Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA
“Electroplanting”

Disusun oleh :
Nama : Rahmat Aldi Irawan
NIM : 201420033
Program Studi : Teknik Pengolahan Migas
Bidang Minat : Refinery
Tingkat : II (Dua)

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
(PEM Akamigas)

Cepu, April 2022


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehidupan modern tidak terlepas dari peranan industri electroplating. Berbagai
industri, barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda motor, mobil, mesin, barang
elektronik, peralatan rumah tangga, persenjataan, industri mainan dan peralatan
pabrik dilakukan sentuhan akhir melalui teknologi electroplating. Electroplating
merupakan pelapisan logam pada benda padat yang mempunyai sifat konduktor
dengan bantuan arus listrik.
Terkadang finishing juga diperlukan agar sifat lain, listrik, termal, magnetik
seperti diubah secara fisik dan kimia sesuai tujuan. Alasan ekonomis, kekuatan
struktural, keawetan dan lain-lain juga harus dipertimbangkan. Melihat kerugian
yang mungkin terjadi yang ditimbulkan oleh korosi dan guna meningkatkan nilai
dekoratif dari logam maka dilakukan proses Surface Treatment. Proses Surface
Treatment yang banyak dilakukan dewasa ini adalah proses electroplating. Proses
electroplating sendiri adalah proses pelapisan logam dengan logam lain didalam
larutan elektrolit dengan menggunakan arus listrik.
Di dunia electroplating, jenis logam pelapis yang sering digunakan antara lain
tembaga, nikel dan krom. Ketiga logam pelapis tersebut hanya tembaga yang banyak
digunakan untuk lapisan dasar, sebelum divernikel atau verkrom, dan lebih dikenal
dengan electroplating tembaga. Berangkat dari fenomena di atas maka penulis
mencoba untuk menganalisa proses electroplating dengan variabel waktu tahan celup
dalam proses electroplating, dimana variabel ini yang mampu divariasikan dengan
pasti jika dibandingkan dengan variabel yang lainnya. Variasi waktu tahan celup
yang diberikan pada proses electroplating akan sangat mempengaruhi hasil akhir dari
pelapisan juga akan sangat mempengaruhi ketebalan dan tingkat gloss dari pelapisan.
Dengan latar belakang tersebut, penulis tertarik melaksanakan penelitian berupa
eksperimen untuk memahami pengaruh dari waktu pencelupan terhadap tingkat gloss
lapisan pada baja karbon sedang yang dilapisi tembaga.

1.2 Tujuan
Tujuan dilakukanya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui
beberapa hal brikut, yaitu :
1. Menentukan pengaruh waktu tahan celup pada baja karbon sedang proses
electroplating tembaga.
2. Mengetahui tingkat gloss dan ketebalan lapisan pada spesimen setelah proses
electroplating tembaga.

1.3 Manfaat Praktikum


Adapun beberapa manfaat dari dilakukanya praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai referensi untuk perkembangan dan penelitian selanjutnya mengenai
electroplating tembaga.
2. Merupakan pustaka tambahan untuk menunjang proses perkuliahan.
3. memberikan gambaran kepada mahasiswa variabel-variabel yang berpengaruh
terhadap hasil pelapisan pada proses electroplating dengan menggunakan material
pelapis khususnya tembaga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Electro Planting


Elektroplating atau penyepuhan merupakan salah satu proses pelapisan bahan
padat dengan lapisan logam menggunakan arus listrik searah melalui suatu larutan
elektrolit. Elektroplating ditujukan untuk berbagai keperluan, baik untuk skala industri
maupun rumah tangga. Proses electroplating atau yang lebih dikenal dengan pelapisan
logam ini banyak dilandasi oleh elektrokimia, bidang yang mengkaji perubahan energi
listrik ke energy kimia (elektrolisa). Elektroplating memberikan perlindungan pada
logam yang diinginkan dengan memanfaatkan logam-logam tertentu sebagai lapisan
pelindung, misalnya tembaga, nikel, krom, perak, dan sebagainya (Subekti, 2015).
Pelapisan secara listrik merupakan proses pelapisan suatu logam atau non logam,
secara elektrolisa melalui penggunaan arus listrik searah (direct current/DC) dan
larutan kimia (elektrolit). Pelapisan bertujuan membentuk permukaan dengan sifat
atau dimensi yang berbeda dengan logam dasarnya. Terjadinya endapan pada proses
elektrolisa disebabkan adanya ion-ion bermuatan listrik melalui elektrolit. Ion-ion
pada elektrolit tersebut akan mengendap pada katoda. Endapan yang terjadi bersifat
adhesive terhadap logam dasar. Selama proses pengendapan berlangsung terjadi reaksi
kimia pada elektroda dan elektrolit yaitu reaksi reduksi dan oksidasi yang diharapkan
berlangsung terus menerus menuju arah tertentu secara tetap. Untuk itu diperlukan
arus listrik searah dan tegangan yang konstan (Mustopo, 2011).
Prinsip dasar dari proses lapis listrik adalah berdasarkan pada Hukum Faraday
yang menyatakan bahwa jumlah zat-zat yang terbentuk dan terbebas pada elektroda
selama elektrolisis sebanding dengan jumlah arus listrik yang mengalir dalam larutan
elektrolit. Di samping itu jumlah zat yang dihasilkan oleh arus listrik yang sama
selama elektrolisis adalah sebanding dengan berat ekivalen masing-masing zat
tersebut. Dalam pelaksanaan proses pelapisan listrik ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain arus yang dibutuhkan untuk melapis (rapat arus), temperatur
larutan, waktu pelapisan, dan konsentrasi larutan. Plating termasuk salah satu cara
menanggulangi korosi pada logam dan juga berfungsi sebagai ketahanan bahan. Di
samping itu plating juga memberikan nilai estetika pada logam yang dilapisi (Siti
Marwati,2013).
Jadi dapat di simpulkan bahwa elektroplating adalah salah satu proses pelapisan
bahan padat dengan lapisan logam menggunakan arus listrik searah melalui suatu
larutan elektrolit yang memberikan perlindungan pada logam yang diinginkan dengan
memanfaatkan logam-logam tertentu sebagai lapisan pelindung. Elektroplating
merupakan salah satu cara untuk pencegahan dan pengendalian korosi. Memiliki
banyak jenis logam sebagai material untuk pelapisan (plating) seperti: tembaga (Cu),
chrome (Cr), nikel (Ni), aluminium (Al), seng (Zn), cadmium (Cd), perak (Ag) dan
lain-lain. Prosesnya menggunakan arus listrik (Current) untuk menangkap ion positif
(reduce cations) material yang diinginkan dari larutan dan melapisi benda yang
memiliki kapasitas hantaran listrik seperti logam.
Elektroplating merupakan suatu proses pengendapan elektro lapisan logam pada
elektrode yang bertujuan membentuk permukaan dengan sifat atau dimensi yang
berbeda dengan logam atau bahan plastik yang memiliki thermoplast yang baik.
Plating termasuk salah satu cara menanggulangi korosi pada logam dan juga berfungsi
sebagai ketahanan bahan. Di samping itu plating juga memberikan nilai estetika pada
logam atau plastik ABS yang dilapisi, yaitu warna dan tekstur tertentu, serta untuk
mengurangi tahanan kontak serta meningkatkan koduktivitas permukaan atau daya
pantul. Sebelum dilakukan pelapisan pada bahan dasar, permukaan logam harus 7
disiapkan untuk menerima adanya lapisan. Persiapan ini bertujuan untuk
meningkatkan daya ikat antara lapisan dengan bahan yang dilapisi. Permukaan yang
ideal dari bahan dasar adalah permukaan yang seluruhnya mengandung atom bahan
tersebut tanpa adanya bahan asing lainnya. Proses ini meliputi abrasi mekanik yang
dilakukan untuk jenis inert yang kasar dan besar, pencucian untuk menghilangkan
lemak, minyak dan debu agar lebih bersih, dapat digunakan larutan organik dan
larutan alkali untuk menghilangkan oksidanya. Secara prinsip proses elektroplating
mencakup empat hal, yaitu pembersihan, pembilasan, pelapisan dan proteksi setelah
pelapisan. Keempat hal ini dapat dilakukan secara manual atau bisa juga
menggunakan tingkat otomatisasi yang lebih tinggi lagi.
Gambar 2.1. Skema proses pelapisan logam (Pria Gautama, 2009)

2.2. Proses Pada Electroplanting


Proses yang digunakan didalam electroplating disebut juga
electrodeposition. Prinsipnya sama seperti sel galvanic tetapi fungsi kerja
bertindak dengan arah kebalikanya. Bagian benda kerja yang akan diplanting adalah
adalah katoda sedangkan sumber metal untuk melapisi disebut anoda. Kedua
komponen dibenamkan didalam larutan dan disebut elektrolit yang mengandung satu
atau lebih garam logam (metal salt) terlarut dan juga ion-ion lain seperti: katalis dan
pure water yang berfungsi mempercepat reaksi dan menghantarkan arus listrik.
Sedangkan untuk sumber arus listrik searah berasal dari AC/DC Converter atau
Rectifier, mengoksidasi masing-masing logam dan membantu kelarutannya. Skema
dasar proses electroplating dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 5.1 Skema Dasar Proses Elektroplating

Dimana :
1. Tanki/Bak : Tempat proses electroplating berlangsung
2. Anoda : Elektroda positif tempat terjadinya reaksi reduksi
oksidasi
3. Katoda : Elektroda negative tempat terjadinya reaksi reduksi
4. Metal Plating : Logam yang melapisi katoda
5. Electrolyte : Zat asam, basa dan garam yang didalam air terurai
menjadi ion-ion
6. Rectifier : Alat yang berfungsi mengubah arus AC menjadi
arus DC
7. Voltmeter : Alat untuk mengukur besarnya tegangan (volt)
8. Ampermeter : Alat untuk mengukur besarnya arus (Ampere)
9. Wire : Penghantar yang menghubungkan Anoda dan
Prinsip kerja dasar pelapisan logam adalah penempatan ion-ion logam pelapis
diatas substrat yang akan dilapisi melalui metode elektrolisis yakni dengan adanya
arus searah maka senyawa kimia akan terurai dalam larutan elektrolit. Ion-ion positif
akan bergerak ke katoda dan ion-ion negatif akan bergerak menuju anoda sehingga
terjadi pelapisan pada substrat atau benda yang akan dilapisi. Anoda merupakan
elektroda yang menghasilkan elektron sedangkan katoda adalah elektroda yang
menerima elektron yang merupakan tempat pengendapan pada saat elektroplating.
Sebagai anoda digunakan platina karena bersifat inert sedangkan katodanya
merupakan substrat yang dipakai untuk membuat lapisan tipis, misalnya jika ingin
melapisi bahan dengan Cr maka larutan elektrolitnya asam kromat dan sebagai
anodanya adalah Cr (Helmy Alian, 2010).
Reaksi yang terjadi pada katoda adalah sebagai berikut :
Mn+ + ne  M0
Reaksi yang terjadi pada anoda adalah sebagai berikut :
M0  Mn++ ne

2.3. Hukum Faraday I


Hukum Faraday merupakan hukum dalam ilmu Kimia yang ditemukan oleh
Michael Faraday, ilmuan asal Inggris. Hukum ini menjelaskan tentang hubungan
antara massa zat yang dihasilkan di electrode dengan muatan listrik yang digunakan.
Pada dasarnya, Hukum Faraday memprediksi bagaimana suatu medan magnet
berinteraksi dengan rangkaian listrik untuk menimbulkan gaya gerak listrik atau
fenomena induksi elektromagnetik. Hukum Faraday terbagi menjadi dua jenis, yaitu
Hukum Faraday I dan Hukum Faraday II. Agar lebih jelas, mari simak bunyi dan
rumus Hukum Faraday berikut ini. Hukum Faraday I berbunyi :
“massa zat yang dihasilkan (w) pada suatu elektrode selama proses elektrolisis
berbanding lurus dengan muatan listrik (Q) yang digunakan.”
Hukum Faraday I menyebutkan bahwa Jumlah massa zat yang dihasilkan pada
katoda atau anoda berbanding lurus dengan jumlah listrik yang digunakan selama
elektrolisis. Sehingga rumus persamaan hukum faraday I dapat disingkat sebagai
berikut:

𝐼𝑥𝑡𝑥𝐴
𝑊= 𝑧𝑥𝐹
Dimana:
W = Berat lapisan (gram)
I = Arus DC (ampere)
T = Waktu Pelapisan (detik)
A = Berat atom logam yang akan dilapiskan (gram/mol)
Z = Valensi dari logam yang akan dilapiskan
F = Bilangan Faraday, 96500 Coulomb
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Alat & Bahan


3.1.1 Alat yang digunakan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
 Rectifier
 Elektroda Zinc
 Neraca Analitik
 Sarung Tangan Karet PVC
 Tabung Reaksi dan Rak
 Hot Plate
 Masker
 Gelas Beaker 250 mL
 Amplas
 Specimen Baja (Material Plating)
 Penjepit
3.1.2 Bahan yang digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
 Zinc Anode
 Larutan Elektrolit ZnSO4
 Katode Fe (paku)
 Aquades
 NaOH 1 M
 H2SO4 1M

3.2. Prosedur Kerja


3.2.1 Langkah Pertama

Siapkan Larutan ZnSO4 Periksa Rectifier


Siapkan penjepit
sebanyak 8,75gr, H2SO4 buaya, dengan kutub terlebih dahulu,
(Acid Pickling) 1M, NaOH positif (+) dan kutub dan harus dalam
(Degreasing) 1M, dan negative (-) kondisi baik
Aquades secukupnya
3.2.2 Langkah Ke-dua
1. Persiapan Permukaan (Surface Preparation)

Persiapan permulaan (Surface Preparation)


Bahan yang akan di electroplating akan
melalui surface preparation, permukaan
benda akan dibersihkan menggunakan Direndam dan dibilas pakai
alkaline pada suhu min.75º C yang biasa aquades pada suhu kamar
disebut dengan degreasing yang bertujuan selama 10 menit
untuk menghilangkan lapisan minyak,lemak,
karat yang menempel pada permukaan logam
dan tunggu selama 15 menit.

Bersihkan lagi bahan menggunakan acid pickling Kemudian rendam


untuk melunturkan dan membersihkan karat pada bahan lagi dan bilas
permukaan logam pada suhu yang sama yaitu 75ºC menggunakan aquades
selama 15 menit. selama 10 menit

Lalu, logam2.diaktivasi dengan menggunakan


Proses Elektroplanting Dibasuh lagi menggunakan
zink ammonium chloride (ZAC) pada suhu aquades selama 10 menit dan
50ºC selama 15 menit. keringkan.
Kualitas dari hasil Elektroplating dipengaruhi banyak variable
yaitu: rapat arus,suhu,konsentrasi larutan, jenis material, dan waktu
serta konsentrasi impuritis didalam larutan.
3. Prosedur elektrolanting

Timbang bahan sebelum dilakukan


surface preparation Kemudian
Siapkan bahan yang akan di plating
lakukan surface preparation pada
lalu Ambil dan siapkan bahan yang
bahan sebelum di electroplating. Dan
akan di plating
timbang lagi bahan setelah dilakukan
surface preparation dan catat beratnya

Letakkan gelas beaker 250 mL yang


Pastikan bahan pada posisi katoda dan sudah diisi larutan campuran bahan
anoda sebagai untuk mentransfer kemudian letakkan gelas beaker diatas
electron. hot plate lalu Atur suhu hot plate min.
50ºC dan maks. 70ºC.

Kemudian hubungkan katoda dan


anoda dengan menggunakan power
supply dan atur voltase nya (V) serta
besar arusnya (i). Amati dan catat
proses apa yang terjadi. Kemudian
timbang kembali bahan yang sudah di
plating dan catat setelah melakukan
percobaan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Praktikum


No Waktu Arus (A) Massa sebelum Massa sesuda Perlakuan
(S) planting (gram) Planting (gram)
1 300 0,5 5,9044 gram 6,1514 gram Non Polar
2 300 0,5 5,6963 gram 5,7419 gram Preporasi
3 300 0,9 5,7873 gram 5,6887 gram Preparasi
4 180 0,5 5,6641 gram 5,5957 gram Preparasi
5 400 0,5 5,7027 gram 5,6952 gram Preparasi

4.2. Hasil Perhitungan


a. Massa Zn yang menempel (Aktual)
1) Paku 1 : W awal - W akhir
= 5,9044 gram - 6,1514 gram
= -0,6096 gram
2) Paku 2 : W awal - W akhir
= 5,6963 gram - 5,7414 gram
= -0,0451 gram
3) Paku 3 : W awal - W akhir
= 5,7873 gram- 5,6887 gram
= 0,0986 gram
4) Paku 4 : W awal - W akhir
= 5,6641 gram - 5,5957 gram
= 0,0684 gram
5) Paku 5 : W awal - W akhir
= 5,7027 gram - 5,6952 gram
= 0,0075 gram
b. % Error antara berat awal paku dan akhir
Berat awal−Berat akhir
% eror =
Berat total
 Paku 1
5,9044 gram−6,1514 gram
% eror =
12,0558 gram
= 5,056 %
 Paku 2
5,6963 gram−5,7414 gram
% eror =
11,4377 gram
= 0,394 %
 Paku 3
5,7873 gram−5,6887 gram
% eror =
11,476 gram
= 0,859 %
 Paku 4
5,6641 gram−5,5957 gram
% eror =
11,25967 gram
= 0,607 %
 Paku 5
5,7027 gram−5,6952 gram
% eror =
11,3979 gram
= 0,065 %
c. Massa (gr) yang terdeposit dikatoda

I .t. A
W =
Z.f
1) Paku 1
g
0,5 A x 300 s x 65
W = mol
12 x 96500
= 0,0084 𝑔𝑟𝑎𝑚
2) Paku 2
g
0,9 A x 300 s x 65
W = mol
12 x 96500
= 0,0151 𝑔𝑟𝑎𝑚
3) Paku 3
g
0,9 A x 300 s x 65
W = mol
12 x 96500
= 0,0151 𝑔𝑟𝑎𝑚
4) Paku 4
g
0,5 A x 300 s x 65
W = mol
12 x 96500
= 0,00841 𝑔𝑟𝑎𝑚
5) Paku 5
g
0,5 A x 300 s x 65
W = mol
12 x 96500
= 0,0084 𝑔𝑟𝑎𝑚

4.3. Pembahasan
Pada praktikum ini, percobaan Elektroplating ini bertujuan untuk mengetahui
prinsip kerja dari proses elektroplating, dan mengetahui pengaruh suhu, kuat arus (I)
dan surface preparation terhadap kualitas elektroplating. Elektroplating atau
pengendapan logam secara elektrokimia ini berfungsi sebagai pelapisan suatu logam
yang mudah teroksidasi agar tidak terkena korosi, contoh logam tersebut adalah besi.
Dalam percobaan ini sampel yang digunakan adalah paku sebagai katoda dan proses
galvanisasi pada elektroplating menggunakan larutan elektrolit zinc sebagai anoda
untuk pelapisannya. Adapun 5 jenis perlakuan yang berbeda terhadap sampel paku
yakni sampel paku tanpa surface preparation dan sampel paku dengan surface
preparation. Kedua sampel paku tersebut masing-masing di amplas terlebih dahulu
sebelum dilakukan pelapisan agar nantinya ketika pelapisan dengan zinc dapat
menempel dengan sempurna.
Pada praktikum ini, kami menggunakan 5 sampel paku sebagai katoda dengan
keadaan setiap masing-masing paku yang berbeda dimana bertujuan agar dapat
mengetahui proses electroplating pada setiap keadaan tertentu. Pada setiap paku kami
melakukan penimbangan guna untuk membandingkan berat paku sebelum dilakukan
plating dan sesudah dilakukanya proses plating. Sebelum dilakukanya penimbangan
juga dilakukan pengamplasan guna untuk menghindari sampel paku yang
terkontaminasi dari pengaru yang lain agar proses electroplatingnya berjalan
sempurna.
Pada proses electroplating ini biasanya paku yang sudah mengalami proses
electro plating akan mengalami peningkatan massanya dikarnakan adanya massa dari
Zn yang menempel pada paku. Pada percobaan yang kami lakukan, massa pada paku
3, 4 dan 5 mengalami penuruna berat bukan malah meningkat hal ini terjadi karna
massa dari Zn yang menempel pada paku tertinggal didalam larutan sehingga pada
penimbangan tidak semua massa Zn yang pada saat proses electroplating dapat
ditimbang.
Setelah dibersihkan, kedua sampel paku dilakukan penimbangan. Penimbangan
pertama (setelah diamplas) dan kedua (setelah surface preparation). Kemudian
dilakukan penimbangan ketiga (setelah elektroplating) terhadap paku yang sama
dengan dua penimbangan sebelumnya. Berdasarkan data yang telah didapatkan,
penimbangan untuk paku I setelah diamplas didapatkan massa sebesar 14,7212 gram
dan penimbangan untuk paku I setelah elektroplating sebesar 14,8132 gram.
Pada sampel paku 1 dan 2 kami mendapatkan kenaikan massa yang terjadi
dimana pada paku 1 pada saat sebelum proses electroplating massanya sebesar 5,9044
gram dan setelah proses electroplating massanya menjadi 6,1514 begitu juga pada
paku ke- 2 yang dapat dilihat pada abel data hasil praktikum. Berdasarkan hasil yang
didapatkan ini, diketahui bahwa terjadi kenaikan massa sebesar 0.092 gram.
Peningkatan massa tersebut juga merupakan massa dari Zn yang menempel di
permukaan paku besi I, namun masih terdapat beberapa Zn yang tidak menempel
secara sempurna sehingga jatuh ke dasar larutan elektrolit.
Pada paku 3, 4 dan 5 tidak terjadinya kenaikan massa dipaku tersebut
disebabkan beberapa Zn yang tidak menempel secara sempurna pada paku sehingga
jatuh kedasar larutan elektrolit yang menyebabkan Zn tidak melapisi paku besi dengan
baik karena ketidakstabilan nilai kuat arus pada power supply sehingga mempengaruhi
proses pelapisan dari paku 3, 4 dan 5 oleh Zn. Kemungkinan selanjutnya,
ketidaksempurnaan Zn yang menempel pada paku dapat disebabkan oleh beberapa
bagian permukaan paku yang belom dibersihkan dengan sempurna baik semasa
pengamplasan maupun surface preparation. Lapisan Zn yang tidak menempel
sempurna dan jatuh dalam elektrolit dapat ditimbang dengan cara mengambil Zn
dalam elektrolit tersebut menggunakan pinset kemudian dimasukkan ke dalam oven
sampai terbebas larutan elektrolit atau kering.
Pada praktim ini juga kami menggunalan NaOH untuk menghilangkan lapisan
minyak gemuk dan lemak yang menempel di permukaan logam yang akan dilapisi
yang tidak dapat dibersihkan dengan cara dicuci dengan detergen ataupun mekanik
(Amplas), dan juga larutan H2SO4 yang berguna sebagai media untuk
menghilangkan karat pada permukaan logam akibat terjadinya proses oksidasi dari
logam. Pada saat proses electroplating berlangsung terjadi juga beberapa kesalahan
seperti pada saat penimbangan, kami kurang teliti melakukanya sehingga
menghasilkan nilai massa dari paku yang menurun pada saat sesudah proses
electroplating. Selain itu juga adalah adanya gesekan yang terjadi antara zinc dengan
cawan dimana itu dapat mempengaruhi berat akhir dari paku yang menyebabkan
ketidak sesuaian setelah terjadinya proses electroplating dan menyebabkan hasil
praktikum yang tidak sesuai dengan teori yang ada.
Adapun error yang terjadi saat dilakukan selama praktikum yang mempengaruhi
hasil pengamatan, beberapa faktor yang diantaranya adalah terjadinya kesalahan
human error berupa deposit zinc yang telah menempel terlepas kembali ketika ingin
dilakukan penimbangan, kuat arus yang cukup kuat sehingga menghasilkan
gelembung (H2) sehingga zinc tidak mau menempel. dan dapat juga terjadi
dikarenakan belum bersihnya permukaan paku yang masih terdapat karat akibat
teroksidasi sehingga membuat larutan zink yang tereduksi dan membentuk deposit
tidak akan mau menempel pada sampel (paku). Terkait pada percobaan tersebut,
hubungan antara faktor kuat arus, waktu pelapisan, dan luas penampang dengan
massa sampel menyatakan bahwa semakin besar kuat arus yang dihasilkan, semakin
lama waktu pelapisan , dan semakin besar luas permukaan yang terdapat pada suatu
sampel (paku), maka akan semakin tebal pelapisan dengan deposit zinc yang membuat
berat paku akan semakin berat dari berat paku awal.
BAB V
PENUTUP

5.1. Simpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan maka dapat di simpulkan bahwa
electroplating dapat mencegah terjadinya korosi karena adanya lapisan lain yang
mencegah paku mengalami oksidasi. Pada proses electroplating ini juga menggunakan
prinsip elektrolisis karna pada praktikum kali ini menggunakan arus listrik serta anoda
dan katoda sebagai alat utamanya. Surface preparation juga berpengaruh terhadap
pelapisan karena dengan melaksanakan surface preparation maka pelapisan logam
akan lebih maksimal. Selain itu juga arus listrik serta waktu berpengaruh besar
terhadap proses ini karena semakin besar arus yang digunakan dan semakin lama
waktu yang digunakan maka akan semakin maksimal juga proses electroplating yang
dilakukan.
5.2. Saran
Setelah diselesaikannya penyusunan laporan praktikum dengan judul
“Elektroplating” ini, penulis menyarankan sebaiknya praktikan yang selanjutnya
agar lebih berhati-hati dalam melakukan praktikum ini agar tidak terjadi hal yang
tidak diinginkan seperti kerusakan alat dan lain-lainnya. Praktikan juga harus lebih
teliti ketika sedang melakukan penimbangan maupun ketika mengambil sampel agar
mendapatkan hasil yang sesuai dengan teori yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2021. Modul Praktikum Kimia Fisika. PEM Akamigas. Cepu.


2. Pria Gautama, 2009. Pengertian electroplating. Jogyakarta.
3. Helmy Alian, 2010. Pengaruh Tegangan pada proses elektroplating baja
dengan pelapis seng dan krom terhadap kekerasan dan laju korosinya, Jurusan
Teknik Mesin, FT, Palembang: Universitas Sriwijaya.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai