450C dengan rapat arus sama 20 A/dm2, tetapi hasil lapisan tampak
suram, hal tersebut terjadi karena lapisan terbakar.
d. pH Larutan
pH digunakan untuk menentukan derajat keasaman suatu larutan elektrolit
dan dalam operasi lapis listrik, pH juga berarti pOH-. pH larutan dapat
diukur dengan menggunakan alat ukur pH meter atau colorimeter. Tujuan
dari menentukan derajat keasaman ini yaitu untuk melihat atau mengecek
kemampuan dari larutan dalam menghasilkan lapisan yang lebih baik. Pada
umumnya larutan yang bersifat basa atau alkali memiliki derajat keasaman
(pH) nya berkisar antara 11- 14 sedangkan untuk larutan asam, pH-nya

13
berkisar 4,5 – 5,6. Untuk mengatur nilai pH sesuai dengan yang
diinginkan, digunakan sodium atau potassium hidroksida dan atau asam
sulfat untuk larutan yang bersifat asam.
e. Proses pengerjaan akhir (Post Treatment)

Benda kerja yang telah dilakukan proses lapis listrik biasanya dbilas dan
dikeringkan pada suhu ruangan. Namun terkadang perlu juga dilakukan
pengerjaan lanjut seperti misalnya diberikan lapis pelindung chromate atau
lapis lindung trasnparan.

Sumber : Laporan Praktik Industri Fitri Pramushintha, PTM FKIP UNS

14
BAB
PENUTUP

B. Kesimpulan
Teknologi pelapisan logam salah satunya adalah dengan secara listrik,
dimana proses pelapisan logam secara listrik dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
tahap yaitu :
1. Pembersihan bahan
2. Pendinginan dan Pemanasan Elektrolit
3. Penyaringan
4. Pengadukan
Dimana dalam masing-masing tahap terdapat proses-prosesnya
tersendiri untuk menghasilkan suatu output produk yang sesuai
harapan.Sedangkan Cara Pelapisan Logam secara Listrik (Elektroplating)
menggunakan bahan-bahan pelapis logam seperti : Tembaga, Timah Putih,
Seng, Nikel dan Khrom. Dimana pelapisan terhadap logam tersebut
mempunyai fungsi masing-masing misalnya Khrom yang tujuan pelapisannya
yaitu untuk mendapatkan permukaan yang menarik dari segi dekorarif
sehingga akan mendapatkan tampilan yang atraktif.

C. Saran
Teknik pelapisan logam memerlukan suatu prosedur yang tepat
sehingga akan dapat dihasilkan suatu produk pelapisan yang baik. Prosedur
yang baik ini harus dilakukan agar tidak terdapat suatu kesalahan dalam proses
untuk meningkatkan kinerja bahan logam tersebut. Disamping itu ketelitian
dan pengalaman juga sangat dibutuhkan bagi orang-orang yang melakukan
proses ini, karena tanpa ketelitian dan pengalaman yang matang tidak akan
mungkin produk yang dihasilkan akan memenuhi sasaran.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/34480645/Pelapisan-Logam-Secara-Listrik

https://novadany11.wordpress.com/2015/06/04/teknologi-pelapisan-logam-secara-
listrik/

Laporan Praktik Industri Fitri Pramushintha, PTM FKIP UNS

16

Anda mungkin juga menyukai