Oleh :
Kelas/Kelompok : 2B/7
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
Pelapisan logam atau elektroplating adalah suatu proses pengendapan atau deposisi
logam pada permukaan logam lain yang akan dilindungi, dengan cara elektrolisis.
Elektrolisis dilakukan pada suatu bejana dikenal sebagai sel elektrolisa yang berisi larutan
elektrolit dan dua jenis elektroda masing-masing dihubungkan dengan arus listrik, dimana
kutub positif berfungsi sebagai anoda dan kutub negatif berfungsi sebagai katoda.
Selama proses pelapisan berlangsung akan terjadi reaksi kimia pada antar muka
elektrolit-elektroda, yaitu reaksi reduksi pada katoda dan reaksi oksidasi pada anoda.
Pelapisan logam bertujuan melindungi logam dasar dari korosi, meningkatkan sifat
mekanis permukaan benda kerja, memperbaiki sifat dekoratif, dan lain-lain.
Pelapisan nikel pada besi banyak sekali dilaksanakan baik untuk tujuan pencegahan
karat ataupun untuk menambah keindahan. Dengan hasil lapisannya yang mengkilap maka
dari segi ini nikel adalah yang paling banyak diinginkan untuk melapis permukaan. Nikel
memiliki kekuatan dan kekerasan yang cukup, keliatan yang baik, serta memiliki
dayahantar listrik yang baik. Nikel berwarna putih keperak-perakan, berkristal halus,
sehingga apabila dipoles akan tampak rupa yang indah dan mengkilap. Dalam pelapisan
nikel selain dikenal lapisan mengkilap, terdapat juga jenis pelapisan yang buram hasilnya.
Akan tetapi tampak permukaan yang buram inipun dapat juga digosok hingga halus dan
mengkilap. Jenis lain dari pelapisan nikel adalah pelapisan yang berwarna hitam. Warna
hitam inipun tampak menarik dan digunakan biasanya untuk melapis laras senapan dan
lainnya.
Proses pelapisan nikel dengan menggunakan arus listrik (electroplating) merupakan
salah satu pelapisan yang paling banyak digunakan pada industri sebagai hasil akhir atau
lapisan dasar untuk proses selanjutnya. Proses pelapisan nikel dapat diaplikasikan untuk
produk seperti pada medali yang bertujuan untuk melindungi logam dasar (tembaga) dari
korosi dan permukaannya mempunyai warna yang mengkilap selama masa pakainya. Tebal
lapisan yang dihasilkan pada permukaan medali ini akan dipengaruhi oleh beberapa
parameter proses pelapisan, diantaranya rapat arus, temperatur dan waktu pelapisan. Nikel
digunakan sebagai logam pelapis karena dapat memutus hubungan antara logam dengan
lingkungan penyebab terjadinya korosi.
Nikel merupakan logam plating yang paling peka responnya atas aditif-aditif bak
platingnya. Nikel terutama dilapiskan ke barang-barang besi,baja, perunggu, seng, plastik,
juga alumunium sampai magnesium, baru sesudahnya dilapiskan krom tipis saja. (Rachmat
Supardi, 1997 : 51). Pelapisan nikel mempunyai banyak pengembangan untuk lapisan dasar
dari logam lainnya, karena pelapisan nikel tahan terhadap korosi, erosi dan abrasi. Nikel
paling banyak digunakan sebagai pelapis dekoratif dengan ketebalan 5 – 40 mikro meter.
Nikel mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari
logam lainnya diantara lain :
1. Warna putih mengkilap
2. Berat jenis 8,5
3. Titik cairnya 1450 oC
4. Memiliki bagian luar yang tertutup selaput oksid yang rapat dan liat, tahan
pengaruh udara sehingga bagian dalam sukar teroksidasi oleh oksigen
5. Lebih keras dari Cu, tetapi mempunyai kekuatan yang sama dengan Cu
6. Kerenggangan lebih kecil dari Cu.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elektroplating
Katoda :
Cu2+ + 2e Cu
H2O + 2e H2 + 2OH-
Anoda :
Cu Cu2+ + 2e
H2O ½ O2 + 2H+ + 2e
𝐴𝑟(𝑥) × 𝐼 × 𝑡
𝑊=
𝑛𝐹
Efisiensi plating pada umumnya dinyatakan sebagai efisiensi arus anoda maupun
katoda. Efisiensi katoda yaitu arus yang digunakan untuk pengendapan logam pada katoda
dibandingkan dengan total arus masuk. Arus yang tidak dipakai untuk pengendapan
digunakan untuk penguraian air membentuk gas hidrogen, hilang menjadi panas atau
pengendapan logam-logam lain sebagai impuritas yang tak diinginkan. Efisiensi anoda yaitu
perbandingan antara jumlah logam yang terlarut dalam elektrolit dibanding dengan jumlah
teoritis yang dapat larut menurut Hukum Faraday.Kondisi plating yang baik bila diperoleh
efisiensi katoda sama dengan efisiensi anoda, sehingga konsentrasi larutan bila
menggunakan anoda aktif akan selalu tetap.
Efisiensi arus katoda sering dipakai sebagai pedoman menilai apakah semua arus yang
masuk digunakan untuk mengendapkan ion logam pada katoda sehingga didapat efisisensi
plating sebesar 100 % ataukah lebih kecil. Adanya kebocoran arus listrik, larutan yang tidak
homogen dan elektrolisis air merupakan beberapa penyebab rendahnya efisiensi.
Elektrolisis air merupakan reaksi samping yang menghasilkan gas hidrogen pada katoda dan
gas oksigen pada anoda.Reaksi elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut :
Logam seng, timah hitam dan timah putih dinamakan logam dasar karena mudah
larut di dalam asam dan ditunjukkan oleh tanda potensial negatif, sedangkan kebalikan dari
ketiga logam diatas adalah logam mulia seperi tembaga, perak dan emas ditunjukkan oleh
tanda potensial positif.
BAB III
PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Nama Alat Jumlah Jenis Bahan Jumlah
Rectifier
1 buah Nikel Sulfat 300 gram
(sumber arus searah)
Bak tempat proses
1 buah Nikel Klorida 30 gram
elektroplating
Elektroda Anoda 2 buah Asam Borat 40 gram
Gelas Kimia (1L) 1 buah Air Demineralisasi 1 liter
Gelas Kimia (100mL) 2 buah Bahan Pengkilat 10 mL
Termometer 1 buah Kawat Tembaga
Tang 1 buah Kertas pH
Hot Plate 1 buah Benda Kerja (baja lunak) 2x5cm
Batang Pengaduk 1 buah Kertas Amplas grit 400, 600, 800 atau 1000
Magrnit Stirer 1 buah Isolasi Kuning Muda
Pipet Volume (10mL) 1 buah
Penjepit buaya 2 buah
3.2 Prosedur Percobaan
Mengampelas logam Fe
Membersihkan lemak yang menempel pada logam Fe mengunakan larutan NaOH 5% selama
t = 10 menit
Membilas logam Fe
Melakukan pickling logam Fe selama t =10 menit dalam larutan HCl 10%
Membilas logam Fe
= 0,0229 𝑔𝑟𝑎𝑚
Menentukan Efisiensi Arus
𝑊𝑝
η= × 100%
𝑊𝑡
0,580 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 0,0229 𝑔𝑟𝑎𝑚 × 100%
= 2532,75%
5.2 Sampel II
Mr Nikel : 58,69 g/mol
F : 96500 C/ekv
A : 0,2 A dan 0,4 A
t : 600 detik
Wp : gram
Menentukan Arus (I)
Rapat Arus : 0,2 A/dm2 dan perubahan 0,4 A/dm2
Luas permukaan logam besi
P = cm; L = cm; t = cm
A = 2 x [(pxl) + (lxt) + (pxt)]
= 2 x [() + () + ()]
= 19,74cm2
= 0,1974 dm2
0,2 A
I = × 0,1974 dm2 = 0,03948 A
dm2
0,4 A
I = × 0,1974 dm2 = 0,07788 A
dm2
= 0,0142 𝑔𝑟𝑎𝑚
Menentukan Efisiensi Arus
𝑊𝑝
η= × 100%
𝑊𝑡
0,920 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 0,0142 × 100%
𝑔𝑟𝑎𝑚
= 6478, 87 %
BAB VI
PEMBAHASAN
Dilakukan proses elektoplating pada logam besi dan tembaga menggunakan elektrolit nikel.
Elektroplating atau pelapisan logam merupakan proses pengendapan atau deposisi logam pada
permukaan logam yang akan dilindungi dari korosi dengan prinsip elektrolisis, caranya dengan
mengalirkan arus listrik searah dari katoda (kutub negative) menuju anoda (kutub positif).
Sebelum melakukan proses elektroplating, benda kerja yaitu besi dam tembaga harus mengalami
perlakuan mekanik. Dengan cara dibersihkan dengan diamplas untuk menghilangkan sisa karat
dan kotoran yang menempel pada bagian permukaan. Selanjutnya dilakukan proses degreasing
dengan mencelupkan logam pada larutan NaOH 10% selama 10 menit untuk menghilangkan
lemak dan minyak sehingga akan terlepas dari bagian permukan logam. Lapisan tipis lemak dan
minyak akan terapung di larutan.
Proses selanjutnya dilakukan pickling, dengan mencelupkan logam pada larutan HCL 10% selama
10 menit. Larutan HCL dapat memutuskan ikatan antara logam dengan oksidanya (karat).
Pada proses pickling, tidak boleh dilakukan terlalu lama, karena akan merusak bagian logam dan
akan terbentuk karat .
BAB VII
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN