Anda di halaman 1dari 9

TURBO Vol. 5 No. 1.

2016 p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2477-250X


Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo

PENGARUH JARAK ANODA-KATODA PADA PROSES


ELEKTROPLATING TEMBAGA TERHADAP KETEBALAN
LAPISAN DAN EFISIENSI KATODA BAJA AISI 1020
Eko Budiyanto, Deva Agus Setiawan, Harnowo Supriadi, Kms. Ridhuan
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Metro
Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Metro, Lampung
eko_budiyanto99@yahoo.com, devaagus123@yahoo.co.id, harnowo123@yahoo.com,
kmsridhuan@yahoo.co.id,

Abstrak
Pada proses elektroplating, tembaga banyak dipergunakan sebagai logam pelapis karena
mempunyai sifat yang lunak, ulet, penghantar panas dan penghantar listrik yang baik. Karena
sifatnya yang elektro positif, tembaga mudah diendapkan oleh logam yang deret gerak
listriknya lebih tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jarak
anoda-katoda terhadap ketebalan lapisan dan efisiensi katoda dalam proses elektroplating
tembaga pada baja karbon rendah. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah studi
lapangan, studi literatur, dan melakukan pengujian spesimen. Pengujian ini dilakukan di
Loboratorium Teknik Mesin Fakultas Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro dan
pengujian ketebalan lapisan dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Lampung. Spesimen yang digunakan adalah baja AISI 1020 dengan ukuran
5 × 2 × 0,4 cm dan parameter jarak yang digunakan adalah 5 cm, 10 cm, 15 cm dan 20 cm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi jarak anoda-katoda berpengaruh terhadap
ketebalan lapisan dan efisiensi katoda. Semakin dekat jarak anoda-katoda, akan menghasilkan
lapisan yang lebih tebal dan berlaku juga sebaliknya. Ketebalan maksimum didapatkan pada
jarak 5 cm sebesar 0.108 mm dan efisiensi katoda tertinggi didapatkan pada jarak 5 cm sebesar
82.61%.

Kata Kunci : Jarak Anoda-Katoda, Baja, Tembaga, Efisiensi Katoda, Elektroplating.

Pendahuluan Terjadinya korosi ini berakibat


penurunan mutu dan daya guna serta
Kemajuan industri dan teknologi yang
menimbulkan kerugian dari segi biaya
dicapai saat ini tidak terlepas dari peranan
perawatan. Korosi ini tidak dapat dicegah
pemanfaatan logam sebagai material
namun dapat dikendalikan. Upaya
penunjang, baik logam murni atau logam
pengendalian yang lazim diterapkan dalam
paduan. Logam merupakan suatu bahan
perlindungan terhadap logam yang
organik yang tidak dapat diperbaharui dan
digunakan adalah finishing dengan metode
harus membutuhkan perawatan yang lebih
pelapisan pada logam. Prinsip pelapisan
sehingga bisa lebih tahan lama dalam
pada logam adalah semakin tebal pelapisan
penggunaannya. Berdasarkan perlakuan
akan sangat mempengaruhi ketahanan dari
permukaan suatu material logam,
umur matrial. Salah satu prinsip pelapisan
mekanisme interaksi akan melibatkan
pada logam diantaranya adalah dengan cara
pertukaran ion antara perlakuan logam
elektroplating dengan tembaga.
dengan lingkungan atau disebut dengan
Proses elektroplating adalah proses
korosi. Korosi merupakan masalah serius
pelapisan dimana terjadi pengendapan
dalam penggunaan bahan dari logam,
suatu pelapis logam tipis pada permukaan
karena mengakibatkan bermacam macam
yang dilapisi menggunakan arus listrik
kerusakan, salah satu contohnya adalah
searah (DC) dan tegangan yang konstan.
berkaratnya besi.

21
Proses elektroplating dilakukan dalam terhadap sifat fisiknya. Adapun macam
bejana yang disebut sel elektrolisa berisi macam pelapisan logam menurut tujuannya
cairan elektrolit. Pada rendaman ini antara lain untuk mendapatkan sifat khusus
tercelup planting dua elektroda yang pada permukaan.
masing-masing dihubungkan dengan arus
Elektroplating
listrik, terbagi menjadi katub positif (+) dan
negatif (-), yang dikenal sebagai anoda (+) Elektroplating adalah suatu proses
dan katoda (-). Anoda pada larutan pengendapan atau deposisi onion logam
elektrolit ada yang larut dan ada yang tidak. pelindung (anoda) yang dikehendaki di atas
Anoda yang tidak larut berfungsi sebagai logam lain (katoda) secara elektrolisa.
penghantar listrik saja, sedangkan anoda Selama proses pengendapan berlangsung
yang larut berfungsi selain penghantar arus terjadi reaksi kimia pada elektroda (anoda-
listrik juga sebagai bahan baku pelapis. katoda) dan elektrolit menuju arah tertentu
Katoda diartikan sebagai benda kerja yang secara tetap. Untuk hal tersebut dibutuhkan
dilapisi, dihubungkan katup negatif (-) arus listrik searah (DC) dan tegangan yang
sumber arus listrik. Elektrolit berupa konstan. Dapat disimpulkan bahwa
larutan yang molekulnya dapat larut dalam terjadinya suatu endapan pada proses
air dan terurai menjadi muatan partikel- elektroplating ini disebabkan adanya ion-
pertikel bermuatan positif (+) atau negatif ion bermuatan listrik berpindah dari suatu
(-). elektroda (anoda) melalui elektrolit dan
Dalam proses elektroplating ada akan mengendap pada elektroda lain
beberapa faktor atau variabel yang (katoda). Karena elektroplating adalah
berpengaruh terhadap hasil pelapisan baik suatu proses yang menghasilkan lapisan
berupa tebal pelapisan ataupun tingkat tipis logam di atas permukaan logam
kecerahan permukaan lapian. Dari sekian lainnya dengan cara elektrolisis, maka perlu
banyak faktor, lama waktu pelapisan jarak diketahui rangkaian dasar sistem
anoda-katoda, besarnya tegangan dan kuat elektroplating seperti yang tunjukkan pada
arus mempunyai pengaruh yang cukup Gambar 1.
besar. Untuk hal tersebut dilakukan
penelitian mengenai pengaruh faktor-faktor
tersebut terhadap tebal hasil pelapisan.
Semakin lama waktu pelapisan, semakin
tebal hasil pelapisan, demikian juga
semakin besar tegangan dan kuat arus, hasil
pelapisan juga semakin tebal. Dari uraian
tersebut, perlu dilakukan penelitian
terhadap pengaruh jarak terhadap ketebalan
Gambar 1. Ilustrasi Alat Pelapisan
lapisan dan efisiensi katoda pada proses
Keterangan:
elektroplating tembaga terhadap baja
1. Rectifier
karbon rendah.
2. Multitester digital
Landasan Teori 3. Rak
Pelapisan Logam 4. Larutan elektrolit
5. Penggaris
Pelapisan logam adalah suatu cara 6. Bak
yang dilakukan untuk memberikan sifat 7. Katoda
tertentu pada suatu permukaan benda kerja 8. Anoda
dimana diharapkan benda tersebut akan
mengalami perbaikan maupun Besarnya listrik yang mengalir yang
ketahanannya serta tidak menutup dinyatakan dengan Coulomb adalah sama
kemungkinan pula terjadi perbaikan dengan arus listrik dikalikan dengan waktu.

22 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 5 No. 1. 2016


Dalam pemakaian secara umum atau dalam I. t Ar
pemakaian elektroplating satuannya adalah W= ×
96500 valensi
ampere-jam (Ampere-hour) yang besarnya Dimana W = Massa endapan (gram)
3600 Coulomb, yaitu sama dengan listrik
yang mengalir ketika arus listrik sebesar 1 I = Arus (Amper)
Amper mengalir selama 1 jam. t = Waktu (detik)
Michael Faraday pada tahun 1833
menetapkan hubungan antara kelistrikan Ar = Masa atom
dan ilmu kimia pada semua reaksi
elektrokimia. Dua hukum Faraday ini Proses Pengendapan
adalah: Beberapa segi penting pembentukan
deposit plating ialah tentang potensial
a) Hukum I : Jumlah dari tiap elemen atau
elektroda dan anoda terpolarisasi, sebelum
grup dari elemen-elemen yang
beranjak ke tahap kajian berikutnya.
dibebaskan pada kedua anoda dan
Pertama-tama dapat disimak daftar deret
katoda selama elektrolisa sebanding
daya gerak listrik terbagi unsur pada tabel
dengan jumlah listrik yang mengalir
berikut:
dalam larutan.
Tabel 1 Potensial standar elektroda (volt)
b) Hukum II : Jumlah dari arus listrik
bebas sama dengan jumlah ion atau Elektroda Potensial
jumlah substansi ion yang dibebaskan standard
dengan memberikan sejumlah arus Litium (Li) - 3,045
listrik adalah sebanding dengan berat Rubidium (Rb) - 2,93
ekivalennya. Kalium (K) - 2.924
Barium (Ba) - 2,90
Hukum I membuktikan terdapat Strosium (Sr) - 2,90
hubungan antara reaksi kimia dan jumlah Kalium (Ca) - 2,87
total listrik yang melalui elektrolit. Menurut Natrium (Na) - 2,715
Faraday, arus 1 Ampere mengalir selama
Magnesium (Mg) - 2,37
96.496 detik ( 26,8 jam) membebaskan
Alimunium (Al) - 1,67
1,008 gram hidrogen dan 35,437 gram
Mangan (Mn) - 1,18
khlor dari larutan asam khlorida encer.
Seng (Zn) - 0,762
Seperti hasil yang ditunjukkan bahwa
96.496 Coulomb arus listrik membebaskan Khrom (Cr) - 0,762
satu satuan berat ekivalen ion positif dan Kadium (Cd) - 0,402
negatif. Oleh sebab itu 96.496 Coulomb Titanium (Ti) - 0,336
atau kira-kira 96.500 Coulomb yang disebut Kobalt (Co) - 0,227
1 Faraday sebanding dengan berat 1 Nikel (Ni) - 0,250
elektrokimia. Untuk menentukan logam Stanium (Sn) - 0,136
logam yang terdeposisi dengan arus dan Timbal (Pb) - 0,126
waktu dapat ditentukan: Basi (Fe) - 0,441
Platina (Pt) + 0,40
Amper detik
Faraday = Antimon (Sb) + 0,15
96500 Bismut (Bi) + 0,2
Amper jam × 3600
= Arsen (As) + 0,3
96500
Tembaga (Cu) + 0,34
Langkah selanjutnya adalah Raksa (Hg) + 0,789
mengalikan bilangan Faraday dengan Perak (Ag) + 0,799
bilangan gram yang diendapkan oleh 1 Pladium (Pd) + 0,987
Faraday (gram ekivalen), maka Emas (Au) + 1,50
persamaannya menjadi:

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 5 No. 1. 2016 23


Baja Karena sifatnya pula yang elektropositif
(mulia), tembaga mudah diendapkan oleh
Baja merupakan bahan garapan yang
logam yang deret daya gerak listriknya
paling mudah diubah wujudnya. Oleh
lebih tinggi semisal besi. Misalnya sebuah
karena itu, baja paling banyak digunakan.
plat baja karbon rendah akan dilapisi
Pabrik baja mengirimkan baja yang
dengan tembaga dengan proses
mutunya terjamin, sehingga untuk semua
elektroplating. Elektrolit yang digunakan
tuntutan dan maksud penggunaan
sebagai perantara adalah elektrolit tembaga
senantiasa tersedia jenis baja yang cocok.
dengan anoda tembaga (Cu). Saat proses
Baja karbon adalah paduan besi dan karbon
elektroplating, pada anoda dan katoda
dimana unsur karbonnya sangat
terjadi perubahan potensial akibat adanya
menentukan sifat mekanik dan fisik,
aliran arus listrik searah, sehingga anoda
sedangkan unsur paduan yang lainnya
tembaga akan terurai kedalam media
bersifat sebagai pendukung.
larutan elektrolit yang mengandung ion-ion
Tabel 2. Komposisi kimia dan material tembaga,yang akhirnya bergerak ke katoda
properties baja AISI 1045 dan akhirnya menempel kuat.
Element Content Pelapisan tembaga mudah dilakukan
Carbon, C 0.420 - 0.50 % demikian pula dengan larutannya yang
Iron, Fe 98.51 - 98.98 %
Manganese, Mn 0.60 - 0.90 %
mudah dikontrol. Tembaga bagus sebagai
Phosphoruous, P ≤ 0.040 % lapisan dasar sebelum plating berikutnya.
Sulfur, S ≤ 0.050 % Tembaga relative inert terhadap berbagai
Physical Properties Metric Imperial larutan plating, maka logam dasar yang
Density 7.87 g/cc 0.284 dapat diserang larutan tersebut dapat
lb/in3 terlindungi bila di lapisi dengan tembaga
Mechanical Properties Metric Imperial
terlebih dahulu. Secara elektrokimia berat
Hardness, Brinell 163 163
Hardness, Knoop 184 184 terplat tiap satuan listriknya pada tembaga
(converted from Brinell cukup baik dan besar, jadi lebih irit arusnya.
hardness) Beberapa reaksi atau proses yang
Hardness, Rockwell B 84 84 terjadi adalah :
(converted from Brinell 1. Reaksi pada larutan elektrolit :
hardness)
Hardness, Vickers 170 170 Larutan elekrolit CuSO4 terurai
(converted from Brinell menjadi ion Cu dan SO4. kation
hardness)
elektrolit (SO42-) menempel pada
Tensile Strength, 565 MPa 81900 Psi
Ultimate anoda. Reaksi ini dapat ditulis
Tensile Strength, Yield 310 MPa 45000 Psi sebagai berikut :
Elongation at Break (in 16.0 % 16.0 %
CuSO4 ------------> Cu2+ + SO42-
50 mm)
Reduction of Area 40.0 % 40.0 % 2. Reaksi pada katoda :
Modulus of Elasticity 200 GPa 29000 ksi
(Typical For Steel) Pada plat baja karbon rendah
Bulk Modulus (Typical 140 GPa 20300 ksi mengalami pelepasan oksigen
For Steel) terhadap larutan tembaga (CuSO4)
Poisson Ratio (Typical 0.290 0.290 akibat adanya arus listrik searah
For Steel)
Shear Modulus (Typical 80 GPa 11600 ksi
dengan tegangan konstan sehingga
For Steel) ion tembaga (Cu) akan menempel
pada permukaan plat dengan
perantara elektrolit tembaga sehingga
Tembaga plat terlapisi tembaga. Reaksi yang
Tembaga mempunyai sifat lunak dan terjadi pada katoda ini dapat ditulis :
ulet, tidak terlalu teroksidasi oleh udara. Cu2+ + 2e- --------------> Cu

24 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 5 No. 1. 2016


3. Reaksi pada anoda A = Luas permukaan setelah dilapisi
Reaksi yang terjadi pada anoda (cm2)
adalah bahan pelapis tembaga (Cu) F = bilangan Faraday (95.500
mengikat oksigen yang dilepaskan A.dt/mol)
oleh plat baja karbon rendah. Bahan = (96.500 Coulomb)
pelapis tembaga akan mengalami Jadi, rumus untuk menghitung laju
pengikatan yang kemudian akan ketebalan adalah sebagai berikut,
terlarut pada elektrolit tembaga
I.60.B
(CuSO4) yang telah melapisi plat δ=Z.F.A.ρ
tersebut. Sehingga elektrolit tembaga
(CuSO4) tetap stabil, akibatnya bahan Efisiensi plating pada umumnya
pelapis tembaga (Cu) lama kelamaan dinyatakan sebagai efisiensi arus anoda dan
akan berkurang atau habis. Kondisi katoda. Efisiensi katoda yaitu arus yang
pada anoda ini, dapat ditulis sebagai digunakan untuk mengendapkan logam
reaksi kimia berikut ini : pada katoda yaitu disebandingkan dengan
total arus masuk. Arus yang tidak dipakai
Cu --------------> Cu2+ + 2e-
untuk mengendapkan logam-logam lain
H2O --------------> 2H+ + O2-
sebagai impuritas yang tidak diinginkan.
Analisa Ketebalan Lapisan dan Efisiensi Efisiensi anoda yaitu perbandingan antara
Katoda jumlah logam yang terlarut dalam elektrolit
Ketebalan adalah salah satu persyaratan sebanding dengan jumlah teoritis yang
penting dari suatu lapisan hasil dapat larut menurut Hukum Faraday.
elektroplating. Oleh karena itu, dari sekian Kodisi plating dikatakan baik bila
banyak jenis pengujian yang dilakukan diperoleh efisiensi katoda sama dengan
terhadap hasil plating, pengukuran edisiensi anoda, sehingga efisiensi larutan
ketebalan adalah salah satu uji yang harus bila menggunakan anoda aktif akan selalu
dilakukan. tetap. Efisiensi arus anoda sering dipakai
Ketebalan lapisan dicari dengan untuk mengendapkan ion logam pada
membaca hasil fotomikro dibaca dari katoda sehingga didapat efisiensi plating
microskop, Sementara itu secara matematis sebesar 100% atau lebih kecil. Adanya
ketebalan lapisan yang terbentuk, kebocoran arus listrik, larutan yang tidak
dirumuskan sebagai berikut : homogen dan elektrolisis air merupakan
Dari rumus mencari berat endapan beberapa penyebab rendahnya efisiensi.
pelapis (W), volume diperoleh dengan Tebal lapisan yang terbentuk pada
perhitungan katoda dapat dihitung dengan persamaan
berikut (Hakim,2005)
berat endapan (gram) v
Volume (cm3) = desitas (gr/cm3 )
δ=A
W Dengan,
V= ρ δ = Tebal lapisan (cm)
Densitas adalah kerapatan logam pelapis V = Volume lapisan yang menempel
(gr/cm3). Dengan mengukur langsung pada katoda (cm3)
permukaan benda kerja, maka ketebalan A = Luas permukaan katoda yang
dapat ditentukan : terlapisi (cm2)
V Efisiensi dituliskan sebagai berikut :
δ=A
I.t.B η = W’/ W
δ=Z.F.Aρ
Dengan, Dengan,
δ = Tebal lapisan terbentuk (cm) W’ = Berat nyata endapan pada katoda
V = Volume (cm3)

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 5 No. 1. 2016 25


W = Berat teoritis endapan pada larutan pencuci karat selama 15 menit
katoda menurut Hukum Faraday. pada suhu 400 C − 600 C.
Metode Penelitian 7. Setelah pembersihan karat selesai,
lakukan pembilasan dan penimbangan
Prosedur Pengujian dengan cara membilas dengan air
Prosedur dilakukan dengan melalui aquades sehingga lempengan bersih
serangkaian urutan kegiatan, diawali dari karat maupun lemak dan minyak.
dengan kegiatan persiapan alat, bahan dan Selanjutnya keringkan lalu timbang
komponen penelitian komponen lainnya, berat awal menggunakan timbangan
sampai dengan pengujian hasil peneliatian, (neraca digital).
guna memperoleh data yang akurat Tahap pelapisan
mengenai penelitian yang dilakukan.
Secara rinci, penelitian yang dilakukan 1. Pembuatan larutan elektrolit dengan
dapat dijabarkan dalam urutan kegiatan cara mencampurkan 200 gram CuSO4
sebagai berikut : dan 30 gram H2 SO4 kemudian larutkan
hingga volume 1 l. pH larutan terukur
Persiapan pengujian 7 ( netral).
1. Membuat bak aquarium sesuai dengan 2. Sebelum mencelupkan benda uji,
desain, timbang terlebih dahulu berat benda uji
2. Membuat dan merakit alat pelapisan, awal dengan timbangan (neraca
3. Membuat spesimen uji dengan ukuran digital)
5 x 2 x 0,4 cm (sebanyak 16 spesimen 3. Proses elektroplating antara lain:
uji), a. Hubungkan anoda pada katub
4. Amplas permukaan lempengan besi positif dan katoda pada katup
dengan gerinda tangan yang dipasang negative,
amplas kasar hingga bersih dan hilang b. Anoda yang digunakan adalah
seluruh karat yang menempel pada tembaga dan katoda yang
besi, digunakan adala lempengan besi
5. Bersihkan minyak dan lemak, (benda yang akan dilapisi),
a. Cara pembuatan larutan pencuci c. Celupkan anoda dan katoda pada
lemak dan minyak antara lain: larutan elektrolit dengan waktu 5
campurkan 12,9 gram NaOH dan 25 menit dan variasi terhadap jarak 5
gram Na2 CO3 kemudian larutkan cm, 10 cm, 15 cm dan 20 cm,
dan tambahkan air hingga volume 1 d. Putuskan arus dan angkat benda
liter, uji,
b. Cara menghilangkan lemak dan e. Setelah benda uji diangkat,
minyak antara lain: celupkan keringkan, kemudian timbang
lempengan besi yang telah diamplas kembali dengan menggunakan
dalam larutan pencuci lemak dan timbangan (neraca digital)
minyak pada suhu 700 C selama 15 4. Setelah proses elektroplating selesai,
menit. lakukan uji ketebalan lapisan dengan
6. Pembersihan karat yang pertama menggunakan microskop monitor
dengan cara membuat larutan LCD dan catat hasil yang didapat.
penghilang karat dengan cara Peneliaian ini mengunakan variasi
mencampurkan 20 ml H2 SO4 pekat dan jarak terhadap arus, untuk sampai pada nilai
larutkan dalam 80 ml aquades. efisiensi katoda maka dibutuhkan masa
Sedangkan yang kedua dengan cara aktual lapisan dan masa teoritis lapisan.
menghilangkan karat dengan cara Besaran masa aktual lapisan didapat dari
mencelupkan lempengan besi dalam pengurangan masa akhir spesimen setelah
dilapisi dikurangi masa awal spesimen

26 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 5 No. 1. 2016


sebelum dilapisi. Sementara besaran masa 0,12

Tebal lapisan (mm)


teoritis lapisan diperoleh dari rumusan 0,1
Hukum Faraday. Ketebalan aktual lapisan 0,08
adalah ketebalan lapisan rata-rata yang
0,06
diperoleh dari hasil pengujian ketebalan
lapisan di beberapa titik pada sempel yang 0,04
diukur menggunakan microskop. 0,02
Sedangkan ketebalan teoritisnya didapat 0
dari penerapan Hukum Faraday. 5 10 15 20
Hasil dan Pembahasan Jarak Pelapisan (cm)

Pengaruh jarak terhadap ketebalan Gambar 2 Diagram ketebalan lapisan antara


Setelah melakukan pengujian maka jarak terhadap ketebalan
dikumpulkan data-data yang diperoleh dari
hasil plating dengan memvariasikan jarak Dari diagram diatas dapat ditulis dengan
katoda-anoda 5 cm, 10 cm, 15 cm, dan 20 persamaan linier sebagai berikut:
cm. Pengujian ketebalan dilakukan dengan
cara mengamati spesimen pada mikroskop 0,12
y = -0,0035x + 0,129
optik, kemudian melakukan pemotretan. Tebal lapisan (mm) 0,1
Setelah itu pengukuran ketebalan lapisan 0,08
yang terbentuk pada permukaan tembaga 0,06
dilakukan dengan cara mengukur lapisan 0,04
pada poto hasil pemotretan sehingga dapat 0,02
diketahui ketebalan lapisannya.
0
0 5 10 15 20 25
Tabel 3 Tebal lapisan
Jarak anoda-katoda (cm)
Jarak Pelapisan Tebal Lapisan
(cm) (mm) Gambar 3 diagram linier dari hubungan
5 0.108 waktu terhadap tebal lapisan.
10 0.1
15 0.077 Berdasarkan hasil gambar 2
20 0.058 menunjukan adanya pengaruh jarak anoda-
katoda terhadap ketebalan lapisan yang
Jarak anoda-katoda adalah jarak yang terbentuk pada permukaan spesimen.
menentukan hantaran arus listrik dan sangat Dengan mengamati hasil grafik di atas,
berpengaruh terhadap keragaman tebal ketebalan yang dihasilkan untuk keempat
lapisan. Besarnya hantaran berbanding variasi jarak yang digunakan menunjukan 5
terbalik dengan jarak. Apabila jarak anoda- , 10 , 15 dan 20 cm menghasilkan 0.108 ,
katoda kecil, maka hambatan menjadi kecil 0.1 , 0.077 dan 0.058 mm. Hal ini
dan konduktivitas besar sehingga untuk disebabkan karena semakin pendek jarak
mendapatkan tapat arus yang besar elektroda maka hasil pelapisan yang
diperlukan tegangan yang lebih rendah. terbentuk semakin besar sehingga daya ikat
Dari data pengujian ketebalan lapisan molekul antara baja karbon rendah dengan
Gambar 2. menunjukan hasil pengujian tembaga semakin kuat, sedangkan semakin
terhadap ketebalan lapisan permukaan yang besar jarak elektroda maka hasil pelapisan
dihasilkan pada proses pelapisan tembaga yang terbentuk semakin tipis sehingga daya
secara elektroplating. Berikut ini hasil ikat molekul antara baja karbon rendah
persentasi tebal lapisan dari hasil dengan tembaga semakin lemah.
elektroplating. Sedangkan pada gambar 3 pada diagram
linier, diketahuai bahwa hasil yang

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 5 No. 1. 2016 27


diperoleh menunjukan semakin dekat jarak
pelapisan sehingga menghasilkan efisiensi katoda
hubungan jarak terhadap ketebalan lapisan y = -1,0836x + 88,165
100 R² = 0,9966
yang sangat baik dan memiliki nilai efisiensi

Efisiensi katoda (%)


persamaan yang dihasilkan dari diagram 50 katoda
linier adalah y = −0.003x + 0.129 .
0 Linear
Efisiensi katoda 0 10 20 30 (efisiensi
Efisiensi katoda adalah perbandingan Jarak anoda-katoda (cm) katoda)
berat lapisan tembaga yang menempel pada
katoda dalam penelitian dengan Gambar 5. diagram linier dari hubungan
perhitungan secara teoritis. Maka dapat jarak terhadap efisiensi katoda
diliahat pada gambar 4. Sedangkan pada Gambar 5. pada
diagram linier, diketahuai bahwa hasil yang
100 diperoleh menunjukan bahwa semakin
Efisiensi Katoda ( %)

80 dekat jarak pelapisan menghasilkan


60 hubungan jarak terhadap efisiensi katoda
yang sangat baik dan memiliki nilai
40 efisiensi persamaan yang dihasilkan pada diagram
20 katoda
linier adalah y = −1.083x + 88.16.
0
5 10 15 20 Kesimpulan
Jarak Pelapisan (cm) Dari hasil penelitian mengenai pengaruh
variasi jarak anoda-katoda dari hasil
Gambar 4. Diagram hubungan antara elektroplating dapat disimpulkan sebagai
jarak terhadap efisiensi katoda. berikut:
1. Semakin dekat jarak anoda-katoda maka
Pada gambar 4 didapat data bahwa semakin tebal pelapisan. Ketebalan
tingkat efisiensi katoda pada proses paling maksimum didapatkan pada jarak
pelapisan tembaga terhadap baja karbon 5 cm sebesar 0.108 mm sedangkan
rendah dengan elektrolit tembaga asam ketebalan minimum lapisan didapatkan
berat titik tertinggi pada jarak 5 cm pada jarak 20 cm sebesar 0.058 mm. hal
mencapai 82,61% dan titik terendah pada yang sama , berlaku pada besaran massa,
jarak 20 cm mencapai 66,67%. Sehingga nilai maksimum didapatkan pada jarak 5
semakin kecil jarak pelapisan maka hasil cm sebesar 0.23 gram, dan nilai
efisiensi katoda yang di hasilkan akan minimum pada jarak 20 cm sebesar 0.12
semakin maksimal sedangkan semakin gram.
besar jarak pelapisannya maka hasil 2. Efisiensi katoda tertinggi didapatkan
efisiensi katodanya akan menurun. pada jarak 5 cm sebesar 82.61%
Dari diagram diatas dapat ditulis sedangkan efisiensi katoda yang
dengan persamaan linier sebagai berikut: terendah didapatkan pada jarak 20 cm
sebesar 66.67%.

Daftar Pustaka
[1] ASM Metals Handbook,
1994,”Surface Engineering”,
volume 5.
[2] Callister Jr, William D,2007,
“Material Science and Engineering”,

28 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 5 No. 1. 2016


Department of Metallurgical
Engineering The Universty of Utah.
[3] Davis, J.R., 2001,”Surface
Engineering for Corrosion and Wear
Resistance”, ASM International
[4] Hartomo, J. Anton, 1992,“Mengenal
Pelapisan Logam (Elektroplaiting)”,
Andi Ofset, Jogjakarta.
[3] Lowenheim, Frederick A.,1978,
”Electroplating”, McGRAW-HILL
BOOK COMPANY, Kingsport Pres
Inc.
[7] Rachim, Taufiq, 2001,“Spesifikasi,
Metrologi, dan Kontrol Kualitas
Geometrik”, Institut Teknologi
Bandung
[2] Van Vlack, Lawerench H.,
1992,”Ilmu dan Teknologi Bahan”,
Erlangga, Jakarta.

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 5 No. 1. 2016 29

Anda mungkin juga menyukai